PLEURA
Bagian Paru FK UMI
Medan
2010
ANATOMI PLEURA
I.
ANATOMI PLEURA
III. Histologi: satu lapis sel mesotel, dibawahnya
tdp jaringan ikat longgar (berisi serabut
elastis dan kolagen), pembuluh darah dan
pembuluh limfe yg bermuara sbg stoma
(pleura parietalis).
Sifat mesotel: sensitif dan responsif terhadap
berbagai stimuli dan dapat berubah menjadi
makrofag.
Elektron mikroskop: microvilli pd ke-2 pleura,
belum jelas fungsinya, diduga sbg pemoles
glikoprotein, khususnya pd bag bawah dada.
ANATOMI PLEURA
IV. Cairan pleura: yang penting
diperhatikan adalah: volume,
komponen sel dan fisikokimianya.
Normal volume sangat sedikit,
berisi sel lekosit, jumlah normal:
1.500/mm3 (71% monosit),
eritrosit & sel mesotel. Sejumlah
kecil protein, mineral dll tdp dlm
cairan pleura menyerupai plasma.
ANATOMI PLEURA
V.Darah: didapat dari sirkulasi sistemik pd ke-2
pleura
VI. Limfe: pada pleura parietalis tdp stoma >
cairan
pleura masuk ke stoma. Tapi tidak pada
pleura visceralis.
VII.Inervasi: saraf sensoris tdp pada pleura
parietalis (terutama pars costalis dan
diafragmatika). Sedang pd pleura
visceralis tak tdp saraf sensoris utk
nyeri.
FISIOLOGI PLEURA
I. Rongga pleura: penting dalam hubungan
dengan fungsi kardiopulmoner. Terjadi
perubahan tekanan intrapleural akibat
perubahan:
> jantung
> rongga dada
> elastik rekoil paru
PLEURODYNAMIC: kemampuan rongga
pleura berubah oleh pengaruh perubahan
tekanan dan volume dalam rongga pleura.
Tekanan normal dlm rongga pleura: - 8,1 s/d
-11,2 cmH2O
FISIOLOGI PLEURA
FISIOLOGI PLEURA
II. Pembentukan cairan pleura: bersumber pada
> jaringan interstitial paru
> kapiler pleura (visceralis)
> limfe intratorakal
> rongga perut
Jumlah cairan sangat sedikit, produksi 0,01 ml/kg/jam
Jumlah sel : 1500 sel/mm 3 : dengan komposisi:
o 71% monosit
o 11% limfosit
o 9% mesotel
o 7% makrofag
o 2% PMN
FISIOLOGI PLEURA
III. Absorbsi cairan pleura:
Lymphatic clearance pleura
parietalis, berlangsung terus
menerus, shg tidak menumpuk, dgn
kapasitas s/d 28 kali proses
pembentukannya, shg merupakan
bagian utama proses absorbsi cairan
pleura.
Absorbsi kapiler: dalam jumlah kecil
dan untuk air dan molekul2 kecil
lainnya
MACAM PENYAKIT
PLEURA
Efusi pleura
Pnemotoraks
Empiema
Hemotoraks
Kilotoraks
Mesotelioma
Dll: fibrotoraks, kalsifikasi,
splenosis dll.
EFUSI PLEURA
DEFINISI: EP adalah penumpukan cairan
dalam rongga pleura, akibat terjadinya
penambahan produksi atau pengurangan
absorbsi, atau keduanya.
PATOGENESIS
1)Tekanan
hidrostatik tinggi,sering
pd gagal jantung kongesti.
2)Tekanan onkotik turun,pada
hipoalbuminemia.
3)Tekanan rongga pleura bertambah
turun, pada atelektase
EFUSI PLEURA
4. Permeabilitas dinding kapiler
bertambah
5. Perembesan dari rongga perut
8)
Gejala klinik.
Pemeriksaan fisik.
Radiologis.
Torakosentesis.
Analisa cairan, (makroskopis,
mikroskopis, kimia, sitologis).
Biopsi pleura.
Tuberkulin test.
Bronkoskopi,
9)
Torakoskopi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
EFUSI PLEURA
GEJALA KLINIK
Asimtomatis.
Sesak nafas, sakit dada, batuk/ darah,
dada rasa penuh.
Capek, BB turun, makan kurang, demam.
PEMERIKSAAN FISIK
Gerakan dinding dada simetris / asimetris,
fremitus suara melemah, perkusi redup /
beda, deviasi kontralateral, auskultasi
vesikuler melemah / hilang.
EFUSI PLEURA
RADIOLOGIS
Efusi Pleura
EFUSI PLEURA
TORAKOSENTESIS
Sebagai diagnostik dan terapeutik.
