Anda di halaman 1dari 20

Jogging Track Senayan

Cerita ini merupakan kejadian yang aku alami diawal tahun 2000 pada saat aku masih
menganggur dan belum bekerja. Cerita ini berdasarkan kejadian yang benar-benar aku
alami dan aku hanya ingin berbagi cerita saja.
*****
Sore hari waktu menunjukan pukul 4, aku sedang mengitari Gelora Senayan, memang itu
sudah menjadi kebiasaanku setelah lulus kuliah dan dalam rangka mencari pekerjaan.
Setelah aku lari beberapa putaran, aku beristirahat di sebuah warung yang telah menjadi
langgananku setiap aku lari di senayan. Aku selalu menitipkan tas disitu karena pemilik
warung tersebut adalah salah satu mantan penjaga sekolah waktu aku sma.
Aku beristirahat sambil membereskan membereskan tasku,memang aku berencana
menuju Plaza Senayan untuk membeli keperluan rumah yang diminta oleh ibuku. Ketika
aku berjalan hendak ke Plasa Senayan di dekat patung panah tampak sebuah mobil
Mercedez hitam membunyikan klakson
"OVI..!"suara perempuan memanggilku dari dalam mobil.
Aku menengok dan tampak wajah artis perempuan senior. Kita sebut saja Mbak Amy,
Mbak Amy ini kira-kira berumur 36 tahun berbeda 9 tahun denganku.
Aku mengenal Mbak Amy ini dari mantan pacarku yang dulu pernah menjadi asistennya
"Apa kabar Mbak?" sapaku
"Mau kemana kamu Vi? "tanyanya
"Mau ke Plaza Senayan Mbak.. aku mau ke hero mau beli keperluan rumah"jawabku lagi
"Ya udah bareng aja yuk.. Mbak juga mau belanja sekalian temeinin aku belanja aja ya"
ajaknya.
Aku mengangguk dan membuka pintu kiri mobil aku letakkan tasku di jok belakang.
"Bagaimana kabarnya Mbak?" aku mulai pembicaraan
"Baik.. kamu sendiri gimana? Kemana aja nih.. sombong amat gak pernah kerumah
Mbak lagi.. mentang-mentang Ririn ngga kerja ama Mbak lagi" balasnya
"He he he.. abis Mbak sibuk sih.. aku ngga anak kalo ganggu" ujarku lagi.
Ririn itu mantan pacarku yang dulu pernah menjadi asisten pribadinya Mbak Amy ini
"Mbak Amy dari mana? koq lewat sini?" tanyaku lagi
"Aku dari rumah.. abis di depan hotel M macet banget jadi deh aku lewat sini terus
ketemu kamu" jawabnya.
Mbak Amy ini kira-kira tingginya sekitar 167 cm, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus
panjang & hitam. Amemperhatikan Mbak Amy, hari ini dia memakai rok berbahan katun
yang strect warna abu-abu baju kemeja hitam kontras dengan warna kulitnya serta
rambutnya dibiarkan tergerai panjang dan sepatu hak tinggi warna hitam. Rambut
panjang sampai ke punggung. Aku memang senang memperhatikan penampilan orang.
Setelah mendapat parkir kita berdua turun dan langsung menuju Supermarket yang
terdapat di basement Plaza Senayan.

Setelah membeli beberapa keperluan dan menemani Mbak Amy berbelanja, kita berdua
menuju kasir
"OVi.. udah nanti belanjanya kamu biar Mbak aja yang bayar" kata Mbak Amy sambil
tersenyum
"Gak usah Mbak.. nanti aku bayar sendiri.. lagian juga dikit koq.. kalo banyak ngga pa pa
deh Mbak yang bayar" jawabku jahil sambil nyengir
"Bisa aja kamu.. udah biar Mbak aja yang bayar" katanya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak bisa menolak karena keranjang belanjaku diambilnya dan ditaruh di trolly
belanjanya.
Setelah membayar, Mbak Amy mengajak aku makan tapi sebelum itu kita menaruh
belanjaan ke mobil terlebih dulu. Mbak Amy dan aku makan di sebuah caf B di lantai 3
mall tersebut
"Kamu mau makan apa? Pesen aja jangan malu-malu.. ini Mbak yang traktir" ujarnya
"Oke Mbak.. kalo ditraktir sih aku gak nolak.. namanya juga rejeki" jawabku.
Mbak Amy mencubit tanganku sambil mengatakan, "Kamu ini masih aja usil"
Aku dan Mbak Amy memesan makanan dan minuman. Kami ngobrol dan mengobrol
tentang keluarganya juga hubunganku dengan tentang mantan pacarku.
Jam menunjukan pukul 18. 30, aku dan Mbak Amy keluar dari caf B dan berjalan
menuju dept. store yang tidak jauh dari caf B
"OVi.. temenin Mbak beli pakaian dulu ya.. kata Ririn kamu pinter milih baju"
"Ah.. bo'ong tuh.. percaya aja di bo'ongin" Balasku.
Kita berdua jalan menuju satu butik ternama. Setelah menbayar, Mbak Amy membawa 2
kantong kertas besar berisi pakaian baru. Rupanya Mbak Amy telah memesan pakaian
tersebut jadi kami berdua tidak terlalu lama di dalam butik tersebut. Aku membantu
Mbak Amy membawa belanjaannya yang lumayan banyak, sesampainya di mobil aku
meletakkan belanjaannya di dalam bagasi mobil.
Jam menunjukkan pukul 19. 30, "Mbak aku mau ambil tas.. aku pulang naik bis atau taxi
aja deh" kataku
"eeH.. jangan! Mbak anter kamu pulang ya" jawabnya
"Ngga usah deh Mbak.. khan rumah Mbak ama aku ngga searah" jawabku menolak
secara halus
"Pokoknya Mbak anter kamu pulang! sekarang naik ke mobil" sergahnya.
Aku tidak bisa menolak ketika aku didalam mobil
"Nah gitu dong.. namanya juga rejeki jadi gak boleh ditolak ya" kata Mbak Amy sambil
tersenyum manis, menampakan sederet gigi putih terawat
"Iya deh.. aku ngga nolak dianterin ama cewe cakep" jawabku sambil mengambil rokok
dari kantongku
"Mbak, aku boleh ngerokok ngga dimobil?" tanyaku
"Ngerokok aja Vi.. aku juga mau ngerokok.. tolong ambilin rokokku di tas trus tolong
nyalain ya.. susah nih sambil nyetir" jawabnya.
Aku mengambil sebatang rokok Capri dan menyalakan untuknya
"Makasih ya Vi.. kita mampir dulu ya ke apartement Mbak.. soalnya udah lama gak

ditengokin"
"Iya deh.. terserah Mbak aja" jawabku
"Tapi kamu ngga ada janji khan ama teman-teman kamu?"tanyanya
"Aku bebas koq Mbak" jawabku lagi.
Mbak Amy memarkir kendaraan di basement apartement. Apartement tersebut terletak
dipusat kota dekat sebuah rumah sakit ternama di Jakarta. Aku mengikuti Mbak Amy
menuju lobby dan langsung masuk lift. Aku berdiri di belakang Mbak Amy, ternyata sexy
juga Mbak Amy ini
"Ayo kamu ngelamunin apa? koq diem aja?"
"Eh.. ngga ngelamunin apa apa koq" jawabku setengah kaget.
Mbak Amy mengeluarkan ikat rambut dan menyanggul rambutnya yang panjang itu
dengan rapih.
Tampak lehernya yang putih mulus, membuat 'adik'ku sedikit berontak di dalam CD-ku.
Sampai di lantai 32 pintu lift terbuka dan kita berjalan menuju apartement Mbak Amy
"Ayo masuk dong.. jangan didepan pintu.. emang kamu mau jadi satpam?"
"Oke bu.. saya masuk ya" kataku sambil menundukan badan dan memberi hormat
"Kamu ini masih aja usil sama Mbak" balasnya sambil menepuk bahuku.
Aku masuk dan memperhatikan apartement yang mewah menurutku. Tampak pesawat
teleVisi 34 inch lengkap dengan home theater. Dapurnya tampak tertata apik dan bersih
tidak seperti dirumahku. Cat tembok dan perabotan yang ada merupakan kombinasi
warna yang bagus.
"Ayo duduk dong.. jangan kaya patung gitu.. anggap aja rumah sendiri"
Aku duduk dan Mbak Amy memberikan segelas coca cola dingin. Ketika aku hendak
menerima gelas minuman, gelasnya tergelincir dan isinya mengenai kaos dan celana
jeansku
"Ya.. sorry Mbak kursinya jadi basah deh.. gara-gara aku" kataku sambil menyesal
"Ngga pa pa koq.. khan gampang dibersihin, tinggal di lap juga kering" jawabnya.
Bodohnya aku ini masa megang gelas aja tumpah.
Mbak Amy menuju dapur dan mengambil lap untuk membersihkan sofanya
"Mbak.. biar aku aja deh.. khan aku yang numpahin" pintaku
"Ngga usah.. gak pa pa koq.. mending kamu ganti baju nanti kamu masuk angin lho"
balasnya
"Tasku dimobil.. aku ambil dulu deh" jawabku lagi
"Ya udah kamu tolong bersihin ini khan tinggal sedikit lagi.. nanti aku ambilin baju ganti
di kamar"
Tidak lama kemudian Mbak Amy keluar dengan membawa kimono merah dan
menyerahkan kepadaku
"Nih ganti sana! buka aja baju kamu nanti Mbak panggil orang laundry untuk cuci baju
kamu.. 1 jam juga selesai"
Aku kekamar mandi dan ganti pakaian dengan kimono yang diberikan Mbak Amy
kepadaku. Ternyata CD-ku juga basah, terpaksalah aku telanjang hanya dibalut kimono
merah bergaris hitam. Aku keluar dari kamar mandi dan tidak lama kemudian datang

