Anda di halaman 1dari 3

SOP SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI)

SISTEM OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)

BIDANG:

A.

SATUAN PENGAWAS INTERNAL


(SPI)

DIKELUARKAN
BERLAKU:
REVISI: 0
TANGGAL REVISI:

TUJUAN
Sebagai pedoman pelaksanaan Pengawasan Internal pada Satuan
Pengawas Internal pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Sabang baik di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan
BPKS.

B. DEFINISI
1. Satuan Pengawas Internal merupakan unit kerja pembantu kepala dan
wakil kepala BPKS yang bertugas melaksanakan pengawasan dalam
lingkungan organisasi BPKS untuk menjamin bahwa segala kegiatan
berjalan sesuai peraturan, standar, program, sistem dan prosedur yang
telah ditetapkan oleh pimpinan BPKS.
2. Satuan Pengawas Internal (SPI) terdiri dari beberapa tenaga Pengawas
Internal (Auditor) yang dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal.
3. Kepala Satuan Pengawas Internal berkedudukan dan bertanggungjawab
kepada Kepala dan Wakil Kepala BPKS serta kordinasi langsung dengan
Dewan Kawasan Sabang.
C.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pengawasan Internal adalah melakukan pengawasan
Internal terhadap aset, proyek dan kinerja pegawai di Kantor Pusat dan
Kantor Perwakilan BPKS.

D.
1.

PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN
Pengawas atau Auditor menjalankan tugas pemeriksaan secara bebas
dan mandiri.
Dalam rangka menjaga kebebasan dan kemandirian, Auditor
berkewajiban mematuhi kode etik pemeriksaan.
SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen,pencatatan, personil
dan fisik kekayaan BPKS diseluruh bagian dan unit-unit lainnya untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas pemeriksanaan.

2.
3.

4.

Pemeriksa tidak mempunyai hubungan pertalian ke atas dank e bawah


atau semenda sampai derajat kedua dengan jajaran pimpinan obyek
pemeriksanaan.
Auditor tidak mempunyai kepentingan baik langsung atau tidak
langsung dengan obyek pemeriksanaan.
Auditor
tidak
mempunyai
hubungan
kerja
dengan
obyek
pemeriksanaan.

5.
6.

E.

PROSEDUR PENGAWASAN/PEMERIKSAAN INTERNAL


1. Menyusun Rencana dan program kerja pemeriksanaan tahunan.
2. Merencanakan,
mengkordinasikan,
mengendalikan
pelaksanaan
pemeriksaan terhadap seluruh kegiatan BPKS.
3. Melaksanakan dan mengendalikan pemeriksaan, atas pelaksanaan
kebijakan BPKS serta melakukan pemeriksaan khusus atas perintah
Ketua BPKS.
4. Menyusun laporan hasil pemeriksaan dan saran perbaikannya serta
memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan melalui Satuan
Pengawas Internal.
5. Menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak secara professional
termasuk menjamin tidak adanya benturan kepentingan dengan pihak
pihak atau terhadap kegiatan yang diaudit.

E.
1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.
8.

KODE ETIK AUDITOR BPKS


Jujur, obyektif, dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan
memenuhi tanggung jawabnya.
Loyal terhadap perusahaan, namun tidak boleh secara sadar terlibat
dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.
Tidak boleh terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat
mendiskreditkan profesi auditor internal atau perusahaan.
Menahan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik
kepentingan dengan perusahaan, atau kegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara objektif.
Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dari auditan, Karyawan,
ataupun mitra binis perusahaan yang patut diduga dapat
mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.
Melaksanakan seluruh penugasan dengan menggunakan kompetensi
profesional yang dimilikinya.
Mematuhi sepenuhnya Standar Profesi Audit Internal, kebijakan dan
peraturan perusahaan.
Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk mendapatkan
keuntungan pribadi, melanggar hukum, atau menimbulkan kerugian
terhadap perusahaan.

9. Mengungkapkan semua fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i)


mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu, atau (ii) menutupi
adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
F.

REFERENSI
1. Keputusan Dewan Kawasan Sabang Nomor 510/289/2009 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas Sabang dan Pelabuhan Bebas Sabang.
2. Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Badan
Usaha Milik Negara.

Anda mungkin juga menyukai