Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertama kali ditemukan pada tahun 1889 oleh ahli dermatologi
perancis, Francois Hallopeau. Ciri penting trikotilomania adalah
mencabut rambut secara berulang di mana terdapat kerontokan rambut
yang sangat jelas1,2

1.2 EPIDEMIOLOGI
Trikotilomania lebih lazim ditemukan pada perempuan di
bandingkan laki-laki tetapi tidak membedakan jenis kelamin pada anak-
anak. Tidak ada informasi yang tersedia mengenai pola familial tetapi
salah satu studi melaporkan bahwa 5 dari 19 orang anak memiliki riwayat
keluarga yang mengalami beberapa bentuk alopecia. 1

Tambahkan epidemiologinya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Trikotilomania adalah merupakan salah satu gangguan
pengendalian impuls yang kronik di mana adanya kegiatan mencabut
atau menarik rambut secara berulang yang menyebabkan kehilangan
rambut yang jelas dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala,
kelainan rambut atau kegiatan streotipik lain. Pencabutan rambut
biasanya didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa
puas atau lega setelahnya. 1,2,3

2.2 ETIOLOGI
Etiologi trikotilomania sebagian besar tidak diketahui, meskipun
keduanya penyebab lingkungan dan genetik telah dicurigai. Onsetnya
dikaitkan dengan situasi yang penuh tekanan pada lebih dari seperempat
kasus. Gangguan hubungan ibu anak, rasa baru takut untuk di
tinggalkan sendiri, dan baru saja kehilangan objek sering dinyatakan
sebagai faktor kritis yang berperan di keadaan ini. Penyalahgunaan zat
dapat mendorong tombulnya gangguan. Beberapa ahli melihat stimulasi
diri sendiri sebagai tujuan utama perilaku mencabut rambut. 1
Trikotilomania sering dianggap sebagai substrat yang ditentukan
secara biologis yang dapat mencerminkan aktifitas motorik yang
dikeluarkan dengan tidak tepat atau perilaku merapihkan sesuatu yang
berlebihan. 1
Teori biologi juga mengacu pada perbedaan metabolik di dalam
sistem serotonin dan opioid jelaskan. 1

Hipotesis etiologi

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Sebelum terlibat dalam perilaku ini, penderita trikotilomania merasa


tegang yang meningkat dan memperoleh rasa lega atau kepuasan setelah
mencabut rambutnya. Semua daerah tubuh dapat terkena, paling sering
adalah kepala.1,4,6,

Area lain yang dikenai adalah alis, bulu mata, dan jenggot. Batang
tubuh, ketiak dan area pubis jarang dikenai. Paling sering rambut dipetik dari
satu fronto-parietal wilayah. Daerah temporal dan oksipital biasanya
terhindar.1,6,7

Rambut yang hilang sering ditandai dengan ditemukannya helaian yang


pendek dan putus putus, bersamaan dengan rambut yang normal dan panjang di
area yang terkena. Tidak ada kelainan pada kulit atau kulit kepala.1,6

Tanda Friar Tuck – presentasi yang paling umum ini terdiri dari daerah
yang tidak berambut dengan rambut yang rusak terdiri dari berbagai ukuran
panjang rambut dan berbentuk pola melingkar.4

Kelainan rambut termasuk folikel rambut yang rusak atau rontok. Rambut
bengkok atau rusak dan memiliki berbagai ukuran panjang dan bergelombang,
dan berbentuk seperti pembuka botol.4

Trichobezoars - ini biasanya ditemukan di perut dan usus pasien yang mengunyah
atau menelan rambut mereka dapat menimbulkan anemia, sakit perut,
hematemesis, mual dan muntah, obstruksi usus, perforasi, perdarahan GI,
pankreatitis, atau ikterus obstruktif.4,6

Gambar trikotilomania

2.4 DIAGNOSIS
The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders, Edisi ke 5 (DSM-5), trikotilomania
termasuk dalam kategori gangguan obsesif kompulsif dan gangguan
terkait. Dan mencatat bahwa hal itu ditandai dengan perilaku berulang
tubuh yang berfokus pada menarik rambut dan berulang kali mencoba
untuk mengurangi atau menghentikan perilaku, tetapi sering ada rasa
perasaan ketegangan sebelum menarik rambut terjadi atau ketika upaya
yang dilakukan untuk menolak perilaku. Kebiasaan ini terjadi baik
dalam keadaan santai maupun keadaan yang penuh tekanan.4,5
Kriteria Diagnostik DSM-V-TR-Trikotilomania :
a. Mencabut rambut secara berulang sehingga menyebabkan
kehilangan rambut yang terlihat jelas
b. Rasa ketegangan yang meningkat sesaat sebelum mencabut rambut
atau ketika mencoba menolak perilaku ini.
c. Kesenangan, kepuasan, perasaan lega ketika mencabut rambut
d. Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh gangguan jiwa lain
dan tidak disebabkan oleh keadaan medis umum (misalnya
keadaan dermatologis)
e. Gangguan ini menyebabkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi
penting lainnya. 4,5

