Makalah Akhir Paracetamol
Makalah Akhir Paracetamol
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, diantaranya:
1.3.1. Mengetahui resep standar dalam pembuatan tablet Paracetamol 500
mg dengan metode granulasi basah.
1.3.2. Mengetahui prosedur kerja dalam pembuatan tablet Paracetamol 500
mg.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, diantaranya:
1.4.1. Bagi penulis
1.4.1.1. Menjawab rasa ingin tahu akan resep standar dari tablet
Paracetamol 500 mg dengan metode granulasi basah.
1.4.1.2. Mengetahui prosedur kerja dalam pembuatan tablet
Paracetamol 500 mg dengan metode granulasi basah.
1.4.2. Bagi pembaca
1.4.2.1. Menambah wawasan dan memberi informasi kepada
pembaca tentang resep standar dari tablet Paracetamol 500
mg dengan metode granulasi basah.
1.4.2.2. Agar pembaca mengetahui prosedur kerja dalam pembuatan
tablet Paracetamol 500 mg dengan metode granulasi basah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Tablet dan Kaplet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Farmakope
Indonesia Edisi III).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa (Farmakope Indonesia Edisi IV).
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak
dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi (Formularium Nasional
edisi II). Selain tablet dikenal sediaan compressi kaplet, kaplet merupakan tablet
berbentuk kapsul yang berisi bahan obat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lain yang tergantung pada cara
pemakaian dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan secara oral
dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi
rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis (Ansel, 1989)
kempa
multi
adalah
tablet
juga
sebagai
tablet
berlapis.
yang
pelepasan
zat
aktifnya
aktifnya
terkendali
pada
waktu-waktu
tertentu.
2.2.2.1.5. Tablet Salut Gula
Tablet salut gula adalah tablet kempa yang
disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik
berwarna
maupun
tidak.
Tujuannya
untuk
nitrogliserin.
Biasanya
untuk
obat
hisap
adalah
tablet
yang
yang
cukup
kecil,
dirancang
untuk
atau
untuk
mengurangi
melepaskan
zat
aktifnya.
Biasanya
triturat
dulu
adalah
atau
tablet
disiapkan
yang
untuk
atau
melarut
sempurna
dalam
air.
steril
dalam
ampul
dengan
Menurut R. Voigt
- garis tengah pada umumnya 15-17 mm
- bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g
2.
Menurut Lachman
- tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
- berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg
- diameternya 1/4-7/6 inci
3.
4.
Menurut FI III
- kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet
2.5. Prinsip
2.5.1. Metode Granulasi Basah
Granulasi basah adalah proses membesarkan ukuran partikel kecil yang
dikumpulkan bersama-sama menjadi agregat (gumpalan) yang lebih besar, secara
fisik lebih kuat, dan partikel orrisinil masih teridentifikasi dan membuat agregat
mengalir bebas. Granulasi basah adalah prroses menambahkan cairan pada suatu
serbuk dalam suatu wadah yangdelengkapi dengan pengadukan yang akan
menghasilkan aglomerasi atau granul.
Metode ini merupakan metode paling tua dan paling konvensionaldalam
pembuatan tablet.Walaupun metode ini sngat padat karya dan paling mahal, masih
tetap digunakan karena keserbagunaannya. Kemungkinan pembasahan serbuk
dengan beranekan ragam cairan, yang juga dapat bertindak sebagai suatu
pembawa bahan tertentu, sehingga meningkatkan karakteristik granulasi yang
baik dan mempunyai banyak keuntungan.
Granulasi dengan pengempaan kering banyak keterbatasannya metode
granulasi kering ini tidak dapat digunakan untuk semua forrmulasi tablet. Karena,
hal tersebut tergantung pada sifat kohesif serbuk yang ditambahkan sebagai
pembawa zat aktif, dan dengan sifat kohesif ini dapat meningkatkan ukuran tablet.
Dalam granulasi basah sifat kohesif pengikat cair yang disiapkan, biasanya cukup
untuk menghasilkan ikatan dengan tambahan yang minimal. Adhesi adalah ikatan
antar bahan atau antar zat yang tidak sama, sedangkan kohesi adalah ikatan antar
zat yang sama.