orang laundry, Mbak Amy meminta pakaianku dan memberikan kepada orang laundry
yang menunggu di depan pintu. Bahan kimono yang yang terbuat dari kain sutera halus
terasa dingin dan bertambah dingin karena ac. 'Adik'ku yg langsung kena bahan
mendadak berontak secara pelan-pelan. Kita berdua ngobrol didepan TV sambil
menikmati kue-kue yang dibeli Mbak Amy di Plaza Senayan tadi.
Posisiku saat itu duduk diatas karpet dan Mbak Amy duduk disebelah kiriku diatas sofa.
Sambil menonton aku membayangkan tubuh Mbak Amy sehingga 'adik'ku berdiri tegang.
Aku menutupinya dengan melipat kedua kakiku. Mbak Amy mengambil rokok diatas
meja dan tanpa sengaja buah dadanya menyentuh pundak kiriku. Duh.. kenyal tapi padat
"Kamu gak ngerokok Vi?" tanyanya
"Nih aku lagi nyari rokokku Mbak.. aku lupa aku taro dimana"
Aku mencari rokokku dan ternyata ada di meja di samping Mbak Amy
"Permisi ya Mbak" kataku sambil berdiri untuk mengambil rokok.
Tanpa sengaja 'adik'ku yang sudah tegang menyenggol tangan kanan Mbak Amy yang
hendak mengambil gelas minuman.
"EH.. sorry Mbak gak sengaja"
"Gak pa pa koq Vi" katanya, sambil meletakan gelas minuman dimeja.
Aku berdiri dan tanpa sadar kimonoku tersingkap dan 'adik'ku keluar dari tempat
persembunyiannya
"iihh.. OVi.. kontol kamu koq ngaceng?" tegurnya.
Aku buru-buru menutupinya lagi sambil nyengir malu
"Ngga pa pa koq" jawabku malu.
"Koq kontol kamu ngaceng sih? kamu bayangin apa hayo" kata Mbak Amy.
"Ngga bayangin apa apa koq" sambil malu-malu.
Aku menyalakan rokok dan duduk di kursi bar tinggi yang ada dekat dapur. Mbak Amy
menghampiriku dan menyentuh 'adik'ku dari luar kimono
"EH.. ss" gumamku.
"Kenapa sih Vi?" tanyanya sambil memijat halus 'adik'ku
"Cuma lagi ngabayangin Mbak Amy aja.. abis sexy sih" jawabku sekenanya, sementara
tangan Mbak Amy mengelus 'adik'ku yang satu lagi mengambil rokokku dan
mematikannya di asbak.
Aku mencoba memeluknya dan dia tidak menolak. Aku mengecup bibir merahnya dan
memainkan lidahku didalam mulutnya
"mm.. ss.. ssrrpp.. mmhh" desisnya.
Mbak Amy menarik tali kimonoku dan melepaskan ciuman serta pijatannya. Mbak Amy
mengikat kedua tanganku dan menarik aku ke tempat tidur. Mbak Amy melepas
kimonoku sehingga aku telanjang, kemudian Mbak Amy menidurkan aku dan mengikat
tanganku di salah satu tiang tempat tidurnya.
Mbak Amy masih berpakaian lengkap dengan sepatunya sementara rambutnya masih
tersanggul rapih. Mbak Amy mencium bibirku terus ke kupingku
"aahh.. sshh" aku mendesis geli tapi Mbak Amy tetap terus menjilat dan mencium
"sshh.. terus Mbak.. aahh" aku keenakan.

Mbak Amy menjilati kedua kakiku dan seluruh badanku tanpa terlewat satu
sentimeterpun kecuali 'adik'ku yang belum tersentuh dengan tangan atau mulutnya. Aku
tidak bisa berbuat apa apa karena kedua tanganku terikat diatas kepalaku dan diikatnya
pula ke tiang tempat tidur
"Sial nih.. aku gak bisa gerak" pikirku..
Mbak Amy mulai menyentuh dan mengelus 'adik'ku
"sshh.. mmpphh.. yyaa.. pegang Mbak" desisku.
Mbak Amy tersenyum dan membungkuk, Mbak Amy mulai menjilati batang 'adik'ku
"Kontol kamu gede Vi.. bersih lagi.. baru kamu cukur ya.. Mbak suka ini" katanya sambil
terus mengocok 'adik'ku dengan tangannya
"Kamu nurut aja ya Vi.. jangan banyak gerak" suruhnya.
Aku mengangguk pasrah, Mbak Amy meludahi 'adik'ku dan mengolesi 'adik'ku dengan
tangannya. Matanya terkonsentrasi pada juniorku dan sekali-sekali melihat kearahku
sambil tersenyum manis. Posisiku terlentang dan Mbak Amy duduk persis disamping
paha kiriku sementara kedua tangannya sibuk memijat,mengelus dan mengocok 'adik'ku
serta buah zakarku.
"Mbak Amy isep ya kontol kamu ini.. gede banget sih" kata Mbak Amy sambil
menurunkan kepalanya dan membuka mulutnya.
Tampak kepala 'adik'ku masuk ke mulut Mbak Amy
"Ohh.. yyeess.. sshh" aku mengerang sementara lidah Mbak Amy terlihat terus berputar
diantara 'helm' dan bibirnya yang masih berlipstick merah nyala
"Ohh.. mmbbaak.. yyeess.. enak banget" kataku setengah berteriak..
"Mmpphh.. slluurrpp.. sshh.. mm.. mm" Mbak Amy hanya bergumam dan terus menhisap
dan mengocok 'adik'ku.
Sesekali batangku dimasukan full kedalam mulutnya
"Oohh.. yyeeaa.. yyess" teriakku keenakan.
Mbak Amy berhenti menghisap tapi tangannya terus mengocok batangku.
"Kamu mau apalagi Vi? Mbak suka ama kontol kamu.. gimana isepan Mbak?"
"Isep lagi Mbak.. isep lagi.. enak banget" jawabku.
Kembali Mbak Amy membasahi batangku dengan ludahnya dan tangannya terus
mengocok sambil dipelintir halus..
"sshh.. Oohh.. yyeeaahh.. eennaakk bbannnggett Mbak. enak banget.. terus Mbak"
desisku.
Mbak Amy terus melakukan aktiVitas tangannya dan matanya terus melihat ekspresi
mukaku yang keenakan
"Mbak isep lagi donngg.. jangan masa pake tangan aja.. ayo donk Mbak.. please" pintaku
memohon.
Mbak Amy tersenyum melihat aku memohon tak berdaya, Mbak Amy membungkuk dan
mencium kuping kiriku
"KenapA Vi.. kamu mau apa? mau Mbak isep lagi?" bisiknya
"Isep donk Mbak isep lagi.. abis isepan mabk enak.. please dong Mbak.. please.. please"
kataku memohon lagi.

