Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FORENSIK

PERCOBAAN 2B
PENGUJIAN TINTA DENGAN SPOT TEST
DAN KROMATOGRAFI KERTAS

OLEH :

PRAJA PRAMUDIA SETYO

1908511008

KELOMPOK 3

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. I Nengah Wirajana, S.Si., M,Si.

Dr. Dra. Ni Made Suaniti, M.Si

Ni Komang Ariati, S.Si, M.P

Putu Udiyani Prayika Putri, S.Si., M,Si.

LABORATORIUM KIMIA FORENSIK PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PERCOBAAN 2B
PENGUJIAN TINTA DENGAN SPOT TEST
DAN KROMATOGRAFI KERTAS
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan trampil melakukan teknik pengujian tinta
dengan spot test.
2. Mahasiswa mampu memahami dan trampil melakukan teknik kromatografi kertas
dalam pengujian tinta.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kemiripan sifat yang dihasilkan oleh berbagai
macam jenis tinta terhadap beberapa reagen
4. Mahasiswa dapat mengetahui harga Rf dari masing – masing jenis tinta yang
dipisahkan dengan kromatografi kertas
5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi hasil percoban.

II. Dasar Teori

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang


digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil
digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang
sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer
(semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air),
surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah
cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan
antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-
material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi:
pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan adiktif lainnya digunakan untuk
mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering (Tim Lab forensik, 2021)
Pengujian tinta sangat erat kaitannya dengan pengujian kertas. Dalam banyak
kasus pengujian sangat jarang ditemukan tinta yang diuji dalam bentuk cair,
umumnya tinta yang diuji sudah berada dalam bentuk tulisan pada suatu kertas.
Sehingga hal ini menyulitkan pemeriksaan tinta pada kasus pemalsuan dokumen.
Karena untuk mendapatkan tinta dari dokumen akan diperiksa kemungkinan terjadi
kerusakan dokumen. Oleh karena itu pencarian metode yang tepat untuk identifikasi
tinta haruslah tidak merusak dokumen, diusahakan kerusakan yang terjadi sangat
kecil. Selain itu hal – hal lain yang perlu dipahami dalam pengujian tinta adalah
komposisi tinta, proses pembuatan, serta sejarah perkembangan berbagai jenis tinta
yang biasa digunakan pada rentang masa tertentu. Dalam dokumen kemungkinan
beberapa jenis tinta yang dipergunakan misalnya:
1. Indian inks, terdiri dari suspensi karbon hitam (endapan asap hitam/lamp
black) dalam air yang diberikan perekat atau getah pohon
2. Tinta logwood, tinta ini terbuat dari ekstrak air dari potongan – potongan
kayu yang dicampur dengan potongan dikromat (K2Cr2O7). Tembaga dan
garam – garam aluminium kadang – kadang juga dipakai dalam unsur tinta
tersebut. Tinta jenis ini tidak dipakai dan tidak diproduksi lagi
3. Tinta tulis Fe-gallotannate dengan kadar Fe yang rendah, tetapi mengandung
bahan sumba yang lebih banyak daripada tinta – tinta yang lain. Tinta ini
bersifat netral dan tidak korosif.
4. Tinta Iron Gallotannate, tinta ini terdiri dari suspensi yang berwarna hitam
dari ferritannat yang tidak larut dalam zat perekat yang terbuat dari pelvis
gummi arabbicum. Tinta ini bersifat korosif.
5. Tinta tulis alkalin, merupakan tinta cepat kering yang bersifat alkalis yang
memiliki pH antara 9-11. Cairan yang bersifat alkalis akan menyerap dengan
cepat kedalam serat kertas, sehingga tinta menjadi cepat kering
6. Tinta pena ballpoint adalah pasta dimana unsur – unsur pewarna yang
mungkin adalah sumba, pigmen atau grafik yang dilarutkan atau
disuspensikan ke dalam suatu solven. Pelarut yang mungkin digunakan basa,
jenis minyak, jenis alcohol, dan dengan perekat alami atau perekat sintetis.
7. Tinta cetak, tinta ini terdiri dari campuran pigmen – pigmen berwarna,
carbon black dan suatu bahan minyak, perekat, perekat sintetik.
8. Tinta stempel, karena tinta dalam sampel tidak boleh kering, sehingga tinta
ini dibuat dengan bantuan glyserolglyool, polyglycols ataubenzil alcohol dan
air.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengujian suatu
tinta yaitu:
1. Pengujian dengan reagen – reagen kimia pada bekas tinta dokumen atau pada
bagian – bagian dokumen yang terkena tinta. Dengan test ini jenis tinta dapat
ditentukan serta sifat alami adan sifat lain dari bahan sumba yang ada dalam
