Teknologi weight in motion telah banyak digunakan pada sarana transportasi jalan di kota-kota besar dunia seperti Kentucky, Michigan, Idaho, Zurich, Switzerland, Belgia, Prancis, Swedia, dll. Teknologi ini merupakan bentuk modernisasi infrastruktur di jalan karena memiliki banyak manfaat untuk perkembangan transportasi yakni dapat mendeteksi berat muatan yang melintas serta dapat memonitoring jumlah kendaraan yang melintas pada jalan tersebut. Penelitian-penelitian terkait weight in motion telah banyak dilakukan guna memperoleh teknologi ini yang lebih efektif, efisien, hasil ukur yang akurat, serta harga yang murah. Biasanya dilakukan dalam skala laboratorium. Contoh penelitian nya yakni Integrasi Teknologi Weight In Motion pada Managemen Infrastruktur Jalan : oleh George Yannis dan Constantainos Antoniou. Dalam penelitian nya mengungkapkan bahwa teknologi Weight In Motion merupakan aplikasi yang menjanjikan karena memberikan kumpulan data-data lalu lintas, weight in motion memberikan pelayanan yang cepat dan efisien seperti prosesing jumlah data prosesing dari data ke sistem komputer.
Gambar 1. Perangkat Weight In Motion di infrastruktur jalan
Penelitian yang serupa terkait Weight In Motion adalah sensor fiber optik khusus untuk mengukur beban kendaraan pada jalan di jembatan karya Ramesh B. Maala. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Weigh In Motion adalah alat yang bermanfaat karena selain membantu regulasi pemerintah juga membuat lalu lintas jalan tidak macet karena pengukuran muatan truk tidak dalam kondisi berhenti tapi tetap bergerak. Teknologi sensor WIM diklasifikasikan sebagai berikut a. sistem piezoelektrik, b. kapasitiv mats c. load cell d.fiber optik. a. Sistem piezoelektrik terdiri dari satu atau lebih sensor yang ditempatkan tegak lurus pada arah dari kendaraan atau permukaan jalan. Sistem ini dapat
memperoleh klasifikasi data statistik muatan kendaraan, pengukuran kecepatan,
pre-screening, perkiraan bahaya jalan. b. Kapasitiv mats terdiri dari 2 kumparan induktiv dan satu kapasitv. Sensor ini dapat melindungi maksimum dari 4 garis di lalu lintas. Dipasang tegak lurus arah kendaraan dan dapat digunakan selama 30 hari. c. Load cell dapat mendeteksi as roda dan berat kanan dan sisi kiri dari as roda dengan segera. Load cell terdiri dari transduser untuk mengukur gaya atau berat. Dan biasnya ditempatkan pada garis kecil perjalanan tegak lurus terhadap arah lalu lintas. d. Fiber optik atau optikal WIM terbuat dari 2 baja melingkar fiber optik. Prinsip sederhana nya menggunakan ciri photo-elastis induksi. Teknologi weigh in motion juga sudah digunakan di infrastruktur indonesia salah satunya pada jembatan suramadu. Namun dalam instalasi teknologi ini masih dilakukan oleh pihak asing. Belum banyak sumber daya manusia dalam negeri yang menguasai teknologi ini sehingga dapat memasang teknologi ini secara mandiri. Jurusan fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret telah mencoba meneliti teknologi fiber sensor di lab optik dan fotonik. Penelitian ini dibawah bimbingan bapak Ahmad Marzuki S,Si,. P.hD. salah satu penelitian adalah dalam bentuk tugas akhir mahasiswa. Penelitian teknologi Weight In Motion telah dilakukan oleh Edi Prasetyo berjudul Fiber Sensor Tipe Modulasi Intensitas untuk Aplikasi Pengukuran Beban Kendaraan Berjalan (Weigh In Motion) : Fabrikasi dan Analisis Sinyal Optik . Dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa sistem fiber sensor berbasis komputer untuk aplikasi WIM dapat digunakan untuk mendeteksi beban berjalan, ditunjukkan dengan hasil pengujian setiap komponen fiber sensor. Kinerja fiber sensor yang dirancang menunjukkan hasil yang baik ditunjukkan dengan hasil pengujian : a. fiber sensor yang dibuat menunjukkan nilai transmitansi yang linier terhadap berat beban berjalan b. hasil pengujian variasi massa menunjukkan gaya berat total beban berjalan tidak dipengaruhi posisi massa beban pada beban berjaan. Beban pada beban berjalan akan terdistribusi pada sumbu roda beban berjalan yang presentase beratnya sesuai dengan posisi penempatan beban tersebut c. hasil pengujian dengan kelajuan yang divariasi menunjukkan bahwa jika kecepatan beban berjalan renda, maka penurunan transmitasi fiber sensor semakin besar dan jika kecepatannya tinggi, maka penurunan transmitasi fiber sensor semakin kecil.berikut simulasi weight in motion yang dilakukan oleh Edi Prasetyo