RSUD Madani
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
REFARAT
TRIKOTILOMANIA
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING KLINIK :
dr. Patmawati, M.Kes.,Sp.KJ
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 Definisi.......................................................................................................3
2.2 Epidemiologi..............................................................................................3
2.3 Tanda dan Gejala........................................................................................4
2.4 Etiologi.......................................................................................................4
2.5 Patofisiologi................................................................................................6
2.6 Diagnosis....................................................................................................7
2.7 Diagnosis Banding......................................................................................9
2.8 Tatalaksana...............................................................................................10
2.9 Dampak Trikotilomania............................................................................12
2.10 Edukasi dan Pencegahan.........................................................................12
2.11 Prognosis................................................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Trikotilomania (gangguan mencabut rambut) adalah kondisi kejiwaan
yan ditandai dengan pencabutan berulang dari rambut sendiri, menyebabkan
kerontokan rambut, dan gangguan fungsional yang nyata. Meskipun
dibahas dalam literatur medis selama lebih dari satu abad, trikotilomania
secara tidak resmi dimasukkan sebagai gangguan kesehatan mental dalam
manual diagnostik dan statistik gangguan mental (DSM). Asosiasi psikiatri
Amerika DSM-III-R (1987) Trikotilomania diklasifikasikan sebagai
gangguan kontrol impuls yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam
edisi ke-5 DSM trikotilomania dimasukkan dalam bab tentang gangguan
obsesif kompulsif dan terkait dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD),
gangguan ekskoriasi, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan penimbunan.
Kriteria diagnostik saat ini untuk trikotilomania adalah menarik rambut
yang mengakibatkan kerontokan rambut, upaya baik untuk mengurangi atau
berhenti menarik, penderitaan atau gangguan yang signifikan dan
pencabutan rambut tidak dapat dikaitkan dengan kondisi medis atau psikiatri
lainnya.1
iv
Penyebab dari trikotilomania berdasarkan penelitian yaitu ketegangan
segera sebelum mencabut rambut atau ketika berusaha menahan perilaku
tersebut, adanya rasa senang, puas, atau lega ketika mencambut rambut,
gangguan ini terjadi bukan terjadi karena suatu kondisi medis. Penderita
trikotilomania yang menarik dan mencabut rambut melaporkan bahwa
depresi, anxiety, perasaan malu, merasa tidak menarik, dan harga diri yang
rendah diasosiasikan dengan menaiknya keinginan untuk mencabut rambut
yang signifikan. Sebagai tambahan, keinginan untuk menghindari kegiatan
sosial juga dikarakteristikan sebagai penderita trikotilomania yang ingin
menjaga kerahasiaan dan menghindari rasa malu. Kegiatan yang biasa
dihindari termasuk keinginan memotong rambut, aktivitas fisik seperti
olahraga dan menari, berada di luar ruangan atau publik, dan intimasi
seksual. Trikotilomania juga dapat diperparah oleh adanya stres. Tidak
hanya adanya negatif stressor, tapi adanya positif stressor seperti
mempersiapkan pernikahan, membeli rumah atau mobil, merencanakan
liburan.1
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Gangguan jiwa pernyerta umumnya terdapat pada individu dengan
trikotilomania. Studi secara konsisten melaporkan bahwa individu dengan
trikotilomania memiliki tingkat kecacatan formal depresif (29,2-52%),
kecemasan (8,3-27%) dan alkohol (33,3%), dan persentase yang lebih besar
dari orang-orang dengan trichotillomania mengakui Masalah dengan
kecemasan atau depresi (66-68%).1
Komorbiditas signifikan ditemukan antara trikotilomania dan gangguan
obsesif-kompulsif (OCD), gangguan cemas menyeluruh, Gangguan Touette;
Gangguan depresi, gangguan makan dan berbagai gangguan kepribadian
terutama gangguan obsesif kompulsif, borderline, dan narsistik kepribadian.