2.5 PENATALAKSANAAN
Tidak ada konsensus mengenai modalitas terapi terbaik. Terapi
biasanya melibatkan psikiater dan dermatologis bersama sama. Namun
saat ini, tidak ada farmakoterapi untuk trikotilomania yang efektif.
Baik terdapat depresi atau tidak, agen depresan dapat memberikan
perbaikan dari segi dermatologis. Bukti terkini yang terkuat adalah
menunjukkan efektivitas obat yang mengubah pergantian serotonin
sentral. Pasien yang memberikan respon buruk terhadap SSRI dapat
membaik dengan tambahan pimozide (Orap ®), suatu antagonis reseptor
dopamin. Jelaskan1,8
Namun, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) telah
menunjukkan tingkat efektivitas dalam beberapa pasien dengan
trikotilomania. Pada anak-anak, SSRI mungkin lebih menguntungkan
sebagai drug of choice dari pada antidepresan trisiklik (TCA) karena
efek samping mereka lebih ringan5
Contoh Obat Golongan SSRI :
NAMA OBAT NAMA DAGANG SEDIAAN DOSIS ANJURAN
Sertraline Zoloft 50 mg 50-100 mg
Paroxetine Seroxat 20 mg 20-40 mg
Fluvoxamine Luvox 50 mg 50-100 mg
Fluoxetine Prozac 20 mg 20-40mg
Citalopram Cipram 20 mg 20-60 mg
Duloxetine Cymbalta 30-60 mg 30-60 mg

2.6 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS


Perilaku mencabut rambut mungkin suatu keadaan yang
sepenuhnya ringan atau dapat terjadi di dalam konteks beberapa
gangguan jiwa berat.1
- Obsesif kompulsif (pasien dengan trikotilomania tidak memiliki
pemikiran obsesif dan aktifitas kompulsif terbatas pada satu
tindakan yaitu mencabut rambut)
- Tinea Kapitis (dilakukan biopsi untuk membedakan, apa hasil
biopsinya) gambar
- Alopecia Areata gambar

2.7 PROGNOSIS
Onset dini (sebelum berusia 6 tahun) cenderung lebih mudah
sembuh dan lebih berespon terhadap saran, dukungan serta strategi
perilaku. Onset lanjut (setelah berusia 13 tahun) dikaitkan dengan
meningkatnya kemungkinan terjadinya kekronisan dan prognosis yang
lebih buruk dari pada bentuk onset dini.1

2.8 KESIMPULAN

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang


ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala,
alis, bulumata, ketiak, pubis) yang didahului dengan ketegangan
kemudian diikuti dengan rasa puasa atau lega setelahnya. Kegiatan ini
ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak
disebabkan oleh kelainan kulit kepala/rambut lain atau kegiatan
stereotipi yang lain. Trikotilomania merupakan suatu penyakit kronis
yang apabila dibiarkan akan menimbulkan penurunan kualitas hidup
yang serius terhadap pasien.1,2,3
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock, Benjamin J; Sadock, Alcott Virgina. Kaplan & Sadock’s


Buku Ajar Psikiatri Klinis, Second Edition. Jakarta : EGC. 2014
2. Maslim, Rusdi Dr. Pedoman Diagnostik dari PPDGJ III. Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
2003. Jakarta : PT. Nuh Jaya
3. Franklin, M; Zagrabbe, K. Trichotillomania and its treatment : a
review and recomendations. 2011. Online on [31st, Oct 2016].
Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3190970/

4. Elston, Dirk M. Trichotillomania. Department of Dermatology and


Dermatologic Surgery, Medical University of South Carolina
College of Medicine. 2016. Online on [31st, Oct 2016] Available
at : http://emedicine.medscape.com/article/1071854-overview
5. Wood, Douglas W; Houghton, David. Diagnosis, evaluation and
Management of Trichotillomania. 2014. Online on: [Online at : 3rd
Nov, 2016]. Available at :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4143797/pdf/nihm
s602027.pdf
6. Chamberlain, S.R, et all. Lifting the Veil on Trichotillomania. Online
on : [31st Oct, 2016]. Available at :
http://ajp.psychiatryonline.org/doi/abs/10.1176/ajp.2007.164.4.568
7. Sidappa. Trichotillomania. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2003
cited [3rd Nov, 2016]. Available at :
http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-
6323;year=2003;volume=69;issue=2;spage=63;epage=68;aulast=Si
ddappa
8. Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya. 2007.

Anda mungkin juga menyukai