Mbak Amy tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapannya,
kepalanya bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya terus
mengocok dan memutar di batangku
"Mbak aku mau keluarrrr.. aku mau keluar nih" kataku, badanku mulai menegang.
Mbak Amy menghisap 'helm'ku dan lidahnya menari diantara bibir dan 'helm'ku
sementara tangannya terus memutar dan mengocok batang 'adik'ku yang makin
menegang keras.
"Oohh.. yyeess.. aarrgghh.. aahh.. aahh.. TERUS MBAK ISEP TERUS.. Oohh.. yyeess..
aarrgghh" jeritku
"Keluarin Vi.. keluarin" katanya sambil kembali menghisap 'adik'ku lagi.
"ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..", air maniku keluar di dalam mulut Mbak Amy, dan Mbak
Amy terus menghisap.
Terasa aku menembak hampir 5 kali didalam mulut Mbak Amy. Mbak Amy menelan air
maniku dan membersihkan sisanya dengan lidahnya.
Mbak Amy berjalan kekamar mandi dan balik lagi membawa handuk kecil yang sudah
dibasahi dengan air panas dan membasuh 'adik'ku. Selesai membersihkan Mbak Amy
mencium 'adik'ku dan mencium bibirku
"Kontol kamu enak Vi.. peju kamu banyak lagi.. Mbak suka kontol kamu" katanya sambil
mencium bibirku lagi
"Mbak tolong lepasin dong.. aku mau ke kamar mandi nih.. udah kebelet" pintaku.
Mbak Amy melepaskan tali kimono yang mengikatku dan aku berdiri menuju kekamar
mandi
"Cepet ya.. abis itu pake bajunya lagi.. ntar kamu masuk angin lagi" suruhnya.
Aku mengambil kimono dan menuju kamar mandi, setelah selesai tampak Mbak Amy
sedang duduk di depan TV dan sedang merokok. Tampak pakaiannya yang masih rapi
dan rambutnya yang disanggulnya pada waktu dilift masih tertata rapi tidak ada sisa
rambut yang terlepas dari ikatannya dan sepatu hak tingginya yang masih melekat di
kakinya. Mbak Amy duduk menumpangkan kaki kanan ke kaki kiri. Aku duduk
disebelahnya dan mencium pipinya
"Makasih ya Mbak.. tadi enak banget deh.." kataku sambil mencium pipinya lagi
"Ya udah kamu istirahat dulu.. aku mau ambil minum dulu.. kamu mau minum apa?
cointreau, jd atau apa?" tanyanya sambil menuju muni bar yang berada di dekat dapur
"Apa aja deh.. nanti juga aku minum" jawabku.
Mbak Amy kembali dengan dua gelas dan sebotol cointerau, Mbak Amy menuangkan
dan kita berdua meminumnya dengan sekali minum. Mbak Amy hanya minum dua gelas
sedangkan aku minum beberapa gelas karena cointreau minuman favoritku. Setengah
pusing aku terus bercanda dan ngobrol dengan Mbak Amy
"Mbak.. boleh ngga aku tanya?" tanyaku.
"Boleh aja.. kamu mau tanya apa ntar Mbak jawab"
"Suami Mbak kemana?" tanyaku penasaran..
"Khan lagi di Jepang udah 3 bulan, lagi ngurus kantor cabang yang disana" jawabnya
cepat.
"Oo.. ini apartementnya baru ya Mbak.. dulu khan belum punya?" tanyaku lagi.

"Apartement ini aku 1 bulan lalu.. jadi ini masih baru.. baru sekarang aku perawanin"
jawabnya sambil berdiri mengembalikan botol minuman ke mini bar.
Aku mengikutinya dan memeluk pinggangnya serta mencium lehernya
"Sshh.. mm.. sshh" desisnya.
Tanganku naik meraba buah dadanya, ternyata besar juga.. aku taksir sekitar 36b.
Tanganku terus meraba dan memijatnya perlahan
"sshh.. hhmmpphh.. yyeess.. terus Vi.. terus sayang.. Oohh.. remes sayang.. remes dong..
masa diraba doang sih" bisiknya sambil mendesis menikmati pijatan tanganku.
Aku mendorongnya menuju meja dapur dan membalik tubuhnya, langsung aku lumat
bibirnya dan Mbak Amy membalasnya dengan penuh nafsu
"Ayo Vi.. sshh.. telanjangi aku Vi.. buat aku puas! terserah mau kamu aja sayang.. sshh..
Oohh.. yess" bisiknya sambil aku mencium telinganya.
Pikiran isengku timbul. Aku akan balas perlakuan Mbak Amy tadi. Tangan Mbak Amy
mengelus dan mengocok 'adik'ku lagi yang sudah tegang
"Mbak tangannya aku iket ya" bisikku sambil meremas buah dadanya
"Sshh.. mmpphh.. terserah kamu Vi.. layani aku ampe puas.. sshh.. terserah kamu"
jawabnya sambil turun berlutut dan tangannya mengelus, mengocok 'adik'ku lalu
mengarahkan kemulutnya.
Aku melepas tali kimono dan mengikat kedua tangan Mbak Amy dan menariknya ke
karpet. Aku baringkan Mbak Amy diatas karpet dan mengikat tangannya diatas kepala
yang aku ikat di kaki meja. Aku tidak mengikatnya terlalu kencang tapi cukup untuk
membuat Mbak Amy tak berkutik
"Oohh.. Vi.. kamu mau apain aku ini?" desahnya
"Tenang aja Mbak" jawabku sambil mencium bibirnya.
Aku mulai membuka kemejanya dan tampak bra hitam menutupi buah dadanya yang
putih, aku meremas dan mulai menjilati leher lalu turun dan terus turun mencium belahan
dadanya yang putih
"Sshh.. Oohh.. sshh.. yyeess.. terus sayang.. teruuss.. buka behaku sayang.. bbuukkaa!"
katanya setengah berteriak.
Tapi aku acuh dan terus menciumi tubuhnya sambil aku membuka semua kancing roknya.
Tampak CD-nya yang berwarna senada dengan bra-nya. Aku mencium CD-nya dan
menjilat CD-nya tepat diatas clitorisnya
"Aahh.. yyeess.. bbuukkaa aajjaa.. aayyoo doonngg Vi.. BUKA!" omelnya..
Tapi aku terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan. Aku makin bernafsu melihat
Mbak Amy terlentang tidak berdaya dengan pakaian yang sudah terbuka dan rok yang
terbuka. Sengaja aku sisakan satu kancing agar roknya masih menempel ditubuhnya.
Kembali aku mencium bibirnya
"Mmpphh.. sslluurrpp.. mm.. mm" desisnya menikmati, Mbak Amy membalasnya dengan
penuh nafsu. Aku jilati kupingnya.
"Mbak kalo aku robek beha ama CD-nya ngga pa pa khan" tanyaku sambil terus menjilati
kupingnya sementara tanganku mulai meremas buah dadanya yang kenyal dan padat itu.
"Sshh.. aahh.. terserah kamu! terserah..! aahh.. remes Vi.. terus" aku terus memijat buah

dadanya dan menciuminya dari balik bra-nya.


"Terserah kamu.. Oohh.. buukkaa ddoonnkk.. mau kamu perkosa juga akk.. sshh.. Oohh
aakkuu ppaassrrrahh koq" jawabnya tidak teratur tercampur dengan rasa nikmat.
Tangan kiriku mulai meraba CDnya yang sudah mulai basah dengan cairan lendirnya.
Aku usap aku mainkan klitorisnya dari luar CD
"Buka donk ssaayyaannng.. sshh.. Mbak udah ngga tahan nih.. sshh.. Oohh" desahnya
"Ayo donk say.. kasih kontol kamu kesini.. Mbak tau kamu juga udah ngaceng banget..
aayyoo.. ddoonnnkk.. kkoonnttooll kkammuu.. Vi.. kkoonnttooll kkaammuu.. sshh..
aahh.. kasih Mbak isep kontol kamu donk" Mbak Amy mulai meminta manja.
Aku sengaja hanya meraba, menjilat serta mencium buah dada dan vaginanya tanpa
menhiraukan perkataannya. Aku berdiri dan duduk di sofa tepat disamping kanan Mbak
Amy.
"OVi.. OVi.. kamu mau kemana?" tanyanya dengan muka kebingungan
"Aku mau minum ama ngerokok dulu Mbak" jawabku santai sambil berjalan mengambil
segelas cointreau dan es batu.
Aku duduk di samping Mbak Amy dan menyalakan rokok
"Kamu tega OVi ngebiarin Mbak nanggung kaya gini.. ayo donk Vi.. terusin sayang..
terusin donk.. jangan gantung kaya gini" pintanya memohon
"Tenang donk Mbak.. aku udah matiin rokok nih" jawabku sambil mematikan rokok dan
minum.
Aku melepaskan ikatan tali yang ada di kaki meja dan membiarkan tangannya tetap
terikat. Mbak Amy berdiri, rambutnya masih tertata rapi.
"Mmm.. pinter juga rupanya Mbak Amy menata rambutnya hingga tidak berantakan
meski udah terlentang di atas karpet cukup lama", pikirku
"Kamu jahil ya" katanya sambil menindihku dan mencium bibirku dengan hot.
Aku memeluknya dan kita berdua berdiri dan berciuman. Tangannya yang terikat mulai
meremas dan mengocok 'adik'ku. Aku kembali duduk diatas sofa dan Mbak Amy berlutut
di hadapanku.
"Isep Mbak..! isep kontolku" perintahku sambil sedikit menarik kepalanya mendekati
'adik'ku.
Tangan Mbak Amy trus mengocok sementara mulut dan lidahnya terus menghisap dan
menjilat
"Mm.. mm.. mm" desisnya menikmati 'adik'ku.
"Ohh.. yyeess.. terus Mbak.. isep kontolku" desisku.
Aku udah ngga tahan lagi, aku berdiri lalu menarik Mbak Amy dan menghadapkan ke
tembok
"Oohh yyeess..!" jeritnya.
Mbak Amy masih memakai sepatunya sehingga aku tidak perlu terlalu menunduk untuk
menciumnya. Dengan wajah menghadap tembok aku mencium leher pundak dan
memeluknya dari belakang.
Aku meremas buah dadanya dan tanganku meraba vaginanya.
"Mmhhpp.. OovVii.. yyeess.. aahh.. terus sayang.. ngentot ama Mbak sayanngg..! Mbak
udah ngga tahan lagi.. Oohh" desisnya.

