Anda di halaman 1dari 17

UNTAD

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN


PADA MAHASISWA YANG REMEDIAL OBJECTIVE
STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE)
ANGKATAN 2020 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TADULAKO

NASKAH PUBLIKASI

REGITA ANGGIE CAHYANI


N 101 19 027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN PADA


MAHASISWA YANG REMEDIAL OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL
EXAMINATION (OSCE) ANGKATAN 2020 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO

Yang Diajukan Oleh:

Regita Anggie Cahyani


N10119027

Disetujui dan Disahkan oleh : Tanggal :


Pembimbing

Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., FICS., FAACT., M.H
NIP. 197803102010121001
Pengaruh Kesiapan Belajar terhadap Kecemasan pada Mahasiswa yang
remedial Objective Structured Clinical Examination (OSCE) angkatan 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Regita Anggie Cahyani*, Muh. Ardi Munir**


* Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
** Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar belakang : Kesiapan belajar merupakan syarat awal dari kegiatan
pembelajaran yang mempersiapkan individu untuk berinteraksi dan memberikan
tanggapan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Kecemasan adalah suatu
keadaan emosional dan tidak stabil yang ditandai dengan adanya perasaan khawatir
berlebihan. Penyebab cemas biasa terjadi akibat kurangnya persiapan dan kurangnya
keyakinan pada diri sendiri dalam menghadapi suatu masalah atau ujian.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar terhadap kecemasan pada
mahasiswa yang remedial Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat kuantitatif cross
sectional dengan desain penelitian analitik observasional yang dilaksanakan pada
bulan Juni 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Sampel penelitian berjumlah 43 mahasiswa. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji Korelasi Spearman.
Hasil: Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai (p = 0,028*) yang artinya terdapat
pengaruh kesiapan belajar terhadap kecemasan dan nilai (r = 0,336) yang berarti
kekuatan korelasi lemah.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh kesiapan belajar terhadap kecemasan pada
mahasiswa yang remedial Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
Kata Kunci: Kesiapan Belajar, Kecemasan, Objective Structured Clinical
Examination (OSCE)
PENDAHULUAN
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan metode
penilaian kompetensi klinis yang telah teruji dan banyak digunakan khususnya
dalam bidang pendidikan kedokteran. Aspek yang diujikan dalam OSCE adalah
aspek kognitif, psikomotorik dan perilaku profesional. Banyaknya beban pikiran
tentang materi yang akan dipelajari, antara lain teori, kemampuan keterampilan
klinis dalam ujian OSCE, suasana ujian OSCE, penguji OSCE yang mengamati
langsung peserta, ketidaksiapan mahasiswa mengikuti OSCE, mekanisme ujian
OSCE dan interval waktu yang sama untuk setiap stase menjadikan OSCE dengan
tingkat kecemasan yang cukup tinggi. 1
Menurut Furlong dalam (Zahra, 2019) menyatakan bahwa 90% mahasiswa
merasa OSCE adalah situasi yang penuh tekanan (stressful), walaupun mahasiswa
sudah mempersiapkan dengan baik, kecemasan yang timbul ketika menghadapi
ujian akan mempengaruhi performa ujian mahasiswa.2
Kesiapan atau readiness dalam belajar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi seseorang untuk mematangkan kesediaannya untuk belajar
sehingga akan mudah dan siap menerima sesuatu yang dipelajari dalam proses
belajar. Proses pembelajaran merupakan aktivitas psikis yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai
suatu proses, untuk mempelajari sesuatu, karena belajar adalah kegiatan utama,
selain itu belajar merupakan kunci dalam pembentukan kompetensi siswa, karena
siswa dapat belajar apabila segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar
sudah ada kesiapan dalam dirinya.3
Kecemasan adalah perasaan takut yang disertai dengan peningkatan
ketegangan fisiologis terhadap ancaman dan merupakan rangsangan yang berusaha
dihindari setiap orang. Kecemasan normal sangat membantu dalam menanggapi
situasi tertentu yang mengancam. Kecemasan terdiri dari tingkat yang sangat rendah
hingga tingkat yang sangat tinggi. Pada tingkat sedang, kecemasan dapat membantu
karena meningkatkan kesadaran akan sesuatu yang dapat mengancam.2
Hasil OSCE adalah salah satu komponen penilaian prestasi belajar
mahasiswa yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal yang mempengaruhinya yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
dan lingkungan pendidikan. Faktor internal yang mempengaruhi nilai OSCE yaitu
motivasi, sikap, kemampuan kognitif dan efikasi diri.4
Berdasarkan data dari Departemen Clinical Skilss Lab tentang hasil OSCE
Blok yang dilaksanakan pada bulan Januari 2022 di Clinical Skilss Lab Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako, terdapat mahasiswa yang lulus dan remedial
OSCE. Pada angkatan 2021 total 164 mahasiswa, terdapat 141 mahasiswa lulus
(85,9%) dan 23 mahasiswa remedial (14,02%). Untuk angkatan 2020 dengan jumlah
155 mahasiswa, terdapat 112 mahasiswa lulus (72,25%) dan 43 mahasiswa remedial
ujian (27,74%). Angkatan 2019 berjumlah 148 mahasiswa, terdapat 130 mahasiswa
lulus (87,8%) dan 18 mahasiswa remedial (12,16%) dalam mengikuti OSCE blok.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian analisis
observasional dengan pendekatan kuantitatif cross sectional. Penelitian
dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako dengan menggunakan
alat bantu penelitian berupa kuesioner dalam bentuk googleform (kuesioner
penelitian) yang disebar secara daring kepada responden penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022 pada Mahasiswa yang remedial
OSCE angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako. Jumlah populasi
dalam penelitian ini berjumlah 43 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini diambil
secara total sampling.
HASIL PENELITIAN

