1.
LATAR BELAKANG
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,
menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri nusantara dengan segala kekayaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dengan baik dan penuh rasa
tanggung jawab untuk menjadi sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, baik di
masa kini maupun di masa mendatang.
Bahwa dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya lainnya serta penanggulangan
bencana dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yurisdiksinya
diperlukan informasi geospasial. Informasi geospasial harus dapat diselenggarakan dengan
tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna sehingga terjamin keakuratan, dan
kemutakhirannya.
Wilayah pesisir merupakan dua alam yaitu darat dan air yang mempunyai sifat berbeda, tetapi
masih saling mempengaruhi. Untuk itu diperlukan sarana perencanaan yang terpadu dan
lestari dengan tidak mengesampingkan perbedaan lingkungan dan ekosistem tersebut. Salah
satu sarana penting adalah data dan informasi geospasial dalam bentuk Peta Dasar
Lingkungan Pantai Indonesia yang merupakan sumber informasi darat dan laut, khususnya
wilayah pantai secara simultan dalam satu lembar peta dengan skala dan sistem proyeksi yang
sama. Sehingga pada akhirnya secara khusus diharapkan bisa lebih optimal dalam
perencanaan pembangunan nasional di wilayah pantai / pesisir.
Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) merupakan peta dasar yang dapat digunakan untuk
kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya nasional kelautan, yang merupakan salah
satu bagian kegiatan dalam rangka pengelolaan sumber daya laut nasional.
Badan Informasi Geospasial (BIG), khususnya Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan
Pantai (PKLP) mempunyai tugas menyediakan data dasar yang diwujudkan dalam Peta
Lingkungan Pantai Indonesia (Peta LPI), terkandung dalam Pasal 7 UU No. 4 Tahun 2011.
Perbedaan peta dasar kelautan dengan peta dasar darat adalah kandungan informasi,
diantaranya adalah data kedalaman laut atau data batimetri yang hanya ada dalam peta dasar
kelautan dan lingkungan pantai. Oleh karena adanya keterbatasan, baik waktu, biaya dan
tenaga yang tersedia, luas laut, panjang garis pantai serta informasi geospasial dasar untuk
wilayah pantai atau pesisir di negara kepulauan Indonesia yang besar sampai saat ini belum
dapat terliput seluruhnya dalam peta dasar LPI dalam format sesuai kebutuhan sebagai bagian
SIG (Sistem Informasi Geografis). Informasi Geospasial tersebut juga digunakan untuk
mendukung visi dan misi yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam program
NAWACITA yang berfokus pada pembangunan kemaritiman.
Saat ini, Pusat PKLP telah memiliki sistem basis data spasial kelautan terpadu yang bersifat
seamless, multi-user, multi purposes. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam
pengelolaan data spasial dijital, maka sitem basis data yang ada perlu disempurnakan dan
dilengkapi dengan informasi geospasial dasar, khususnya kelautan dan lingkungan pantai,
sehingga dapat mendukung penyelenggaraan program IDSN (Infrastruktur Data Spasial
Nasional), yaitu sebagai salah satu simpul dalam bidang kelautan dan lingkungan pantai.
Pelaksanaan kegiatan ini sangat diperlukan untuk menjamin kemutakhiran Peta LPI. Seperti
telah diperiksa dan diketahui, bahwa sebagian besar Peta LPI yang ada belum sepenuhnya
dalam format yang mendukung SIG (contoh: file geodatabase), bahkan masih banyak yang
terdapat dalam format grafis atau cetak saja.
Sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dalam Pasal 2, dituliskan
bahwa Informasi Geospasial harus diselenggarakan berdasarkan asas kemutakhiran.Untuk
itulah pelaksanaan kegitan ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa Peta LPI tersebut
telah dipublikasikan kurang lebih 10 tahun dan/atau adanya kebutuhan penting dan/atau
mendesak untuk dimutakhirkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2)
3)
8.
5)
External Harddisk 2 Terrabyte, sejumlah 2 (dua) unit, dimana rincian pengisian harddisk
adalah sebagai berikut:
1 (satu) unit berisikan sumber data digital selama proses kegiatan dilakukan (point 1)
dan
1 (satu) unit yang berisikan hasil akhir digital (point 2 dan 3), termasuk softcopy
pelaporan (point 4), yang telah disetujui oleh Tim Supervisi.
6)
DVD dan Cover DVD, sejumlah masingmasing 10 (sepuluh) unit, dimana rincian
pengisian DVD adalah sebagai berikut:
5 (lima) unit yang berisikan softcopy sumber data digital selama proses kegiatan
dilakukan (point 1).
5 (lima) unit yang berisikan softcopy hasil akhir digital (point 2 dan 3) dan Dokumen
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan (point 4).
9.
