KROMATOGRAFI KERTAS
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk memisahkan komponen dalam tinta
dengan kromatografi kertas dan memisahkan ion-ion logam Ag(I), Hg(II) dan
Pb(II) dalam larutan cuplikan menggunakan metode kromotografi kertas.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan
larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini
sangat selektif karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta
kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses
keseluruhan (Khopkar, 1990).
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan
dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Kadangkadang, terutama pada gugus-gugus yang besar dari senyawa-senyawa yang
susunan kimianya mirip, seperti asam-asam amino, harga-harga Rf sangat
berdekatan satu sama lain (Sastrohamidjojo, 2002).
Rf
vertikal.
polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam (Basset,
1994).
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom
sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat
tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom
untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat
yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom
sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adlah 25-30 kali berat bahan yang akan
dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic
dan konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis
logan-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu :
1.
Pelarut. Disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahanperubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan
perubahan-perubahan harga Rf.
2.
Suhu. Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
3.
4.
5.
(Sastrohamidjojo, 2002).
Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol semprot,
gelas ukur, kertas saring Whatman No.1, penggaris, pensil, pipa kapiler, dan
ruang pengembang.
B.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat,
akuades, larutan baku Ag(I), larutan baku Pb(II), larutan baku Hg(II), larutan
dikromat, KI, dan pulpen tinta.
No.
Prosedur Kerja
1. Pulpen tinta warna hitam
(merek kenko) ditotolkan
pada kertas lalu
Hasil Pengamatan
Noda berwarna
hitam sepanjang
5,7 cm
2.
Noda berwarna
merah sepanjang
6,2 cm
3.
Noda berwarna
cm
Keterangan Gambar
4.
Noda berwarna
merah muda
sepanjang 5,9 cm
Prosedur Kerja
Hasil
Larutan Ag(I)
Pengamatan
Larutan Standar
standar larutan
Ag(I) sampel
dengan
noda yang
terlihat
memberikan tanda
ditotolkan pada
Larutan Sampel
kertas lalu
Ag(I) : Terdapat
dimasukkan dalam
noda merah
Keterangan Gambar
ruang pengembang
dengan pelarut
asam asetat : air
(1:1) sampai batas
pelarut lalu
dikeluarkan,
disemprot dengan
dikromat kemudian
bandingkan
keduanya panjang
2.
noda.
Larutan Pb(II)
Larutan Standar
larutan standard
Pb(II) : Terdapat
Pb(II) sampel
noda kuning
ditotolkan pada
kertas lalu
Larutan Sampel
dimasukkan dalam
Pb(II) : Terdapat
ruang pengembang
noda kuning
dengan pelarut
asam asetat : air
(1:1) sampai batas
pelarut lalu
dikeluarkan,
disemprot dengan
KI kemudian
bandingkan panjang
noda keduanya.
3.
Larutan Hg(II)
Larutan Standar
standar Hg(II)
Hg(II) : Tidak
sampel ditotolkan
terdapat noda
Larutan Sampel
ruang pengembang
Hg(II) : Tidak
dengan pelarut
terdapat noda
5,5 cm
1 cm
B. Perhitungan
Perhitungan Rf pemisahan komponen dalam tinta dengan pelarut
air
a. Pulpen tinta warna hitam (Merek kenko)
Diketahui : Jarak komponen noda hitam = 5,7 cm
Jarak gerak pelarut = 6,6 cm
Ditanya
: nilai Rf
5,7 cm
Rf
= 0,86
6,6 cm
b. Pulpen tinta warna merah (Merek millipen)
Diketahui : Jarak komponen noda merah = 6,2 cm
Jarak gerak pelarut = 7,1 cm
Ditanya
: nilai Rf
6,2 cm
Rf
= 0,87
7,1 cm
c. Pulpen tinta warna biru (Merek snowman V3)
Diketahui : Jarak komponen noda biru = 5,3 cm
Jarak gerak pelarut = 6,3 cm
Ditanya
: nilai Rf
5,3 cm
Rf
= 0,84
6,3 cm
: nilai Rf
0 cm
Rf =
= 0 cm
7 cm
b. Larutan sampel Ag
Diketahui : Jarak komponen noda = 4,4 cm
Jarak gerak pelarut = 5,4 cm
Ditanya
: nilai Rf
4,4 cm
Rf =
= 0,81 cm
5,4 cm
c. Larutan cuplikan Pb
Diketahui : Jarak komponen noda = 4,6 cm
Jarak gerak pelarut = 5,6 cm
Ditanya
: nilai Rf
4,6 cm
Rf =
= 0,82 cm
5,6 cm
d. Larutan Sampel Pb
Diketahui : Jarak komponen noda = 4,6 cm
Jarak gerak pelarut = 5,6 cm
Ditanya
: nilai Rf
4,6 cm
Rf =
= 0,82 cm
5,6 cm
e. Larutan cuplikan Hg
Diketahui : Jarak komponen noda = 0 cm
Jarak gerak pelarut = 7 cm
Ditanya
: nilai Rf
cm
cm
Rf =
= 0 cm
f. Larutan sampel Hg
Diketahui : Jarak komponen noda = 4,6 cm
Jarak gerak pelarut = 5,6 cm
Ditanya
: nilai Rf
4,6 cm
Rf =
= 0,82 cm
5,6 cm
VI.