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Data berdasarkan Usia Responden

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Usia (n)
19 Tahun 12 Orang 27,9%
20 Tahun 27 Orang 62,8%
21 Tahun 4 Orang 9,3%
Total (N) 43 Orang 100%

Berdasarkan pada tabel 1. distribusi responden berdasarkan pada kelompok


usia dengan responden terbanyak yaitu usia 20 tahun sebanyak 27 orang responden
(62,8%) dari 43 orang total responden dan data terendah pada kelompok usia 21
tahun sebanyak 4 orang responden (9,3%) dari 43 total responden.

Tabel 2. Distribusi Data berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Karakteristik Frekuensi
Persentase (%)
Jenis Kelamin (n)
Laki-laki 12 Orang 27,9%
Perempuan 31 Orang 72,1%
Total (N) 43 Orang 100%

Berdasarkan pada tabel 2. diatas distribusi responden berdasarkan pada


kelompok jenis kelamin yaitu responden terbanyak adalah perempuan dengan 31
orang responden (72,1%) dan terendah adalah laki-laki dengan 12 orang (27,9%) dari
total 43 orang responden.

Tabel 3. Distribusi Data Kesiapan Belajar berdasarkan

Self Directed Learning Readiness.

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)


Rendah 2 Orang 4,7%
Sedang 9 Orang 20,9%
Tinggi 32 Orang 74,4%
Total (N) 43 Orang 100%

Berdasarkan pada tabel 3. menunjukkan bahwa responden yang memiliki


kesiapan belajar dengan kategori rendah berjumlah 2 orang (4,7%), kategori sedang
berjumlah 9 orang (20,9%), dan kategori tinggi berjumlah paling banyak yaitu 32
orang (74,4%).

Tabel 4. Distribusi Data Tingkat Kecemasan berdasarkan

Hamilton Anxiety Rating Scale.