Berikut ini mekanisme yang terlibat dalam prroses ikatan:
1.
2.
3.
pengkajian stabilitas, keamanan, daya terapi, dan ketersediaan hayati prroduk dan
juga dampak pertimbanagan praktis berkaitan dengan peraturan.
2.5.2. Jenis Granulasi
Metode yang terpenting dari granulasi farmasetik, dapat digolongkan ke dalam
tiga kategori utama, yakni proses basah, proses kering dan proses lain.
Proses Umum
Metodologi Khusus
Proses Basah Pembasahan massa ( wet massing)
Granulasi lapis mengalir (fluid bed granulation)
Semprrot
kering
(Spray
drying)
pengeringan
\penyemprotan
Granulasi panic (pan granulation)
Ekstrusi dan peletisasi (Roller Compaction)
Proses Kering Kempa gulungan (Roller Compaction)
dengan
Proses Lain
Pembongkahan (Slugging)
Pelembapan (Humidification)
Pembutiran (Priling)
Peletisasi lebur (Melt Pelletization)
2.
Zat aktif dosis tinggi yang mempunyai aliran dan /atau ketermampatan
yang buruk , harus digranulasi dengan metode basah untuk memeperalat
aliran dan kohesi yang cocok untuk pengempaan. Dalam hal ini,
perbandingan pengikat yang diperlukan untuk memeberi ketermampatan
dan aliran lebih kecil daripada pengikat kering yang diperlukan untuk
membuat tablet dengan kempa langsung.
3.
Distribusi dan keseragaman kandungan yang baik untuk zat aktif dosis
kecil dan zat tambahan pewarna yang larut akan diperoleh jika zat-zat
tersebut dilarutkan terlebih dahulu dalam larutan pengikat. Hal ini
menunjukkan suatu keuntungan nyata daripada metode kempa langsung
jika keseragaman kandungan zat aktif dan keseragaman disperse pewarna
merupakan suatu masalah.
4.
5.
Serbuk ruah dan berdebu dapat ditangani tanpa terjadinya masalah debu
dan kontaminasi dari udara.
6.
7.
Laju disolusi zat aktif yang tidak larut dapat ditingkatkan oleh granulasi
basah dengan pilihan pelarut dan pengikat yang tepat.
8.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Granul lembab dikeringkan di atas penampan dalam oven pada suhu 50-60
C atau dalam pengering lapis mengalir ing diekstruksi dalam mesin (fluid
bed dryer).
8.
9.
10.
c)
d)
V
Keterangan : V = kecepatan alir
M = massa granul
T = waktu alir
Setelah diperoleh sifat alir granul (V nya) lalu dibandingkan dengan
parameter untuk sifat alir sebagai berikut:
SIFAT ALIR
KETERANGAN
> 10
Sangat baik
4-10
Baik
1,6 4
Sukar
< 1,6
Sangat sukar
SIFAT ALIR
25-30 derajat
30-40 derajat
40-45
>45
mudah mengalir
Mengalir
kurang mengalir
Keterangan:
= sudut diam
h = tinggi kerucut tumpukan serbuk
r = jari-jari kerucut
2.6.3. Kompresibilitas
a) Gelas ukr100 ml kosong itimbng (W)
b) Diisi engan granul hingga volume 100 ml (V0) lalu itimbang (W2)
c) Dihentakkan sebanyak 500 kali tsu tidak terjadi lagi pengurangan
volume.
d) Baca volume yang dihasilkan dalam gels ukur (V1)
e) Lalu hitung kompresibilitasnya dengan persamaan
Dan
u
C
b
(100% ) atau
Keterangan :
C : Kompresibilitas
u: Kerapatan bulk ebelum diketuk
b: Kerapatan bulk setelah diketuk
w1: Berat gelas ukur kosong
w2: Berat gelas ukur setelah diisi granul
V0: Volume granul sebelum dihentakkan
V1: Volume granul setelah dihentkakan
Jika % K :
%K
5 10%
11 20 %
21 25%
>26%
SIFAT ALIR
sangat baik
cukup baik
Cukup
Buruk
Uji waktu hancur tablet dilakukan untuk tablet tidak bersalut, tablet
bersalut bukan enterik, tablet salut enterik, tablet bukal, dan tablet sublingual. Uji
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya. Alat yang digunakan adalah disintegration
tester. (Sulaiman, 2007)
2.6.6. Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi
tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah
hardness tester (Banker and Anderson, 1984). Kekerasan adalah parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti
goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan (Parrott, 1971). Alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kekerasan tablet diantaranya Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb
hardness tester. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan
kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang
lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak selamanya
demikian.
