Anda di halaman 1dari 4

HNP Lumbal

HNP merupakan Rupturnya Nucleus pulposus yang menyebabkan tekanan pada saraf spinal.
Faktor Risiko
Tergantung dari faktor risikonya. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi:
A. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah:
Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
Faktor risiko yang dapat dirubah:
Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barangbarang berat, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan
fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir. Olahraga yang tidak
teratur,mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat dalam jangka waktu
yang lama.
Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus
untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan
strain pada punggung bawah.
Batuk lama dan berulang
Etiologi
1. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.
2. Spinal stenosis.
3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.
4. Pembentukan osteophyte.
5. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus
mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus
hingga annulus.
Insidens
Paling sering pada L5S1 dan L4L5. Hal ini disebabkan karena :
Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat,yaitu
menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disanggaoleh sendi L5-S1.
Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangattinggi.
Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi
L5-S13)
Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum
longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus.
Paling sering pada pasien umur 20-45 tahun, dan arah herniasi ke postero lateral paling
sering

Gambaran klinis
Biasanya menyebabkan Low back pain dengan atau tanpa skiatika (nyeri karena
penekanan pada n. ischiadicus) yang menjalar dari punggung bawah sampai tungkai bawah).
Ax:

DP :

Nyeri punggung bawah hebat, muncul mendadak, kronis


Skiatika = rasa nyeri hebat pada satu atau dua tungkai sesuai dengan distribusi akar saraf
dan menjadi hebat bila batuk, bersin, atau membungkuk
Parastesia hebat disertai dgn skiatika sesaui dengan distribusi saraf
Deformitas oleh karena spasme otot lumbal yang hebat
Mobilitas gerakan tulang belakang berkurang.
VS : Normal
Inspeksi : Bila ada deformitas tampak adanya deformitas
Palpasi :
o Nyeri tekan pada daerah herniasi dan daerah paravertebral/bokong
o Gejala parasthesia pada dermatomedaerah yang terkena
o Adanya kelemahan otot pada dermatome daerah yang terkena
o Bisa terjadi perubahan refleks pada dermatome daerah yang terkena
Tes Khusus :
o Tes SLR. Tes ini menunjukkan derajat terbatasnya dan besarnya tekanan pada
akar saraf. Tingkat keterbatasan dinyatakan positif bila berkisar 20-70 derajat.

Dx Penunjang
Px radiologis
o Foto Polos (AP dan Lateral) untuk meilhat adanya penyempitan discus, penyakit
degenerative, kelainan bawaan dan vertebra yang tidak stabil (spondilolitesis)
o Foto Kontras ---- mielografi, venografi spinal
o MRI ---- pemeriksaan pilihan
o Scanning Tulang ---- pakai bahan radioisotope (SR dan F) untuk menyingkirkan
paget disease
Pengobatan
1. Bed Rest di alas yang keras (kurang lebih 1-2 minggu). Pada fase ini jangan diberi
latihan. Bisa diberikan traksi untuk memastikan istirahat sempurna di temnpat tidur
2. Setelah fase akut selesai baru bisa diberi latihan. Program rehabilitasi Medik berupa :
a. Terapi Fisik : Traksi Lumbal, Diatermi, Elektroterapi, terapi Manipulasi, Exercise
b. Terapi Okupasi : Proper Body mechanics
c. OP : Korset Lumbal, alat bantu jalan
d. Advice

Traksi Lumbal
Awal : Beban 25-30 kg atau 1/4-1/3 BB penderita selama 20 menit selama 5x seminggu
Lutut dalam keadaan fleksi ( agar lordosis tidak tambah parah)
efek : dilatasi badan vertebra, meregangkan struktur lig, spinalis, melebarkan forame
intervertebralis, meluruskan kurva spinalis, mengulurkan otot-otot spinal
KI : Infeksi spinal, kompresi mielum, osteoporosis, HT maligna, PJK, ortu lemah, Hamil,
RA
Diatermi
Setelah fase akut, dilakukan sebelum terapi latihan, peregangan/stimulasi listrik
mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi
Menggunakan SWD
TENS
membrikan rangsangan listrik yang melawan (ciunter stimulation) sehingga nyeri turun
Exercise
Latihan dengan stress minimal pada punggung (jalan kaki, naik sepeda, atau berenang)
Latihan lain : Latihan kelenturan dan strengthening
Latihan penguatan :
o Latihan pergelangan kaki
o Latihan menggerakan tumit
o Latihan mengangkat panggul
o Latihan berdiri
o Latihan pergangan Hamstring
o Latihan berjinjit
o Latihan angkat kaki
Terapi Okupasi = Proper Body mechanics
1. Posisi duduk + berdiri = otot perut ditegangkan, punggung tegak lurus
2. Turun dari tempat tidur ---- Punggung didekatkan ke pinggir tempat tidur, tangan dan
lengan angkat panggul, berubah ke posisi duduk, pada saat berdiri tangan membantu paha
3. Tidur --- gunakan tangan dan lengan angkat panggul
4. Duduk --- tangan bantu sanggah tubuh
5. Mengangkat sesuatu dari lantai --- Lutut ditekuk hendak jongkok, punggung tetap dalam
keadaan tegak, mengencangkan otot perut, berdiri dengan meluruskan kaki dan barang
didekatkan ke dada
6. Jangan memutar badan
7. Toilet ganti dengan yang duduk
Advice
Tidak boleh bungkuk dan angkat berat

Istirahat bila nyeri, duduk menggunakan sanggahan pada kaki


menyapu atau mengepel menggunakan pegangan panjang
back exercise rutin dan perhatikan saat ambil barang

Anda mungkin juga menyukai