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak Ada 2 Orang 4,7%
Ringan 25 Orang 58,1%
Sedang 4 Orang 9,3%
Berat 10 Orang 23,3%
Sangat Berat 2 Orang 4,7%
Total (N) 43 Orang 100%
Berdasarkan pada tabel 4. menunjukkan bahwa responden yang tidak
mengalami kecemasan berjumlah 2 orang (4,7%), kategori ringan 25 orang (58,1%),
kategori sedang berjumlah 4 orang (9,3%), kategori berat berjumlah 10 orang
(23,3%), dan kategori sangat berat berjumlah 2 orang (4,7%).

Tabel 5. Hubungan antara Kesiapan Belajar terhadap Kecemasan berdasarkan

Uji Korelasi Spearman.

Tingkat p-
Kesiapan Belajar Total
Kecemasan value
Tingg
Rendah Sedang
i
Tidak Ada 0 0 2 2
Ringan 0 5 20 20
Sedang 0 0 4 4
Berat 1 3 6 10 0,028
Sangat
1 1 0 2
Berat
Total 2 9 32 43

Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa proporsi responden terbanyak terdapat


pada responden yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi namun memiliki
kecemasan yang ringan yaitu sebanyak 20 orang. Proporsi responden yang paling
sedikit adalah kesiapan belajar yang rendah dengan tidak ada kecemasan, kesiapan
belajar rendah dengan kecemasan yang ringan, kesiapan belajar rendah dengan
kecemasan yang sedang, kesiapan belajar yang sedang dengan tidak ada kecemasan,
kesiapan belajar sedang dengan tingkat kecemasan yang sedang, dan kesiapan belajar
yang tinggi dengan kecemasan sangat berat yaitu sebanyak 0. Hasil uji statistic
didapatkan nilai p-value sebesar 0,028 yang artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara kesiapan belajar terhadap kecemasan mahasiswa yang remedial
Objectice Structured Clinical Examination (OSCE) angkatan 2020 Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako.
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Spearman

p-value Arah Korelasi Kekuatan Korelasi (r)


0,028* Negatif 0,336

Berdasarkan pada tabel 6. dengan menggunakan uji korelasi spearman


menunjukkan bahwa arah korelasi antara kesiapan belajar terhadap kecemasan dalam
penelitian ini menunjukkan korelasi negatif yang berarti antara dua variabel
menunjukkan arah yang berlawanan yaitu semakin tinggi tingkat kesiapan belajar
maka tingkat kecemasan akan semakin rendah. Pada tabel ini juga menunjukkan
kekuatan korelasi atau nilai r sebesar 0,336 yang berarti kekuatan korelasi kesiapan
belajar terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang remedial Objectice Structured
Clinical Examination (OSCE) menunjukkan hubungan yang lemah.

PEMBAHASAN
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan salah satu
metode penilaian kompetensi keterampilan klinis yang sudah teruji dan banyak
digunakan terutama di bidang pendidikan kedokteran. Aspek yang diuji dalam
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) adalah aspek kognitif,
psikomotorik, dan perilaku professional dimana peserta akan diamati secara langsung
oleh penguji.

Hasil penelitian pada mahasiswa yang remedial Objective Structured Clinical


Examination (OSCE) angkatan 2020 untuk variabel kesiapan belajar mayoritas
menunjukkan kesiapan belajar yang tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Sitepu,2019) yang mendapatkan hasil bahwa sebagian besar
responden memiliki kesiapan belajar yang baik. Distribusi skor Self Directed
Learning Readiness (SDLR) tinggi yang ditemukan pada penelitian ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah manajemen diri, keinginan belajar, dan
kontrol diri.17

Mahasiswa yang memiliki kemampuan manajemen diri tinggi mampu


mengatur dan disiplin waktu lebih baik yang mengacu pada kemampuan untuk
melaksanakan tujuan belajar serta mengelola sumber belajar. Motivasi berkaitan
dengan keinginan belajar, semakin tinggi motivasi seseorang semakin tinggi pula
keinginan untuk melakukan proses belajar. Sedangkan untuk kontrol diri merupakan
hubungan antara individu dengan lingkungannya. Individu dengan kontrol diri yang
tinggi berusaha untuk menemukan dan menerapkan cara yang tepat untuk berperilaku
dalam keadaan apapun. Kontrol diri mempengaruhi individu untuk mengubah
perilaku sesuai dengan situasi sosial yang dihadapi (Sitepu,2019).17

