ANALISIS KROMATOGRAFI
PERCOBAAN I
KROMATOGRAFI KERTAS
NAMA
: FEBRINA SUSILAWATI
NIM
: J0B112202
KELOMPOK
: I (SATU)
ASISTEN
: M. IRFAN N
PERCOBAAN I
KROMATOGRAFI KERTAS
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk memisahkan komponen dalam
tinta dengan kromatografi kertas dan memisahkan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II)
dalam campuran dengan kromatografi kertas.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan
adsorpsi, kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang
digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang
menggunakan alas tak bergerak (misalnya kromotografi kolom), kromotografi kertas
dan lapisan tipis. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir
melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, dalam
kromatografi kertas pendukung itu adalah kertas atau kertas terolah (Basset, 1994).
Kemurnian radiokimia senyawa 170 Tm-EDTMP ditentukan dengan metode
kromatografi lapisan tipis (KLT) dengan menggunakan pelat silika gel 60 (2 x 10 cm)
sebagai fase diam dan aseton sebagai fase gerak. Metode kromatografi kertas
dilakukan dengan menggunakan kertas kromatografi Whatman 3 MM (2 x 10
cm),Whatman 3 MM (2 x 20 cm) dan Whatman 1 (2 x 25 cm) sebagai fase diam dan
larutan NaCl fisiologis (0,9%), asam asetat 50%, aseton serta larutan amoniak :
metanol : air (1:10:20) sebagai fase gerak. Sedangkan metode elektroforesis kertas
dilakukan dengan menggunakan pelat pendukung kertas kromatografi Whatman 3
MM (2 x38 cm) dan larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7,5 sebagai larutan elektrolitnya,
pemisahan dilakukan selama 1 jam pada tegangan 350 volt. Kemudian kertas
kromatografi dan kertas elektroforesis dikeringkan, dipotong-potong dan dicacah
dengan pencacah- saluran tunggal dan dicacah dengan pencacah-saluran tunggal
jarak (cm) dari garis awal kepusat zona
jarak (cm) dari garis awal ke garis depan pelarut
RF =
Harga RF cukup konstan asal semua variabel dikendalikan baik-baik. Namun
dijumpai bahwa laju relatif gerakan itu konstan meskipun kendali itu kurang ketat,
sehingga memungkinkan identifikasi satu pita pada sepotong kertas berdasarkan
posisi relatif pita itu terhadap pita-pita yang diketahui. Lagi pula dengan besarnya
jumlah uji bercak yang tersedia untuk mendeteksi ion-ion anorganik secara terpisah,
keharusan mengetahui harga RF secara cermat telah berkurang. Jika kemurnian
pelarut, temperatur dan penjenuhan atmosfirnya benar-benar dijaga, maka harga RF
dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor berikut :
1.
Pelarut
Disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang
sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan
harga Rf.
2.
Suhu
Perubahan suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
3.
dari
bejana
mempengaruhi
homogenitas
dari
atmosfer
jadi
2.
3.
4.
5.
Pembuatan cuplikan.
6.
Waktu pengembangan.
(Sastrohamidjojo, 2002).
III.
PROSEDUR KERJA
A. Pemisahan Komponen dalam Tinta
1. Disiapkan Kertas Whatman No.1 dengan ukuran 12 x 25 cm dengan
pensil ditarik batas kira-kira 2 cm dari pinggir kertas dan dibagi kertas
menjadi 4 kolom serta diberi nomor.
2. Ditotol masing-masing kolom dengan pulpen tinta yang berbeda-beda
warnanya.
3. Disiapkan ruang pengembang yang diisi dengan 25 mL larutan air,
dibiarkan hingga jenuh.
4. Dimasukkan kertas ke dalam ruang pengembang, dijaga agar larutan
pengembang tidak menyentuh cuplikan.
5. Ditutup ruang pengembang. Bila larutan pengembang sudah mencapai
3
4
bagian kertas, maka kertas diambil dari larutan dan diberi tanda
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Disemprotkan
pada
kolom Ag(I)
dengan
dikromat
akan
V.
Sampel
Pulpen tinta warna
kuning
(Tanpa Merek)
Hasil Pengamatan
Kuning
Keterangan gambar
2.
3.
Biru
(Merek Standard)
4.
Merah
Tabel 2. Hasil Pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran
No
Sampel
Hasil Pengamatan
.
1.
Larutan Ag(I)
Kuning
2.
Larutan cuplikan
Kuning
3.
Larutan Hg(II)
Kuning
4.
Larutan cuplikan
Kuning
Keterangan gambar
5.
Larutan Pb(II)
Tidak tampak
6.
Larutan cuplikan
Tidak tampak
1. Perhitungan
Perhitungan Rf pemisahan komponen dalam tinta
a. Pulpen tinta warna kuning (Tanpa Merek)
Diketahui
Ditanya
Rf =
0,4 cm
5,5 cm
: nilai Rf ?
= 0,072 cm
= 5,4 cm
: nilai Rf ?
= 5,4 cm
5,4 cm
5,5 cm
= 0,981 cm
Rf kuning
0,7 cm
5,5 cm
= 0,127 cm
Rf biru
5,4 cm
5,5 cm
= 0,981 cm
Rf hijau
Ditanya
Rf =
1,6 cm
5,5 cm
: nilai Rf ?
= 0,290 cm
Ditanya
Rf =
5,4 cm
5,5 cm
: nilai Rf ?
= 0,981 cm
Ditanya
Rf =
4,2 cm
5,5 cm
: nilai Rf
= 0,763
4,3 cm
5,5 cm
: nilai Rf ?
