Anda di halaman 1dari 75

PRE PLANNING

SOSIALISASAI DAN PENGKAJIAN

A. Latar Belakang
Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses
keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/
pengkajian di lingkungan RT 01-06 RW 4 Desa Ciporeat.
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan
dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW 4 terutama
mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan diketahui
masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa dilakukan
intervensi yang tepat.
B. Tujuan

Tujuan Umum
Setelah melakukan pendataan/pengkajian di RW 4 Desa

Ciporeat

mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut


serta mengetahui perangkat desa dan batasan wilayah di RW 04.

Tujuan Khusus
Setelah melakukan pendataan/ pengkajian mahasiswa dapat :
a. Membina hubungan baik dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan,
pemuka agama, pengurus PKK dan masyarakat di RW 4 Desa Ciporeat.
b. Mengenalkan program kegiatan praktek profesi kepada masyarakat
melalui acara-acara yang dilakukan masyarakat RW 4 misalnya
pengajian, PKK dan lain-lain.
c. Menemukan masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 4 Desa
Ciporeat.
d. Membuat peta masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 4 Desa
Ciporeat.
e. Menyajikan data hasil pengkajian ke tokoh masyarakat, tokoh agama di
wilayah RW 4 Desa Ciporeat.

C. LANGKAH PENCAPAIAN TUJUAN


1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal

: Senin-Sabtu (6-11 April 2015)

Waktu

: Bada Ashar (karena warga banyak yang bekerja)

Sasaran

: Masyarakat RT 1-6 di RW 4 Desa Ciporeat


Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.

Penanggung jawab : RT 1 (Irma dan Agung)


RT 2 (Erma dan Yudi)
RT 3 (Melis dan Aswir)
RT 4 (Ferry dan Anisa)
RT 5 (Yudi dan Irma)
RT 6 (Irma, Agung,Yudi, Aswir, Ferry, Anisah,
Erma dan Melis)
2. Susunan Kegiatan
- Perkenalan dengan pengurus RW 4, ketua RT, kader posyandu
dan pengurus PKK sekaligus meminta izin untuk melakukan
pendataan di RT 1-6 RW 4 Desa Ciporeat.
- Membagikan angket ke masing-masing warga RT 1-6 dengan
metode Cluster Random Sampling (sesuai penanggung jawab
masing-masing RT) sekaligus perkenalan ke warga.
- Melakukan tabulasi data.
3. Metode
-

Kumpul Bersama/ Gathering

Ramah Tamah

Angket Pengkajian

4. Media

D. Evaluasi

Evaluasi Struktur
Adapun rencana pendataan dilaksanakan ku dua hari

Evaluasi Proses

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.

Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

4.1.2 Laporan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan


4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengkajian dilaksanakan mulai hari selasa 6 Nopember sampai
jumat 9 Nopember 2007. Sedangkan waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan waktu luang warga, yaitu sore hari dan malam hari dimana warga sudah
pulang dari tempat kerjanya.
4.1.1.2.1 Susunan Kegiatan

Tanggal 5 Nopember 2007


a. memperkenalkan diri dengan ketua RW V dan meminta ijin dari ketua
RW.

Tanggal 6-7 Nopember 2007


a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan kegiatan ke ketua
posyandu RW (Bu Asmat).
b. Memperkenalkan diri dengan kader-kader posyandu di tiap-tiap RT.
c. Memperkenalkan diri dengan ketua masing-masing RT, pengurus RW dan
pengurus PKK.
d. Membagikan angket dan menjelaskan cara pengisian angket ke masingmasing warga melalui melalui kader dan sebagian langsung ke warga
sambil perkenalan dengan warga yang dipilih secara acak di tiap-tiap RT.
Angket yang dibagikan sejumlah 90.

Tanggal 8-9 Nopember 2007


a. Mengambil angket dari rumah warga.
4.1.1.2.2 Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Kendala yang dihadapi antara lain:


a. Warga RW V Kelurahan Pagentan banyak yang bekerja sebagai pekerja
swasta dan sore hari mereka baru pulang, sehingga waktu yang tersedia
sedikit dan sulit menemui warga.
b. Ada beberapa warga yang tidak bersedia mengisi angket karena
kesibukan mereka di tempat kerja.

Masyarakat menerima kedatangan mahasiswa dengan baik dan bersikap


ramah.

2. Evaluasi Hasil
Dari seluruh angket yang dibagikan sejumlah 90, kembali

semua 90

angket.

4.1.2 Musyawarah Masyarakat Rukun Warga


4.1.2.1 Rencana Kegiatan Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW)
4.1.2.1.1 Latar Belakang
Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penerapan
askep komunitas, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan sampai evaluasi.
Setelah melalui tahap pengkajian, yang dilakukan dengan pengambilan
data di wilayah RW 05 Pagentan sejak tanggal 6 Nopember 2007, dilakukan
pengolahan data, selanjutnya dilakukan perencanaan. Perencanaan tersebut
dilakukan dengan memberdayakan masyarakat yang ada di wilayah ini. Untuk
selanjutnya dapat menentukan masalah dan rencana intervensi yang bisa
dilakukan. Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah melalui
musyawarah bersama antara warga masyarakat, pihak Puskesmas, pembimbing
institusi dan mahasiswa yang praktek.
4.1.2.1.2 Tujuan

Tujuan Umum:
Setelah melakukan musyawarah masyarakat rukun warga (MMRW),

masyarakat RW V Kelurahan Pagentan dapat mengetahui gambaran data


tentang kesehatan di wilayahnya.

Tujuan Khusus:
Setelah melakukan musyawarah rukun warga (MMRW) masyarakat dapat:
1. Menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya
2. Menentukan penyelesaian masalah kesehatan yang ada.
3. Bersedia mematuhi keputusan bersama yang telah disepakati.

4.1.2.1.3 Sasaran
Warga masyarakat RW 05 kelurahan Pagentan
4.1.2.1.4 Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006
Waktu

: Pkl. 19.00 - selesai

Tempat

: Rumah Bpk. Soehermanto, ketua RW 06 kelurahan


Bumiayu (PCP blok AP-12).

4.1.2.1.5 Pelaksanaan:
4.1.2.1.5.1 Tahap Persiapan
Persiapan MMRW dilakukan dengan mempersiapkan data yang akan
disampaikan, konsultasi dengan pembimbing, persiapan undangan dan segala
keperluan lain seperti tempat, dokumentasi, konsumsi serta mempersiapkan
salah satu tokoh masyarakat untuk mempresentasikan data.
4.1.2.1.5.2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan MMRW dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Pembukaan dan sambutan dari mahasiswa (5 menit)
b. Sambutan dari ketua RW atau pihak yang mewakili (5 menit)
c. Presentasi data oleh masyarakat (10 menit)
d. Diskusi:
- Penentuan masalah (25 menit)
- Penentuan penyelesaian masalah (20 menit)
e. Penyelesaian dari pihak Puskesmas Singosari (10 menit)
f. Penjelasan atau penambahan dari pihak institusi (10 menit)
g. Penutup/ doa ( 5 menit).
4.1.2.1.5.3 Tahap Evaluasi

Evaluasi Proses
Kendala proses pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi Akhir
Hasil Kesepakatan bersama.

4.1.2.2 Laporan Kegiatan MMRW


4.1.2.2.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006
Waktu

: Pkl. 19.00 - selesai

Tempat

: Rumah Bpk. Soehermanto ketua RW VI kelurahan


Bumiayu (PCP blok AP-12)

4.1.2.2.2 Pelaksanaan
1.

Tahap Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan persiapan. persiapan
persiapan yang dilakukan antara lain:
- Mempersiapkan materi/ bahan/ data yang akan dipresentasikan
- Mempersiapkan media penyampaian data
- Mempersiapkan masyarakat sebagai presenter
- Berkonsultasi dengan pembimbing baik pihak Puskesmas maupun
institusi
- Mempersiapkan dan membagikan undangan kepada ketua RT, tokoh
masyarakat, remaja, tokoh agama yang ada di wilayah RW 05 kelurahan
Pagentan
- Mempersiapkan keperluan penunjang lainnya yaitu tempat, dokumentasi
dan konsumsi.

2.

Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan:
1. Pembukaan dan sambutan dari wakil mahasiswa ( Dafir) selama 4 menit
2. Sambutan dari wakil RW ( sekretaris RW yaitu Bpk. Setiawan ) selama 5
menit
3. Penyajian data oleh salah satu tokoh masyarakat ( Bu Ninik S. ) selama
10 menit)
4. Diskusi:
-

Penentuan masalah kesehatan ( 30 menit)

Penentuan penyelesaian masyarakat (25 menit)

5. Klarifikasi dari pihak Puskesmas (Bpk. Agus W.) selama 10 menit


6. Klarifikasi dari pihak institusi ( Bpk. Ahsan) selama 4 menit

7. Penutup: kesimpulan dan doa selama 3 menit


8. Dokumentasi.
3.

Tahap Evaluasi
Evaluasi proses:

Kendala-kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu (deadline


pelaksanaan MMRW)

Masyarakat merasa jenuh dengan rapat-rapat karena kesibukan


warga sendiri.

Undangan yang dibagikan sebanyak 30 undangan tapi yang hadir


sekitar 5 orang warga ditambah 2 orang pembimbing. Hal ini
dikarenakan waktu pelaksanaan MMRW bersamaan dengan waktu
penyelenggaraan rapat RT ( RT 5) dan rapat di kelurahan untuk
pembentukan karang taruna.

Acara berjalan lancar, meskipun acara baru dimulai pukul 20.00 WIB (
terlambat 1 jam dari jadwal), masyarakat cukup antusias terhadap
diskusi yang dilakukan.
Evaluasi akhir

Diperoleh kesimpulan dan kesepakatan bersama yaitu mengenai masalah


kesehatan dan penangangannya.
o

Prioritas Masalah Kesehatan di RW V Kelurahan Pagentan:


1.

Masalah kesehatan lingkungan.


Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air,
saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas
peliharaan mendapat prioritas utama sebagai masalah yang harus
segera diatasi. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil pengkajian
dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa:

10%

membersihkan

bak

mandi

>

minggu,

27%

membersihkan bak mandi selama seminggu sekali

15% menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air


kotor dan 37% dibuang diselokan.

29,24 % memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai


kandang bersatu dengan rumah.

Masalah kesehatan lingkungan merupakan prioritas masalah


karena dirasakan warga sebagai gangguan lingkungan sekitar dan
mengancam kesehatan.
2.

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Masalah kurangnya kesadaran

ibu-ibu yang memiliki balita di

lingkungan RW VI untuk datang ke posyandu secara rutin dan


pemberian ASI secara eksklusif.
Data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan
bahwa 47% memiliki balita dan 58%nya tidak mengikuti
penimbangan balita di Posyandu, sedangkan 29%nya tidak
memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dirasakan sebagai
masalah yang perlu mendapat perhatian sebab kurangnya
partisipasi ibu-ibu dalam penimbangan dan pemberian ASI
eksklusif akan menyebabkan gangguan kesehatan serta tumbuh
kembang balita tidak dapat dipantau dengan baik.
3.

Masalah remaja berkaitan dengan narkoba.


Dari data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan 10%
remaja dari total penduduk RW VI dengan 10%nya memiliki
riwayat pengguna Narkoba. Hal ini dirasakan warga sebagai
ancaman bagi kesehatan remaja sebagai penerus bangsa yang
idealnya sehat secara jasmani dan rohani dan bebas dari
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya.

Penanggulangan Masalah Kesehatan di RW VI Puri Cempaka Putih


Kelurahan Bumiayu
Dari hasil musyawarah bersama masyarakat RW V disepakati

perlu adanya penanggulangan bersama masalah-masalah tersebut


dengan mengadakan kerjasama antara seluruh warga RW V dengan
Mahasiswa Keperawatan Universitas Brawijaya. Di bawah ini diuraikan
beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1.

Perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan khususnya


mengenai:

Kebersihan bak mandi/bak air untuk mencegah penularan


penyakit demam berdarah melalui nyamuk Aedes agepty.

Selokan

Perawatan hewan peliharaan (unggas), yaitu tentang kebersihan


kandang, pencegahan flu burung, dan pemeliharaan unggas liar
agar tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya

2.

Perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya kunjungan rutin ke


Posyandu kepada ibu-ibu balita agar status kesehatan dan tumbuh
kembang balita dapat dipantau dengan baik.

3.

Perlu adanya penyuluhan tentang Narkoba agar remaja di lingkungan


RW VI mengetahui dan memahami serta mengerti tentang Narkoba
dan akibat buruknya bagi kesehatan dan pembentukan pribadi remaja
sebagai generasi penerus bangsa.