Aku tarik bra-nya hingga lepas dan aku robek CD-nya.


"Oohh..! yyeeaahh" jeritnya.
Kubalik tubuhnya dan kucium buah dadanya
"Sshh.. aahh.. iisseepp ppuutiinnggnnyyaa.. iisseepp" desahnya. sementara tangannya
mendorong kepalaku kebawah
"Jilat.. JILAT memekku Vi.. aahh.. sshh.. Oohh" desahnya keenakkan karena aku sudah
menjilati clitorisnya dan menumpangkan kaki kirinya kepundakku.
Aku terus menjilati vaginanya dan kumasukan lidahku dalam-dalam
"Aahh.. yyeess.. tteerruuss.. yang dalem Vii.. Oohh.. yyeess.. aakuu uuddaahh mmauu
klluuaarr nniihh.. aahh" jeritnya sambil terus menekan kepalaku.
Terasa cairannya dilidahku dan aku terus menghisap dan menjilat vaginanya.
"Oohh.. yyeess.. aahh.. aahh.. aku keluar Vii.. yyeess.. isep. ssaayy.. iisseepp.. tteerruuss..
Oohh.. aauucchh.. yyeess.. isseepp tterruuss mmemekku.. ahh..!"
Mbak Amy bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidahku di vaginanya.
Mbak Amy menarikku berdiri dan mencium bibirku dengan hot
"Makasih ya Vi.. aku udah lama ngga ngentot kaya gini.. kamu nginep aja ya" pintanya
"Tapi aku khan ngga bawa baju ganti Mbak" jawabku.
"Ngga pa pa.. besok kita belanja baju buat kamu.. mumpung anakku lagi di rumah
neneknya di Bandung" balasnya.
Aku hanya tersenyum pasrah dan mengangguk mengiyakan. Mbak Amy tersenyum dan
langsung membalikkan tubuhnya dan sekarang aku yang bersandar ketembok.
"Sekarang aku yang pegang kendali.. lepas taliku!" perintahnya sambil melepas
kimonoku.
Aku melepas ikatan tangannya dan Mbak Amy melepas bajunya dan roknya yang
memang masih menempel ditubuhnya
"Kamu sekarang duduk! dan jangan banyak tanya..!" suruhnya.
Aku menurut dan duduk di sofa depan TV.. Mbak Amy membuka kakiku dan berlutut
ditengahnya
"Aku mau kontol kamu Vi" katanya manja.
Tangannya mulai meraba dan mengocok 'adik'ku yang sudah tegang dari tadi. Mulutnya
mulai menjilat dan menghisap 'adik'ku. Permainan ini dilakukan Mbak Amy cukup lama,
tampaknya Mbak Amy sangat menyenangi oral sex. Mbak Amy berhenti dan mencium
bibirku
"Sekarang aku kasih kamu pelajaran Vi.. Mbak mau kamu ngentot ama Mbak sampai aku
puaass..!" ujarnya.
Mbak Amy berdiri dan menaiki aku.. tangannya memegang 'adik'ku dan mengarahkan ke
vaginanya.
"Oohh.. aku ingin ngerasain kontol kamu Vii"
"Iya Mbak aku juga ingin ngerasain ngentot ama Mbak" kataku. Mbak Amy menekan
badannya..
"Oohh.. yyeess.. KKOONNTTOOLL KKAAMMUU.. yyeess..!" jeritnya.
"Kontol kamu enak banget sih.. Oohh yyess.. yyeess.. ffuuckk mmee.. ooVVVii..!
pleassee.. ffuucckk" jeritnya keenakan. Sementara aku juga merasa nikmat, vaginanya
yang agak basah menambah kenikmatanku. Sementara mulutku dan tanganku meremas

pantatnya dan tanganku yang satu lagi meremas buah dadanya sambil mulutku
menghisap dan menjilat buah dadanya.
"Oohh.. yyeess.. VVii.. aakkuu.. mmaauu.. kkeell.. aahh.. eennaakk.. sshh.. aahh"
desisnya nikmat
"Oohh yyeess.. Oohh.. goodd.. yes yes yes.. fuck me fuck me" desahnya.
Aku melepaskan 'adik'ku dan dia membelalakkan mata
"Kenapa? kenapa Vi?" omelnya.
Aku menarik Mbak Amy berjalan ke arah dapur. Suara sepatunya terdengar nyaring
waktu kita berjalan kearah dapur karena memang Mbak Amy belum melepas sepatu hak
tingginya. Aku mendorong Mbak Amy menghadap meja dapur dan aku memeluknya dari
belakang. Aku mendorong punggung Mbak Amy sehingga Mbak Amy agak menungging
"Oohh.! OovVii.. kamu mau apain" belum selesai Mbak Amy menyelesaikan katakatanya, aku sudah menjilat vaginanya.
Aku meregangkan kakinya sedikit sehingga memudahkan aku menjilat serta
memasukkan lidahku dalam-dalam
"Yyeess.. VVii.. tteerruuss.. aahh.. yyeess.. ter.. Oohh.. yyeeaa..!" desahannya tiba-tiba
meninggi karena aku dengan tanpa basa basi memasukan kepala 'adik'ku sedikit kedalam
vaginanya
"Oohh.. VVii.. masukin sayang.. masukin.. jangan nanggung gitu.. Oohh.. sshh..
eennaakk.. Oohh.. yyeeaass.. entot aku.. entot aku Vi.. yess.. aak.. aakk!"
Aku membenamkan 'adik'ku semua ke dalam vaginanya.
"Yes Vi..! entot aku.. kamuu.. yyeess.. Oohh.. gitu sayannngg.. yyeess.. kenceng dong..
yang kenceng.. dorong kontol kamu sayang.. aarrrgghh..!" jeritnya.
Aku mendorong pantatku tiba-tiba.. dan berulang kali aku lakukan
"Ohh.. yyeeaahh.. oohh.. menttookk ssaayy.. shh.. aahh.. yyeeaa.. lagi say.. laaggii.. yes
yes yes.. oohh.. yyeess..!" jeritnya sementara tangan Mbak Amy memegang erat pinggir
meja dapur.
Setelah bertempur beberapa lama dengan posisi doggy style
"Mbak.. Mbak. aku mau keluar" jeritku..
"Bareng Vi.. bareng.. sshh.. aahh.. aahh.. Aku keluar.. ah ah ah yes.. oohh.. yyeeaahh..!"
Mbak Amy menjerit panjang dan terasa cairannya membasahi batang 'adik'ku.
Aku semakin kencang memompa Mbak Amy
"Mbak aku mau keluar.. AKKUU MAUU.. KKELLUUAARR..!" jeritku.
Mbak Amy cepat-cepat membalikkan badan dan berlutut.
Tangannya mengocok 'adik'ku dengan lembut dan mulutnya menelan abis batangku yang
mengkilap terkena cairannya
"Oohh.. yyeeaahh.. yyeess..!" desahku..
Mbak Amy menghisap 'helm'ku serta lidahnya tampak berputar menjilati 'helm'ku.
"Oohh.. mmpphh.. yyeeaa.. oohh.. Mmbbbaakk Aammyy" tubuhku bergetar dan air
maniku ditelan oleh Mbak Amy..
Mbak Amy masih menjilati 'adik'ku dan membersihkan sisa air mani yang masih tersisa
di bibir Mbak Amy tampak sisa-sisa air maniku dan Mbak Amy membersihkannya
dengan tangannya dan menjilatinya. Tampaknya Mbak Amy memang menikmati

permainan sex ini.