2.6.7. Freabilitas (kerapuhan)
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya
adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4
menit. Jadi ada 100 putaran (Andayana, 2009). Kerapuhan dapat dievaluasi
dipengaruhi
oleh
fenomena
permukaan,
maka
jika
bekerja
Larut
Laktosa
Sukrosa
Kalsium karbonat
Amilum
Modifikasi amilum
Mikrokritalin selulosa
Dektrosa
Mannitol
Sorbitol
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-binders.
Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan
meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders
digunakan dalam kempa langsung.
2.7.2.2. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives)
Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk
pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah
ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering
dan bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa senyawa yang dapat digunakan
sebagai pengikat atau perekat antara lain : polimer alam, contohnya amilum, gom
(akasia, tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer sintetik,
contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC),
etil selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan
pengikat yang sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%.
(Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan
dalam bentuk larutan (dibuat solution, muchilago atau suspensi), namun dapat
juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang
akan digranul baru ditambahkan pelarut.
2.7.2.3.Penghancur (Disintegran)
Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika
kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet,
mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini
sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai
bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur
meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amilum glikoat,
senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang
Konsentrasi (%b/b)
1-5
<1
3-10
0,1-0,5
3-10
<1
Glidants
Logam stearat
Asam stearat
Talk
Amilum
Natrium benzoate
Natrium klorida
Natrium dan magnesium
lauril sulfat
PEG 4000 dan 6000
Konsentrasi (%)
<1
1-5
1-5
1-10
2-5
5-20
1-3
2-5
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik. akan tetapi
penggunaan pewarna yang tidak tepat akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna
yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh Undang-undang untuk
digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. bahan pewarna ada yang larut
dalam air dan ada yang tidak larut dalam air. Pewarna ditambahkan dalam bentuk
larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut
larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi
migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak
meratanya warna. Penggunaan pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko
interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain.
Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan
pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena
pengaruh cahaya pada permukaan tablet.
Nama umum
Erytrosine
Allura red AC
Tartrazine
Sunset Yellow
Brilliant Blue
Tahan pemanasan
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
Kompresibilitas baik
3.
4.
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali).
10.Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau
yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik).
11.Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya
produksinya rendah.
12.Pemakaian oleh penderita lebih murah.
13.Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang meiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
2.9.2. Kekurangan sediaan tablet, yaitu:
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan)
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi
(harus diformulasi sedemikian rupa).
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan
kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam
hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
2.10. Pre Formulasi
2.10.1. Paracetamol
Sinonim: Paracetamol; Acetaminofeno; Acetaminophen; N-Acetyl-p
aminophenol;
Asetaminofen;
Paractamol;
Paracetamolis;
hematologis
pansitopenia,
includingthrombocytopenia,
telah
leukopenia,
dilaporkan.
antara penggunaan parasetamol pada kehamilan dan asma pada anakanak juga telah disarankan (lihat Kehamilan di bawah Kewaspadaan , di
bawah ) . Namun, review lain 4 menyatakan bahwa telah ada sedikit
laporan yang sebenarnya parasetamol menyebabkan asma ; Selanjutnya ,
bronkospasme bukan merupakan fitur diakui parasetamol overdosis .
Thereview
menyimpulkan
bahwa
hubungan
yang
kuat
antara
meyerap bau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Laktosa adalah disakarida yang diperoleh dari whey susu. Beberapa
bentuknya berbeda dan tergantung pada kristalisasi dan pengeringan
yang bekerja pada proses itu. Bentuknya dapat
Kadar
pH
: 5,5 - 6,5
Kelarutan
Penggunaan : Pengisi-Pengikat
Penyimpanan
kering.