4.1.3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan/ Intervensi


4.1.3.1 Masalah Kesehatan Lingkungan
4.1.3.1.1 Preplanning Kesehatan Lingkungan RW V Kelurahan Pagentan
4.1.3.1.1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat individu atau masyarakat berada dan
bertempat tinggal. Lingkungan terbagi atas dua yaitu: lingkungan biotik dan
abiotik. Lingkungan biotik yaitu makhluk-makhluk hidup yang ada di sekitar
manusia misalnya hewan ternak/ peliharaan, tanaman, hewan pengerat,
serangga, bakteri dan lain-lain. Lingkungan abiotik yaitu makhluk-makhluk tak
hidup seperti perumahan, air, udara, tanah, cuaca, iklim dan lain-lain. Semuanya
dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Bila salah satunya terganggu maka
kehidupan manusia pun terganggu.
Dari hasil pendataan didapatkan bahwa lingkungan RW V memiliki
beberapa masalah kesehatan lingkungan yang harus segera diatasi. Masalah ini
berkaitan

dengan

kebersihan

bak

mandi/bak

air, saluran

pembuangan

limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan. Hasil pengkajian dari 88


sampel keluarga menunjukkan bahwa: 10% membersihkan bak mandi > 2
minggu, 27% membersihkan bak mandi selama seminggu sekali, 15%
menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air kotor dan 37% dibuang di
selokan sehingga menyebabkan aliran air yang tidak lancar

dan beresiko

menimbulkan media yang baik untuk pertumbuhan jentik-jentik nyamuk


khususnya nyamuk Aedes aegepty sebagai vektor dari penyakit Demam
Berdarah. Beberapa keadaan lain yang mengancam kesehatan seperti 29,24%
memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai kandang bersatu dengan

rumah, dimana hal ini patut diwaspadai terhadap resiko penularan penyakit flu
burung.

Dari hasil pendataan kesehatan lingkungan di atas ditengarai

disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai


dengan kesehatan.
Penyakit Demam Berdarah (DHF) adalah penyakit yang mempunyai
resiko besar diderita warga RW V kelurahan Pagentan. Sedangkan penyakit Flu
Burung perlu diwaspadai sedini mungkin oleh warga agar wabah flu burung tidak
sampai menjangkiti lingkungan RW V kelurahan Pagentan. Hasil dari pengkajian
banyak warga yang belum mengerti tentang penyakit tersebut dan bagaimana
pencegahannya, padahal hal tersebut sangat penting untuk mengurangi angka
kejadian penyakit. Penyuluhan ini akan memberi informasi kepada warga tentang
penyakit tersebut guna mencegah timbulnya penyakit Demam Berdarah dan Flu
Burung dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.1.3.1.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Masyarakat menyadari tentang keadaan lingkungannya yang tidak sehat
demi terpeliharanya lingkungan sehat dan perumahan sehat.
2. Tujuan Khusus

Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan


pencegahan terhadap Demam Berdarah.

Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan


pencegahan terhadap penyakit Flu Burung.

Masyarakat dapat mengidentifikasi lingkungan sehat dan tidak sehat.

Setelah dilakukan pembinaan, masyarakat dapat merubah perilaku


yang kurang sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan
demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

4.1.3.1.1.3 Rencana Kegiatan


Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung
a. Materi

b. Metode

Penyuluhan tentang Demam berdarah

Penyuluhan tentang Flu Burung


: Ceramah dan tanya jawab

c. Sasaran

: Seluruh warga RW V Kelurahan Pagentan

d. Tempat

: Rumah warga RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RW VI


Kelurahan Bumiayu

e. Waktu

: Tanggal 1-15 Oktober 2006

4.1.3.1.1.4 Kegiatan
1. Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung
2. Diskusi dan tanya jawab tentang Demam Berdarah dan Flu Burung

4.1.3.1.1.5 Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4.1.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
4.1.3.1.2.1 SAP Demam Berdarah
A. Topik

: Kesehatan lingkungan

B. Sub topik : Demam berdarah


C. Tujuan Instruksional:
1. Umum :
Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami
tentang demam berdarah
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sasaran mampu :
a.

Menyebutkan pengertian demam berdarah

b.

Menyebutkan cara penularan demam berdarah

c.

Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah

d.

Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita demam berdarah

e.

Menyebutkan cara pencegahan demam berdarah

D. Perencanaan Penyuluhan

1. Waktu

a. Hari

: Menyesuaikan dengan kegiatan warga

b. Tanggal

: 1-15 Oktober 2006

c. Jam

: Menyesuaikan dengan kegiatan warga

2. Tempat

: Rumah warga

3. Sasaran

: Warga RW V kelurahan Pagentan

4. Metode

: Ceramah dan Tanya jawab

5. Media

: flipchart (lembar balik) dan leaflet

6. Penyaji

: Mahasiswa

E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap

Waktu

Kegiatan
Pendahuluan

5 mnt

Penyajian

15 mnt

Penutup

10 mnt

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

1. Memperkenalkan diri
dan menjelaskan
topik penyuluhan
dan tujuan
penyuluhan
2. Menggali
pengetahuan
tentang demam
berdarah
Menjelaskan materi
tentang :
pengertian demam
berdarah
cara penularan
demam berdarah
gejala gejala demam
berdarah
pertolongan pertama
pada penderita
demam berdarah
cara pencegahan
demam berdarah

1. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
penyaji

1. Melakukan evaluasi
dengan memberikan
pertanyaan
2. Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
3. Memberi

Memperhatikan dan
menjawab
pertanyaan

1. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Mengajukan
pertanyaan bila
kurang mengerti

Media

Lembar
Balik,
Leaflet

kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya kembali
jika kurang jelas

4.1.3.1.2.2 SAP Flu Burung


A. Topik

: Kesehatan Lingkungan

B. Sub Topik

: Flu Burung

Sub pokok bahasan : Mencegah Flu Burung

C. Tujuan
I.

TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat memahami tentang
penyakit flu burung.

II.

TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan, warga dapat:

Menyebutkan pengertian penyakit flu burung.

Menyebutkan cara penularan penyakit flu burung

Menyebutkan gejala-gejala flu burung

Menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk


mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah.

Merumuskan sarat-sarat daging unggas yang aman untuk


dikonsumsi.

III.

MEDIA
Lembar balik (flipchart), Leaflet
D.Perencanaan Penyuluhan
Sasaran

: Warga RW VI Puri Cempaka Putih II


Kelurahan Bumiayu Malang

Tempat

: Rumah warga

Hari/Tanggal

: 1-15 Oktober 2006

Waktu

: 30 menit

Metode

: Ceramah dan tanya jawab

Penyaji

: Mahasiswa

E.Kegiatan Penyuluhan
No.
1

Waktu
3 Menit

7 Menit

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan

Pembukaan

Peserta
Menjawab salam,

Membuka kegiatan dengan mengucapkan

memperhatikan

salam

dan

Memperkenalkan diri

mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan


Pelaksanaan

Mendengarkan

Menjelaskan
penyakit

10 Menit

flu

tentang

burung

dan

cara

dan
memperhatikan

penularannya.

Menjelaskan tentang gejalagejala flu burung pada manusia dan


unggas.

Menjelaskan
tindakan-tindakan

tentang
yang

dapat

dilakukan untuk mencegah penularan

Bertanya

flu burung di lingkungan rumah.

Menjelaskan
bahwa

memakan

pada

daging

warga
ayam/

produk unggas adalah aman apabila


3

7 Menit

dimasak sampai matang.


Evaluasi

Menanyakan kepada peserta (warga

Menjawab

RW V) tentang materi yang diberikan

pertanyaan

Memberikan

reinforcement

kepada

peserta (warga RW V) atas jawaban


4

3 Menit

yang diberikan
Terminasi

Mendengar

Mengucapkan terimakasih atas perhatian

menjawab salam

dan peran serta

F. EVALUASI

Evaluasi Proses
Bagaimanakah kelancaran kegiatan, antusiasme peserta.

Evaluasi Hasil

1.

Peserta

dapat

menjelaskan

penyakit

flu

burung

dan

cara

penularannya.
2.

Peserta dapat menjelaskan gejala-gejala flu burung

3.

Peserta dapat menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan


untuk mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah.

4.

Peserta dapat menjelaskan cara yang benar memasak daging ayam/


produk unggas agar aman dari virus flu burung.

4.1.3.1.3 Materi Penyuluhan


4.1.3.1.3.1 Materi penyuluhan DHF
A. Definisi DHF
Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue.
B. Cara Penularannya

DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang
tersebar luas dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar,
terminal, warung, dsb)

Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap


darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam
darahnya terdapat Virus Dengue.

dan

Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat
pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat
yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.

Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak
dalam tubuh nyamuk.

Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus


tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.

Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus


dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa
inkubasi).

Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan
segera menderita DHF.

Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur


hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.

C. Gejala Demam Berdarah


1. Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama
2-7 hari.
2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik
merah lebih jelas)
3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
4. Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis
5.

Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual.

6. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta
gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat.
D. Pertolongan bagi Penderita
1. Penderita diberi minum yang banyak
2. Penderita di kompres dengan air es
3. Penderita diberi obat penurun panas
4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit,
khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya
dingin dan berkeringat
E. Cara Pencegahannya

Pertumbuhan nyamuk :

Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi,
gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung,
ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk
yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan.

Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan


dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu.

Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah

Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa
dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan
air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air.

Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan


Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M:

Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon
air, gentong, vas bunga, dll.
Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll).
Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah
ketempat lain.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll).

Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :

1. Fogging/pengasapan dengan insektisida.


2. Memakai obat anti nyamuk, dll.
Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara
dan dapat mencemari lingkungan.

Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk


dengan cara :

1. Tidur mamakai kelambu


2. Selalu beraktivitas
3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb.
4.1.3.1.3.2 Materi Penyuluhan Flu Burung
I. Definisi Flu Burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus influenza tipe A jenis H5N1.
II. Cara Penularan Flu Burung pada Manusia
Penularan Flu burung dari unggas ke manusia terjadi bila manusia
bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung. Virusnya mungkin berasal dari kotorannya, liurnya, wadah makanan
dan air minumnya, kandang dan semua permukaan tanah yang dicemarinya.
Penularan juga dapat terjadi secara airborne (Aiborne infection) baik dari
unggas ke manusia maupun dari manusia sudah terinfeksi ke manusia lain
apabila manusia menghirup udara yang sudah mengandung virus ke dalam
pernapasannya.
III. Masa Inkubasi
Masa inkubasi pada manusia berlangsung 1-3 hari.
IV. Gejala-Gejala Flu Burung
Pada manusia:
Gejala-gejala flu burung pada manusia umumnya seperti orang terkena flu
biasa. Namun perlu diwaspadai apabila ditemukan gejala-gejala; demam atau
adanya peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius, batuk dengan
tenggorokan terasa kering dan nyeri, nyeri otot, sesak napas, adanya radang
saluran pernapasan atas (ISPA) atau radang paru-paru. Disamping gejalagejala tersebut, gejala penyakit Flu Burung yang lain adalah conjunctivitis,
pusing, mual disertai nyeri perut, muntah, diare, keluar lendir dari hidung
serta tidak adanya nafsu makan.
Pada unggas:
Pada unggas yang menderita flu burung ditemukan adanya gejala-gejala;
jengger berwarna biru, terdapat borok di kaki dan kematian unggas yang
mendadak
V. Tindakan Pencegahan Flu Burung di Lingkungan Rumah
1. Menjaga kebersihan diri (rajin cuci tangan dengan sabun setelah
menangani unggas/burung).
2. Penanganan kulit telur dan telur mentah perlu mendapat perhatian.

3. Gunakan penutup mulut dan hidung, sarung tangan bila akan mengolah
tanaman dengan pupuk kandang.
4. Jangan membuang

kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan.

Bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.


5. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak
dengan unggas/burung. Segeralah ke puskesmas/ tempat pelayanan
kesehatan apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, kesulitan
bernapas.

Untuk Pemelihara Unggas:


1. Bersihkan kandang setiap hari, kalau perlu semprot dengan desinfektan
2. Menjauhkan kandang unggas (ayam, itik, dan burung) dari rumah/ tempat
tinggal.
3. Jemur kandang setiap hari.
4. Bersihkan makanan ternak/ burung yang tercecer di tanah/ lantai, agar
tidak mengundang burung liar datang.
5. Vaksinasi unggas ke dokter hewan terdekat.
VI. Serba-serbi Flu Burung:

Vaksin Flu Burung


Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung.