tinta tersebut
2. Uji kromatografi untuk memisahkan bahan – bahan sumba di dalam tinta.
Metode ini terbatas pada perbandingan bahan sumba dan tinta, tetapi dapat
digunakan untuk mengidentifikasi satu atau dua komponen lain dari bahan
sumba
3. Identifikasi masing – masing unsur tinta seperti FeSO4 dan FeCl2 sebagai
penentuan kuantitatif dari besi atau kadar sulfat dalam tinta. Dapat dilakukan
dengan pengukuran absorpsi sinar oleh kertas
4. Penentuan umur tinta, untuk membandingkan pemeriksaan tinta reaksi dari
tinta. Fragmen hendaknya dilihat di bawah mikroskop. Fragmen yang berisi
bercak tinta yang intesitas warnanya sama digunakan sebagai perbandingan.
Pada umumnya bercak tinta yang tipis akan memberikan reaksi lebih cepat
dan lebih sempurna dibandingkan dengan bercak tinta yang tebal. Disamping
itu terlihat bahwa flourosensi di bawah sinar ultraviolet akan tampak berbeda
bila pHnya berubah. Oleh karena itu untuk pemeriksaan tinta tertentu
diupayakan reagen yang digunakan dapat memberikan reagen yang spesifik
(Tim Lab Forensik, 2021).
Pada umumnya tinta menggunakan beberapa zat warna. Oleh karena itu
analisis secara kromatografi kertas harus dapat membedakan serta mengidentifikasi
zat warna yang diperlukan berbagai macam zat warna yang beredar di pasaran yang
biasa dipakai untuk pembuatan tinta. Kesulitan besar akan dialami pada saat
melakukan identifikasi karena beberapa zat warna tidak diproduksi dalam keadaan
murni, melainkan dicampur dengan warna – warna lainnya. Untuk alasan tersebut,
suatu analisis komperatif dari beberapa sampel untuk multi violet dari berbagai
macam pabrik akan menghasilkan kromatogram yang berbeda – beda (Wiex Lan,
2011).
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit
dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam dapat
berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang
dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Sedangkan
fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak maka
prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan juga
kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan berbentuk cair (Rohman, 2009)
Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu
fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi
bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap.
Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari
sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh
daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki
solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu
dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang
kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil,
solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan
kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila
senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Day & Underwood, 1990).
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan
pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh
nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:
𝑅𝑓 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 / 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan
(pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona.
Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan
menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas
zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan
noda-noda standar (Khopkar, 1990).
Kertas dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat terlarut melalui proses
migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah
satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di
dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan
dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan
muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi
atau ditetapkan dengan metode analitik
Pada kromatografi kertas sebagai penyerap digunakan sehelai kertas dengan
susunan serabut dan tebal yang sesuai. Susunan serat kertas membentuk medium
berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Pada
kromatografi kertas, fase diam yang digunakan adalah zat padat yang disokong
dengan serbuk selulosa yang berupa kertas, dapat pula berupa kertas saring
whatmann. Sedangkan fase geraknya berupa campuran yang terdiri dari satu
komponen organic yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam – asam, basa
atau pereaksi kompleks. Untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa, dan
pelarut ini harus sangat mudah menguap (Day & Underwood, 1980) .

