Mengingat
Pasal 1
(1)
(2) Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai trapesium dengan luas penampang
bagian tengah bantalan beton tidak kurang dari 85 % dari luas penampang bagian bawah rel.
(3) Luas permukaan dasar bantalan minimum 0,48 m2 dan permukaannya dikasarkan.
(4) Gambar bantalan beton lihat lampiran I.
Pasal 2
Penulangan bantalan beton menggunakan sistem prategang (pretension) dengan menggunakan
angkur permanen pada setiap bantalannya.
Pasal 3
Mutu campuran beton harus mempunyai kuat tekan karakteristik tidak kurang dari 500 kg / cm2,
mutu baja untuk tulangan geser tidak kurang dari U-24 dan mutu baja prategang di tetapkan
dengan tegangan putus minimum sebesar 17000 kg cm2 .
Pasal 4
1) Pada jalur lurus digunakan bantalan beton dengan lebar sepur 1067 mm, dan untuk daerah
lengkungan dengan radius lebih kecil dari 600 m, digunakan bantalan dengan kombinasi lebar
sepur 1072, 1077, 1082 atau 1087.
2) Untuk lengkungan.dengan radius lebih kecil dari 200 m, bantalan beton harus mampu
menahan beban yang bekerja pada Rail Guard.
Pasal 5
Pusat berat baja PRETENSION diusahakan sedekat mungkin dengan pusat beton.
Pasal 6
Pemeriksaan dan pengujian bantalan beton dilaksanakan :
a. Terhadap bantalan beton yang diproduksi oleh pabrikan bantalan beton baru.
b. Terhadap bantalan beton yang sudah disyahkan penggunaannya namun diproduksi
ditempat/lokasi lain dari tempat semula.
Pasal 7
1) Pemeriksaan dan pengujian bantalan beton dilaksanakan di laboratorium independen yang
terdiri atas :
Pasal 13
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 5 Juli 2002
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Ttd
Ir. ISKANDAR ABUBAKAR. MSc
NIP. 120 092 889
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:
1.
2.
3.
4.
5.
Menteri Perhubungan;
Sekjen, Irjen, para Dirjen dan para Kepal Badan di lingkungan Departemen Perhubungan;
Sekditjen Perhubungan Darat;
Direktur Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Darat;
Direktur Utama PT. Kereta Api (persero).
JENIS-JENIS PENGUJIAN
PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No
Jenis Pengujian
Sketsa Pengujian
A.
1.
Posisi Beban/
Tumpuan (mm)
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 285 mm
C=
57 mm
Momen
Beban
Desain
Desain
Kg.m
kg
1,500
13,139
Prosedur
Bantalan
dibebani
Syarat
secara
ditahan 3 menit :
Struktural
2.
Beban
vertikal
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 285 mm
C = 76 mm
750
7,166
Bantalan
dibebani
secara
ditahan 3 menit :
Struktural
3.
Momen
positif
tengah bantalan
di
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 572 mm
C = 76 mm
660
2,661
Bantalan
dibebani
secara
Struktural
No
Jenis Pengujian
Sketsa Pengujian
A.
4.
Momen
negative
tengah bantalan
di
Posisi Beban/
Tumpuan (mm)
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 572 mm
C = 76 mm
Momen
Beban
Desain
Desain
Kg.m
kg
930
3,750
Prosedur
Bantalan
dibebani
Syarat
secara
Struktural
JENIS-JENIS PENGUJIAN
PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No
B.
1.
Jenis Pengujian
Sketsa Pengujian
Posisi
Beban/
Tumpuan
(mm)
Momen
Desain
(M)
kg.m
Beban
Desain
(P)
kg
1,500
13,139
Prosedur
Syarat
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 285 mm
C=
57 mm
1)
Setelah dibebani
terbawah.
2)
Bantalan
bantalan masih
diberi
beban
mampu menahan
beban
min. =
2.
Beban
Ultimit
di
dudukan rel A
(Dilakukan
setelah
pengujian
beban
bantalan
yang
G = 1144 mm
A = 428 mm
B = 285 mm
C=
57 mm
1,500
13,139
1)
Bantalan mampu
menahan beban
1,5 P selama 5
menit (bantalan
tidak
runtuh/hancur)
Beban
maksimum yang
dapat dicapai
dicatat sebagai
beban ultimitnya
JENIS-JENIS PENGUJIAN
PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No
C.
1.
Jenis Pengujian
Sketsa Pengujian
Cabut
Beban Uji
(P)
kg
5,443
1)
INSERT (shoulder /
bahu bantalan)
2)
Prosedur
Syarat
3)
2.
Pengujian
Angkat
Catatan: Jarak garis kerja gaya ke clamp menurut Standar AREA adalah 200mm, tetapi oleh karena
adanya insert yang lain maka jarak tersebut tidak dapat dipenuhi dan jarak yang digunakan adalah
160mm,
Pada beban 1,5 Pt :
1) Beban dinaikan hingga terjadi
1,5 Pt
pemisahan antara rel dg rail-pad atau
insert tidak tercabut / lepas
antara rail-pad dg muka bantalan
(mana yang lebih dulu) Besaran beban tidak ada komponen dari sistem
tersebut dicatat, dan beban di-nol-kan
penambat yang patah/ pecah/
kembali.
runtuh
2) Dihitung beban uji Pt = Beban terukur
pada pemisahan + berat bantalan +
rel tidak terlepas
berat rangka
3) Bantalan dibebani 1,5 Pt (tetapi tidak
lebih dari 4.536 kg)