Obat Flu Burung


Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (Tamiflu) merupakan obat
anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan
pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung.

Konsumsi daging ayam/produk unggas


Masyarakat aman untuk memakan daging ayam/produk unggas lainnya
apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus, panggang) dengan
suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit.

4.1.3.1.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dan Flu


Burung
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang meliputi pencegahan dan
pertolongan Demam Berdarah dan pencegahan penyakit Flu Burung dilakukan

pada tanggal 1-15 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RT 01-07 RW V, bertempat di
rumah salah satu warga di masing-masing RT. Peserta penyuluhan terdiri dari
ibu-ibu peserta pertemuan Dasawisma dan PKK di RT 01-07 RW V Kelurahan
Pagentan. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB
dengan penanggung jawab kegiatan adalah Achmad Dafir dan Indah Anggraeni.

4.1.3.1.4.1 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu


Burung di RT 02 RW VI Kelurahan Bumiayu
Hari/Tanggal

: Minggu / 1 Oktober 2006 dan Minggu/ 8 Oktober 2006

Waktu

: 10.00-selesai

Tempat

: Rumah Ibu Bambang (Dasawisma I) dan rumah Ibu Aris


(pertemuan PKK) warga RT 02 RW VI

Kelurahan

Bumiayu
Topik

: Demam Berdarah dan Flu Burung

Penyuluh

: Mahasiswa PSIK FKUB

Peserta

: Pertemuan Dasawisma I dan Pertemuan PKK RT 02 RW


VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.


I. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang
akan diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

Apakah ibu-ibu tahu tentang Demam Berdarah?

Apakah penyebab penyakit Demam Berdarah?

Apakah ibu-ibu tahu tentang Flu Burung?

Apakah penyebab penyakit Flu Burung?


Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana
sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.

2. Tahap Penyajian Materi


Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP.

3. Evaluasi
Evaluasi Struktur
Mahasiswa

datang

sebelum

waktu

yang

ditetapkan

untuk

mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.


Semua peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelah acara
arisan Dasawisma selesai.
Evaluasi Proses
Peserta yang hadir berjumlah 37 orang. Pelaksanaan penyuluhan
berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada
pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
Evaluasi Hasil
Lebih dari 60% dari peserta yang hadir dengan aktif melontarkan
pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Hal ini
membuktikan bahwa rasa kepedulian peserta terhadap kesehatan
lingkungan dan antusiasme untuk mencari tahu tentang informasi
kesehatan terbaru sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya
penyakit cukup besar.
Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Demam Berdarah dan
bagaimana cara penularannya?
2. Apakah penyakit flu burung itu dan bagaimana cara penularannya?
3. Apakah kotoran ayam dapat menyebabkan penyakit flu burung?
4.1.3.1.4.2 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu
Burung di RT 04 RW VI Kel. Bumiayu

Hari/Tanggal

: Minggu / 8 Oktober 2006

Waktu

: 11.00 WIB -selesai

Tempat

: Rumah Ibu Yusuf warga RT 04 RW VI Kelurahan


Bumiayu

Topik

: Demam Berdarah dan Flu Burung

Peserta

: Pertemuan PKK RT 04 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.

I. Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan
penyuluhan Demam Berdarah sedangkan sesi kedua dilanjutkan dengan
penyuluhan Flu Burung.
Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap perkenalan
dan penggalian pengetahuan peserta, tahap penyajian materi, dan tahap
evaluasi. Penyuluhan tentang demam Berdarah disampaikan oleh Indah
Anggraeni Prasetya pada pukul 11.10-11.20 dilanjutkan dengan penyuluhan Flu
Burung pada pukul 11.21-11.33. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Endah
Silfiyanti. Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.
II. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 20
orang. Lebih dari 70% warga aktif melontarkan pertanyaan seputar materi yang
disampaikan. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta antara lain:
a. Jenis obat nyamuk apa yang paling aman digunakan untuk mencegah gigitan
nyamuk demam berdarah namun tidak memberikan efek samping terhadap
pernapasan?
b. Bagaimana penanganan terhadap air selokan yang tersumbat agar tidak
menyebabkan sarang nyamuk?
c. Apa saja gejala-gejala dari flu burung dan kapan gejala tersebut muncul pada
manusia?
d. Bagaimana cara mengetahui bahwa unggas peliharaan terkena flu burung?
e. Apakah kotoran ayam dapat menularkan penyakit flu burung?

f.

Bagaimana membedakan unggas yang sehat dengan unggas yang terkena


flu burung?

g. Jika hanya memelihara satu ekor unggas, bagaimana cara memastikan


unggas tersebut terkena flu burung?
Banyaknya

pertanyaan

yang

dilontarkan

peserta

menunjukkan

antusiasme warga terhadap topik yang disampaikan pemateri sangat besar. Hal
ini membuktikan bahwa

warga cukup peduli terhadap masalah kesehatan

lingkungan.

4.1.3.1.4.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Flu Burung di RT 03 RW VI


Kel. Bumiayu
Hari/Tanggal

: Minggu / 8 Oktober 2006

Waktu

: 16.30-selesai

Tempat

: Rumah Ibu Eddy warga RT 03 RW VI Kelurahan Bumiayu

Topik

: Demam Berdarah dan Flu Burung

Peserta

: Pertemuan Dasawisma RT 03 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P.


I. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Flu Burung disampaikan Agustin Chusnul pada pukul
16.30-16.40. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Ismatul Quddus. Kegiatan
meliputi pemberian materi dan tanya jawab. Adapun materi yang disampaikan
meliputi pengertian flu burung, cara penularan, gejala-gejala flu burung pada
manusia dan unggas, tindakan pencegahan, dan lain-lain sesuai dengan SAP.
Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.
II. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 21
orang. Antusiasme warga terhadap informasi kesehatan khususnya flu burung
sangatlah besar. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 60% warga aktif
melontarkan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Diskusi juga terjalin
tidak hanya antara peserta dengan mahasiswa namun juga antara peserta

dengan peserta yang lain. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta


antara lain:
a. Kapan penyakit flu burung mulai menimbulkan gejala pada manusia?
b. Apakah gejala flu burung sama dengan flu biasa?
c. Bagaimana cara membedakan flu burung dengan flu biasa?
d. Bagaimana tindakan yang bisa dilakukan untuk mewaspadai gejala flu
burung pada unggas peliharaan jika unggas belum menampakkan gejalagejala terkena flu burung dan belum ada kematian mendadak?

4.1.3.2 Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


4.1.3.2.1 Preplanning Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) RW VI Kelurahan
Bumiayu
4.1.3.2.1.1 Latar Belakang
Masalah KIA merupakan prioritas ketiga (terakhir) dari hasil Musyawarah
Masyarakat RW VI. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa di RW VI banyak ibu
menyusui yang bekerja sehingga ada beberapa warga yang tidak memberikan
ASI Eksklusif bagi bayinya. Padahal ASI Eksklusif (mulai usia 0-6 bulan) sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Oleh karena itu perlu diadakan
penyuluhan tentang Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja Dan
Berpuasa, karena bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan.

4.1.3.2.1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat mengetahui cara pemberian ASI
Eksklusif ketika sibuk bekerja
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif
b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.
c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang
bekerja dan berpuasa).

e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.


4.1.3.2.3 Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal

: Sabtu, 23 September 2006

Waktu

: 09.00 WIB-selesai

Sasaran

: Ibu-ibu Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu

Tempat

: Rumah Pak Hadi RT 01

Penanggung Jawab : Nuraini

4.1.3.2.4 Susunan Kegiatan


1. Pembukaan dan perkenalan
2. Penyampaian materi tentang Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu
Bekerja Dan Berpuasa
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Pemberian leaflet
4.1.3.2.4 Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awala hingga akhir.
2. Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Topik

: ASI Eksklusif

B. Tujuan
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahamii
tentang bagaimana cara memberikan ASI Eksklusif bagi ibu yang sedang
bekerja.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif

b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.


c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang
bekerja dan berpuasa).
e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.
D. Media
Lembar balik (flipchart), Leaflet
E. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Sasaran

: Ibu-ibu Posyandu di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan


Bumiayu Malang

Tempat

: Rumah B.Hadi RT 01 RW.VI

Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006


Waktu

: 30 menit

Metode

: Ceramah

F. Kegiatan Penyuluhan
No.

Waktu

Kegiatan Penyuluh

3 Menit

7 Menit

Pembukaan
Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Pelaksanaan
Menjelaskan tentang lamanya pemberian
ASI eksklusif dan pentingnya pemberian
ASI eksklusif
Menjelaskan manfaat/keunggulan ASI
Menjelaskan tentang cara pemberian ASI
perah bagi ibu yang bekerja
Menjelaskan tentang kiat memberikan ASI
di bulan Ramadhan
Memberikan kesempatan pada peserta
(ibu-ibu posyandu) untuk bertanya
Evaluasi
Menanyakan kepada peserta (ibu-ibu
Posyandu) tentang materi yang diberikan
Memberikan reinforcement kepada peserta
(ibu-ibu Posyandu) atas jawaban yang
diberikan
Terminasi

10 Menit

7 Menit

3 Menit

Kegiatan
Peserta
Menjawab salam,
memperhatikan
dan
mendengarkan
Mendengarkan
dan
memperhatikan

Bertanya

Mendengar

dan

Mengucapkan terimakasih atas perhatian


dan peran serta

menjawab salam

G. Evaluasi

Evaluasi proses
Mengetahui bagaimanakah proses kegiatan penyuluhan berjalan.

Evaluasi Hasil,
Mengetahui apakah:
1. peserta dapat menyebutkan pengertian ASI Eksklusif
2. peserta dapat menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.
3. peserta dapat menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
4. peserta dapat menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama
bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa).
5. peserta dapat menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan
ASI perah.

4.1.3.2.2 Materi Penyuluhan ASI Eksklusif


4.1.3.2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan terus menerus tanpa penambahan
makanan atau minuman selain ASI.
4.1.3.2.2.2 Kapan ASI Eksklusif diberikan?
Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan.
4.1.3.2.2.3 Mengapa ASI penting bagi bayi?
ASI mengandung zat nutrisi yang kualitas dan komposisi ideal untuk
pertumbuhan kesehatan dan kecerdasan bayi terutama karena ASI
mengandung protein khusus, yaitu taurin, juga mengandung laktosa dan
asam lemak ikatan panjang dalam jumlah lebih banyak dibandingkan susu
sapi atau susu kaleng. Kandungan colostrum pada ASI membentuk antibodi
dalam tubuh bayi sehingga menghindarkan bayi dari infeksi dan alergi.
4.1.3.2.2.4 12 Keunggulan ASI:

ASI mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan
perkembangan kecerdasannya.

ASI mengandung kalori 65 Kcal/ 100 ml yang memberikan cukup energi


bagi pertumbuhan bayi.

Sebanyak 90% kandungan lemak ASI dapat diserap bayi.

ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak yang optimal

Protein ASI adalah spesifik spesies sehingga jarang menyebabkan alergi

ASI memberikan perlinndungan terhadap infeksi dan alergi

Dapat mempererat ikatan ibu dan bayi

Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

ASI selalu tersedia, bersih dan segar

Jarang menyebabkan diare dan sembelit

Lebih ekonomis, hemat dan praktis

Membantu program KB

4.1.3.2.2.5 Cara agar Ibu Bekerja Dapat Terus Memberikan ASI Eksklusif
Caranya adalah dengan memberikan bayi ASI perah, yaitu ASI yang diambil
dengan cara diperas langsung dari payudara ibu, kemudian disimpan dan
nantinya diberikan pada bayi.
4.1.3.2.2.6 Cara-Cara Memberikan ASI Perah
a. Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah
b. Perah ASI dengan jari. Jangan gunakan pompa manual karena dapat
merusak jaringan payudara.
c. Simpan ASI dalam botol steril
d. Gunakan air panas yang mengalir atau air panas yang dituang dalam
mangkuk untuk menghangatkan ASI sebelum diberikan pada bayi.
Jangan

memanaskan

ASI

langsung

di

atas

api

karena

akan

menyebabkan beberapa enzim yang terkandung dalam ASI rusak. Lama


penghangatan tergantung suhu ASI, namun pada prinsipnya buatlah suhu
ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan
langsung.
e. Berikan ASI dengan sendok kecil, bukan dengan botol susu atau dot.
ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dalam termos
atau lemari pendingin (ASI sudah tidak bisa dipakai lagi).

f.

Jika ingin memberikan susu formula, berikan setelah bayi berusia 5-6
minggu. Namun disarankan memberi ASI dulu baru susu formula supaya
produksi ASI tidak berkurang.