III. Materi dan Metode


3.1 Materi
3.1.1 Alat
- Plat tetes
- Pipet tetes
- Batang pengaduk
- Kertas kromatografi
- bejana kromatografi
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Pipa kapiler
- Kertas saring
- Penangas Air
- Tabung reaksi
3.1.2 Bahan
- bermacam macam tinta
- Aseton
- Amonia
- Propanol
- Akuades
3.1.3 Reagen
- HCl 10 M
- HCl 10%
- NaCl
- Asam Oksalat
- HNO3
- Asam Sitrat 10 %
- H2SO4 15%
- NaOH 4%
- NH4OH
- KCN 2%

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Experimen dengan Spot Test

Macam-macam tinta

“Diteteskan sebanyak 2-3 tetes diatas plat tetes”

Tetesan tinta di plat tetes

“Reagen diteteskan pada masing-masing tinta”

Terjadi perubahan warna pada tinta

“Diamati dan dicatat perubahan warna yang


terjadi”

Bandingkan hasil perubahan warna


dengan tabel 1 dan 2 pada buku
3.2.2 Eksperimen Kromatografi untuk pengujian tinta

Larutan pengembang Propanol :


Aseton : Amonia = 40:20:20

Chamber dijenuhkan dengan larutan pengembang

Chamber berisi larutan pengembang

Diekstraksikan tinta dengan aseton dalam tabung


reaksi

Ekstak tinta dengan aseton

Ditotolkan ekstrakaseton pada kertas kromatografi

Totolan ekstrak aseton pada kertas


kromatografi

Dielusi sampai tanda batas

Kertas kromatografi setelah dielusi

Dikeringkan lalu dilihat hasilnya dibawah sinar UV

Terlihat bercak noda pada kertas


kromatografi

Tandai noda dan dihitung Rf masing-masing noda


Nilai Rf masing-masing noda
IV. Hasil Percobaan
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Experimen Spot Test

Reagen H2SO4 NaCl Asam HCl HNO3 KCN NH4 Asam NaOH HCl
Sampel 15 % Oksalat 10 % 20 % 2% OH sitrat 4% 10 M
tinta 10 %
Merah Ungu Mera Orange Ungu Pink Merah Merah Ungu Merah Pink
h
Ungu Hijau Ungu Biru Hijau Hijau Ungu Biru Ungu Ungu Hijau
tua keung
uan
Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Tosca
muda muda keungua
muda muda muda muda n

Keterangan :
Merah : Sampel A
Ungu : Sampel B
Biru : Sampel C

4.1.2 Eksperimen Kromatografi Kertas untuk Analisa Tinta


(Nilai Rf)
Sampel Tinta Nilai Rf
Tinta Merah Orange = 0,83
Pink = 1
Tinta Biru Biru =0,94
Ungu = 1
Tinta Hijau Hijau = 1
Tinta Ungu Biru = 0,88
Ungu = 1

1. Tinta Merah
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 𝑝𝑖𝑛𝑘
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

2. Tinta Biru
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 𝑖𝑟𝑢
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛


𝑅𝑓 𝑢𝑛𝑔𝑢
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

3. Tinta Hijau
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 𝑕𝑖𝑗𝑎𝑢
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

4. Tinta Ungu
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 𝑖𝑟𝑢
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛


𝑅𝑓 𝑢𝑛𝑔𝑢
𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

V. Pembahasan
Praktikum kimia forensik kali ini membahas suatu percobaan tentang
pengujian suatu tinta dengan menggunakan metode spot test dan kromatografi
kertas. Alasan dilakukan pengujuan ini karna dalam dunia forensic tinta juga
merupakan suatu alat bukti yang banyak sekali digunakan untuk pemalsuan
dokumen, sehingga metode analisis yang tepat dapat dideteksi tinta apa yang
digunakan serta membandingkannya dengan tinta pada alat bukti dokumen yang
sebenarnya.
Metode spot test berprinsipkan pada perubahan yang terjadi jika sampel
ditambahkan dengan reagen sedangkan kromatografi kertas berprinsipkan pada
pemisahan berdasarkan afinitas suatu komponen dalam campuran di antara 2 fase
yaitu fase diam berupa air yang teradsorpsi pada serat selulosa kertas yang
berfungsi untuk menahan sampel dan fase gerak berupa campuran pelarut
berfungsi untuk membawa komponen melewati fase diam dimana komponen
yang lebih berinteraksi dengan fasa diam dan kurang larut dalam fase gerak tidak
akan bergerak lebih jauh dibandingkan komponen yang kurang berinterasi dengan
fasa diam namun lebih larut dalam fasa gerak sehingga komponen dapat terpisah
membentuk pita pita komponen berdasarkan afinitasnya.

5.1 Percobaan Spot Test


Dalam percobaan ini digunakan 3 sampel tinta dengan warna merah,ungu
dan biru. Sedangkan reagen yang digunakan ada 10 antara lain HCl 10 M, HCl
10%, NaCl, Asam Oksalat , HNO3, Asam Sitrat 10 %, H2SO4 15%, NaOH 4%,
NH4OH, KCN 2%. Masing masing sampel tinta akan direaksikan dengan 10
reagen tersebut. kemudian perubahan warna yang dihasilkan dibandingkan
dengan table berdasarkan literatur pada penuntun. Kemudian hasil yang diperoleh
pada percobaan spot test tinta sebagai berikut :

Reagen H2SO4 NaCl Asam HCl HNO3 KCN NH4 Asam NaOH HCl
Sampel 15 % Oksalat 10 % 20 % 2% OH sitrat 4% 10 M
tinta 10 %
Merah Ungu Mera Orange Ungu Pink Merah Mera Ungu Merah Pink
h h
Ungu Hijau Ungu Biru Hijau Hijau Ungu Biru Ungu Ungu Hijau
tua keung
uan
Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Tosca
muda muda keungua
muda muda muda muda n