Kesiapan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesiapan fisik artinya


kesiapan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dari individu, kesiapan psikis
berkaitan dengan kecerdasan, perhatian, konsentrasi dan motivasi belajar, serta
kesiapan materiil meliputi bahan yang dipelajari misalnya sumber atau buku bacaan
yang digunakan sebagai bahan acuan untuk belajar (Harmini,2017).9

Hasil penelitian variabel terikat yang didapatkan pada mahasiswa yang


remedial Objective Structured Clinical Examination (OSCE) angkatan 2020
menunjukkan tingkat kecemasan yang ringan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Sandjaja,2017) didapatkan hasil bahwa sebagian besar
mahasiswa mengalami kecemasan yang ringan.15 Beda halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Maulyndah,2018) didapatkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa
mengalami kecemasan yang sedang.11 Beberapa faktor yang mempengaruhi normal
atau rendahnya kecemasan, yaitu mahasiswa yang mampu mengendalikan
perasaannya dan memfokuskan diri melalui mekanisme coping pada diri masing-
masing sehingga dapat membuat performa menjadi lebih baik dalam mengikuti ujian
karena sudah terbiasa dalam menghadapi kondisi tersebut. 11
Berdasarkan data dari penelitian ini, terdapat individu yang tidak mengalami
kecemasan. Menurut (Putri,2016) yang menyatakan bahwa ketidakcemasan sebagian
pada individu kemungkinan dipengaruhi oleh persiapan mereka sebelum ujian.14
Penelitian Fidment (2012) membuktikan bahwa persiapan sebelum ujian merupakan
kunci strategi coping untuk beradaptasi dengan kecemasan yang dialami. Dalam
situasi tertentu, kecemasan dapat menjadi efek yang positif bagi mahasiswa dalam
memfokuskan dan menggunakan kemampuan strategi coping untuk memanajemen
keadaan yang mereka hadapi sehingga dengan begitu performa mereka akan lebih
baik.7

Menurut Stuart dan Laraia (2012), individu yang mengalami kecemasan


ringan dapat disebabkan oleh ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. 18 Hal tersebut
membuat seseorang menjadi waspada dan membuat lapang persepsinya meningkat.
Beberapa respon kognitif yang muncul antara lain gangguan penerimaan rangsang
yang kompleks dan gangguan konsentrasi. Untuk respon fisiologi yang muncul pada
cemas ringan antara lain nafas pendek dan tidak teratur, nadi cepat, gangguan
gastrointestinal serta peningkatan tekanan darah. Individu yang mengalami
kecemasan sedang memiliki respon afektif yaitu perasaan tidak tenang, tremor halus
dan emosi labil. Adapun untuk respon kognitif pada individu yang mengalami
kecemasan sedang antara lain sulit berkonsentrasi dan menjelaskan masalah yang
sedang terjadi (Minarsih,2021). 12

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa perempuan cenderung memiliki


kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Agustiar,2010) yang membuktikan bahwa perempuan
cenderung memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini
disebabkan adanya kepekaan yang lebih dipengaruhi oleh gen, estrogen,
progesterone, dan fenomena bawaan biologis otak. 5
Faktor usia juga mempengaruhi tingkat kecemasan pada seseorang. Dalam
penelitian ini, responden berusia 19-21 tahun yang mana masuk dalam golongan usia
remaja akhir (elderly adolescence). Remaja memiliki karakteristik yang unik karena
merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Menurut
(Makmun,2008) pada masa remaja terjadi perubahan bukan hanya secara fisik
melainkan terjadi perubahan pada beberapa aspek lainnya seperti bahasa, psikomotor,
kognitif, moralitas, afektif, dan kepribadian. Reaksi ekspresif remaja seringkali labil
dan belum terkendali, seperti perasaan marah, sedih, ataupun gembira yang berubah
silih berganti. Karakter remaja yang demikian ini dapat mempengaruhi tingkat
kecemasan individu.10