Aku memeluk Mbak Amy dan mengambil kimonoku untuk dipakainya, lalu aku duduk
disofa sementara Mbak Amy kekamar dan mengambil kimono baru untuk aku pakai.
Mbak Amy memberikan segelas air untukku dan untuknya juga
"Kamu pinter ya Vi.. udah sering ya kamu ngentot ama perempuan?" tanyanya
"Belom.. paling ama pacarku aja" jawabku sambil mencium keningnya.
Penampilan Mbak Amy tidak berubah dari tatanan rambutnya kecuali sekarang hanya
memakai kimono saja serta sepatu yang belum dilepasnya.
Mbak Amy meletakkan gelas dan berlutut didepanku.. Mbak Amy melepas ikatan
rambutnya dan mengibaskanya sehingga harum rambutnya tercium olehku. Mbak Amy
memegang rambut dengan tangannya dan menundukan kepala sementara tangannya yang
satu lagi memegang 'adik'ku lagi meremas memijat dan mengelusnya
"Mbak ingin nyepong kontol kamu lagi Vi.. kontol kamu enak sih" katanya sambil
menundukan kepala dan menghisap 'adik'ku.
Setelah beberapa lama.. 'adik'ku tegang lagi dan rambut Mbak Amy menyentuh perutku
sementara Mbak Amy sibuk menghisap dan menjilat, aku memegang dan mengelus
kepala Mbak Amy.
"Mm.. mm.. ohh.. Mbbbaakk..!" desahku.
Aku keluar lagi. Mbak Amy menelan air maniku lagi. Mbak Amy tersenyum dan
mencium bibirku. Lalu duduk dan tiduran di pangkuanku
"OVi tolong ambilin telpon itu donk.. Mbak mau telp kerumah" ujarnya.
Mbak Amy menelepon dan mengatakan bahwa malam ini akan menginap di apartement.
Setelah selesai menelepon, aku dan Mbak Amy berpakaian dan pergi mencari makan
diluar. Mbak Amy menggunakan kain sarung bali warna merah dipadu dengan t shirt
warna putih dan aku menggunakan celana pendek dan kaos. Aku menyetir mobil Mbak
Amy menuju kearah kebayoran.
Setelah selesai makan, kita kembali ke apartement, didalam lift aku memeluk Mbak Amy
dari belakang dan 'adik'ku menempel kepantat Mbak Amy. Mbak Amy dengan sengaja
menggesekan pantatnya ke 'adik'ku dan perlahan tapi pasti punyaku kembali tegang.
"Koq ngaceng lagi kontol kamu?"
"Abis Mbak sih gesek-gesekin pake pantatnya" kataku sambil mencubit pahanya.
Ketika Mbak Amy membuka pintu, langsun aku dorong masuk dan aku tutup pintunya.
Aku dorong Mbak Amy ketembok dan aku cium bibirnya, Mbak Amy membalas dengan
hot. Mbak Amy mendorong aku dan melepaskan ciumannya dan berjalan kearah kamar
sambil menyanggul rambutnya yang panjang seperti ibu-ibu pejabat. Mbak Amy sangat
cekatan menyanggul rambutnya karena memang Mbak Amy mempunyai salon dan
sanggar senam di Jakarta.
Aku dorong Mbak Amy keatas kasur dan terlentang aku mengangkangi perutnya dan
meremas buah dadanya, Mbak Amy merogoh celanaku dan mengeluarkan 'adik'ku yang
sudah tegang dari tadi. Mbak Amy menyuruhku berdiri disamping tempat tidur. Mbak
Amy terus mengocok 'adik'ku dan membuka celanaku. Mbak Amy berlutut dan kembali

mengoral 'adik'ku.
"Mbak.. Oohh.. yyeess.. sshh.. yyeeaa" desahku sambil sedikit mengelus rambut serta
memainkan kepalanya naik-turun.
Mbak Amy sangat menyenangi oral sex. Aku menarik Mbak Amy berdiri, aku tidurkan
diatas tempat tidur dan menyuruh Mbak Amy membuka kaos dan bra-nya sementara aku
menarik tali kain balinya. Ternyata Mbak Amy memakai g-string
"Masukin.. sayang.. aku udah gak tahan nih.. masukin sayang.. please.. entot aku sayang"
pintanya.
Aku mengesek-gesekan 'adik'ku di clitorisnya
"Sshh.. aahh.. masukin Vi.. sshh.. mmaasuukiin.. dong.. sshh.. aahh.. yyeess! ohh.. ohh..
pompa say.. oohh.. yyeess" desahnya berulang kali.
Aku membalikkan tubuhnya dan menjadikan posisi Mbak Amy tengkurap. Aku
renggangkan kakinya dan menusukkan 'adik'ku kedalam vaginanya.
"Ahh.. trus.. Vii.. aahh.. eennaakk.. bbaannggeett.. aacchh.. aacchh" desahnya.
Aku memiringkan posisi Mbak Amy sehingga kakinya rapat, itu membuat 'adik'ku makin
terjepit menambah kenikmatan bagiku.
"ACH.. yyeess.. oohh.. cepet.. Vii.. yyaanngg.. kkeenncceengg say.. trus say.. aacchh..
iimm.. ccoommiinngg.. iimm.. ccoomm.. aacchh.. aahh.. yyeess" jeritnya bersamaan
engan cairan hangat menyiram batang 'adik'ku.
Aku menggenjotnya semakin cepat aku merasakan ingin mencapai puncak..
".. Mmbaakk.. aakkuu.. jjuuggaa.. mmaauu keelluuaarr..!" desahku.
Mbak Amy mendorong tubuhku dan membaringkan aku terlentang. Mbak Amy
menundukan kepala dan menghisap menjilat serta tangannya mengocok dan memutar
batang 'adik'ku dengan cepat.
"Aahh.. aacchh.. mmpphh.. mmhh.. yyeess.. Oohh" desahku sambil menjambak
rambutnya dan membuka ikatan rambutnya sehingga tergerai lepas. Rambutnya yang
wangi mengenai perutku sementara Mbak Amy terus mengoral 'adik'ku. Mbak Amy
membetulkan rambutnya yang berantakan sehingga menggangu aktivitasnya mengoral.
"Kenapa dilepas sih rambut Mbak.. khan nge-gangu jadinya" katanya sambil bagian
tengah tubuhnya terus memutar dan mengocok 'adik'ku.
Mbak Amy mengikat lagi rambutnya dan mengoral aku lagi
"Oohh.. sshh.. yyeess.. trus Mbak.. trus Mbak.. eenakk.. sshh.. yyeeaahh.. kocok Mbak..
kocok yang cepet..!" desahku.
Batang 'adik'ku menegang dan cret.. cret.. cret.. cret
"Aahh.. mm.. yyeess.. hhppmmhh" jeritku.
Mbak Amy terus mengulum, menelan airmaniku dan menjilati batangku dari air maniku
yang tersisa.. Mbak Amy tersenyum dan kembali mencium bibirku, lalu Mbak Amy
memakai kain balinya lagi sebatas dada dan mengajak tidur.
Aku bangun pukul 10 esok harinya dan tampak Mbak Amy sudah mandi dan
mengenakan rok mini cream dan kemeja warna putih dan rambutnya tersanggul rapi.
Tampak beberapa perhiasan mahal menempel di lehernya dan telinganya
"Udah kamu mandi sana.. kita ke plaza cari baju buat kamu" katanya

"Bentar lagi ya.. aku mau minum dulu" jawabku sambil mencium bibirnya.
Mbak Amy memberikan kopi hangat dan mencium keningku.
"Kamu buat Mbak puas semalam Vi" katanya sambil duduk disebelahku.
"Enak ya.. ampe merem melek gitu" godaku.. Mbak Amy mencubit pinggangku.
Jam 11 kita berdua ke mall di jakarta pusat. Mbak Amy membelikan aku beberapa potong
pakaian serta satu celana jeans, yang mungkin aku bisa beli jika aku sudah bekerja.
Mbak Amy menerima telp dari temannya
"Oke. bawa aja.. nanti aku bayar cash.. sampai nanti sore ya" katanya membalas
omongan temannya.
Setelah makan dan Mbak Amy membeli mainan untuk anaknya, Mbak Amy mengajak
aku pulang karena dia suda ada janji dengan temannya. Sampainya di apartemen Mbak
Amy mandi dan aku menonton acara TV..
"Ting tong.. ting tong.." bel apartementnya berbunyi, aku membuka pintu.
Tampak seorang wanita dengan membawa tas kecil dan tas make up berdiri di depan
pintu.
"Sore.. Amy ada?" tanyanya
"Oh ada.. tapi lagi mandi.. masuk aja" ujarku sambil mempersilahkan masuk
"Tia" katanya memperkenalkan diri
"Ovi.. silahkan duduk deh Mbak" balasku dan mempersilahkan duduk.
Aku mengetuk pintu kamar dan memberitahu Mbak Amy kalo ada temannya datang
"Temenin dulu deh Vi.. aku lagi dandan nih" sahutnya.
Aku menemani Mbak Tia sambil mengobrol. Aku perhatikan Mbak Tia ini berumur kirakira sama dengan Mbak Amy. Wajahnya biasa saja tingginya kira-kira 160cm rambut
sebahu berwarna agak kecoklatan memakai kacamata hitam yang difungsikan sebagai
bando diatas kepalanya.
Kulitnya putih dan buah dadanya tidak terlalu besar dan badannya padat berisi.
"OVi.. kamu mandi sana.. biar ngga apek baunya" suruhnya sambil menepuk bahuku.
Mbak Amy menggunakan kimono hitam dan membiarkan rambut lurusnya tergerai.
"Iya.. emang aku juga mau mandi.. abis Mbak mandinya lama banget" balasku sambil
berdiri.
"Cerewet kamu.. Sana mandi.. gantinya udah Mbak siapin iatas tempat tidur ya.. Vi..!"
omelnya sambil menepuk pantatku.
Aku meledeknya dan Mbak Amy melempar kotak rokok kearahku. Aku jalan ke kamar
mandi. Selesai mandi aku menggunakan kimono biru serta CD karena hanya itu yang
ditaruh olehnya diatas tempat tidur.
Setelah merapikan diri aku keluar dan Mbak Amy sedang mencoba beberapa perhiasan.
oo.. ternyata Mbak Tia sedang menawarkan perhiasan untuk Mbak Amy.
"Vi.. tolong dong pasangin kaitnya" pintanya, aku berlutut dibelakang Mbak Amy dan
memasang kait kalungnya
"Gimana Vi.. bagus ngga?" tanyanya meminta pendapat
"Bagus Mbak.. ya khan Mbak Tia" jawabku sambil berdiri.
Aku memperhatikan Mbak Tia, dia memakai celana hipster warna pink dan tank top