Saat Pengujian tinta merah dengan penambahan reagen, asam sitrat, asam
oksalat, H2SO4, HCl 10%, dan NaOH mengasilkan perubahan warna ungu/
violet, orange/jingga, ungu/merah keunguan, ungu/merah keunguan, dan merah/
merah tua. Dimana hasil perubahan warna ini memiliki kesamaan dengan tinta
logwood. Sedangkan dengan penambahan reagen HNO3 20% menghasilkan
perubahan warna merah muda atau pink yang artinya memiliki kesamaan dengan
jenis tinta Resorsinol. Penambahan KCN 2% memiliki kesamaan dengan jenis
tinta tannin dengan perubahan warna merah, dan penambahan reagen NH4OH
tidak memilki kesamaan dengam jenis tinta tercantum pada table literature.
Dikarnakan mayoritas reagen menghasilkan warna yang memilki kesamaan pada
jenis tinta logwood maka dapat diidentifikasi bahwa sampel tinta merah
cenderung sama dengan jenis tinta logwood.
Selanjutnya tinta ungu, saat ditambah dengan reagen KCN 2%, NH4OH
10%, Asam sitrat menghasilka perubahan warna ungu, ungu/violet, ungu/violet
sehingga memiliki kesamaan dengan jenis tinta cochineal, sedangkan pada
penambahan reagen H2SO4 15%, NaCL, Asam oksalat, HNO3 dan NaOH tidak
mnghasilkan warna yg sesuai dengan table literature. Serta penambahan reagen
HCl 10% menghasilkan warna Hijau sehingga memilki kesamaan dengan jenis
tinta prussian blue. Dikarnakan mayoritas reagen menghasilkan warna yang
memilki kesamaan pada jenis tinta cochienal maka dapat diidentifikasi bahwa
sampel tinta biru cenderung sama dengan jenis tinta cochineal.
Terakhir pengujian tinta biru, saat ditambah dengan reagen NaCl, HCl
10%, HNO3 20%, NH4OH 10%, sampel hijau memilki kesamaan dengan jenis
tinta indigo carmin dengan masing masing perubahan warna biru muda, biru
muda, biru/tidak berubah, biru. Sedangkan pada saat penambahan Asam sitrat
menghasilkan perubahan warna menjadi biru muda yang artinya memiliki
kesamaan dengan jenis tinta Nigrosin. Penambahan reagen KCN 2% tidak
mengasilkan perubahan warna sehingga memiliki kesamaan dengan jenis tinta
prussian blue. Serta penambahan NaOH dan HCl 10 menghasilkan warna biru
keunguan dan tosca yang mana tidak terdapat kesamaan dengan jenis tinta pada
table literature. Dikarnakan mayoritas reagen menghasilkan warna yang memilki
kesamaan pada jenis tinta indigo carmin maka dapat diidentifikasi bahwa sampel
tinta biru cenderung sama dengan jenis tinta indigo carmin.
Reagen yang digunakan dalam metode analysis spot test memiliki
berbagai macam sifat yang berbeda beda antara lain asam kuat, netral dan basa
kuat. Setiap peruahan warna yang terjadi dipengaruhi oleh sifat sifat tersebut.
yang mana tinta merah dapat mengalami perubahan dikarnakan reagen yang
bersifat asam, begitu pula dengan tinta ungu hanya bisa bereaksi dengan reagen
asam, tinta biru bereaksi dengan segala reagen.
5.2 Percobaan Kromatografi Kertas
Pada percobaan analisis tinta dengan kromatografi kertas, fase gerak atau
eluen yang digunakan berupa campuran pelarut yaitu propanol : aseton : amonia
dengan perbandingan 40: 40 : 20 dan fase diam berupa air yang teadsorpsi pada
serat selulosa kertas. Bejana kromatografi dijenuhkan dulu dengan eluen agar
atmosfer dalam bejana homegen dengan uap dari eluen sehingga pemisahan
berlangsung cepat dan optimal. Kertas kromatografi diberi tanda batas dan tempat
penotolan sampel dengan pensil dimana tempat penotolan sampel tidak boleh
terndam oleh eluen karena jika terendam oleh eluen menyebabkan sampel turun
larut dalam eluen sehingga tidak dapat dipisahkan. Penggunaan pensil digunakan
karena jika menggunkan pulpen atau spidol mengandung tinta yang sebagian
besar terbuat dari senyawa organik sehingga dapat ikut terelusi pada kertas dan
menganggu proses pemisahan sampel. Stelah ditotolkan, kertas dimasukan ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan eluen dan ditutup
kembali agar atmosfer bejana tetap jenuh dengan eluen. Eluen mengelusi
komponen sampel merambat ke atas melalui fase diam akibat adanya gaya kapiler
yang berlawanan dengan gaya gravitasi bumi. Setelah eluen mencapai batas atas,
kertas dikeringkan agar sisa sisa pelarut dapat hilang. Dengan jarak pergerakan
pelarut (eluen) tertinggi sebesar 9 cm didapatkan jarak pergerakan komponen
pada sampel yaitu pada sampel tinta merah terdapat 2 noda yang dihasilkan yaitu
orange dan pink dengan jarak pergerakan komponen masing masing sebesar
sebesar 7,5 cm dan 9 cm. Tinta biru terdapat 2 noda yang dihasilkan yaitu biru
dan ungu dengan jarak pergerakan komponen masing masing sebesar 8,5 cm dan
9 cm. Pada sampel tinta hijau dengan jarak pergerakan komponen yang dihasilkan
yaitu 9 cm. Serta terkahir sampel ungu terdapat 2 noda yang dihasilkan yaitu
biru dan ungu dengan jarak pergerakan komponen masing masing sebesar sebesar
8 cm dan 9 cm. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan harga Rf pada masing
masing sampel adalah pada tinta merah yaitu 0,83 untuk noda orange dan 0,1
untuk noda pink. Pada tinta biru yaitu 0, 94 untuk noda biru dan 0,76 untuk noda
ungu. Pada tinta hijau yaitu 1 dan pada tinta ungu yaitu yaitu 0, 88 untuk noda
biru dan 1 untuk noda ungu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pada percobaan
diantaranya adalah jumlah reagen yang diteteskan pada sampel tinta, pemilihan
fase gerak serta ketepatan komposisi campuran fase gerak, suhu saat praktikum,
dan ketelitian praktikan saat mengamati hasil percobaan.