Adapun untuk faktor lain yang menyebabkan mahasiswa mengalami


kecemasan dapat dilihat dari faktor eksternal seperti faktor lingkungan dari individu
atau institusi dan faktor keluarga. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber
dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi seperti pengaruh lingkungan sosial.
Faktor diri sendiri memperoleh porsi yang lebih besar dari faktor lainnya. Faktor diri
sendiri seperti absen kehadiran mahasiswa, masalah pribadi, masalah psikiatri,
motivasi yang menurun, suka game, ceroboh dalam belajar, masalah pengetahuan
dasar, dan masalah dalam gaya belajar (Sitepu,2019).17

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2021) menyatakan bahwa


faktor lain yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa yaitu dimana setiap
station terdiri dari satu jenis keterampilan yang diuji. Peserta ujian akan melewati
setiap station setelah diberi tanda berupa bel atau isyarat. Kecemasan akan bertambah
dengan suasana OSCE yang hening dan menegangkan, dosen penguji di dalam
station, ketakutan akan ketidakmampuan atau salah memahami soal juga
menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa.16

Berdasarkan teori perilaku, pada teori ini kecemasan timbul karena adanya
stimulus lingkungan spesifik, pola berpikir yang salah, tidak produktif sehingga dapat
menyebabkan perilaku maladaptif. Menurut Stuart (2012) penilaian yang berlebihan
terhadap adanya bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan
dirinya untuk mengatasi ancaman merupakan penyebab kecemasan pada seseorang
(Budi, 2020).6

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Prisnanda,2019) menyatakan bahwa


kecemasan yang tinggi akan menyebabkan terganggunya fungsi kognitif dan aktivitas
mental sedangkan untuk kecemasan dalam tingkat rendah dan sedang memberikan
pengaruh positif terhadap performa belajar mahasiswa, salah satunya dapat
meningkatkan motivasi belajar. Sebaliknya akan memberikan pengaruh yang negatif
apabila kecemasan dalam kategori tinggi. Mahasiswa yang cemas sering kali
mengkritik dan menyalahkan diri sendiri. Aktivitas mental tersebut menyebabkan
mahasiswa tidak percaya diri sehingga performa atau hasil belajar tidak baik.13

Hasil uji hipotesis yang didapatkan pada penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Minarsih,2021) yaitu terdapat hubungan antara
kesiapan belajar terhadap kecemasan serta menunjukkan arah korelasi negatif atau
berlawanan arah yang berarti semakin tinggi kesiapan belajar maka semakin rendah
tingkat kecemasan yang dialami oleh individu.12

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian bahwa :


1. Kesiapan belajar mahasiswa yang remedial Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako mayoritas memiliki kesiapan belajar yang tinggi dengan tingkat
kecemasan yang ringan.
2. Terdapat pengaruh antara kesiapan belajar terhadap tingkat kecemasan
mahasiswa yang remedial Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako dengan koefisien
korelasi lemah.

SARAN

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat :


1. Melakukan penelitian yang lebih bervariasi dengan menambah variabel atau
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecemasan selain dari faktor kesiapan
belajar.
2. Membagikan kuesioner secara offline agar dapat mengamati dan mengawasi
langsung responden pada saat pengisian kuesioner.

Bagi responden pada penelitian ini diharapkan dapat :

1. Melakukan konsultasi dengan Psikiatri bagi mahasiswa yang mengalami


gejala cemas baik kategori berat maupun sangat berat demi menjaga kesehatan
mental diri sendiri.
2. Menerapkan mekanisme coping yang efektif sesuai dengan kondisi yang
dihadapi untuk mengatasi kecemasan yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sari, Y. I., & Trisnawati, N. (2021). Analisis Pengaruh E-Learning dan