4.1.3.2.2.7 Cara Menyimpan ASI Perah

Simpan ASI di dalam botol kecil yang telah disterilkan

ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dlaam termos
atau kulkas.

Bila tiodak terpaksa jangan, tidak disarankan untuk menyimpan ASI di


freezer.

4.1.3.2.2.8 Ketahanan ASI


ASI bias tahan selama:

6-8 jam di udara terbuka

24 jam di termos es

2x24 jam di lemari es

2 minggu di freezer yang berpintu sama dengan tempat buah

3 bulan di freezer yang beda pintu dengan tempat buah

4.1.3.2.2.9 Kiat memberikan ASI Eksklusif di bulan Ramadhan


Selama bulan Ramadhan, produksi ASI bisa tetap lancar asalkan ibu
meningkatkan nutrisinya.

Tambah kalori
Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
terutama pada saat berbuka dan sahur.

Perbanyak cairan
Ibu dianjurkan minum 10-12 gelas/hari ditambah susu 3 gelas/hari.
Jangan langsung minum susu setelah menyantap buka puasa karena
dapat menyebabkan mual. Sebaiknya minum susu setelah menyantap
makanan kecil menjelang tidur dan saat sahur.

Banyak istirahat

Pada saat berpuasa, jika ibu merasa lemas sehabis menyusui, maka
beristirahatlah. Dapat dengan istirahat tidur atau dengan sekedar
relaksasi untuk menenangkan pikiran.
4.1.3.2.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Pemberian Asi Eksklusif
Penyuluhan tentang Pemberian Asi Eksklusif dilakukan pada tanggal 23
September 2006. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posyandu
Kemuning yaitu di rumah bapak Hadi (warga RT 01). Peserta penyuluhan terdiri
dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu. Sebagai pemateri dari
penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab
kegiatan adalah Nuraini
Hari/Tanggal

: Sabtu/23 September 2006

Waktu

: 08.00-selesai

Tempat

: Posyandu Kemuning RW VI kelurahan Bumiayu

Topik

: Pemberian ASI Eksklusif

Penyuluh

: Indah Anggraeni P.

Peserta

: ibu-ibu balita posyandu Kemuning RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Nuraini


4.1.3.2.3.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan
diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
Apakah ibu-ibu tahu tentang ASI Eksklusif?
Apakah Cara Pemberian ASI Eksklusif?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana
sekitar 50% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah itu
penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada


SAP.
3. Evaluasi
Evaluasi Proses
1. penyuluhan dimulai tepat jam 09.00 sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. penyuluhan terbagi dalam 2 gelombang untuk mengoptimalkan waktu
karena ibu-ibu yang datang ke posyandu datang tidak bersamaan dan
sedikit demi sedikit.
3. peserta yang hadir sejumlah 15 orang hal ini dikarenakan banyak ibuibu yang sibuk sehinggga setelah selesai penimbangan langsung
pulang sehingga tidak bisa mengikuti penyuluhan.
4. penyuluhan berjalan cukup lancar dan ibu-ibu antusias mengikuti
penyuluhan dan menanyakan tentang materi yang diberikan.
Adapun pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain adalah;
o

Apakah boleh memberikan ASI lebih dari 2 tahun?

Bagaimana jika ASI tidak mau keluar?


Mana yang lebih baik, memerah ASI dengan tangan atau

dengan pompa?
Evaluasi Hasil
Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan
saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab
pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan.
Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 50% dari
pertanyaan yang diajukan. Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan
pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.
:
4.1.3.3 Pelatihan Kader
4.1.3.3.1 Preplanning Pelatihan Kader Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu
4.1.3.3.1.1 Latar Belakang
Posyandu merupakan sarana pelayanan masyarakat khususnya balita
dan WUS. Salah satu fungsi posyandu adalah melakukan penimbangan,
penyuluhan kesehatan, imunisasi dan konsultasi KB.

Hal ini penting dilakukan karena untuk mengetahui tumbuh kembang


anak dan mendeteksi dini kesehatan balita dan ibu sehingga apabila ditemukan
suatu masalah kesehatan maka dapat segera dilakukan intervensi atau tindakan
yang cepat dan tepat. Untuk mewujudkan fungsi posyandu maka diperlukan
adanya partisipasi masyarakat dan tenaga kesehatan. Wujud partisipasi
masyarakat adalah dengan pembentukan kader posyandu.
Kader posyandu berfungsi dalam mengefektifkan ke-4 meja dalam
posyandu yaitu: meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan, meja 3
untuk pencatatan dan meja 4 untuk penyuluhan. Sedangkan untuk meja 5 yang
berfungsi dalam pelaksanaan KB dan imunisasi dilakukan oleh petugas
kesehatan. Untuk mengoptimalkan fungsi dari kader-kader tersebut maka
diperlukan adanya pelatihan kader.
Rencana yang akan dilakukan adalah mengadakan pelatihan kader. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kader tentang posyandu dan
pengoptimalan 5 meja dalam posyandu. Harapan kami, setelah dilakukan
pelatihan kader maka fungsi posyandu akan menjadi lebih baik lagi serta
masyarakat akan merasakan manfaat dari posyandu, tidak sekedar melakukan
penimbangan balita saja.
4.1.3.3.1.2 Tujuan Rencana Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah

dilakukan

pelatihan,

kader

posyandu

dapat

memahami

bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.


2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat:
a.

Menjelaskan pengertian posyandu

b.

Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu

c.

Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu

d.

Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada posyandu.

4.1.3.3.1.3 Rencana Kegiatan


1. Penyusunan materi dan SAP
-

Bahan

: Kertas HVS

Tempat

: Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu

Waktu

: 28 September 2006

2. Pembuatan Modul
-

Bahan

: Kertas, printer warna

Tempat

: Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu

Waktu

: 28 September 2006

3. Pembuatan lembar balik


Bahan

: Kertas manila, spidol, gambar-gambar

yang berhubungan dengan posyandu.


Tempat

: Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan

Bumiayu
- Waktu

: 8 Oktober 2006

4. Pelaksanaan penyuluhan
Bahan

Tempat

: Leaflet, flow chart, materi penyuluhan

: Rumah B.Totok PCP blok AO-42 RT.04 RW VI (posko praktik

komunitas)
- Waktu

: Selasa, 10 Oktober 2006

4.1.3.3.1.4 Kegiatan
a.

Penyusunan materi dan SAP

b.

Pembuatan leaflet

c.

Pembuatan lembar balik

d.

Pelaksanaan penyuluhan.
4.1.3.3.1.5 Kepanitiaan
1. Ketua

: Agustin Khusnul Chotimah

2. Koordinator:
-

Penyusunan materi SAP dan modul pelatihan: Nur Aini, Agustin

Pembuatan lembar balik: Nur Aini, Nia

Pelaksanaan penyuluhan: Endah Silfiyanti

4.1.3.3.1.6 Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Proses

Apakah kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Apakah undangan seluruhnya hadir

Apakah peserta antusias mengikuti pelatihan

2. Evaluasi Hasil

Terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu yang ditunjukkan


dengan berfungsinya meja 1-4 dalam posyandu.
4.1.3.3.2 Satuan Acara Penyuluhan Pelatihan Kader Posyandu
4.1.3.3.2.1 Pokok Bahasan

: Tugas kader posyandu

4.1.3.3.2.2 Sub Pokok Bahasan

: Tugas kader sebelum, saat dan sesudah


hari H posyandu

4.1.3.3.2.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah

dilakukan

pelatihan,

kader

posyandu

dapat

memahami

bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.


B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pelatihan kader mampu:
1. Menjelaskan pengertian posyandu
2. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu
3. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu
4. Menjelaskan

langkah-langkah

pelaksanaan

meja

pada

posyandu.
4.1.3.3.2.4 Sasaran

: Kader Posyandu di wilayah RW VI Kelurahan


Bumiayu Malang

4.1.3.3.2.5 Media

: Lembar balik dan buku panduan

4.1.3.3.2.6 Rencana Pelaksanaan penyuluhan


Hari/Tanggal

: Selasa/10 Oktober 2006

Waktu

: Pukul 15.00 WIB

Tempat

: Posko praktik komunitas (rumah Bu Totok PCP blok AO-42)

4.1.3.3.2.7 Kegiatan Pembelajaran


Tahap
Kegiatan
Pendahuluan

Waktu

Kegiatan
Penyuluhan
5 mnt 1. Memperkenalkan diri.
Menjelaskan
topik

Kegiatan Peserta
1. Mendengarkanmemperhatikan
2. Menjawab
pertanyaan

Media
Ceramah

penyuluhan dan

yang diajukan

tujuan

oleh penyaji

penyuluhan
2. Menggali
pengetahuan
tentang
posyandu
1. Menjelaskan

Penyajian
1.Penyampaian
materi

20

materi

mnt

tentang :

1.Mendengarkanmemperhatikan
2. Mengajukan

Booklet/
Modul
pelatihan,

ttugas kader

pertanyaan bila

Lembar

sebelum hari

kurang mengerti

Balik

H posyandu

3. Memperagakan

ttugas kader

sistem 5 meja

saat hari H

posyandu

posyandu

2. Peragaan/
demonstrasi

ttugas kader
setelah hari H

20

posyandu

mnt

2. Memperagakan sistem 5
meja kader

Penutup

15

posyandu
1. Melakukan

Memperhatikan

Ceramah

mnt

evaluasi

dan menjawab

dan Tanya

dengan

pertanyaan

jawab

memberikan
pertanyaan
2. Menyimpulkan
materi yang
telah
disampaikan
3. Memberi
kesempatan
kepada
peserta untuk

bertanya
kembali jika
kurang jelas
4.1.3.3.3 Materi Pelatihan Kader Posyandu
4.1.3.3.3.1 Tugas Kader
A. Pengertian
Tugas tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi
dalam 3 kelompok yaitu :

Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan
pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.

Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H Posyandu,
yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.

Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H+
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.

B. Tugas-Tugas Kader
Tugas tugas kader posyandu pada H atau saat persiapan hari buka
posyandu, meliputi:

Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat
peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (pil besi,
vitamin A, oralit, dll), bahan/materi penyuluhan, dll.

Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu


untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu.

Menghubungi Pokja Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan


kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah
petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu.

Melaksanakan pembagian tugas yaitu menentukan pembagian tugas di


antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan
kegiatan.

a. Tugas tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan
tugas pelayanan 5 meja, meliputi:
1.

Meja 1, terdiri dari tugas-tugas sbb:

Mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan


secarik kertas yang diselipkan di KMS

Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir
register ibu hamil.

2.

Meja 2

Menimbang

bayi/balita

(sesuai

dengan

sembilan

langkah

penimbangan)

Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan


dipindahkan di KMS.

3.

Meja 3

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil


penimbangan balita dari secarik kertas ke KMS anak.

4.

Meja 4

Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data


kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS pada
ibu

Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada


KMS atau dari hasil pengamatan mengenai masalah.

Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan.

Balita : apabila berat badannya di bawah garis merah (BGM)


pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,
kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata)

Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaanya kurus, pucat,


bengkak kaki, pusing terus-menerus, perdarahan, sesak nafas,
gondokan

Orang sakit

Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader


Posyandu

5.

Meja 5
Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh
petugas kesehatan, PLKB, PPL. Pelayanan yang yang diberikan antara
lain:

Pelayanan imunisasi

Pelayanan Keluarga Berencana

Pengobatan

Pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan obat
lainnya.

b. Tugas tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi:

Memindahkan catatan-catatan dalam KMS ke dalam register atau buku


Bantu kader

Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada


bulan berikutnya.

Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu yang lokasi rumahnya


berdekatan/dasawisma

Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak


ibu-ibu datang ke Posyandu pada bulan berikutnya.

4.1.3.3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan 5 Meja


A. Pengertian
Kegiatan 5 meja adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari
buka Posyandu. Meja 1-4 dilaksanakan oleh kader sedang meja 5 oleh petugas
sektor. Kegiatan 5 meja ini bukan berarti harus ada 5 meja, karena ini hanya
istilah.
B. Langkah Langkah Melaksanakan Kegiatan 5 Meja:
a. Langkah meja 1

Kader mendaftar bayi/ balita, yaitu nama yang ditulis di secarik kertas yang
diselipkan dii KMS. Apabila balita peserta baru, berarti KMS baru diberikan
diisi dan dituliskan nama di secarik kertas.

Kader juga mendaftar ibu hamil yaitu nama ibu dan ditulis di register ibu hamil
dan langsung menuju meja 4.

b. Langkah meja 2

Kader meja 1 meminta ibu membawa balita/bayinya dan menyerahkan KMS


di meja2.