kerah v warna merah.. serta selop warna hitam senada dengan tasnya. Tampak belahan
buah dadanya yang putih membuat 'adik'ku sedikit memberontak.
Aku duduk di belakang sofa mereka dengan menarik kursi meja makan. Aku
memperhatikan mereka mengobrol dan sesekali menimpali obrolan mereka. Mbak Tia ini
orangnya supel sehingga kita bertiga cepat akrab. Mbak Amy meminta aku mengambil
minuman.. aku menuangkan 3 gelas cointreau dan agak banyak ke gelas Mbak Tia..
"Bawa ama botolnya aja Vii.. Mbak Tia ini juga doyan minum koq" pintanya.
Aku membawa tiga gelas serta es batu. Aku menuangkan minuman kegelas mereka.
Setelah minum beberapa gelas, tangan Mbak Amy masuk kebalik kimono dan mengelus
'adik'ku sehingga tegang dan keras. Mbak Amy melirik dan tersenyum sambil terus
mengobrol tentang perhiasan dengan Mbak Tia.
Mbak Tia tidak memperhatikan yang dilakukan oleh Mbak Amy terhadapku. Mbak Amy
menarik sedikit CD-ku dan mengelus batangku dengan lembut. Tampak Mbak Tia
melihat apa yang dilakukan Mbak Amy tanpa Mbak Amy menyadari kalo Mbak Tia tahu
apa yang dilakukan oleh Mbak Amy terhadapku. Aku duduk menyandar tanpa menyuruh
tangan Mbak Amy berhenti mengelus batang.. Tangan Mbak Amy mengisyaratkan agar
aku membuka CD-ku dan matanya melirik, agar aku menyimpan CD-ku di kantong
kimono. Aku membuka CD-ku dan menyimpan di kantong, Mbak Amy mengocok halus
batangku sementara Mbak Tia mencuri pandang kearah selangkanganku. Mbak Tia
tersenyum melihatku pasrah dan aku juga tersenyum kearahnya.
Sementara mereka mengobrol sambil minum beberapa gelas lagi, tangan Mbak Amy
terus aktif mengocok halus batangku, aku hanya bisa menahan nafas atau merem melek
menikmati pijatan dan kocokan tangan Mbak Amy. Mbak Tia terus mencuri pandang dan
kimonoku tersingkap sehingga terlihat jelas tanan Mbak Amy yang sedang mengocok
batangku. Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena udah sedikit mabuk. Mereka berdua
terus mengobrol soal arisan dll. Tapi mata Mbak Tia lebih sering melirik kebelakang. Aku
berdiri tapi Mbak Amy tidak melepas kocokan tangannya. Aku membiarkan kimonoku
terbuka sehingga Mbak Tia dapat melihat jelas apa yang dilakukan Mbak Amy.
Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena sudah minum terlalu banyak. Aku elus rambut
Mbak Amy dan Mbak Amy secara tidak sadar menolehkan kepalanya dan menjilat kepala
'adik'ku
"Mbak.. sshh.. mm" desahku.
Mbak Amy terus menjilat dan mulai menghisap 'helm'ku.. Mbak Tia melihat jelas apa
yang Mbak Amy lakukan dan aku menarik tangan Mbak Tia.. Mbak Tia menggeser
duduknya. Aku berjalan kedepan Mbak Amy.. tanpa Mbak Amy melepas tangannya dari
batangku. Aku sudah berdiri didepan Mbak Amy dan Mbak Tia sementara Mbak Amy
kembali menjilat, mengocok, serta menghisap batang kejantannanku.
"Mbak.. kamu dilihatin Mbak Tia tuh.. sshh.. aahh" kataku sambil mendesah.
"Tia.. nih buat kamu" ujarnya.
Aku menarik Mbak Tia sehingga berlutut didepanku dan Mbak Amy duduk
dibelakangnya. Aku menunduk dan mencium bibir Mbak Tia dan Mbak Tia tidak

menolak.. kami berciuman cukup lama.. sementara tangan Mbak Tia mengelus batangku
dan mengocoknya pelan.. sementara Mbak Amy tampak meremas buah dada Mbak Tia..
sambil mencium telinganya
"Ini buat kamu Tia.. isep kontolnya.. aku mau nonton kalian lagi ngentot" bisiknya.
".. sshh.. mmhh.. yyeess.. hhmm.." desah Mbak Tia sambil mengangguk.
Sementara aku meminta Mbak Tia untuk berdiri. Tank top Mbak Tia sudah dibuka oleh
Mbak Amy sehingga hanya bra warna merah tua. aku berlutut didepannya dan berciuman
dengan Mbak Amy.. Mbak Amy berlutut disampingku. Mbak Amy membuka kancing
celana Mbak Tia dan aku menurunkan retsleting celananya. Aku melepas celana Mbak
Tia dan melemparnya entah kemana. Mbak Tia hanya tinggal menggunakan bra dan gstring dengan warna senada.
Aku berdiri dan meminta Mbak Amy untuk duduk disofa.. aku berciuman dan mencium
telinganya"sshh.. mm.. mm"desahnya sementara tanganku memeras payudaranya yang
berukuran kira-kira 34b
"Yyaa.. mmpphh.. tterruuss Vii" desahnya sambil tangannya mengocok batangku
"Kontol kamu gede ya.. aku suka Vi.. aku mau" katanya sementara tangan kirinya
memeluk leherku.
Kita berciuman lalu Mbak Tia berlutut dan mencium batangku.. aku melirik Mbak Amy
dan dia hanya tersenyum melihatku. Akupun balas tersenyum. Mbak Tia menjilat dan
menghisap batangku dan lidahnya tidak kalah lincah menari menjilati serta melumuri
batangku dengan ludahnya.
Aku duduk disebelah Mbak Amy dan Mbak Tia terus menghisap batangku tanpa
menghiraukan keberadaan Mbak Amy. Tangan kanannya terus mengocok batangku
sementara mulutnya menghisap 'helm'ku dan lidahnya menari menjilati 'helm'ku juga.
Kepala Mbak Tia terus naik turun menghisap menjilat dan mengulum batang
kejantananku..
"Sshh.. ohh.. yyeess.. Mmbbbaakk" desahku sambil mengelus rambut Mbak Tia dan
tangan kananku meremas payudara Mbak Amy yang duduk menghadap kearah kita.
"Sshh.. ohh" desahku dan menarik Mbak Amy dan berciuman.
Sementara aku berciuman dengan Mbak Amy dan Mbak Tia masih sibuk mengoral aku..
birahiku memuncak dan cairanku sudah mencapai ujung.
"Mmhh.. mmhh.. mphh" jeritku tertahan oleh Mbak Amy yang memelukku dan terus
mencium bibirku.
"Aahh.. yyeeaa.. ohh.. aacchh" jeritku setelah Mbak Amy melepas ciumannya.
Mbak Tia terus menelan dan menghisap penisku. Mbak Tia menelan semua air maniku,
Mbak Tia tersenyum dan mencium telingaku
"Kontol kamu enak Vi.. aku suka.. ngentot sama Mbak donk.. Mbak ingin nih" bisiknya
meminta.
Aku tersenyum dan mengangguk. Aku menuju kamar mandi membersihkan penisku dan
kembali ke depan TV.