Kesiapan Belajar Terhadap Minat Belajar Melalui Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Intervening Mahasiswa Program Beasiswa FLATS di Surabaya pada
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan
Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran,
7(2), 346. https://doi.org/10.33394/jk.v7i2.3736
2. Zahra, R. E. M., Oktaria, D., & Aries, R. (2019). Hubungan Tingkat
Kecemasan terhadap Hasil Ujian OSCE pada Mahasiswa Tingkat Pertama di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Medula, 9(1), 123.
3. Idamayanti, R. (2020). Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Muslim Maros. Karst : JURNAL
PENDIDIKAN FISIKA DAN TERAPANNYA, 3(2), 71–75.
https://doi.org/10.46918/karst.v3i2.774
4. Mailina, W.R., Zulharman, Z. and Asni, E., 2015. Hubungan Efikasi Diri
dengan Nilai Objective Structured Clinical Examination (Osce) pada
Mahasiswa Tahun Ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Riau (Doctoral
dissertation, Riau University).
5. Agustiar W, Asmi Y. Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dan Motivasi
Belajar pada Siswa kelas XII SMA Negeri ”X” Jakarta Selatan. Jurnal
Psikologi. 2010;8(1):9-15.
6. Budi, Y, S. 2020. Aspek Kecemasan saat Menghadapi Ujian dan Bagaimana
Staretgi Pemecahannya. Surabaya : CV.Jakad Media Publishing
7. Fidment, S. (2012). The Objective Structured Clinical Exam (OSCE): A
Qualitative Study Exploring the Healthcare Student’s Experience. Student
Engagement and Experience Journal, 1(1).
https://doi.org/10.7190/seej.v1i1.37
8. Furlong E, et al,.. Oncology nursing students views of a modified OSCE.
European journal of oncology nursing. 2005; 9: 351-359
9. Harmini, T. (2017). Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Pada Pembelajaran Kalkulus. M A T H L I N E : Jurnal
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(2), 145–158.
https://doi.org/10.31943/mathline.v2i2.42
10. Makmun, A.S. (2008). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
11. Maulyndah, H., Mayasari, B., & Medianawati, V. (2017). Deskripsi Tingkat
Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi UTB (Ujian Tengah Blok) Dan
UAB (Ujian Akhir Blok) di Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon. Tunas
Medika Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 74–77.
12. Minarsih, D. W. (2021). Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan
Kesiapan Mental Mahasiswa Menghadapi Uji Kompetensi Nasional sebagai
Exit Exam Pada mahasiswa Akper YKY Yogyakarta. Jurnal Keperawatan
Akper YKY Yogyakarta, 13(1).
http://ejournal.akperykyjogja.ac.id/index.php/yky/article/view/38
13. Prisnanda, R, Y. 2019. Pengaruh Kecemasan dan Kesiapan Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa Pelajaran Al Qur’an Hadits Kelas Xii Di Ma Ma’arif Al
Mukarrom Kauman Sumoroto Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019. Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
14. Putri Amir, D., Iryani, D., & Isrona, L. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
dengan Kelulusan OSCE pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1), 139–144.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i1.458
15. Sandjaja, Alicia., Sarjana, Widodo., Jusup, Innawati. 2017. Hubungan antara
Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Sugestibilitas pada Mahasiswa FK tahun
Pertama. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 236.
16. Sari, Y. I., & Trisnawati, N. (2021). Analisis Pengaruh E-Learning dan
Kesiapan Belajar Terhadap Minat Belajar Melalui Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Intervening Mahasiswa Program Beasiswa FLATS di Surabaya pada
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan
Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran,
7(2), 346. https://doi.org/10.33394/jk.v7i2.3736
17. Sitepu, R. J., & Lisiswati, R. (2019). Hubungan Kesiapan Belajar Mahasiswa
Tahun Kedua terhadap Nilai Ujian Praktikum Patologi Anatomi ( PA ) di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Relation Between Self-Directed
Learning Readiness of Sophomore Year Students toward Their Score In
Phatology. 6, 259–264.
18. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. 2012. Principle and Practice of Psychiatry
Nursing. 8th edition. St Louis : Mosby Book Inc

Anda mungkin juga menyukai