Kader meja 2 menimbang dan mencatat pada secarik kertas yang diselipkan
di KMS.(sesuai dengan 9 langkah penimbangan: pertama, mendirikan kaki
tiga kemudian memasang dacin. Kedua, memastikan dacin terpasang
dengan kuat dengan menariknya dari bawah. Ketiga, memposisikan bandul
geser pada posisi nol sedangkan ujung batang timbang dimasukkan pada tali
pengaman.

Langkah

keempat,

memasang

sarung

timbang/celana

timbang/kotak timbang pada dacin. Langkah kelima, menyeimbangkan dacin


yang sudah dipasang sarung timbang dengan memberikan pasir pada ujung
batang timbang. Langkah keenam, menimbang balita dengan menggeser
bandul geser sehinggga seimbang. Langkah ketujuh, membaca hasil
penimbangan. Langkah kedelapan, menuliskan hasil penimbangan pada
kertas. Langkah kesembilan, mengenolkan bandul geser kemudian anak
diturunkan).
c. Langkah meja 3

Kader meja 2 meminta ibu menyerahkan KMS dan kertas catatan pada kader
meja3. Kader meja 3 memindahkan ke KMS.

Kader menyerahkan KMS pada ibu menuju meja 4.

d. Langkah meja 4

Kader meja 4 menerima KMS. Kader membaca dan menjelaskan data KMS.

Kader memberikan penyuluhan pada ibu, baik dengan mengacu pada data
KMS maupun hasil pengamatan.

Apabila tidak ada petugas kesehatan di meja 5, kader dapat melakukan


rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB atau Puskesmas.

Kader memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar.

e. Langkah meja 5

Imunisasi

KB

Pemberian tablet besi, vitamin A, obat-obatan.

C. Kesulitan Yang Sering Terjadi Dalam Posyandu


Beberapa kesulitan yang kemungkinan bisa ditemukan di lapangan:

Meja 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran bila yang datang
banyak.

Meja 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila ditimbang.

Meja 3 : kader kesulitan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS apabila


pesertanya banyak

Meja 4: proses yang paling sulit karena harus melayani penyuluhan


perorangan sedangkan ibu dan anaknya biasanya tidak sabar menunggu
giliran.

D. Saran Agar Kegiatan 5 Meja Dapat Berjalan Baik :

Selama menunggu, berikan makanan PMT dan mainan KB

Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti kegiatan


bermain yang menggembirakan, mintalah para ibu terlibat dalam menimbang
balita.

Kader sebaiknya saling membantu

Dalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta yang balitanya


memang perlu diberi penyuluhan. Selain itu kader juga bisa melaksanakan
penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran

Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu,tidak perlu


menunggu ibu-ibu yang terlambat.

4.1.3.3.3.3 KMS
A. Pengertian
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa
informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari lahir
sampai umur 5 tahun selain itu juga sebagai raport kesehatan gizi atau riwayat
kesehatan dan gizi balita.
B. Jenis Catatan Pada KMS
a. Pengisian KMS dilakukan pada hari buka Posyandu, yaitu di meja:

Meja 3

: memindahkan catatan hasil penimbangan ke grafik KMS

Meja 4

: membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu dan menanyakan


berbagai informasi yang penting untuk tumbuh kembang anak.

b. Jenis catatan dalam KMS:

Berat badan anak /pertumbuhan anak

Pemberian ASI eksklusif untuk bayi umur 0 sampai 6 bulan

Imunisasi yang telah diberikan pada anak

Pemberian vitamin A

Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan.

Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan


anak yaitu kemampuan yang harus dimiliki sesuai usia.
C. Manfaat Catatan/Informasi Pada KMS

Catatan pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang dijadikan
acuan untuk memberikan penyuluhan pada ibu.

Sebagai acuan untuk memberi rujukan, baik ke meja 5 maupun ke


puskesmas.

Rujukan diberikan pada KMS terdapat catatan sbb:

Berat badan balita di bawah garis merah pada KMS

Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik

Berat badan balita berada di atas normal pada KMS

Balita sakit

Balita belum diimunisasi dan mendapat vitamin A.

D. Langkah-Langkah Mencatat KMS


Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel di
sebelah kiri atas
Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah
Mencatat pemberian vitamin A pada tabel sebelah kiri bawah
Mencatat hasil penimbangan balita pada grafik KMS, caranya:

Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom yang pertama,
bulan kelahiran anak, kolom selanjutnya diisikan bulan berikutnya.

Masukkan data berat badan dalam grafik dengan cara membuat titik yang
mempertemukan garis tegak (bulan penimbangan) dan garis datar
(kilogram BB).

Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik bulan ini dengan titik
bulan lalu. Apabila tidak, titik tidak disambungkan.

Mencatat pemberian ASI eksklusif pada umur 0 sampai 6 bulan pada kotak di
bawah 6 bulan, caranya:

Membuat tanda silang (dicoret) pada kotak, apabila bayi diberi makanan/
minuman lain selain ASI.

Mencantumkan kode E0 sampai E6 pada kotak apabila bayi hanya diberi


ASI saja.

Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan
penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS.
4.1.3.3.3.4 Penyuluhan
A. Pengertian
Penyuluhan merupakan penyampaian informasi kepada satu atau
sekelompok orang mengenali berbagai hal yang berkaitan dengan suatu
program. Penyuluhan yang diberikan Posyandu lebih banyak mengenai
kesehatan ibu dan anak.
B. Kekurangan Penyuluhan:
Merupakan proses komunikasi 1 arah, karena itu pendengar tidak bisa
menceritakan pendapat/pengalamannya. Karena tidak dilibatkan, seringkali
peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan pembicaraan.

C. Kelebihan Penyuluhan:
Bisa menjangkau lebih banyak orang dan kader bisa lebih mudah
mempersiapkan informasii apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi
kelemahan di atas, kader bisa memberi kesempatan untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
D. Topik Penyuluhan Yang Wajib di Meja 4:
Penyuluhan di meja 4 dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

Penyuluhan tentang bayi/balita yang mengacu pada KMS

Penyuluhan tentang cara membina pertumbuhan anak yang baik

Penyuluhan pemberian ASI eksklusif

Penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi


berusia 6 bulan sampai 2 tahun.

Penguluhan tentang gigi dan mulut.

Penyuluhan tentang gizi dan vitamin A.

Penyuluhan tentang manfaat imunisasi bagi balita.

Penyuluhan tentang perkembangan dan latihan yang perlu diberikan


sesuai usia anak.

Penyuluhan tentang ibu hamil, menyusui, nifas, meliputi:

Penyuluhan tentang cara merawat ibu hamil/ menyusui (pemeriksaan


teratur, , perawatan gigi, imunisasi TT)

Penyuluhan tentang gizi dan pemberian tablet tambah darah.

Penyuluhan tentang persalinan yang aman.

Penyuluhan tentang Keluarga Berencana setelah melahirkan.


Penyuluhan di meja 4 dilakukan melalui pendekatan perorangan.

Meskipun begitu, kader atau petugas kesehatan kadang melaksanakan


penyuluhan pada hari posyandu atau di luar hari posyandu.
E. Isi Penyuluhan:
a. Dalam menyusun informasi penyuluhan, sebaiknya memuat hal-hal sbb:

Pesan

pesan

pokok:

informasi

yang

diharapkan

sasaran

mau

melaksanakan.

Manfaat: penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan


pesan-pesan.

Akibat: penjelasan mengenai apa akibatnya bila hal itu tidak dilaksanakan.

Apabila masalah sudah terjadi: penjelasan mengenai cara mengatasi


masalah masalah yang sudah terjadi, baik oleh keluarga atau sendiri, atau
bisa dibantu Posyandu atau dirujuk.
Agar kader menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi dan

pesan setiap pokok penyuluhan yang wajib di meja 4.


b. Bagaimana caranya agar penyuluhan bisa menarik?

Informasi dan saran-saran yang diberikan berdasar keadaan/permasalahan


peserta yang datang ke posyandu.

Saran yang disampaikan, jelas dan cukup praktis sehingga bisa dilaksanakan
langsung oleh ibu-ibu.

Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan


dimengerti masyarakat.

Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran, tidak disertai
kecaman atau omelan terhadap ibu atau seseorang yang bermasalah.

Peserta diberi kesempatan untuk bertanya bukan hanya mendengarkan saja.

4.1.3.3.3.5 System Informasi Posyandu (SIP)


A. Pengertian
SIP adalah seperangkat alat penyusunan data/ informasi yang berkaitan
dengan kegiatan, kondisi dan perkembengan yang terjadi di setiap Posyandu.
B. Manfaat SIP antara Lain:

Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami permasalahan


sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran.

Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai


pengelolaan

Posyandu,

agar

berbagai

pihak

yang

berperan

dalam

pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina Posyandu


demi kepentingan masyarakat
C. Tujuan Format SIP
Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas
pencatatan kader yang sangat banyak; untuk melaksanakan hal ini, kader perlu
mendapatkan pelatihan pengisian format SIP terlebih dahulu.
D. Macam Macam Format SIP:
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas, berisi catatan dasar mengenai sasaran posyandu
2. Register bayi di wilayah kerja posyandu, berisi catatan pemberian pil besi,
vitamin A, oralit, tanggal imunisasi dan tanggal bayi meninggal di wilayah
layanan Posyandu tersebut.
3. Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu berisi catatan
mengenai pemberian pil besi, vitamin A, pemberian oralit pada anak balita di
wilayah kerja Posyandu
4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, berisi daftar hamil, catatan
umur kehamilan, pemberian pil tambah darah, imunisasi, dan pemberian
kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan
penolong kehamilan.

5. Register WUS PUS di wilayah kerja Posyandu, berisi daftar wanita dan
suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak
(hamil).
6. Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu hamil,
melahirkan/nifas, berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS,
ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir
(kader posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedis).
7. Data hasil kegiatan posyandu, berisi catatan jumlah ibu hamil
(yang diperiksa dan mendapat zat besi), jumlah ibu menyusui, peserta KB
yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang punya KMS, balita
yang timbanganya baik dan dibawah garis standar, balita yang mendapat
vitamin A, KMS yang yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat
sirup besi dan diimunisasi serta balita yang menderita diare.
E. Cara Mengisi Format SIP
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader dasa wisma dan
diserahkan kepada:

Ketua kelompok PKK, RW/Dusun/ Lingkungan melalui ketua


kelompok RT.

Ditembuskan

kepada

kader

Posyandu

di

wilayah

yang

bersangkutan.
2. Register bayi di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
3. Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh
kader posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader
posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
5. Register WUS PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader
posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
6. Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu hamil,
melahirkan/nifas, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan setelah hari
buka posyandu (atau setiap ada kegiatan).
7. Data hasil kegiatan posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap
bulan setelah hari buka posyandu (atau setiap kegiatan).

4.1.3.3.3.6 Masalah atau Kebutuhan


A. Pengertian
Masalah atau kebutuhan adalah keadaan-keadaan yang dianggap
mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat.
Masalah atau kebutuhan yang menjadi perhatian kader posyandu adalah
masalah atau kebutuhan dari orang-orang yang menjadi sasaran kegiatan
posyandu:

Masalah dari kelompok sasaran umum; antara lain ibu hamil, ibu
menyusui/ibu nifas, bayi, balita dan PUS.

Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera antara lain:

Ibu hamil/menyusui/nifas: ibu hamil resiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan
anemia, ibu hamil berisiko.

Bayi/balita: BB lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum


diimunisasi, rabun ayam, di daerah gondok, dengan nafas sesak,
mencret.
Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan

masalah gizi masyarakat, khususnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi atau
balita yang diakibatkan oleh krisis ekonomi.

B. Penilaian masalah

Penilaian masalah adalah pembahasan masalah-masalah yang berhasil


ditemukan kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu
masalah.

Manfaat penilaian masalah antara lain:

Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak untuk


segera ditangani.

Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani


suatu masalah.

Perlu diingat, kader posyandu bukanlah orang yang mampu memecahkan


masalah masyarakat, masyarakat sendirilah yang harus didorong agar

berusaha

memecahkan

masalah-masalah

sendiri,

dan

sebaiknya

mencegahnya agar tidak terjadi


C. Kapan kader melakukan penilaian masalah?
Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat:

Kegiatan buka posyandu atau kegiatan pelayanan 5 meja karena pada saat
itu biasanya ditemukan sejumlah masalah peserta posyandu.

Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau puskesmas untuk


merencanakan kegiatan posyandu bulan berikutnya.

Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah:


Data KMS dan catatan kegiatan posyandu lainnya.
Buku Bantu kader.
D. Tiga jenis kegiatan:
1. Kegiatan oleh masyarakat

Melakukan kebiasaan hidup sehat dalam keluarga

Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu hamil, bayi


serta balita yang sakit.

Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader posyandu maupun petugas


lainnya.

2. Kegiatan oleh posyandu

Kegiatan-kegiatan posyandu yang paling dasar disebut sebagai


kegiatan paket pelayanan minimal posyandu yang terdiri dari kegiatan
perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, pemantauan
kasus lumpuh layu, penanggulangan diare dan radang paru-paru

Kegiatan di luar paket minimal disebut paket pelayanan minimal


posyandu.

3. Pemberian rujukan oleh kader


Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk menangani sesuatu
masalah, kader memberikan rujukan ke puskesmas agar orang tersebut
segera ditangani oleh petugas kesehatan
Biasanya kader hanya merujuk ke puskesmas, kecuali untuk hal-hal yang
kelas gawat, kader sebaiknya menganjurkan segera dibawa ke RS.

E. Pengertian Pemberian Rujukan

Pemberian rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang


dianggap

memiliki

tanda-tanda

masalah,

biasanya

ditujukan

pada

puskesmas.

Meskipun pemberian rujukan merupakan tugas utama dari petugas


kesehatan yang bertugas di meja 5 pada hari posyandu, tetapi kader perlu
juga memberikan rujukan apabila diperlukan.

Biasanya kader memberikan rujukan pada meja 4 , tetapi bisa juga memberi
rujukan di luar hari posyandu, ketika menemukan masalah:

Keadaan anak lemah, lesu dan tidak bergairah

Suhu badannya tinggi

Rewel dan tidak mau makan

Tidak mau menetek

Memiliki bercak putih pada matanya

Badannya bercak merah

Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut :

Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau kurus

Kepala sering pusing

Penglihatan berkunang-kunang

Nafsu makan kurang

Kaki bengkak

Sesak napas

Orang sakit yang minta pertolongan kader


4.1.3.3.3.7 Diskusi Kelompok
A. Pengertian
Kegiatan diskusi kelompok di posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka
POSYANDU untuk membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya
mengenai topik kesehatan keluarga, ibu dan anak.
B. Perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok

Penyuluhan

Penyuluhan adalah cara belajar yang kurang partisipatif atau tidak banyak
melibatkan peserta.

Penyuluh bersifat seperti guru dan lebih banyak memberitahu peserta


tentang cara pemecahan masalah.

Kegiatan diskusi kelompok

Cara belajar yang bersifat partisipatif atau melibatkan peserta secara


aktif. Pemimpin diskusi berperan sebagai pemandu.

Pemandu berperan untuk mendorong peserta agar aktif mengemukakan


pengalaman dan gagasan tentang cara pemecahan masalah. Pemandu
hanya memberi saran jika diperlukan.

C. Manfaat diskusi kelompok

Kegiatan belajar menjadi mudah dihayati

Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai sehingga masyarakat


tidak merasa seperti belajar di dalam kelas.

D. Tahap-Tahap Diskusi Kelompok:


a. Tahap persiapan

Mengundang peserta

Kader mengundang ibu-ibu saat hadir dalam hari buka posyandu.

Dalam 1 kelompok dibatasi 12-15 orang.

Menetapkan waktu pertemuan

Sebaiknya kegiatan diskusi dilakukan beberapa hari setelah posyandu.

Bisa juga dilakukan pada hari arisan atau pengajian, sesudah kegiatan
selesai.

Menetapkan tempat

Kader sebaiknya membuat pertemuan kelompok untuk ibu-ibu yang


rumahnya berdekatan (dasawisma).

Bisa dilaksanakan di rumah ibu-ibu atau kader atau di kantor posyandu,


sebaiknya ada tempat untuk duduk melingkar.

Pembagian tugas tim pemandu

Apabila dipandu 2 kader, tentukan siapa yang menjadi pemandu utama


dan pemandu pendamping.

Kader perlu membagi tugas siapa dan kapan akan mengundang kembali
ibu.

Persiapan materi belajar

Kader harus menguasai materi diskusi. Bacalah bahan mengenai materi


dari berbagai bacaan dan bahan pegangan kader.

b. Tahap pelaksanaan

Pengaturan tempat belajar

Semua peserta diatur bisa duduk melingkar, tanpa ada yang duduk di
belakang.

Kader membaur dengan peserta.

Pelaksanaan kegiatan belajar

Kader memandu kegiatan belajar sesuai topik yang dipersiapkan.

Kader menggunakan media untuk proses diskusi.

Diskusi sebaiknya tidak lebih 1 jam.

Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman dan kesimpulan diskusi.

c. Tahap sesudah pelaksanaan

Mencatat hasil kegiatan pada buku Bantu kader.


E. Sikap pemandu yang baik

Bersikap sabar

Mendengarkan dan tidak mendominasi

Menghargai dan rendah hati

Mau belajar

Bersikap sederajat dan akrab

Tidak menggurui

Tidak memihak, menilai atau mengkritik

Bersikap terbuka

Bersikap positif
4.1.3.3.3.8 Menggerakkan Masyarakat
Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi ibu-ibu dan
masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan di posyandu. Karena tidak

gampang membuat masyarakat bersedia menanggapi suatu ajakan, apalagi


melaksanakan ajakan kita.
Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
Menggerakkan atau memotivasi ibu-ibu agar datang ke posyandu
merupakan seni dalam bekerja untuk masyarakat. Untuk menghadapi berbagai
alasan ibu-ibu yang sulit digerakkan atau dimotivasi antara lain dengan cara sbb:

Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat pada


keluarga kader sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.

Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah.

Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa membantu


menggerakkan atau memotivasi masyarakat.

Mengembangkan kegiatan kegiatan posyandu secara menarik dan


berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka merasakan
masyarakat.

4.1.3.3.3.9 Kunjungan Rumah


A. Pengertian dan Tujuan Kunjungan Rumah:
Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader posyandu yang
bertujuan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di
posyandu dan manfaatnya. Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk
menggerakkan mereka agar mau ke posyandu.
B. Sasaran Kunjungan Rumah
Dalam

menentukan

sasaran

yang

perlu

dikunjungi,

kader

bisa

mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

Sasaran yang pernah datang ke posyandu tetapi kemudian tidak datang


lagi.

Sasaran yang tidak pernah datang ke posyandu dan tidak menggunakan


sarana kesehatan lainnya.

Sasaran yang perlu dikunjungi adalah sbb:

Ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir ke


posyandu.

Ibu yang anak balitanya belum mendapat vitamin A.

Ibu yang anak balitanya bulan lalu dikirim ke puskesmas karena: 2 bulan
berturut-turut BB tidak naik, BB di bawah garis merah, sakit.

Ibu hamil selama 2 bulan berturut-turut tidak mengadiri kegiatan


posyandu.

Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui.

Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.

Ibu hamil dan menyusui yang belum mendapat kapsul yodium.

Ibu yang mempunyai balita terlalu gemuk.

C. Langkah Kunjungan Rumah:


a. Tahap persiapan

Memilih sasaran yang akan dikunjungi

Pembagian tugas kader

Persiapan materi belajar.


b. Tahap pelaksanaan kunjungan

Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum


sampai pada tujuan pokok.

Kader menyampaikan tujuan kedatangan.

Kader kemudian berbincang dengan keluarga tentang keadaan ibu hamil/


menyusui,i bayi / balita.

Kader memberikan pil besi, vitamin A, yodium untuk balita apabila


diperlukan.

Sebelum

berpamitan

pulang,

kader

mengajak

untuk

menghadiri

posyandu.
c. Tahap sesudah kunjungan

Membuat catatan kegiatan pada buku bantu kader.

D. Saran Saran Untuk Kader:

Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali


dianggap gangguan apalagi sasaran termasuk orang yang sulit didekati dan
diajak melaksanakan posyandu.

Beberapa saran agar kunjungan rumah berjalan baik:

Kader sebaiknya ramah, sabar, tidak menggurui, jangan sampai


memarahi atau mengomel.

Berikan

penjelasan

dengan

cara

sederhana,

terutama

manfaat

melaksanakan saran.

Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, jangan berlama-lama.

Penggunaan media Bantu (kartu konseling) hanya untuk sasaran yang


telah menerima kedatangan kader.

4.1.3.3.3.10 Peningkatan Gizi Keluarga


A. Pengertian
Zat gizi adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup
sehat. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bermacam-macam unsur sehingga
kita perlu makan berbagai jenis makanan.
Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakn terutam usia 0-5 tahun,
karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan jasmani dan
perkembangan otak anak.
B. Tiga Kelompok Utama Zat Gizi

Makanan pokok dan lemak/minyak yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh


agar kita punya tenaga, antara lain:

Makanan pokok, yaitu yang mengandung zat tepung seperti: beras,


jagung, gandum.

Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti minyak,


mentega, santan.

Lauk pauk (protein), yaitu makanan yang dibutuhkan sebagai zat pembangun
tubuh dan otak kita antara lain :

Lauk pauk dari tumbuhan, seperti kacang, tahu, tempe.

Lauk pauk dari hewan, seperti telur, ayam, daging.

Sayur-sayuran dan buah-buahan yaitu makanan yang dibutuhkan agar tubuh


kuat, segar, tidak mudah sakit.

C. Masalah Gizi
Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak, apabila makanan itu tidak

memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.
Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa terjadi pada waktu
dewasa.
D. Cara menyusun menu bergizi

Menu yang sehat dan bergizi sebaiknya memenuhi ke 3 zat gizi utama.

Tidak perlu makanan yang mahal, gunakan bahan lokal, baik yang berasal
dari kebun/pekarangan.

Sayuran yang mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun
labu, kangkung, kacang panjang.

Sebagai sumber protein, biasanya disesuaikan dengan bahan yang murah di


wilayah kita

Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak/ lemak


yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

E. Alasan yang menjadi penghambat perilaku makan yang sehat dari


masyarakat:
Rendahnya pengetahuan masyarkat tentang gizi.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa depan
anak.
Kebiasaan yang sulit diubah, misalnya : hanya makan ikan dan daging tanpa
sayuran sehingga pola makannya kurang seimbang.
Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya:
Menganggap perlunya makanan tambahan setelah usianya beberapa hari
dan menganggap pemberian ASI eksklusif akan membuat bayi terasa
lapar.
Tidak memberi makan pada anak karena takut cacingan.
Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon.
F. Cara kader menghadapi tantangan ini:
Kader sebaiknya menguasai materi tentang gizi sehingga bisa memberi
penjelasan dengan tepat, praktis, sesuai keadaan.
Menggiatkan

pelayanan

posyandu

meningkatkan gizi keluarga, antara lain:

Kegiatan penyuluhan gizi.

Pemberian obat-obatan.

untuk

memperkenalkan

cara

Pemberian makanan tambahan.

Demo mengolah makanan sehat.

Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.

Menyelenggarakan lomba balita sehat.


Kader posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong

masyarakat melaksanakan sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan


makanan bergizi.
4.1.3.4 Laporan Hasil Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu Kemuning RW
VI Kelurahan Bumiayu
Pelatihan kader Posyandu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kader dalam menjalankan Posyandu. Kegiatan dalam pelatihan ini meliputu
penjelasan tentang fungsi kader dan pembagian meja-meja dalam Posyandu.
Selain itu juga dilakukan simulasi terhadap tugas kader pada masing-masing
meja dan dilakukan buka bersama setelah kegiatan pelatihan berakhir. Kegiatan
tersebut dilakukan pada:
Hari/Tanggal

: Selasa/10 Oktober 2006

Waktu

: 16.00 selesai

Tempat

:Posko mahasiswa, Rumah Bpk. Totok, Perumahan


Puri Cempaka Putih II blok AO-42 Kel. Bumiayu

Topik

:Pelatihan Kader Posyandu Kemuning tentang


tugas Kader dan fungsi meja dalam Posyandu.

Penyampaian materi

: Endah Silfiyanti

Pemberi Simulasi

Meja I: Indah Anggraeni


Meja II: Agustin Khusnul Chotimah
Meja III: Nia Agustiningsih
Meja IV: Nur Aini
Meja V:Ismatul Quddus
Peserta

: Kader Posyandu Kemuning RW VI kelurahan


Bumiayu.

Penanggung Jawab

: Agustin Khusnul C, Endah Silfiyanti, Nur Aini.

4.1.3.4.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Pembukaan dan sambutan


Acara dimulai dengan pembacaan doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh MC kemudian dilanjutkan
dengan pemberitahuan maksud dan tujuan dilakukan pelatihan.
2. Penyajian Materi
Sebelum dimulai penyajian materi, pemateri memberikan pertanyaanpertanyaan tentang:

Apa pengertian dari Posyandu?