Kelainan penyalahgunaan tanda tangan komorbid tidak terjadi seperti pada
perjumpaan patologis, kleptomaina, dan gangguan impuls lainnya.7
vi
Menurut The American Psychiatric Association’s Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5),
trikotilomania termasuk dalam kategori gangguan obsesif kompulsif dan
gangguan terkait. Gangguan ini ditandai dengan suatu tindakan khusus berupa
kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini terjadi baik dalam keadaan santai
maupun keadaan yang penuh tekanan. Kriteria diagnosis menurut DSM V,
antara lain:
Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan
yang jelas.
Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika
berusaha untuk menahan perilaku tersebut.
Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut.
Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental
lain dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi
dermatologis).
Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
vii
menerus selama beberapa dekade. Bagi yang lain, gangguan tersebut dapat
datang dan pergi untuk minggu, bulan atau tahunan. Tempat-tempat menarik
rambut dapat bervariasi dari waktu ke waktu. 2
viii
Menggunakan Contrast card examination yang membantu
menunjukkan kebotakan natural anak perempuan berusia 11 tahun
2.4 Etiologi
Meskipun dianggap dapat disebakan oleh banyak hal atau multifaktorial,
trikotilomania sering dihubungkan pada situasi yang penuh stress, gangguan
hubungan ibu dan anak, rasa takut ditinggal sendirian dan kehilangan objek
yang belum lama seringkali dinyatakan sebagai faktor penting yang berperan
dalam gangguan ini. Penyalahgunaan zat mungkin mendorong perkembangan
gangguan. 1
ix
Meskipun trikotilomania dianggap multifaktorisl, onsetnya sering
dikaitkan dengan situasi stres di lebih dari seperempat dari semua kasus.
Mengganggu hubungan ibu dan anak, takut untuk menjadi sendirian, dan
kehilangan objek baru-baru ini terjadi. 4,7
Jika diamati berbagai faktor kritis yang mempengaruhi terjadinya
gangguan tersebut. Penyalahgunaan zat dapat mendorong juga berpengaruh
terhadap perkembangan kelainan. Dinamika depresi sering disebut sebagai
faktor predisposisi, namun tidak ada tait atau gangguan kepribadian tertentu
yang mencirikan pasien.Anggota keluarga penderita trikotilomania memiliki
riwayat penyakit, gangguan kontrol impuls, gejala obsesif kompulsif, yang
mendukung kemungkinan predisposisi genetik.1
Satu studi mengamati neurobiologi kelainan yang menarik rambut dan
memberi sedikit volume pada putamen kiri dan area lentikulasi. Baru-baru
ini, sebuah studi tentang genetika tentang trikotilomania melaporkan
hubungan antara polimorfisme gen reseptor serotonin 2A (5-HT2A) (Tl 02C)
dan tikotillomania. Namun, karena penelitian ini meneliti beberapa mata
pelajaran yang sedikit, hal ini perlu direplikasi dalam sapar yang lebih besar
untuk dapat menentukan peran kelainan gaglia bawaan dan serotonin dalam
etiologi oftrichotillomaia.7
Edisi kelima dari Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorders
(DSM-5) mencakup kriteria diagnostik untuk trikotilomania. Sebelum terlibat
dalam perilaku menarik rambut pasien dengan trikotilomania diperkirakan
mengalami peningkatan ketegangan dan mendapatkan rasa melepaskan atau
memuaskan diri sendiri sehingga menarik rambut mereka. Semua area tubuh
bisa terlibat, paling umum kulit kepala. Area lain yang terlibat adalah alis,
bulu mata, janggut; ketiak, dan area kemaluan kurang umum dilibatkan.
Penarikan yang terfokus adalah penggunaan tindakan yang disengaja untuk
mengendalikan pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan, seperti
dorongan, sensasi tubuh misalnya, gatal. Umumnya, penarikan otomatis
terjadi di luar kesadaran kebanyakan orang selama aktivitas tanpa aktivitas.