PEMBAHASAN
Percobaan yang diuji kali ini berjudul Kromatografi Kertas yang
bertujuan untuk memisahkan komponen dalam tinta dengan kromatografi
kertas dan untuk memisahkan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam
campuran dengan kromatografi kertas. Teknik kromatografi kertas
merupakan pemisahan pada lapisan tipis selulosa atau kertas, tergolong
kromatografi cair-cair. Selulosa dapat menyerap air, sehingga air berfungsi
sebagai fase diam, pengembangan dari kromatografi partisi dengan
menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam. Fase diam disini
berupa air yang teradsorpsi pada kertas, dan sebagai larutan pengembangnya
adalah pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Dalam percobaan
ini dilakukan pemisahan komponen dalam tinta berwarna hitam, biru,
merah, dan puink dan pemisahan komponen yang terkandung dalam larutan
cuplikan menggunakan larutan standar Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) sebagai
pembanding.
Pada percobaan ini pemisahan komponen dalam tinta, kertas Whatman
dengan ukuran 7x25 cm dibagi menjadi 4 kolom yang masing-masing kolom
ditotoli dengan pulpen tinta yang berbeda-beda warna. Pada kolom yang
pertama ditotoli dengan pulpen tinta bewarna biru, kolom kedua ditotoli
dengan warna hitam, kolom ketiga bewarna merah dan kolom keempat
bewarna merah muda. Hasil yang didapatkan pada kolom 1 warna biru
dengan noda sepanjang 5,3 cm sehingga nilai Rf didapatkan 0,84. Kolom 2
warna hitam dengan noda sepanjang 5,7 cm sehingga nilai Rf didapatkan
0,86. Kolom 3 warna merah dengan jarak noda 6,2 cm sehingga nilai Rf
didapatkan 0,87. Kolom 4 warna merah muda dengan noda sepanjang 5,9
dan didapatkan hasil Rf sebesar 0,86.
Ion-ion logam Ag(I), Hg(II) dan Pb(II) dapat larut dalam pelarut polar
seperti air, namun ketiga ion ini memiliki polaritas yang berbeda satu sama
lain, sehingga untuk memisahkannya, menggunakan kromatografi kertas,
digunakan larutan pengembang yang memiliki kepolaran lebih kecil dari air.
Dalam percobaan ini digunakan larutan asam asetat : air dengan
perbandingan 1:1 sebagai larutan pengambang.
Pada percobaan ini, larutan cuplikan yang akan diidentifikasi
ditotolkan pada kertas saring berukuran 7x25 cm dibagi menjadi 6 kolom.
Kolom pertama ditotolkan Ag:Hg. Kolom kedua ditotolkan Ag. Kolom
ketiga ditotolkan Ag:Pb. Kolom keempat ditotolkan Pb. Kolom kelima
ditotolkan Hg:Pb. Kolom keenam ditotolkan Hg. Kemudian bagian bawah
kertas dimasukkan dalam ruang pengembang berisi larutan pengambang.
Ruang pengembang dalam keadaan tertutup dengan ruangan di dalamnya
telah dijenuhkan dengan uap sistem pelarutnya.
Setelah itu, ketika larutan pengembang telah merambat naik diatas
kertas, kertas dikeluarkan dari larutan pengembang dan dikeringkan. Setelah
kering, kertas kemudian disemprot dengan larutan pengenal berupa dikromat
dan KI. Berdasarkan teori, Ag(I) dengan dikromat akan menghasilkan warna
merah, Pb(II) dengan KI menghasilkan warna kuning dan Hg(II) dengan KI
menghasilkan warna merah. Sehingga apabila larutan cuplikan disemprot,
misalkan dengan dikromat, memberikan warna merah, ini dapat diartikan
dalam larutan cuplikan terkandung ion Ag(I), begitu pula untuk larutan yang
lainnya.
Hasil yang didapat untuk kolom 1 campuran Ag dan Hg (1:1) setelah
dilakukan penyemprotan larutan pengenal dikoromat tidak berwarna
sehingga tidak dapat menghasilkan nilai Rf. Kolom 2 larutan Ag setelah
dilakukan penyemprotan larutan pengenal dikoromat dan KI noda yang
didapat berwarna merah dengan jarak 4,4 cm, nilai Rf yang didapat adalah
0,81. Kolom 3 campuran Hg dan Pb (1:1) setelah dilakukan penyemprotan
larutan pengenal KI noda yang didapat berwarna kuning dengan jarak 4,6
cm, nilai Rf yang didapat adalah 0,82. Kolom 4 larutan Hg setelah dilakukan
penyemprotan larutan pengenal KI noda yang didapat berwarna kuning
dengan jarak 4,6 cm, nilai Rf yang didapat adalah 0,82. Kolom 5 campuran
Ag dan Pb (1:1) setelah dilakukan penyemprotan larutan pengenal KI noda
tidak dihasilkan warna. Kolom 6 larutan Pb setelah dilakukan penyemprotan
larutan pengenal KI noda yang didapatkan berwarna kuning dengn jarak 4,6
cm, nilai Rf yang didapatkan 0,82.
Reaksi yang terjadi antara ion logam dengan pereaksi pengenalnya
sebagai berikut :
2 Ag+ + CrO42-
Ag2CrO4
Pb2+ + 2 I-
PbI2
Hg2+ + 2 I-
HgI2
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Andi.
Yogyakarta.
Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromotografi. Liberty. Yogyakarta.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KROMATOGRAFI
PERCOBAAN I
KROMATOGRAFI KERTAS
Nama
NIM
J0B113204
Kelompok
I (Satu)
Asisten
Tuti Sriwinarti