Apa tugas dari Kader Posyandu?


Setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka itu maka dilanjutkan
dengan penyajian materi seperti yang terlampir dalam SAP.
3. Evaluasi
Evaluasi Proses
Acara dimulai pukul16.00 WIB, kader Posyandu yang hadir 7 orang dari
12 kader yang diundang sedangkan ketua PKK tidak dapat hadir.
Pemberian materi berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias
bertanya kepada pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan
pemateri. Setelah dilakukan pemberian materi kemudian dilakukan
simulasi, dimana peserta membagi diri mereka sendiri sesuai dengan
kebiasaan tugas mereka di masing-masing meja. Setelah semua
membagi diri kemudian mahasiswa juga menempatkan diri sesuai dengan
pembagian meja yang telah ditentukan. Pada masing-masing meja
mahasiswa membantu mengarahkan cara-cara kerja sesuai dengan meja
masing-masing.
Meja I

: mahasiswa membantu dengan mengarahkan tentang

cara-cara

mendaftar dalam buku pendaftaran.

Meja II

mahasiswa

membantu

dengan

mengarahkan

dan

memberikan simulasi tentang cara penimbangan yang benar (sesuai


dengan 9 langkah penimbangan).
Meja III

mahasiswa

membantu

dengan

mengarahkan

dan

memberikan simulasi tentang cara mencatat yang benar.


Meja IV

: mahasiswa membantu dengan mengarahkan cara

melakukan penyuluhan.

Setelah dilaksanakan simulasi, kemudian diberikanlah pengarahan dari


Bapak Agus. Peserta sangat antusias dan sangat memperhatukan pengarahan
yang diberikan dan banyak pertanyaan yang diajukan.
Setelah rangkaian acara dilaksanakan kemudian acara ditutup dengan
pembacaan doa dan dilanjutkan dengan acara buka bersama. Setelah buka
bersama selesai maka peserta dapat pulang ke rumah masing-masing. Acara
pelatihan benar-benar selesai pada pukul 18.15 WIB.
Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:
1. Bagaimana cara memotivasi masyarakat yang berlatar belakang orang
tuanya kerja untuk mengikuti Posyandu?
2. Bagaimana cara memberikan penyuluhan jika yang mengantarkan
Posyandu adalah pembantunya?
3. Bagaimana cara melakukan pendokumentasian yang benar?
4. Bagaimana cara mengisi balok SKDN
Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diberikan pemateri.
4.1.3.3 Masalah Pada Remaja
4.1.3.3.1 Narkoba

4.1.3.3.1.1 Pre-planning Kegiatan Penyuluhan Narkoba di RW VI Kelurahan


Bumiayu-Malang
A.

Latar Belakang
Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang
sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat
tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang
sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan
terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat
buruk yang ditakuti saat ini adalah narkoba.
Jumlah remaja di RW VI Kelurahan Bumiayu cukup banyak. Persentase
remajanya sekitar 10,29%. Dari jumlah ini, berdasarkan jumlah angket yang
disebarkan (88 angket), sekitar 10,34% remaja diwilayah ini memiliki riwayat
penggunaan narkoba. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat begitu besarnya
bahaya yang diakibatkan oleh narkoba. Selain dapat menimbulkan gangguan

psikologis, narkoba juga dapat menimbulkan gangguan yang bersifat

fisik.

Narkoba dapat merusak sistem saraf, kardiovaskuler, paru dan berbagai organ
penting lainnya. Narkoba juga dapat menimbulkan gangguan sosial. Para
pengguna narkoba merupakan orang-orang yang biasanya bersikap antisosial
dan introvert. Mereka cenderung menutup diri dari pergaulan masyarakat.
Semua dampak negatif penggerak masyarakat akan berbalik menjadi beban
masyarakat.
Biasanya penggunaan narkoba dikalangan remaja awalnya hanya bersifat
ikut-ikutan dan coba-coba. Mereka merasa gengsi jika tidak memakai narkoba.
Hal ini terjadi karena kurang pengetahuan mereka akan narkoba terutama
bahaya yang ditimbulkan akibat memakai narkoba. Karena itulah diperlukan
upaya bersama dari semua komponen masyarakat untuk memangkas peredaran
narkoba dan mencegah generasi bangsa dari kehancuran akibat penggunaan
narkoba. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan meningkatkan
pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba melalui penyuluhan-penyuluhan
Narkoba sehingga mereka dapat melakukan proteksi diri agar tidak terjerumus
untuk memakai narkoba.
B.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Narkoba, remaja di RW VI
Kelurahan Bumiayu dapat memahami tentang narkoba.
2. Tujuan Khusus

Peserta penyuluhan (remaja) mampu menjelaskan pengertian narkoba

Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan jenis dan bentuk


narkoba

Peserta

penyuluhan

(remaja)

dapat

menyebutkan

gejala-gejala

pemakaian narkoba

Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan penyakit/gangguan


akibat penggunaan narkoba

Peserta penyuluhan dapat menjelaskan cara pencegahan diri agar tidak


terjerumus dalam pemakaian narkoba

C.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/Tanggal

: Sabtu, 7 Oktober 2006

D.

Waktu

: 19.30 WIB

Sasaran

: Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu

Tempat

: Di rumah Ketua RW (Pak Soehermanto)

Penanggung Jawab

: Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

SUSUNAN KEGIATAN
1. Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan wakil dari pihak
pemuda
2. Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi
3. Penyuluhan tentang narkoba

E.

EVALUASI
1. Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

4.1.3.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan Narkoba


A. Tujuan
Memberikan informasi tentang narkoba meliputi: definisi, jenis-jenis,
bentuk, gejala pemakaian, gangguan/penyakit akibat penggunaan narkoba, dan
pencegahan diri terhadap narkoba
B. Tempat dan Waktu
Sasaran

: Remaja di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan Bumiayu

Tempat

: Rumah Pak Hermanto (Ketua RW) PCP blok AP-12

Waktu

: 19.30 - selesai

C. Alat
Leaflet
Flip chart
D. Metode
Diskusi
Tanya jawab
E. Langkah-Langkah Kegiatan
1.

Persiapan

Membuat kontrak dengan remaja di RW VI

Menyiapkan alat-alat yang diperlukan


2.

Orientasi

a.Salam terapeutik

Salam.

Perkenalan nama mahasiswa


b.Evaluasi/validasi

Menanyakan kabar peserta saat ini.

Menanyakan persepsi peserta tentang narkoba selama ini.

3.

Tahap Kerja
a.

Tanyakan pendapat peserta tentang narkoba.

b.

Jelaskan hal-hal yang berkaitan dengan narkoba.

c.

Dorong

peserta

untuk

memberikan

pendapat

sehubungan dengan penjelasan yang telah diberikan


d.

Berikan

pujian

atas

kemampuan

peserta

untuk

memberikan pendapat.
e.

Berikan leaflet yang telah kita sediakan kepada para


peserta.

4.

Tahap terminasi
a.

Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta

untuk mengevaluasi tingkat pengetahuannya setelah diberi informasi


tentang narkoba.
Memberikan reinforcement atas kemampuan peserta

dalam menjawab pertanyaan.


b. Tindak lanjut

Menganjurkan peserta untuk menghindari penggunaan narkoba dan


lebih waspada terhadap ancaman narkoba.

4.1.3.3.1.3 Materi Narkoba


A. Definisi
Narkoba adalah kepanjangan dari narkotik dan obat berbahaya. Yang
termasuk narkotika adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat
berbahaya adalah zat adiktif yang yang bisa menimbulkan ketagihan atau
kecanduan, seperti sabu, ecstasy dan pil koplo. Sebetulnya ada satu jenis lagi
barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi.

B. Jenis-jenis Narkoba
1. Opium : jus dari bunga opium, Papaver somniverum.
2. Candu : Getah tanaman Papaver Somniferum.
3. Morfin: hasil olahan dari opium/candu mentah. Rasanya pahit, berbentuk
tepung halus putih atau cairan berwarna.
4. Heroin ( putaw): obat bius yang sangat kuat efeknya.
5. Codein: turunan dari candu/ opium.
6. Methadone: narkotika sintetis.
7. Kokain : zat adiktif yang sangat berbahaya berasal dari tanaman
Erythroxylon coca.
8. Ganja : terbuat dari daun Canabis Sativa.
9. Ecstasy: mendorong pemakai untuk aktivitas yang berlebihan dan dapat
mengalami dehidrasi ( kekurangan cairan ).
10. Shabu-shabu: nama aslinya methamphetamine, berbentuk seperti gula
atau penyedap masakan, tidak berwarna dan tidak berbau.
C. Bentuk-Bentuk Narkoba
1. Adonan : candu.
2. Tepung halus : morfin, heroin, shabu-shabu.
3. Cairan berwarna atau jernih: heroin, codein.
4. Tablet / pil / kapsul: heroin, codein, methadone, kokain, ekstasi.
5. Daun: ganja
D. Gejala-Gejala Pemakaian Narkoba Yang Berlebihan
1. Opiat
Pada orang-orang memakai narkoba jenis opiat ditemukan gejala-gejala;
perasaan senang dan bahagia, acuh tak acuh,malas bergerak, sering
mengantuk, mual, bicara cadel, pupil mata mengecil dan adanya gangguan
perhatian/daya ingat
2. Ganja
Pada pemakai ganja terdapat gejala-gejala; perasaan senang dan
bahagia, santai dan lemah, sikap acuh tak acuh, mata merah, nafsu makan
meningkat dan mulut kering. Disamping gejala-gejala tersebut, pada pemakai

ganja

ditemukan

pula

adanya

pengendalian

diri

yang

kurang,

sering

menguap/mengantuk, konsentrasi yang kurang dan depresi.


3. Amfetamin (shabu, ekstasi)
Pada pemakai narkoba dengan jenis amfetamin ditemukan adanya
gejala-gejala; kewaspadaan yang meningkat, bergairah, rasa senang dan
bahagia, pupil mata melebar, denyut

nadi dan tekanan darah meningkat,

insomnia dan nafsu makan yang berkurang


4. Kokain
Pemakai narkoba jenis kokain sering menunjukkan gejala-gejala; denyut
jantung yang cepat (takikardi), gelisah, euphoria (rasa gembira berlebihan) harga
diri yang meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, kejang, pupil
melebar dan tekanan darah meningkat. Disamping itu, pada pengguna narkoba
jenis ini terdapat gejala-gejala berkeringat/rasa dingin,mual/muntah, mudah
berkelahi, psikosis, perdarahan otak, penyumbatan pembuluh darah, nystagmus
horisontal/mata bergerak tak terkendali serta distonia (kekakuan otot leher)
5. Alkohol
Pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol, sering ditemukan gejalagejala; bicara cadel, jalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara,
mudah marah, gangguan pemusatan perhatian serta nafas bau alkohol
6. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon)
Narkoba jenis Benzodiazepin menimbulkan gejala-gejala; Bicara cadel,
Jalan sempoyongan,

wajah kemerahan, banyak bicara, mudah marah dan

gangguan pemusatan perhatian


E. Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif
a. Fisik
Tanda-tanda

fisik

yang

menunjukkan

adanya

kemungkinan

penyalahgunaan Narkoba adalah: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung

dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Pada tangan penuh dengan
bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka
sayatan, goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan. Buang air
besar dan kecil kurang lancar serta sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang
jelas juga dapat menjadi tanda-tanda fisik kemungkinan penyalahgunaan
narkoba.
b. Emosi
Perubahan emosi yang menunjukkan kemungkinan penyalahgunaan
narkoba adalah; sangat sensitif dan cepat bosan, bila ditegur atau dimarahi, dia
malah menunjukkan sikap membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu
untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau
orang di sekitarnya.
c. Perilaku
Perubahan

perilaku

yang

dapat

menjadi

tanda-tanda

seseorang

kemungkinan menggunakan narkoba adalah, malas dan sering melupakan


tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, menunjukkan sikap tidak peduli dan
jauh dari keluarga, Mereka juga sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal
keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam . Untuk memenuhi
kebutuhannya

akan

narkoba,

mereka

dapat

melakukan

berbagai

cara

diantaranya suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barangbarang berharga miliknya, banyak yang hilang serta selalu kehabisan uang.
Perilaku yang lain yang sering ditunjukkan oleh pemakai narkoba adalah
waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang
yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya serta takut akan air.
Jika terkena akan terasa sakit karena itu mereka jadi malas mandi. Sering
batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala putus
zat. Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada
maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat
Tanda-tanda perubahan perilaku lainnya adalah sering berbohong dan
ingkar janji dengan berbagai macam alasan, mengalami jantung berdebar-debar,

Sering menguap, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat


berlebihan.Pemakai narkoba juga sering mengalami mimpi buruk, nyeri kepala,
serta nyeri/ngilu sendi-sendi
F. Ancaman Medis Akibat Penggunaan Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan berbagai ancaman medis
diantaranya adalah HIV, Hepatitis dan beberapa penyakit menular lainnya,
penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit gangguan pernapasan, penyakit
nyeri lambung, penyakit kelumpuhan otot, penyakit gagal ginjal, penyakit
neurologist, penyakit kelainan mental, penyakit kelainan hormon, penyakit kanker
serta penyakit gangguan kehamilan
G. Pengobatan Narkoba
Pengobatan narkoba dapat dilakukan dengan metoda pengobatan adiksi
(detoks), pengobatan infeksi, rehabilitasi dan pelatihan mandiri
H. Pencegahan Narkoba
Penyebaran narkoba dapat dicegah dengan cara memperkuat keimanan,
memilih lingkungan pergaulan yang sehat, komunkasi yang sehat serta
menghindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
I. Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum
banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan
perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter.
Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam
3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction":
1.