"Amy loe gila ya.. bikin gue horny aja.. baru kali ini lho gue nyeponk depan teman gue"
kata Mbak Tia.
"Ya salah loe sendiri kenapa horny?" balas Mbak Amy
"Gimana gak horny ngeliat loe megang kontol sambil dikocok depan gue.. pasti loe gak
sadar deh" sergah Mbak Tia
".. kepala gue pusing banget ampe gak sadar klo loe ngeliatin gue.. ha.. ha.. ha.. jadi malu
gue" katanya sambil tertawa.
"Masa loe nggak sadar kalo kimononya kebuka.. trus Ovi berdiri depan loe.. loe-nya
maen nyeponk aja lagi depan gue.. sinting loe ya..!" balas Mbak Tia.
"Ahh.. tapi loe pengen khan.. OVi.! Sini donk jangan berdiri disitu aja" balasnya dan
memanggilku.
Aku duduk diantara Mbak Tia dan Mbak Amy sementara Mbak Amy mengelus batangku
lagi dan aku mencium bibir Mbak Tia
".. mm.. mm.. makasih ya Mbak.. isepan Mbak enak lho.. gak kalah ama Mbak Amy"
ujarku sedikit memuji Mbak Tia.
".. mm.. bisa aja kamu Vii" balasnya.
Mbak Amy terus mengelus batang penisku. Kejantananku mulai tegang dan Mbak Amy
menjilat dan mengocoknya pelan. Aku meremas payudara Mbak Tia dan membuka branya, aku remas dan hisap kedua payudaranya
"Sshh.. trus.. Vii.. iisseepp yaa.. sshh" desahnya nikmat.
Sementara aku menghisap payudara Mbak Tia, Mbak Amy menghisap penisku.
Aku menarik turun CD Mbak Tia dan meraba vaginanya
"Shh.. yyeess" desisnya sambil aku mainkan clitorisnya dengan jariku.
"Oohh.. Vii.. eehhmm.. mmpphh.. jilat.. Vii.. jilat..!" desahnya nikmat.
Mbak Tia berdiri dan mengangkangi kepalaku
"Jilat Vi.. jilat memekku.. Oohh.. mhh" jeritnya tertahan saat aku menjilat dan mengulum
clitorisnya sementara Mbak Amy masih mengoral aku dan tangan kirinya menggosok
vaginanya sendiri.
Aku meminta Mbak Amy berhenti dan aku berdiri, lalu meminta MbakTia berlutut diatas
karpet dan menghadap sofa. Aku berlutut di belakangnya dan menggesekkan penisku ke
vaginannya
"Sshh.. Ovii.. mmaassuukkiinn ssaayy.. mmaass.. aahh.. sshh.. yyeess..!" jeritnya saat
penisku memasuki vaginanya yang sudah basah karena jilatanku ditambah penisku yang
sudah basah karena ludah Mbak Amy yang sejak tadi mengoralku.
"Sshh.. ach.. ach.. aacchh.. teruss.. aacchh.. teruss say.. fucckk.. mmee.. aacchh..
yyeeaah.. tthhaattss.. ggoodd.. ffuuckk.. mmee" desahnya sambil kedua tangannya
meremas sandaran sofa.
Aku menggenjot Mbak Tia dengan ritme teratur.
Mbak Tia menikmati posisi itu. Setelah beberapa lama dengan doggy style
".. aahh.. aakkuu.. kkeelluuaarr.. ohh.. ohh.. aacchh.. yyeess.. I AM CUMMING!" jeritnya
menikmati dirinya mencapai klimaks sementara penisku terasa dipijat dan diremas-remas
oleh vaginanya yang mengeluarkan cairan hangat dan menyiram batang penisku.

Tampak Mbak Amy duduk menghadap kita berdua sambil meraba dan melakukan
masturbasi. Keadaan ini membuatku semakin bersemangat menggenjot Mbak Tia dan
meminta Mbak Tia untuk merubah posisi. Aku mendudukan Mbak Tia dimeja makan dan
aku berada didepannya, Mbak Tia terlentang diatas meja makan aku mengangkat kedua
kakinya dan aku taruh di pundakku.. posisi ini membuat penisku langsung menghadap
vagina Mbak Tia. Kumasukan batang kejantananku dan aku menggenjot Mbak Tia lagi.
"Shh.. aahh.. yyeess.. kluarin.. Vii.. kklluuaarriinn.. ach. ach.. yyeeahh" desahnya nikmat.
Sementara tanganku meremas dan kedua payudaranya.. kedua tangan Mbak Tia
mencengkeram pinggir meja makan dan..
".. Oohh.. vVii.. aammppuunn.. aakkuu.. ggaakk.. kkuuatt.. ppleeaassee.. ssaayy..
pplleeaassee.. ACH.. ACH.. ACH..!" jeritnya menikmati klimaks untuk kedua kalinya,
aku menggenjotnya semakin kencang
"MBAK TIA..! aku mauu.. kluuaarr.. aahh.. aahh" jeritku tertahan.
Mbak Tia buru-buru turun dari meja dan berlutut menghisap penisku dan tangannya
mengocok dan memutar cepat batangku.
"Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..", ketika aku klimaks Mbak Tia membuka mulut dan
memperlihatkan airmaniku ditampung diatas lidahnya lalu ditelan habis air maniku.
Mbak Tia berdiri dan menciumku
"Makasih ya Vii.. kontol kamu enak banget" bisiknya.
Sementara Mbak Amy masih mengusap dan memasukan jarinya ke vaginanya aku
menghampiri dan menciumnya, kedua tangannya memelukku dan vaginanya masih
terbuka.. penisku yang setengah tegang aku dorong masuk ke vaginanya.
"Oohh.. Ovii.. kamu nakal.. " jeritnya nikmat ketika aku menyodok vaginanya dengan
penisku
"Entot aku Vii.. entot.. aku.. ach.. ach" desisnya.
"Cepet say.. cepet say.. aku.. kluar.. aakkuu.. aahh.. aahh..!" jeritnya, badannya bergetar
mencapai klimaks.
Aku menggenjot Mbak Amy lagi dan, "Aahh.. Mbaak..!" jeritku.
Buru-buru aku mencabut penisku dan Mbak Amy menghisap penisku. Aku klimaks lagi..
dan seperti biasa Mbak amy menelan seluruh air maniku. Mbak Tia terduduk
memandangi aku dan tersenyum. Setelah itu aku mandi dan mengganti baju dikamar.
Dari kamar Mbak Amy yang pintunya tidak aku tutup, aku mendengar pembicaraan
mereka.
"Wah.. Amy gila bener loe.. masa gue ngentot ditonton ama loe sich" kata Mbak Tia.
"Nah loe juga ngeliat gue ngentot.. sama aja lagi saling menonton" balas Mbak Amy lalu
mereka tertawa berdua.
"Gila.. juga gue mau ngentot depan teman gue sendiri" kata Mbak Tia.
"Tapi gak pa pa lah.. buat sekali kali.. cari sensasi.. daripada ama suami sendiri..
bosennn.. gayanya gitu-gitu aja" Mbak Amy membalas..
"Tapi jujur lho.. baru kali ini gue ngentot ama orang laen selain suami gue.. ditonton lagi
ama loe" kata Mbak Tia lagi
"Amy.. loe kenal dimana sih ama Ovi?" tanyanya lagi.

