I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan senyawa sampel asam
amino menggunakan teknik kromatografi kertas dan menentukan jenis asam amino
yang terkandung dalam larutan sampel. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk
mempelajari cara pengukuran kadar air dan fungsinya.
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antar lain: petridish glass,
jangka, pipet kapiler, hairdryer, botol penymprot, benang katun, oven, pinset,
penggaris, gunting serta pensil. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu larutan solute yang berupa campuran asam-asam amino, larutan
solvent: n-buthanol, asam asetat, dan air dengan perbandingan 4 : 1 : 1, 6 asam amino
standar (histidin, alanin, leusis, metionin, arginin,tirosin), kertas Whatmann no.1 dan
regen Ninhydrin.
B. Cara Kerja
Kertas Whatmann digunting sebesar tutup petridish, lalu dibuat lingkaran
berjari-jari 1 cm dari titik tengah kertas menggunakan jangka. Kertas Whatmann
dibagi menjadi 8 bagian yang sama besar denagn menggarisnya menggunakan pensil.
Pada tiap pertemaun anatara lingkaran 1 cm dan garis yang membagi kertas dibuat
lingkara-lingkaran kecil serta diberi nomor secara urut. Pada tengah kertas dilubangi
dan dimasukkan benang katun lalu diikat pada salah satu ujungnya agar tidak lolos
dari kertas Whatmann, benang disisakan sepanjang 4-5 cm.
Di tiap-tiap lingkaran kecil ditetesi dengan menggunakan pipet kapiler 6 macam
sampel asam amino dan 2 larutan sampel. Penempatan larutan-larutan tersebut yakni:
1. sampel
2. asam amino metionin
3. asam amino histidin
4. asam amino tiroksin
5. sampel
6. asam amino alanin
7. asam amino arginin
8. asam amino leusin
Larutan sampel yang diletakkan pada lingkaran nomor 1 dan 5 merupakan larutan
yang jenisnya sama dan dilakukan dengan tujuan sebagi ulangan.
Setelah itu kertas Whatmann dimasukkan pada tutup petridish dan kemudian
tutup tersebut dipasang pada petridish yang telah diisi dengan larutan solvent kurang
lebih 10 ml sehingga ujung benang tercelup ke dalam solvent. Dibiarkan selama 45
menit, kemudian tutup diangkat, batas daerah resapan solvent ditandai dan setelah itu
dikeringkan dalam oven selama 3 menit pada suhu 105 ºC. Setelah kering kertas
Whatmann disemprot dengan reagen Ninhydrin dan dikeringkan kembali dalam oven
kurang lebih selam 3 menit. Noda-noda berwarna ungu akan tampak kemudian diukur
jarak masing-masing bagian tengah jarak tengah rambatan (berwarna ungu) baik
larutan sampel maupun larotan asam amino standar. Kemudian dihitung nilai Rf-nya
dan dibandingkan antar larutan-larutan tersebut unruk menentukan asam amino apa
saja yang menjadi komponen larutan sampel.
No Berat kering Botol (g) Berat awal 45’ pertama (g) 45’ kedua (g) 45’ ketiga (g)
(g)
B. Pembahasan
Nilai Rf merupakan nilai perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh solute
(zat terlarut) dengan jarak yang ditempuh solvent (pelarut).
Jarak yang ditempuh solute
Rf = ------------------------------------
Jarak yang ditempuh solvent
Kertas yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas Whatmann no. 1
karena merupakan kertas yang banyak mengandung selulosa (96 %), dan sangat
efektif sebagai media perambatan asam amino yang mempunyai berat molekul (BM)
cukup besar sehingga asam amino tersebut dapat merambat dengan baik. Kertas
Whatmann termasuk media penyangga suatu larutan dengan kecepatan perambatan
sedang serta mempunyai ketebalan yang tipis, hal ini akan mempermudah
pengamatan walaupun jumlah asam amino yang diteteskan sangat sedikit.
Prinsip perambatan pada kertas adalah gaya kapiler dari kertas yaitu pada
poro-porinya yang besar sehingga molekul terutama yang dalam wujud cair dapat
melewatinya. Fungsi kertas dalam pemisahan terutama mempunyai pengaruh pada
kecepata aliran pelarut. Efek-efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus-
gugus hidroksil dan sejumlah gugus karboksil dari selulosa akan dapat menaikkan
efek-efek pertukaran ion.