Posisi duduk : linea aksilarisposterior/ anterior, jarum kearah
tulang belakang.
Tidak lebih dari 1 liter.
Komplikasi; pneumotoraks,
hemotoraks dan edema paru.
PERBEDAAN CAIRAN
EKSUDAT
1. UJI
Rivalta
2. Protein
3. Berat jenis
4. LDH.
5. LDH EP/Plasma
6. Leukosit
7. PH.
8. Glukosa.
9. Alkali fosfatase
10.Protein EP /
Plasma
Positip
> 3 gr %
> 1,016
> 200 IU
> 0,6
> 1000
< 7,3
< plasma
> 75 U
> 0,5
TRANSUDAT
Negatip
< 3 gr %
< 1,016
< 200 IU
< 0,6
< 1000
> 7,3
< Plasma
< 75 U
< 0,5
EFUSI PLEURA
EKSUDAT
TB Paru
Tumor
pneumonia
Trauma
Penyakit Kollagen
Asbestosis
Uremia
Radiasi
Sarkoidosis
Emboli paru, dll
TRANSUDAT
Gagal jantung
Sindroma nefrotik
Sirrosis
Sindroma Meigs
Hidronefrosis
Dialise peritoneal
EFUSI PLEURA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Serous
Keruh kuning.
Keruh susu.
Kiliformis .
Keruh hijau.
Kental.
Coklat susu.
Hemorhagis.
Bau busuk.
Tuberkulosa
Infeksi non TB
Empiema
Kilotoraks
RH arteritis.
Mesotelioma
HPS (abses hati)
Ca, trauma. Infark paru,
infeksi anaerobik.
EFUSI PLEURA
MIKROSKOPIS
NORMAL SEL 1500 2500 / CC
LEUKOSIT > 2500/CC : > pmn : INFEKSI PYOGENIK.
ANALISA KIMIA
EVALUASI PERUBAHAN PH : tanpa udara, lemari es
PH < 7,3 ; eksudat
PH < 6,6 kemungkinan fistel esofagus (+).
EFUSI PLEURA
BIOPSI PLEURA
Biopsi membuta : jarum Abram, Cope dan Vim Silverman.
Torakoskopi : Jocobus (1910)
Biopsi terbuka
TUBERKULIN TES
Masih diperlukan, TBC.
EFUSI PLEURA
PENATALAKSANAAN
Tergantung 2 aspek :
Penyakit yang mendasarinya
Pengobatan lokal antara lain :
Punksi pleura, < 1 liter
Pasang salir sekat air (WSD= water sealed drainage)
Pleurodesis (bleomisin 30 60 mg / 50 100 ml, talk
sterill 3 6 gram, tetrasiklin 35 mgr / Kg BB.
Pirau pleuroperitoneum
Pleurektomi dan dekortikasi
Radioterapi.
EFUSI PLEURA
KESIMPULAN
Tergantung 2 aspek :
Efusi pleura merupakan penyakit yang dapat disebabkan
intra dan ekstra pulmonal.
Foto dada merupakan pemeriksaan yang nilainya tinggi
dalam mendiagnosa EP.
Masalah besar adalah efusi pleura ganas; asal tumor, jenis
tumor, mengatasi keluhan dan pengobatan tumor primer.
Pengobatan terutama secara kausal dan menanggulangi
keluhan yang terjadi.
PNEUMOTORAKS
DEFINISI: adanya udara dalam rongga
pleura
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
1.
PNEUMOTORAKS
Pnemotoraks traumatika: akibat trauma
Pnemotoraks iatrogenik: akibat
tindakan medis
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
a)
PATOGENESIS
b)
PPOK
Asma
Fibrosis kistik
Tuberkulosis paru.
MANIFESTASI KLINIK
Pnemotoraks bisa asimtomatik, tergantung dari
luasnya lesi.
Keluhan subjektif yuang paling sering adalah:
Nyeri dada pada sisi paru yang terkena.
Sesak napas
Batuk
Pada pemeriksaan fisik dijumpai :
Fremitus suara melemah sampai hilang.
Perkusi hipersonor
Suara pernapasan melemah sampai menghilang
Pemeriksaan penunjang
x 100 % = 78 %
DIAGNOSA BANDING
Infark miokard
Emboli paru
Pneumonia
Bula raksasa
Abses paru
Lipatan kulit.
Penatalaksanaan
A.
Observasi
B.
Aspirasi
C.
Aspirasi gagal
Lokasi pada garis mid / anterior / posterior aksilaris atau
sela iga 2 garis midklavikula
Anastesi lokal, pipa 20 28 FR dihubungkan dengan mesin
WSD (low pressure continuous suction). Sebaiknya pipa 2
cm didalam permukaan air.