"Ovi itu dulu.. cowonya asisten gue.. jadi gue kenal dan dia sering jemput cewenya"
jawab Mbak Amy.
Aku keluar dari kamar dan Mbak Tia sudah memakai bra dan CD-nya kimono yang aku
pakai tadi. Aku keluar menenakan celana pendek dan kaos t shirt. Sementara baju Mbak
Tia masih berserakan dilantai. Mbak Tia melipatnya dan ditaruh disamping tasnya. Mbak
Amy masih mengenakan kimononya dan menelepon Pizza Hut dan tidak lama kemudian
datang. Kami bertiga makan sambil tertawa dan mengobrol. Pukul 23. 00 Mbak Tia pamit
pulang dengan diantar aku dan Mbak Amy karena Mbak Tia memang tidak membawa
mobil. Rumah Mbak Tia yang terletak di kawasan Kalibata. Setelah mengantar Mbak Tia,
aku dan Mbak Amy kembali ke apartement. Dalam perjalanan pulang Mbak Amy tidur,
kain balinya tersingkap dan tampak pahanya yang mulus, tanganku mengelus pahanya
hingga menyentuh pangkal pahanya.
Mobilnya yang bertransmisi automatic dan berkaca film gelap sangat menguntungkanku,
sehingga aktivitas didalam mobil ngga keliatan dari luar
".. mm.. Vii.. aahh.. jangan jail gitu dong.. Mbak ngantuk nih" katanya tanpa menolak
tanganku yang terus meraba dan mengelus pahanya.
Tanganku terus meraba dan menyentuh CD-nya.. tanganku mulai menyelinap dibalik CDnya dan mengusap rambut halus vaginanya. Mbak Amy sedikit meregangkan kakinya
sehingga memudahkan jariku untuk memainkan clitorisnya.
"Sshh.. mm.. sshh" desisnya dengan mata masih tertutup.. Mbak Amy memiringkan
badannya dan merebahkan kursinya sehingga posisi Mbak Amy terlentang
Tanganku terus aktif memainkan clitorisnya dan sesekali memasukan jariku kedalam
vaginannya
"Aahh.. sshh.. ach.. ach.. trus.. Vii.. sshh.. yyeess.. trus.. say" desahnya menikmati
permainan jariku di vaginanya
"Jangan dilepas.. Vii.. Oohh.. yyeess.. yang dalem Vii.. dalem Vii.. puter jari kamu.. sshh..
aahh" desahnya keenakan.
Aku melepas jariku dan menutup roknya ketika aku hendak membayar tol dalam kota.
Kembali aku melakukan aktiVitas tanganku setelah membayar tol.. aku memasukan dua
jariku dan memutar dan mengocok vaginanya. Mbak Amy duduk dan menghadapku
dengan mengangkangkan kakinya sehingga memudahkanku melakukan gerakan tangan
dan jariku.
".. mmpphh.. yyeess.. vVii.. ini dimannn.. yyeess.. ohh.. truss.. sayy" desahnya.
"Jalan tol dalam kota Mbak" jawabku sambil terus menyetir dan menyodok nyodok
vaginanya dengan kedua jariku.
Kedua tangannya diangkat keatas dan memegang pegangan tangan diatas jendela,
rambutnya yang panjang dan lurus menutupi kedua payudaranya.
"Mbak.. buka donk bajunya" pintaku.
Mbak Amy membuka t shirtnya dan tampak bra warna hitam menutupi payudaranya yang
besar dan kenyal. Mbak Amy membetulkan rambutnya sehingga seluruhnya menutupi
payudara kirinya.. sementara kedua tangannya tetap memegang pegangan yang ada diatas
jendela. Aku terus mengocok dan mengocok vagina Mbak Amy.. Mbak Amy terus

mendesah dan menjerit keenakan.


"Ahh.. aahh.. VVii.. Akk.. iimm.. ccummiinngg.. iimm. ccummiinngg..!" desahnya
setengah menjerit.
Aku semakin kencang memompa vaginanya..
"Ahh.. yyeess.. Vii" jeritnya.
Terasa di jariku vaginanya berdenyut dan cairan hangat menyelimuti jariku. setelah itu
aku menarik jariku dan menyuruh Mbak Amy membersihkan jariku dengan mulutnya..
Mbak Amy menjilati dan menghisap jariku yang penuh dengan cairannya. Sesudah itu
Mbak Amy mengeringkan jari-jariku dengan tissue.
Tangan Mbak Amy mulai mengelus penisku yang sudah tegang.. dan menarik celanaku
turun sampai lutut"Lho.. Vii.. kamu cukur abis ya bulu kamu?" tanyanya sambil
mengocok batang penisku
"Iya.. tadi pas lagi mandi aku cukur ampe botak.. he he" jawabku.
Mbak Amy hanya tersenyum mendengar jawabanku dan menjilat ujung penisku dan
mulutnya mulai menghisap penisku
".. sshh.. ohh.. mmpphh.. yyeess" desahku.
Tangan kananku memegang setir dan tangan kiriku mengelus kepalanya dan memegang
rambutnya serta sesekali menjaMbak rambutnya. Mbak Amy terus menghisap melumuri
batang penisku dengan ludahnya dan mengocok cepat
"Oohh.. mmpphh.. yyeess.. Oohh.. aarrgffhh" aku mengerang keenakan
Setelah beberapa lama birahiku memuncak dan muncratlah airmaniku kedalam mulutnya
dan seperti biasa Mbak Amy menelan semua air maniku.
Mbak Amy membersihkan batang penisku dan menaikkan celanaku lagi.. aku tersenyum
dan mencium bibir Mbak Amy
"Makasih ya Mbak.. aku suka banget diisep ama Mbak.. abis enak banget sih" kataku
memuji Mbak Amy.
"Ah masaa.. enak mana ama sepongannya Mbak Tia?" jawabnya penasaran.
"Mm.. dua-duanya sama enaknya.. pokoknya.. siippllaahh" jawabku sekenanya.
HP Mbak Amy berbunyi, "Kenapa Tia.. aku lagi otw kerumah.. lagi di Semanggi
sekarang" kata Mbak Amy, rupanya Mbak Tia yang menelepon
"Nih.. Mbak Tia mau ngomong ama kamu Vii" katanya sambil menyalakan speaker
phonenya, sehingga kita dapat ngobrol bertiga
"Halo.. kenapa Mbak?" tanyaku
"Ngga aku ingin tau lagi ngapain sih loe berdua?" balasnya
"Aku abis dipake ama Ovi" sahut Mbak Amy
"Hahh.. dalam mobil?" tanyanya keheranan.
"Iya.. abis itu gue nyeponk Ovi.. gue abisin pejunya tadi.. Tia loe mesti coba didalam
mobil" sahut Mbak Amy lagi.
"Amy.. loe sisain donk buat gue.. OVi" sahut Mbak Tia dan memanggilku..
"Kenapa Mbak?" jawabku
"Kamu jangan kasih Mbak Amy lagi.. sisain buat Mbak donk.. Mbak ingin lagi nih.. udah
dulu ya" balasnya
"Oke.. daa" balas kita berbarengan sambil tersenyum dan berciuman lagi.

Kita berdua kembali ke apartement dan langsung tidur. Aku bangun jam 10 dan Mbak
Amy sudah mandi dan berpakaian. Mbak Amy menyiapkan sarapan dan memberi aku roti
isi daging ham, 4 telor setengah mateng yang ditaruh dakam satu gelas, madu dan
vitamin. Setelah selesai sarapan aku mandi, sementara Mbak Amy sudah selesai
berdandan dan berpakaian rapih. Aku lantas berpakaian dan duduk di depan TV.
Mbak Amy menggenakan rok panjang warna cream, kemeja putih bermotif bunga, sepatu
putih dan rambutnya disanggul modern seperti pramugari-pramugari pesawat. Dilehernya
tampak kalung yang baru dibelinya dan sepasang anting senada dengan kalungnya. Hari
ini Mbak Amy tampak sexy dengan lipstick merah di bibirnya
"Mau kemana Mbak.. rapih amat.. mau ke caf pagi-pagi ya?" tanyaku menggoda.
Mbak Amy melemparku dengan tissue
"Aku mau pergi.. tapi kemana ya? aku tuh sekarang lagi mikir mau kemana" jawabnya
sambil berdiri dan berjalan ke dapur sambil menepuk pantatku.
Akupun balas dengan meremas kecil pantatnya. Mbak Amy membereskan piring sisa
makan, aku memeluk Mbak Amy dari belakang dan mencium lehernya yang jenjang. Aku
mengangkat roknya dan menurunkan celanaku. kegesekan penisku yang sudah tegang
kepantatnya.
".. Ovi.. jangan sekarang dong" katanya tapi membiarkan aku untuk tetap melakukan.
Aku terus menggesekan penisku dan aku turunkan CD-nya, aku gesekan kepala penisku
di vaginanya. dan terus aku lakukan selama beberapa menit
".. sshh.. sshh.. mm" desisnya sementara vaginanya sudah basah karena rangsanganku.
Aku masukan penisku perlahan kedalam vaginanya
".. ach.. ach.. sshh.. yyeess.. ohh.. mmpphh.. ach.. achh.. aacchh" desahnya berkali-kali,
aku terus memompa vaginanya. Setelah beberapa lama dalam posisi doggy style.
"aahh.. ahh.. aacchh.. aku keelluuaarr..!" jeritnya dan cairannya membasahi batang
penisku.
Aku makin semangat memompa Mbak Amy dan cret.. cret.. cret.. cret.. aku
menyemprotkan airmaniku di vagina Mbak Amy. Mbak Amy dan aku membereskan
pakaian dan Mbak Amy mengantar aku pulang karena Mbak Amy akan menjemput
anaknya di stasiun kereta. Dan kita berjanji untuk saling telp.
Sampai sekarang aku masih berhubungan dengan Mbak Amy dan Mbak Tia, terkadang
kita bertemu di plaza Senayan untuk nonton atau sekedar makan siang. Mbak Tia yang
lebih sering berhubungan karena suami Mbak Amy sedang berada di Jakarta. Mbak Tia
sering meminjam apartement Mbak Amy untuk bertemu aku dan 'ML' seharian.
Demikian cerita yang pernah aku alami

Anda mungkin juga menyukai