Sebagian besar pasien memiliki kombinasi jenis rambut menarik ini.7
x
Kerontokan rambut ditandai dengan helai pendek dan patah yang muncul
bersamaan dengan rambut panjang dan normal di daerah yang terkena. Tidak
ada kelainan pada kulit atau kulit kepala yang ada. Penarikan rambut tidak
dilaporkan menyakitkan, meski pruritus dan kesemutan bisa terjadi di area
yang terlibat. Trichophagy, mulut dari rambut, mungkin mengikuti rambut
mencabut. Komplikasi trichophagy meliputi trikomioat, malnutrisi, dan
obstruksi usus. Pasien biasanya menolak perilaku dan mencoba
menyembunyikan alopecia yang dihasilkan. Kepala membenturkan,
menggigit kuku, menggaruk, menggerogoti, mengeluarkan, dan tindakan
mutilasi diri lainnya mungkin ada.2,4,7
2.5 Patofisiologi
Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum jelas.
Menurut teori neurokognitif gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan
pada basal ganglia pasien sebagaimana diketahui bahwa basal ganglia
memiliki peran dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam
menghambat kebiasaan tertentu juga diperkirakan bagian dari patofisiologi
gangguan ini.2
Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance Image (MRI)
juga menyatakan bahwa substansi grasia (gray matter) pasien dengan
trikotilomania lebih meningkat kapasitasnya dibandingkan yang tidak
memiliki penyakit ini. Peranan genetik terhadap penyakit ini pun tidak
luput dari perhatian peneliti. Pada suatu penelitian ditemukan adanya mutasi
pada gen SLITRK1 sedangkan pada penelitian lainnya mendapatkan adanya
perbedaan pada receptor gen serotonin 2A. Mutasi gen HOXB8 juga
menunjukkan perubahan kebiasaan pada tikus dalam menarik-narik rambut.
Pendekatan ilmiah terhadap gen ini merupakan fenomena baru namun masih
belum dapat ditentukan apakah memang ada hubungan genetic dalam
menyebabkan penyakit ini.2
Trikotilomania juga biasa disebut trikotilosis atau TTM. Orang dengan
trikotilomania memiliki dorongan yang sangat kuat untuk menarik rambut.
xi
Tidak hanya rambut di kepala, penderita trikotilomania juga kerap
merasakan kepuasan dan kenikmatan setelah mencabut rambut di bagian
tubuh yang lain, seperti rambut kemaluan, rambut ketiak dan sebagainya.
Selain kecenderungan yang kuat untuk menarik rambut berulang-ulang,
penderita sering kali merasakan peningkatan ketegangan sebelum mencabut
rambut atau saat mencoba melawan keinginan mencabut rambut.
Kesenangan, kepuasan atau lega tercipta ketika menarik keluar rambut.2
Bila diperhatikan, penderita trikotilomania kerap meninggalkan jejak
buruk terutama pada bagian yang ditumbuhi rambut. Yang sangat jelas
adalah kebotakan. Beberapa orang juga terlihat memiliki alis atau bulu mata
yang tipis, bahkan tidak ada, karena terlalu sering dicabut. Rambut pada
penderita trikotilomania tidak berkembang dengan baik. Sering kali
ditemukan helai-helai rambut lama yang rusak ujungnya. Helai-helai rambut
patah dengan ujung yang tak rata. Trikotilomania akan menyebabkan
pertumbuhan rambut baru dengan ujung meruncing.3
Data mengenai patofisiologi trikotilomania terbatas, tetapi ada komponen
familial. Beberapa penelitian keluarga telah melaporkan peningkatan tingkat
trikotilomania pada kerabat tingkat pertama dari orang yang menderita
trikotilomania, bersama dengan peningkatan tingkat gangguan mood dan
kecemasan. Dalam penelitian terbaru menemukan bahwa kerabat probands
dengan trikotilomania memiliki perkiraan risiko kekambuhan yang lebih
tinggi untuk menarik rambut.3
2.6 Diagnosis
Kriteria Diagnosis menurut DSM 5 :
1. Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan
yang jelas.
2. Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau
jika berusaha untuk menahan perilaku tersebut.
3. Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut
xii
4. Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan
mental lain dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi
dermatologis).
5. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya sudah ada peradangan kulit,
atau apabila pencabutan rambut adalah respons terhadap waham atau
halusinasi.