= 0,781
Ditanya
Rf =
3,7 cm
5,5 cm
: nilai Rf
= 0,672
Ditanya
Rf =
2,5 cm
5,5 cm
: nilai Rf
= 0,454
Ditanya
Rf =
3,7 cm
5,5 cm
: nilai Rf
= 0,672
Ditanya
Rf =
2,1cm
5,5 cm
: nilai Rf
= 0,381
B.
Pembahasan
Percobaan kali ini berjudul kromatografi kertas yang bertujuan
mencapai
3
4
bagian kertas, maka kertas diambil dari larutan dan diberi tanda
0,072 cm. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna hijau 0,981 cm dan
menampakkan noda kuning 0,127 cm dan noda biru 0,981 cm. Nilai Rf untuk
pulpen tinta berwarna biru yang menampakkan noda 0,290 cm. Nilai Rf untuk
pulpen berwarna merah menampakkan noda merah dengan jarak gerak
komponen 5,5 cm adalah 0,981 cm. Sedangkan pemisahan ion logam Ag(I),
Pb(II), dan Hg(II) dalam campuran didapatkan hasil Ag(I) dengan pereaksi
dikromat menghasilkan warna kuning dengan nilai Rf 0,763 cm, Ag(I) ditambah
dengan Hg(II) dengan pereaksi dikromat menghasilkan warna kuning dengan
nilai Rf 0,781 cm, Hg(II) dengan pereaksi KI menghasilkan warna kuning
dengan nilai Rf 0,672 nm, Ag(I) ditambah dengan Pb(II) dengan pereaksi KI
menghasilkan warna kuning dengan nilai Rf 0,454 cm , Pb(II) dengan pereaksi
KI menghasilkan warna merah dengan nilai Rf 0,672 cm dan Hg(II) ditambah
dengan Pb(II) dengan pereaksi KI menghasilkan warna merah dengan nilai Rf
0,381 cm.
Pada umumnya, polaritas suatu unsur atau senyawa akan meningkat
seiring dengan bertambahnya gugus fungsional dan akan berkurang dengan
bertambahnya berat molekul. Ag memiliki berat molekul 169,875gr/mol; Pb
memiliki berat molekul 331,214gr/mol dan Hg memiliki berat molekul
324,604gr/mol. Sedangkan air memiliki berat molekul 18gr/mol dan asam asetat
memiliki berat molekul 60gr/mol. Dari nilai-nilai ini dapat diketahui bahwa Pb
memiliki polaritas yang lebih kecil dari Hg dan keduanya memiliki polaritas
yang lebih kecil dari Ag. Namun ketiganya memiliki berat molekul yang tidak
jauh berbeda sehingga dapat dipastikan nilai kepolarannya pun tidak begitu
banyak perbedaan. Dari sini dapat diartikan pula bahwa pemisahan yang terjadi
diantara ketiganya pun tidak begitu besar. Dari nilai berat molekul juga dapat
diketahui bahwa asam asetat memiliki kepolaran lebih kecil dari air.
Teknik ini didasarkan pada perambatan larutan pengembang dalam
kertas saring sebagai akibat adanya gaya kapiler. Rambatan dapat diusahakan
dalam arah naik atau menurun, dan dalam percobaan ini rambatannya diusahakan
naik yaitu dengan cara. Larutan pengembang yang merambat naik akan
membawa serta larutan cuplikan dan larutan standar naik ke atas sehingga
kemudian dapat ditentukan jarak gerak larutannya. Jarak gerak untuk larutan
cuplikan Ag+Pb adalah 5 cm dan jarak gerak pelarut adalah 7,4 cm sehingga nilai
Rf nya adalah 0,67.
Terjadinya kekeliruan seperti pada larutan Ag+Hg dan Hg+Pb yang
tidak memberikan perubahan warna ketika disemprot dengan pereaksi pengenal
mungkin disebabkan karena pada saat menotolkan kurang banyak sehingga
larutan cuplikan tersebut tidak menempel dengan sempurna. Kemungkinan lain
adalah karena terkontaminasi udara dan teroksidasi, atau larutan cuplikan tidak
tercampur sempurna antara Ag dengan Hg dan Hg dengan Pb.
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Teknik kromatografi kertas merupakan pengembangan dari kromatografi
partisi dengan menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam.
2. Teknik ini berdasarkan perambatan larutan pengembang dan larutan cuplikan
pada kertas sebagai akibat dari adanya gaya kapiler dan perbedaan polaritas.
3. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna kuning adalah 0,074. Nilai Rf untuk
pulpen tinta berwarna hijau yang menampakkan noda kuning dan noda biru
masing-masing adalah 0,129 dan 1. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna
biru 0,296. Nilai Rf untuk pulpen berwarna merah adalah 1cm.
4. pemisahan ion logam Ag(I), Pb(II), dan Hg(II) dalam campuran didapatkan
hasil Ag(I) dengan pereaksi dikromat menghasilkan warna kuning dengan
nilai Rf 0,60, Ag(I) ditambah dengan Hg(II) dengan pereaksi dikromat
menghasilkan warna kuning dengan nilai Rf 0,61, Hg(II) dengan pereaksi KI
menghasilkan warna kuning dengan nilai Rf 0,66, Ag(I) ditambah dengan
Pb(II) dengan pereaksi KI menghasilkan warna kuning dengan nilai Rf 0,44 ,
Pb(II) dengan pereaksi KI tidak menghasilkan warna Hg(II) ditambanh
dengan Pb(II) dengan pereaksi KI.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A., Marlina, M. B. Febrian. 2011. Penentuan Kondisi Optimum Dalam
Penandaan Ligan Edtmp Dengan Radioisotop 170Tm. J. Iptek Nuklir Ganendra
Vol. 14 No. 1 hal (19 27)
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Day, R. A. & A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.
Jakarta
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromatografi. Liberty. Yogyakarta