2.10.4. Gelatin
Sinonim : Byco; Cryogel; E441; gelatina; gelatine; Instagel; Kolatin;
Solugel; Vitagel
Pemerian : Gelatin terjadi sebagai cahaya kuning untuk samar berwarna
kuning, vitreous, rapuh solid. Hal ini praktis tidak berbau dan
berasa, dan tersedia sebagai lembaran tembus, serpih, dan
butiran, atau sebagai bubuk kasar.
Formula empiris dan Berat Molekul :Gelatin merupakan istilah umum
untuk campuran fraksi protein murni yang dihasilkan baik
oleh hidrolisis parsial asam (gelatin tipe A) atau dengan
hidrolisis basa parsial (tipe B gelatin) kolagen hewan yang
diperoleh dari sapi dan tulang babi, kulit sapi
(menyembunyikan), kulit babi , dan kulit ikan. Gelatin
mungkin juga campuran dari kedua jenis. Fungsi Coating
agent; pembentuk film agen; pembentuk gel; pensuspensi;
tablet pengikat; viskositas meningkat agent.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Gelatin kering stabil di udara .
Solusi gelatin berair juga stabil untuk waktu yang lama jika
disimpan dalam kondisi dingin tetapi mereka mengalami
degradasi bakteri . ( 4 ) Pada suhu di atas 50 C , larutan
gelatin berair dapat mengalami depolimerisasi lambat dan
penurunan kekuatan gel dapat terjadi pada ulang .
Depolymeriza tion menjadi lebih cepat pada suhu di atas 65
C , dan kekuatan gel dapat dikurangi setengahnya ketika
oktadekanoat;
Distearate; magnesii
asam
oktadekanoat,
Ukuran partikel
: 20 m (perbesaran 600x)
Struktur
Kelarutan
Stabilitas
Penyimpanan
Fungsi
Sifat Khas
sebuah anhidrat.
Density (bulk) 0.159 g/cm3
Density 0,286 g/cm3
Kepadatan 1,092 g/cm3
Titik nyala 2508C
Segi buruk mengalir, bubuk kohesif.
kisaran lebur 117-1508C (sampel komersial);
Daya alir
untuk
harmonisasi
oleh
Kelompok
Diskusi
kerapuhan
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 28 April 2014 5 Mei 2014 di Laboratorium
II Teknologi Sediaan Solida Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang.
3.2. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan adalah eksperimen.
3.3. Prosedur Kerja
3.1. Formulasi
Resep Standar
R/ Paracetamol
500 mg
Lactosa
64,9 mg
Meize starch
50,6 mg
Gelatin
2%
Mg. Stearat
1,30 mg
Talkum
13,0 mg
Timbangan analitik
Gelas Ukur 10 ml
Gelas ukur 50 ml
Kertas perkamen
Mortir dan stamfer
Spatula
Sudip
Corong
Penggaris
Jangka sorong
Pencetak tablet
Friabilator
Disintegration tester
Pengayak
Beaker glass
Hardness tester
Moisture balance
3.3.2. Bahan
-
Paracetamol
Lactosa
Meize starch
Gelatin
Mg. Stearat
Talkum
= 50,820 gr
= 6,6 gr
= 5,148 gr
= 1,320 gr
= 148,24 mg
= 2,22 gr
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
120 tablet
649 mg/tablet
77% x 649 mg x 120 = 59,9676 gr
10% x 649 mg x 120 = 7,788 gr
7,8% x 649 mg x 120= 6,07464 gr
2% x 649 mg x 120 = 1,5576 gr
100/5 x 1,5576 gr
= 31,152 gr
31,152 gr - 1,5576 gr = 29,5944 gr
0,2% x 649 mg x 120 = 155,76 mg
3% x 649 mg x 120 = 2,3364 gr
75,3878 gr = 75387,8 mg
71,75 gr = 71750 mg
Paracetamol
Lactosa
Meize starch
Gelatin
Mucilago gelatin 5 %
Aquadest
Mg. Stearat
Talkum
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
3.6. Pembuatan
1. Menimbang dan mencampur bahan-bahan
- Timbang semua bahan yang diperlukan
- Campurkan paracetamol, laktosa dan mize starch dengan mixer atau
menggunakan lumpang.
