Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
hidup hedonis dan konformitas teman sebaya dengan perilaku konsumtif
terhadap ponsel pada remaja. Gaya hidup hedonis dan konformitas teman
sebaya sebagai variabel hidup hedonis dan konformitas teman sebaya
sebagai variabel bebas (prediktor) sedangkan perilaku konsumtif terhadap
ponsel sebagai variabel tergantung (karakteristik). Hipotesis yang diajukan
adalah hubungan positif antara gaya hidup hedonis dan konformitas teman
sebaya dengan perilaku konsumtif terhadap ponsel.
Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Surakarta kelas 2
yang berusia 15-18 tahun dan memiliki ponsel. Penelitian ini mengambil
subjek 55 siswa. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan adalah
skala gaya hidup hedonis, skala konformitas teman sebaya dan skala
perilaku konsumtif terhadap ponsel. Data penelitian dianalisis
menggunakan teknik korelasi analisis regresi dua prediktor dan dengan
bantuan program SPSS 15.0 For Windows Release.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi sebesar 0,514 dengan p <
0,01. Hal ini berarti ada korelasi positif yang sangat signifikan antara gaya
hidup hedonis dan konformitas teman sebaya dengan perilaku konsumtif
terhadap ponsel pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi gaya hidup
hedonis dan konformitas teman sebaya, maka perilaku konsumtifnya
semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya, maka perilaku konsumtifnya semakin rendah
pula.
Koefisien determinasi dari korelasi tersebut adalah sebesar R2 =
0,264, artinya gaya hidup hedonis dan konformitas teman sebaya memberi
sumbangan efektif terhadap perilaku konsumtif terhadap ponsel pada
remaja sebesar 26,4 % sedangkan 73,6 % sisanya ditentukan oleh faktor
lain.
Pendahuluan
Saat ini komunikasi sudah
menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.
Hal ini menyebabkan perkembangan alat
komunikasi maju dengan sangat pesat.
Dahulu orang dalam berkomunikasi
dengan teman atau saudara jauh hanya
bisa menggunakan telepon rumah
ataupun surat-menyurat, tetapi dalam
perkembangannya
muncul
telepon
seluler (ponsel) atau telepon yang dapat
dibawa
kemana-mana
tanpa
menggunakan
kabel
dalam
pemakaiannya.
Telepon seluler (ponsel) atau
orang sering menyebutnya sebagai
telepon genggam atau hand phone mulai
banyak dikenal orang pada awal tahun
1990 (Fidler, 2001). Pada awalnya
ponsel masih menjadi barang mewah
yang tidak semua orang memiliki
bahkan mengenalnya. Hal tersebut
disebabkan karena belum populernya
ponsel serta harga ponsel yang mahal.
Berbeda dengan sekarang ponsel
sudah seperti kebutuhan wajib bagi
setiap orang baik kalangan atas maupun
kalangan bawah, dari orang tua sampai
anak-anak. Bahkan anak-anak pra
sekolah pun sudah tahu tentang ponsel.
Hal ini tidak lepas dari peran media yang
memberikan informasi yang cukup deras
tentang ponsel, saat ini bisa kita lihat
pada setiap acara televisi berapa banyak
iklan tentang ponsel ataupun segala
sesuatu yang berhubungan dengan
ponsel.
Gencarnya informasi tentang
ponsel yang disampaikan oleh media
didukung pula oleh produsen ponsel itu
Terkadang
remaja
tidak
mengetahui manfaat dari pembelian
sebuah barang atau produk. Kebanyakan
dari remaja hanya mengikuti tren yang
sedang digemari. Contoh nyata adalah
dari berbagai peralatan elektronik yang
dimiliki. Tidak sedikit dari remaja yang
terpengaruh untuk membeli produkproduk keluaran baru, padahal yang
lama masih layak untuk digunakan.
Jika ingin melihat lebih spesifik
lagi, ponsel dan pemutar musik
merupakan peralatan yang paling
digemari. Setiap ada promosi produk
baru, remaja pasti akan terpengaruh
untuk memilikinya. Hal tersebut
didukung oleh sebuah lembaga survei
yang dimuat pada harian Jawa Post edisi
Jumat 28 Desember 2007, bahwa
masyarakat
Indonesia
mengganti
ponselnya dalam kurun waktu tujuh
bulan. Waktu yang sangat singkat jika
dibandingkan rata-rata penggantian
ponsel seluruh dunia yaitu dua tahun
(http://nra402.wordpress.com/2007/12/2
8/gaya-hidup/).
Remaja cenderung tidak ingin
dikatakan sebagai anak-anak lagi
walaupun belum dapat dikatakan orang
dewasa, pada masa transisi inilah mereka
menciptakan penampilan yang berbeda
seperti pakaian, gaya rambut dan tingkah
laku. Selain itu remaja yang mengalami
perkembangan, baik dalam kognisi,
afeksi maupun konasinya sehingga
mereka cenderung selalu ini tahu hal-hal
baru dan mencobanya. Untuk itu remaja
sering
dijadikan
sebagai
target
pemasaran produk industri, antara lain
kerena karakteristik mereka yang labil,
spesifik dan mudah dipengaruhi
sehingga
akhirnya
mendorong
munculnya berbadai gejala dalam
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
dan
mencari
dukungan empiris mengenai hubungan
antara gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya dengan
perilaku konsumtif terhadap ponsel pada
remaja.
Hasil analisis data dengan subyek
penelitian siswa SMA Negeri 2
Surakarta menujukan bahwa terdapat
hubungan
positif
yang
sangat
signifikanantara gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya dengan
perilaku konsumtif terhadap ponsel. Hal
ini ditunjukan oleh koefisien korelasi
0,514 dengan p < 0,05. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima,
yaitu ada hubungan positif antara gaya
hidup hedonis dan konformitas teman
sebaya dengan perilaku konsumtif
terhadap ponsel.
Semakin tinggi gaya hidup
hedonis dan konformitas teman sebaya,
maka semakin tinggi pula perilaku
konsumtif perilaku konsumtif terhadap
ponsel dan sebaliknya semakin rendah
gaya hidup hedonis dan konformitas
teman sebaya, maka semakin rendah
pula perilaku konsumtifnya dengan
perilaku konsumtif terhadap ponsel.
Perilaku konsumtif terhadap
ponsel yang tinggi dapat menciptakan
situasi pada individu untuk cenderung
melakukan kegiatan pembelian yang
tiada batasnya dan pada taraf yang tidak
rasional. Perilaku konsumtif terhadap
ponsel dapat berkembang berdasarkan
dorongan-dorongan yang berasal dari
dalam diri yang tidak mencapai
kepuasan yang diinginkan, sebab
perilaku konsumtif merupakan motor
pengerak bagi individu yang muncul
Daftar Pustaka
Digicom. Edisi 34, 01 Oktober 2003.
Fildler,
R. 2001. Mediamorfosis.
Yogjakarta: Bentang Budaya.
http://www.google.com.
Hubungan
Antara
Konformitas Teman
Sebaya Dan Harga Diri Dengan
Perilaku Konsumtif Pada Pelajar
putri SMU Islam Sultan Agung 1
Semarang. Retreived Agustus 27,
2009.
http://www.google.com.
Hubungan
Antara Konformitas Dan Konsep
Diri Dengan Perilaku Konsumtif
Remaja Putri. Studi Pada SMU
Taraknita I (21 April 2003).
Retreived Agustus 27, 2009.