VI. Simpulan dan Saran (revisi)


6.1 Simpulan
1. Identifikasi tinta dengan metode spot dilakukan dengan membandingkan
perubahan warna tinta pada percobaan dengan tinta standar
2. Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, di mana
adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang
diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen
berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika
memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan
fase gerak.
3. Teknik pengujian tinta dengan spot test merupakan pengujian kandungan
penyusun tinta dengan menggunakan berbagai reagen tertentu, yang akan
bereaksi dengan senyawa yang terkandung pada tiap tinta dan
menghasilkan warna.
Adapun sifat sekian tinta yang digunakan
a. Tinta merah memiliki kemiripan sifat Logwood, Resornoir,Tannin.
b. Tinta ungu memiliki kemiripan sifat cochineal dan Prussian blue
c. Tinta biru memiliki kemiripan sifat cindigo carmin, nigrosin dan
Prussian blue
4. Harga Rf pada masing masing sampel adalah pada tinta merah yaitu 0,83
untuk noda orange dan 0,1 untuk noda pink. Pada tinta biru yaitu 0, 94
untuk noda biru dan 0,76 untuk noda ungu. Pada tinta hijau yaitu 1 dan
pada tinta ungu yaitu yaitu 0, 88 untuk noda biru dan 1 untuk noda ungu.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pada percobaan diantaranya adalah
jumlah reagen yang diteteskan pada sampel tinta, pemilihan fase gerak serta
ketepatan komposisi campuran fase gerak, suhu saat praktikum, dan
ketelitian praktikan saat mengamati hasil percobaan

6.2 Saran
Saran bagi praktikan yang akan melakukan percobaan yang sama
diharapkan mahasiswa memahami dan menyesuaikan penyebutan jenis
perubahan warna yang terjadi pada saat dilakukan percobaan. Khususnya
percobaan spot test sehingga jenis perubahan warna sesuai dengan warna yang
terdapat di dalam tabel literature. Alhasil dalam mengidentifikasi perubahan
warna guna menentukan jenis tintanya dapat dilakukan dengan mudah. Pada
percobaan kromatografi kertas diharapkan dapat ditemukan larutan
pengembang yang terbaik untuk memisahkan tinta tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif . Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.

Khopkar SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. A Saptorahardjo, penerjemah.


Terjemahan dari: Basic Concepts of Analitycal Chemistry, UI Press, Jakarta.

Lan, Wiex, 2011. Laporan Praktikum Praktikum Kimia


Forensik Forensik .Scribd.com..http://www.scribd.com/doc/55787151/Laporan-
Praktikum-Kimia-Forensik. Diakses pada tanggal 5 april 2021

Rohman, Abdul dan Ibnu Gholib G. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Wirajana, I.N, N.M. Suaniti, K. Ariati. 2021. Penuntun Praktikum Kimia Forensi.
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
LAMPIRAN

Gambar 1. Tinta Sampel Gambar 2, Tinta Sampel + Reagen

Gambar 3. Penotolan sampel Gambar 4. Hasil proses elusi


pada kertas kromatografi pemisahan Kromatografi

Anda mungkin juga menyukai