JENIS SDM
JUMLAH
Manajer Proyek /
Ketua Tim
Chief operator
GIS
Chief Operator
Database
KUALIFIKASI
(minimal)
S1 Geodesi /
Geomatika /
Lainnya
PENGALAMAN
(minimal)
3 tahun - Menangani
GIS Project
S1 Geodesi /
Geografi
2 tahun - Menangani
GIS Project.
S1 Geodesi /
Geografi/IT
2 tahun - Menangani
GIS Project (GIS
database).
Melakukan pengecekan
dan kartografi.
Melakukan dokumentasi.
data
Secara umum ketua tim dan koordinator yang disebutkan di atas harus aktif dan bertanggung
jawab dalam berlangsungnya koordinasi dan supervisi yang dilakukan. Oleh karena itu
dibutuhkan perencanaan yang matang dalam pelaksanaannya.
Untuk detil deskiripsi tugas dan tanggung jawab operator dan tenaga pendukung dalam Tabel
2.
Tabel 2. Kualifikasi Operator dan Pendukung yang dibutuhkan
Operator GIS
KUALIFIKASI
(minimal)
SMA/SMK
Tenaga pendukung
SMA/SMK
NO
10.
JENIS SDM
JUMLAH
PENGALAMAN
(minimal)
1 tahun - Menangani
GIS Project
1 tahun - Menangani
administrasi, peralatan
pendukung, dan
dokumentasi proyek.
Deskripsi Tugas/Tanggung
Jawab
Melakukan pengolahan data
dan kartografis, beserta
dokumentasinya.
Melakukan pelaksanaan
kegiatan administratif dan
dokumentasinya..
METODA KERJA
Metoda kerja yang harus dilaksanakan oleh penyedia barang dan jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan sebagaimana lampiran 3.
11.
SPESIFIKASI TEKNIS
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaanini harus memadai untuk mengolah data vektor dan
basis data spasial dalam kapasitas besar dan cepat,setara dengan highend graphic
workstation. Peralatan harus dibuktikan kepemilikan/hak sewanya.Untuk software yang
dibutuhkan seperti GIS, CAD, pengolah citra, dan aplikasi office, jumlah unitnya disesuaikan
dengan jumlah tim dan kapasitas kerja. Semua software yang digunakan berlisensi (berbayar
atau open source).
Salah satu peralatan penting yang digunakan dalam mendukung proses kartografis adalah
plotter (yang kompatibel sampai ukuran A0/A1 dan warna CMYK) yang harus dimiliki oleh
pihak Pelaksana, minimal 1 (satu) unit. Hal ini agar dapat mendukung proses dan hasil
pekerjaan yang telah ditentukan.
12.
Batoro Wisnu
NIP. 19770207 200604 1 002
No
Jenis
Peta
Nomor
Lembar
Peta
Judul Peta
LPI
0915-04
KUALATUNGKAL
LPI
1212-01
LPI
Sistem
Proyeksi
Tahun
Survei
1999
Transverse
Mercator
1999
TOBOALI
1996
Transverse
Mercator
1995
1113-09
BATUBATUMPANG
1996
Transverse
Mercator
1995
LPI
1113-08
TANJUNGPANGGUNG
1996
Transverse
Mercator
1995
LPI
1113-07
RAJIK
1996
Transverse
Mercator
1995
LPI
1113-06
SUNGAI SELAN
1996
Transverse
Mercator
1995
LPI
1113-05
BAGAN TENGAH
1996
Transverse
Mercator
1995
Edisi
Format Data
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
LPI
1113-04
TANJUNG SELOKAN
1996
Transverse
Mercator
1995
LPI
1113-03
TEMPILENG
1996
Transverse
Mercator
1995
10
LPI
1113-02
JERUJU
1996
Transverse
Mercator
1995
11
LPI
1113-01
MENTOK
1996
Transverse
Mercator
1995
12
LPI
1112-01
P. MASPARI
1996
Transverse
Mercator
1995
13
LPI
1014-02
1996
Transverse
Mercator
1995
14
LPI
1014-03
S. AIRHITAMLAUT
1996
Transverse
Mercator
1995
15
LPI
1015-11
SUNGAILOKAN
1999
Transverse
Mercator
1999
16
LPI
1015-10
NIPAHPANJANG
1999
Transverse
Mercator
1999
17
LPI
1015-09
KUALAMENDAHARA
1999
Transverse
Mercator
1999
18
LPI
1013-02
SUNGSANG
1996
Transverse
Mercator
1995
19
LPI
1014-01
P. ALANGGANTANG
1996
Transverse
Mercator
1995
20
LPI
1013-01
SUNGAI BARONG
BESAR
1996/2000
Transverse
Mercator
1995
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
format cetak:
freehand, data
digital: CAD
Pengecekan Data
Pengecekan Data