2.8 Tatalaksana
Ada beberapa metode yang dpat dilakukan untuk penatalaksaan orang
dengam trikotilomania mulai dari terapi farmakologis hingga terap non
xiii
farmakologi. Berikut merupakan penatalaksaan terhadap pasien dengan
trikotilomania.
a. Menejemen Stress
Sebelum memulai perawatan, psikiater dan Pasien pertama-tama
harus mempertimbangkan jalannya dan tingkat keparahan kondisi
individu. Karena remisi dini mungkin terjadi pada kasus Onset baru-
baru ini, trikotilomania ringan dengan durasi pendek tidak
membutuhkan intervensi segera. Secara khusus, jika Penarikan rambut
pertama kali terjadi selama masa stres, perilaku tersebut dapat secara
spontan berkurang seperti keadaan yang menegangkan mereda. Dalam
keadaan seperti itu, perhatian terapeutik mungkin terbaik Diarahkan
untuk memeriksa dan berusaha mengurangi basis Untuk stres
Mengajar metode pengurangan stres alternatif mungkin Berguna dalam
mengurangi trikotilomania terkini. Namun, kapan Individu dengan
trichotillomania hadir ke psikiater, itu Sering kali cenderung menjadi
kondisi yang gigih dan mungkin Telah hadir selama bertahun-tahun
atau puluhan tahun. Di antara pasien tersebut, Pengurangan stres juga
berguna dalam mengurangi trikotilomania.8
xiv
competing respon Intervention dengan melalukan aktivitas lain yang
dapat menghilangkan ketegangan atau keinginan untuk mencabut
rambut.4
c. Psikofarmaterapi
xv
d. Cognitive Behavioral Threrapy
xvi
pada berbagai aspek. Selain itu respon individu pada maaing-masing terapi
berbeda. Sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda untuk setiap individu.
Gangguan dalam kehidupan sosial akibat rasa malu atau tidak percaya diri
Kerusakan kulit akibat mencabuti rambut, berupa bekas luka atau
kebotakan permanen
Gangguan mental lain, seperti depresi
xvii
Menyediakan waktu luang untuk melakukan hobi atau aktivitas yang
menarik
Beristirahat dan tidur yang cukup
Tidak mengandalkan minuman beralkohol atau obat-obatan untuk
meredakan stres
Mencari dukungan dari orang terdekat.9
2.11 Prognosis
Usia rata-rata saat onset Trikotilomania di awal remaja, paling jelas
sebelum usia 17 tahun, tapi onsetnya sudah dilaporkan jauh di kemudian hari.
Jalannya gangguan tidak diketahui, baik bentuk kronis maupun pengiriman
terjadi. Awal Onset kira-kira sebelum usia 6 tahun,cenderung untuk mengirim
lebih mudah dan merespons Saran, dukungan, dan strategi perilaku. Onset
terlambat yaitu setelah Usia 13 tahun dikaitkan dengan peningkatan
kemungkinan kronisitas Dan prognosis yang lebih buruk daripada bentuk
awal. Sekitar sepertiga dari Orang yang mempresentasikan laporan
pengobatan 1 tahun atau Kurang, sedangkan dalam beberapa kasus, kelainan
ini terus berlanjut dari dua dekade.10
2.10
xviii
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang
ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis,
bulumata, ketiak, pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian
diikuti dengan rasa puasa taulega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan
adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak disebabkan oleh
kelainan kulit kepala/rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain.
Trikotilomania merupakan suatu penyakit kronis yang apabila dibiarkan
akan menimbulkan penurunan kualitas hidup yang serius terhadap pasien.
Penggunaan terapi Sampai saat ini ada 3 terapi utama yang sering
dilakukan untuk penatalaksanaan pasien trikotilomania di antaranya: Habit
Reversal Therapy (HRT), golongan farmakoterapi seperti SSRI dan
Clomipramine.Berdasarkan saran Trichotillomania Impact Project,
penggunaan farmakoterapi dengan SSRI merupakan terapi yang paling
sering digunakan bahkan lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan
Clomiperamine.
xix
DAFTAR PUSTAKA
xx