Kemudian selama perlakuan dengan kertas Whatmann, diusahakan agar tidak
ada kontak langsung antara kulit dengan kertas atau kertas terlipat. Hal ini agar tidak
terjadi penempelan asam amino atau senyawa lain yang berasal dari tubuh kita, misal
dari pengeluaran keringat sehingga menyebabkan kontaminasi pada kertas.
Dalam percobaan ini menggunakan solvent yaitu campuran n-buthanol ,air,
dan asam asetat dengan perbandingan 4:1:1. Yang menjadi fase diam atau stationary
adalah air. Sedang yang menjadi fase gerak atau mobile adalah n-buthanol. Fungsi
dari penyemprotan Nynhidrin (indanatrioan hidrat) adalah sebagai pereaksi
yangdigunakan untuk mendeteksi asam-asam amino. Pada suhu kamar pereaksi ini
baru memberikan warna pada asam amino kira-kira setelah 24 jam. Namun, pada
pemanasan pada suhu 100 ºC warna akan timbul kira-kira setelah 4 menit saja.
Ada beberapa faktor yang deapat mempengaruhi jarak tempuh suatu senyawa
pada teknik kromatografi kertas ini, yaitu:
1. Pelarut
Karena pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil
dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan jarak tempuh suatu
larutan.
2. Ukuran dari bejana
Volume bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer, jadi mempengaruhi
kecepatan penguapan komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar
digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, lalu akan merubah koefisien
partisi.
3. Suhu
Perubahan pada suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
4. Kertas yang digunakan
Pengaruh utama kertas pada harga jarak tempuh larutan timbul dari perubahan ion
dan serapan yang berbeda untuk setiap kertas. Selain mempengaruhi kecepatan
aliran, jenis kertas juga akan memprngaruhi keseimbangan partisi.
5. Sifat dari campuran
Berbagai senyawa mwngalami diantara volume yang sama dari fase tetap dan fase
bergerak akan mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lain
dan akhirnya mempengaruhi jauh dekat jarak yang ditempuhnya.
Pada percobaan ini timbul 3 noda pada masing-masing sampel. Sehingga
untuk masing-masing sampel dapat diketahui 3 jenis asam amino penyusunnya.
Caranya adalah dengan mencari rata-rata nilai Rf kedua sampel tersebut pada ketiga
noda yang terbentuk. Rf 1 sampel menunjukkan angka 0,09 dan 0,10. Jika dirata-rata,
hasilnya Rf 1 adalah sebesar 0,095. Hasil ini mendekati Rf Arginin sebesar 0,10
sehingga dapat dikatakan salah satu asam amino penyusun sampel adalah Arginin. Rf
2 sampel menunjukkan angka 0,30 dan 0,30. Jika dirata-rata, hasilnya Rf 2 adalah
0,30. Hasil ini mendekati Rf Alanin sebesar 0,30 sehingga dapat dikatakan Arginin
merupakan salah satu asam amino penyusun sampel. Rf 3 sampel menunjukkan angka
0,78 dan 0,55. Jika dirata-rata, hasilnya Rf 3 sebesar 0,30. Hasil ini mendekati Rf
Leusin sebesar 0,65 sehingga dapat dikatakan asam amino ketiga yang menyusun
adalah Leusin.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa asam amino
yang terkandung dalam larutan sampel adalah Arginin, Alanin dan Leusin.
Kromatografi kertas termasuk teknik kromatografi partisi dimana fase geraknya
adalah n-butanol dan fase diamnya air. Prinsip kerja kromatografi kertas yaitu
pemisahan senyawa-senyawa solute di dalam 2 atau lebih pelarut yang berlainan
dengan menggunakan kertas sebagai media penyangganya.
Kandungan air pada sampel 1 dan 2 berturut-turut adalah 70,9 % dan 78,2 %.
Analisis kandungan kimia suatu sampel dilakukan pada bahan segar, sehingga fungsi
pengukuran kadar air adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran sampel melalui
persentase kadar airnya.
Heasley, V.L., V.J. Christensen and G.E. Heasley. 1997. Chemistry and Life in
Laboratory. 4th edition. Prentice Hall Co., Inc. USA. P. 56-70.
Disusun oleh :
Nama : M.A.Fathoni
NIM : BI/7660
Gol/Kel. : I B/ 2
Asisten : M. Rica A.
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2007