- Serbuk gelatin di taburkan dalam air dingin, lalu biarkan
mengembang.panaskan
berat ditambah dengan air panas. Dan digunakan selagi panas kurang
lebih pada suhu 400C
2. Pembuatan granul
- Tambahkan sedikit demi sedikit massa/ larutan gelatin kedalam massa 1.
Aduk atau gerus sampai homogen. Setelah massa kenyal dan dapat
dikepal, massa siap untuk digranul.
3. Penyaringan atau pengayakan massa
- Tekan massa granul melalui ayakan 6 atau 8
- Hasil ayakan ditampung pada loyang dari kayu atau stainless steel yang
dilapisi kertas atau kain agar dapat dicuci lagi. Loyang dimasukan
kedalam lemari pengering dengan suhu 500 C
5. Pencetakan
- Setelah homogen , kemudian tablet dicetak (dikompres) dengan
menggunakan mesin pencetak tablet
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Evaluasi Granul
a. Kecepatan Alir
Alat : Corong
Syarat : waktu alir granul tidak lebih dari 10 detik
Granul ditimbang sebanyak 10 gram.
Dimasukkan kedalam corong, bagian bawah corong ditutup dengan jari
4.1.1.
KETERANGAN
> 10
Sangat baik
4-10
Baik
1,6 4
Sukar
< 1,6
Sangat sukar
c. Kompresibilitas
Alat : Gelas ukur
Syarat : tidak lebih dari 20%
Gelas ukur100 ml kosong ditimbng (W)
Diisi engan granul hingga volume 100 ml (V0) lalu itimbang (W2)
Dihentakkan sebanyak 500 kali tsu tidak terjadi lagi pengurangan
volume.
Baca volume yang dihasilkan dalam gels ukur (V1)
Lalu hitung kompresibilitasnya dengan persamaan
Kompresibilitas (%)
5 12
12 18
18 23
23 33
33 38
> 38
Sifat Aliran
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Sangat buruk
= 0,4529
= 0,5266
(100% )
%
4.1.2.
Evaluasi Tablet
a. Keseragaman ukuran
Alat : Jangka sorong
Syarat : diameter tablet tidak boleh melebihi 3x tebal tablet dan tidak
kurang dari 11/3 x tebal tablet.
Menggunakan 20 tablet
Letakkan sebuah tablet diantara penjepit yang terdapat pada jangka
sorong, lalu tablet dinyatakan telah ketat setelah timbul bunyi.
Ukur diameter dan tebal tablet.
No.
1,22
0,69
1,21
0.69
1,22
0,55
1.22
0,68
1,22
0,55
1,21
0,57
1,22
0,68
1,22
0,54
1,22
0,51
10
1,22
0,58
11
1,23
0,58
12
1,22
0,54
13
1,22
0,61
14
1,22
0,68
15
1,22
0,68
16
1,22
0,69
17
1,22
0,52
18
1,22
0,60
19
1,22
0,68
20
1,22
0,69
1.2195
0.6155
menyimpangdariberatrataratanyalebihbesardarihargayangditetapkan
padakolomAdantidakbolehsatutabletpunyangberatnyamenyimpangdari
beratrataratanyalebihdarihargayangditetapkanpadakolomBpadaTabel
berikut(DepartemenKesehatanRI,1979).
BobotRatarata
25mgataukurang
26mg150mg
151 300mg
>300mg
Penyimpanganbobotrataratadlmpersen
A
B
15
30
10
20
7,5
15
5
10
Penyimpangan (%)
1,658
1,213
2,933
3,409
2,487
7,847
4,100
3,393
3,009
0,583
1,075
4,023
3,101
0,015
0,537
3,270
2,410
4,422
3,178
3,424
d. Kerapuhan tablet
Alat : Rhoche friabilitor
Tujuan : menentukan kemampuan dan daya tahan tablet terhadap gesekan
dan goncangan selama prossesing, packing, transportasi sampai pada
konsumen.