Rata-rata paru mengembang didalam 4 hari, tekanan
rongga pleura negatif, pipa dijepit selama 2 jam dan
lakukan foto toraks, kalau paru mengembang pipa di klem
2 hari. Kemudian pipa dada dicabut.
Jika setelah 5 hari paru tetap tidak mengembang. Perlu
dilakukan tindakan yang invasif : torakoskopi atau
toraktomi.
MADE IN ENGLAND
PUMP
CC
25
SAFETY TUBE
WSC
PCC
PUMP
25
CC
WSC
PCC
MADE IN INDONESIA
PUMP
50
CC
WSC
SAFETY TUBE
PCC
D.
Pleurodesis
> Memasukkan bahan/ material kerongga
pleura agar
timbul inflamasi atau pleuritis
sehingga terjadi perlekatan pleura visceralis
dan parietalis.
Mencegah kembali pnemotoraks.
Dilakukan pada pnemotoraks yang berulang
atau kelainan paru yang luas serta bentuk
tubuh yang tinggi dan kurus.
Bahan pleurodesis (pleurodesan) :
tetrasiklin. Bleomisin, talkum, darah
penderita sendiri, dll.
E.
F.
Torakotomi terbuka.
PNEUMOTORAKS
VIII.
KESIMPULAN
Diagnosa tidak sulit, pahami penyakit yang
mendasarinya.
Gejala klinik pemeriksaan fisik mirip penyakit
lain (MCI, Infark paru)
Penatalaksanaan, observasi yang cermat
evaluasi sesak nafas dan sakit dada, pasang
WSD dan langkah langkah selanjutnya.
Pneumotoraks
Pneumotoraks
Hidropneumotora
ks
EMPIEMA
DEFINISI
Adalah adanya nanah didalam rongga pleura.
Penyakit-penyakit atau keadaan yang
berhubungan dengan Empiema adalah:
Infeksi paru
Trauma dada
Pneumotorak
Perforasi esofagus
Torakosentesis
dll
EMPIEMA
Ada tiga stadium:
1. Stadium eksudatif: terjadi pembentukan
cairan pleura yang steril secara cepat akibat
peningkatan permeabilitas.
2. Stadium Fibropurulen: ditandai oleh
penumpukan cairan pleura dalam jumlah
besar dengan leukosit PMN, bakteri dan
debris. Dilanjutkan dengan pembentukan
fibrin yang menyelimuti kedua pleura.
3. Stadium organisasi: terjadi pembentukan
membran yang disebut pleural peel dimana
pleura menjadi sangat tebal.
DIAGNOSA
Pemeriksaan cairan pleura:
Fisik: warna, kekentalan, dan bau.
Mikrobiologi
PENATALAKSANAAN
Aspirasi
Drainase dengan WSD bila pus cukup banyak.
Pemberian antibiotik sistemik.
Antibiotik intra pleural
Intra pleural trombolitik.
Torakoskopi: untuk melepaskan perlengketan.
Dekortikasi.
Open drainage
HEMOTORAKS
DEFINISI
Adanya darah dalam rongga pleura (hematokrit cairan
dalam pleura > 50% hematokrit darah)
PENYEBAB:
Trauma dada baik tajam maupun tumpul (kebanyakan).
Iatrogenik
Metastatic malignant pleural disease.
Pemberian anti koagulan.
katamenial hemotoraks.
PENGOBATAN
Pasang WSD segera.
Torakotomi segera, bila perdarahan >200 cc/jam & belum
berkurang.
HEMOTORAKS
Komplikasi:
> retensi gumpalan darah
organisasi
> infeksi pleura
empiema
> efusi pleura
> fibrotoraks
KILOTORAKS
DEFINISI
Adalah adanya cairan kilous dalam rongga pleura akibat ruptur
duktus torakikus.
PENYEBAB
Lymfoma
Trauma bedah: bedah jantung, bedah esofagus, dll.
Kongenital
Trombosis vena kava superior
PENGOBATAN
Pasang WSD.
Pleurodesis
Intra venous hyper alimentation
MESOTELIOMA
Ialah tumor pleura yang berasal dari sel mesotel.
Terdapat dua jenis yaitu jinak dan ganas. Diagnosa
mesotelioma ganas harus diwaspadai pada setiap
pasien dengan efusi pleura eksudativa. Umur
biasanya pada pertengahan atau lebih tua dengan
keluhan nyeri dada yang menetap dan sesak,
khususnya bila ada riwayat paparan asbestos.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
sitologi cairan pleura atau biopsi pleura.
TERAPI
Pengobatan tergantung stadium berupa bedah,
kemoterapi dan radioterapi.
mesotelioma
mesotelioma