Syarat : menurut lochman = o,8% dan menurut Roche = 1%
20 tablet bebas debu ditimbang bersama (W1g), kemudian dimasukkan
dalam Roche.
Jalankan alat, biarkan berputar selama 4 menit (500x putaran)
Bersihkan kembali 20 tablet tersebut dari debu dan timbang (W2g)
Hitung besarnya kerapuhan tablet
% Kerapuhan =
=
= 8,24%
e. Waktu hancur tablet
Factor yang mmempengaruhi waktu hancur tablet :
Factor formulasi
Bahan pembantu
Jumlah cairan ini diatur sedemikian rupa sehingga pada saat keranjang
turun permukaannya tidak tenggelam dalam cairan dan pada saat
keranjang ini naik permukaan disebelahnya tidak melebihi permukaan
cairan.
Masukkan tablet yang akan ditentukan waktu hancurnya satu persatu
pada 6 tabung yang ada, setelah itu kedalam masing-masing tabung
dimasukkan cakram yang terbuat dari tali plastic.
Jalankan alat dan catat waktu saat mulai alat dijalankan sampai semua
tablet telah melewati saringan yang terdapat pada setiap tabung.
Kecepatan turun naiknya alat diatur sebanyak 30x/ menit.
Waktu hancur tablet = 10 menit
4.2.
Pembahasan
Pada pembuatan tablet paracetamol hasil yang kami dapatkan bahwa :
Kecepatan alir granul paracetamol yang diperoleh adalah
. Hal ini menyatakan bahwa granul yang dibuat sukar
mengalir. Hal tersebut dikarenakan ukuran granul yang tidak
seragam pada saat pembuatan granul.
Sudut diam granul paracetamol yang diperoleh adalah 30,110 yang
menunjukkan bahwa sudut diam granul tidak memenuhi syarat
(<300). Hal tersebut dikarenakan sudut istirahat dipengaruhi oleh
ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel
makin tinggi yang akan mengurangi kecepatan alirnya sehingga sudut
istirahat yang terbentuk semakin besar. Sedangkan pada granul ysng
kami peroleh, ukuran partikel tidak seragam. Hal itulah yang
menyebabkan sudut diam yang diperoleh tidak memenuhi syarat.
Kompresibilitas granul paracetamol yang kami peroleh sebesar 13,9 %.
Hal ini menyatakan bahwa granul paracetamol memiliki kompresibilitas
yang baik.
Keseragaman ukuran tablet paracetamol memiliki diameter ratarata sebesar 1.2195 mm dan rata- rata tebal tablet sebesar 0,6155
mm. Syarat yang diperbolehkan untuk evaluasi ini diameter ratarata tablet tidak boleh melebihi 3x tebal rata- rata tablet dan tidak
kurang dari 1
mg
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Hadisoewignyo, Dr. Lannie, M.Si., Apt., Prof. Dr. Achmad Fudholi ,DEA
,Apt.2013. Sediaan Solida. Yogyakarta : Pustaka Pelajar., diunduh pada
tanggal 23 April 2014.
Rowe , Raymond C. , Paul J. Sheskey , Marian E. Queinn. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Ed. 6. Pharmaceutical Press (PhP)., diunduh
pada tanggal 22 April 2014.
Siregar, Prof. Dr. Charles J. P. M.Sc. Apt. Teknologi Sediaan Tablet. DasarDasar Praktis. Buku Kedokteran EGC., diunduh pada tanggal 23 April 2014.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale. The Complete Drug Reference . Ed. 36.
London : Pharmaceutical Press (PhP)., diunduh pada tanggal 22 April 2014.
http://www.onlinepharmacytech.info/docs/vol1issue2/JPST09-01-02-05.pdf,
diunduh pada tanggal 26 April 2014.
http://eko-farmasi.blogspot.com/, diunduh tanggal 10 Juni 2014
http://wahyutensai.blogspot.com/2008/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html ,
diunduh tanggal 10 Juni 2014