Menggunakan jarum suntik sekali pakai

2.

Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik

3.

Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet

4.

Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba


J. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau
adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat
adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah
sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai
tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.
K. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif),
tubuh secara fisik memang tidak ketagihan lagi, namun secara psikis ada rasa
rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan
perasaan

sang

pecandu.

Sehingga

sangat

rentan

dan

sangat

besar

kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.


Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan
dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan
memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
L. Undang-Undang Narkotika (No. 22/1997)
1. Menanam atau memelihara tanaman penghasil narkoba : hukuman 10
tahun + denda max Rp. 500 juta/
2. Memproduksi narkotika : hukuman 7 tahun s.d pidana mati / seumur
hidup + denda Rp. 200 juta s.d 1 milyar.
3. Membawa atau mengirimkan narkotika : hukuman 7 tahun s.d 15 tahun +
denda Rp. 250 juta s.d 750 juta.
4. Mengedarkan narkotika : hukuman 5 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250
juta s.d Rp 750 juta.
5. Menggunakan narkotika : hukuman 1 tahun s.d 4 tahun
M. Sumber Pertahanan Diri Pengguna Narkoba
1. Komunikasi yang efektif.

2. Sistem pendukung sosial yang kuat.


3. Alternatif kegiatan yang menyenangkan.
4. Teknik reduksi stres.
5. Ketrampilan kerja.
6. Motivasi untuk mengubah perilaku

4.1.3.3.2 Kesehatan Reproduksi Remaja


4.1.3.3.2.1 Rancangan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
di RW VI Kelurahan Bumiayu Malang
A. Latar Belakang
Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang
sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat
tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang
sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan
terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat
buruk yang ditakuti selain narkoba adalah free sex akibat pergaulan bebas.
Free sex pada remaja diakibatkan karena kurangnya pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi, alat-alat reproduksi dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tumbuh kembang remaja. Remaja perlu mengetahui komponen
tersebut agar mereka mampu mengendalikan perilakunya. Remaja harus
mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka
secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya
remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali
dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan
hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem
reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak
mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang
harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali. Jadi, remaja
sangat perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja agar memiliki
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki
sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

Dari uraian diatas penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja perlu


diadakan untuk meningkatkan pengetahuan remaja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti
tentang kesehatan reproduksi remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:

menjelaskan

tentang

pengertian

reproduksi,

kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja.

menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja

menyebutkan bagianbagian alat reproduksi pada laki- laki dan


perempuan

C. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal

: Sabtu, 7 Oktober 2006

Waktu

: 19.30 WIB

Sasaran

: Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu

Tempat

: Rumah Ketua RW (Pak Soehermanto)

Penanggung Jawab

: Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

D. Susunan Kegiatan
1. Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan wakil dari pihak
pemuda
2. Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi
3. Penyuluhan tentang narkoba
4. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja
4.1.3.3.2.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Tema

: Kesehatan Reproduksi Remaja

Sasaran

: Seluruh remaja RW VI Puri Cempaka Putih II Kel. Bumiayu

Tempat

: Rumah Pak Soehermanto (Ketua RW VI) Puri Cempaka Putih II


Kel. Bumiayu

Hari/Tanggal : Sabtu/7 Oktober 2006


Waktu

: 30 menit

Metode

: Ceramah

Materi

: Terlampir

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti
tentang kesehatan reproduksi remaja.
II. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:

menjelaskan

tentang

pengertian

reproduksi,

kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja.

menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja

menyebutkan bagianbagian alat reproduksi pada laki- laki dan


perempuan

III. Media
Lembar balik (flipchart), Leaflet
IV.

Kegiatan Penyuluhan
No.
1

Waktu
3 Menit

17 Menit

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan

Pembukaan

Peserta
Menjawab salam,

Membuka kegiatan dengan mengucapkan

memperhatikan,

salam

mendengarkan,

Memperkenalkan diri

menjawab

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

pertanyaan

Memberikan

test

pertanyaan

tentang

pre

kesehatan reproduksi (pre test)


Pelaksanaan

Mendengarkan

Menjelaskan tentang pengertian reproduksi

dan

dan kesehatan reproduksi

memperhatikan

Menjelaskan tentang bagian bagian dari


alat reproduksi laki laki dan perempuan
Menjelaskan
reproduksi

pengertian
remaja

dan

kesehatan
perubahan

perubahan yang terjadi pada masa remaja


Memberikan kesempatan pada peserta
3

7 Menit

(para remaja) untuk bertanya


Evaluasi
Menanyakan

kepada

peserta

Bertanya
Menjawab
(remaja)

tentang materi yang diberikan


Memberikan reinforcement kepada peserta

pertanyaan (post
test)

3 Menit

(para remaja) atas jawaban yang diberikan


Terminasi

Mendengar

Mengucapkan terima kasih atas perhatian

menjawab salam

dan peran serta


V. Evaluasi
Evaluasi Proses
Mengetahui

jalannya

pelaksanaan

acara,

kelancaran

acara

maupun

antusiasme peserta penyuluhan.


Evaluasi Hasil
Mengetahui keberhasilan pencapaian target sesuai dengan yang ditetapkan:
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian reproduksi, kesehatan reproduksi
dan kesehatan reproduksi remaja
2. Peserta dapat menyebutkan bagian bagian alat reproduksi pada laki
laki dan perempuan
3. Peserta dapat menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja
4. Peserta dapat menyebutkan perubahan perubahan yang terjadi pada
masa remaja
4.1.3.3.2.3 Materi Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
1. Definisi

Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali


dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai
arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan
demi kelestarian hidup.

Kesehatan Reproduksi (Kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental


dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi,
peran & sistem reproduksi.

Kesehatan

reproduksi

remaja

adalah

suatu

kondisi

sehat

yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh


remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit
atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial
kultural.
2. Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang

dan

benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada


disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap
dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
3. Perubahan yang terjadi saat Remaja
a) Perubahan fisik
Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan
yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki
memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak
hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga
perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan.
Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering
dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya
menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).
Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap
orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah
satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang
mendapatkan menstrusi pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun
pada umumnya sekitar 12 tahun.
b) Perubahan emosinal
Remaja juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin
dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini
dipengaruhi tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga
lingkungan sekolah, ataupun teman-teman pergaulan di luar sekolah.
4. Mengapa remaja perlu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
saat remaja?
Remaja perlu mengetahui perubahan di atas agar mereka mampu
mengendalikan perilakunya. Remaja harus mengerti bahwa begitu dia
mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah siap
dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila
melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia
melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan
hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem

reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang


tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk
hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali.
5.

Apa

yang

perlu

kita

ketahui

tentang

alat

reproduksi

kita?

Alat Reproduksi Perempuan


Bagian luar:
a) Bibir luar/labia majora
b) Bibir dalam/labia minora
c) Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak saraf, ini
merupakan

bagian

yang

paling

sensitif

dalam

meneriman

rangsangan seksual.
d) Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang kencing
dan anus (dubur)
e) Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia
pubertas
Bagian dalam:
a) Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat
membesar serta memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai
organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya bayi saat
melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.
b) Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang
dikeluarkan penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam
mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.
c) Mulut rahim (cervix), adalah tempat rumbuhnya janin hingga
dilahirkan. Rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan
(hamil dan setelah melahirkan).
d) Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan
dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah
dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini.
e) Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang
perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai
sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Tiap ova punya

kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang. Dari sekian


banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang
menjadi telur semasa usia produktif perempuan.
Alat Reproduksi Laki-Laki
1. Zakar atau penis.
Berbentuk buat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm
disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut saraf yang peka. Penis
tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh
darah. Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena
rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan
memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis, dan membuat penis
menjadi besar, tegang dan keras.
2. Buah zakar atau testis.
Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada pangkal
penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).
3. Saluran zakar atau uretra.
Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni.
4. Kantong pelir atau skrotum
Merupakan lapisan kulit yang agak berkerut membentuk kantong yang
menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk mengontrol
suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian
tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma.
5. Epididimis
Merupakan tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis
6. Saluran sperma atau vas deferens.
7. Seminal Vesicle
Berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai sumber
kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang mencari
telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal
vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.
8. Kelenjar prostat

Merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan


untuk menghidupi sperma.

9. Bladder (kandung kencing)


Merupakan tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan ke
uretra ketika buang air kecil.

4.1.3.3.2.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Narkoba Dan Kesehatan


Reproduksi
Penyuluhan tentang Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja
dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah ketua RW VI (Bapak
Soehermanto). Peserta penyuluhan terdiri remaja di kelurahan Bumiayu yang
mengikuti kegiatan pembentukan karang taruna. Sebagai pemateri dari
penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab
kegiatan adalah Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih
Hari/Tanggal

: Sabtu / 7 Oktober 2006

Waktu

: 20.00 selesai

Tempat

: Rumah Ketua RW VI (Pak Soehermanto) Puri


Cempaka Putih II Kel. Bumiayu

Topik

: Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja

Penyuluh

: Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih

Peserta

: Remaja yang mengikuti kegiatan pembentukan


karang taruna

Penanggung Jawab : Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih


I. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan
diberikan.

Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:


1. Apa yang anda ketahui tentang pengertian narkoba?
2. Sebutkan jenis-jenis narkoba?
3. Sebutkan gejala-gejala pada orang yang memakai narkoba.
4. Apa yang anda ketahui tentang kesehatan reproduksi?
5. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada saat remaja?
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP.
3. Evaluasi
Evaluasi Proses
Peserta yang hadir berjumlah 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan
berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada
pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Sebagian
peserta juga bertanya tentang seputar Narkoba dan Kesehatan
Reproduksi di sela-sela diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang
muncul antara lain:
1. Apakah gejala-gejala yang muncul pada pemakai narkoba?
2. Apakah pendidikan kesehatan reproduksi itu perlu diberikan pada
remaja?
3. Siapa

saja

yang

perlu

memberikan

pendidikan

kesehatan

reproduksi?
4. Apa saja materi yang perlu disampaikan saat memberikan
pendidikan tentang kesehatan reproduksi pada remaja?
5. Apakah zat adiktif itu termasuk narkoba dan apa saja contohnya?
6. Apakah pada pemakai narkoba terjadi penurunan ukuran organ
vital?
Evaluasi Hasil
Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan
saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab
pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan.
Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 45% dari
pertanyaan

yang

diajukan

Hal

ini

membuktikan

bahwa

peserta

memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan


pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.
4.1.4 Kegiatan di Puskesmas
4.1.4.1 Persiapan Kegiatan
Sebelum memulai kegiatan di puskesmas, kegiatan yang dilakukan
adalah:
1. Menemui pembimbing lahan dan kepala Puskesmas Arjowinangun untuk
mendapatkan pengarahan dan menentukan lokasi praktik di masyarakat.
2. Mengatur pembagian shift jaga di Puskesmas Arjowinangun
4.1.4.2 Pelaksanaan Kegiatan
1. Mahasiswa yang bertugas di Puskesmas datang pada pukul 07.30 WIB dan
mengikuti kegiatan yang ada di puskesmas. Kegiatan tersebut antara lain:
Mengikuti kegiatan pendaftaran di loket
Mengikuti kegiatan di Poli Umum
Mengikuti kegiatan di BKIA
Mengikuti kegiatan di Apotek
Mengikuti kegiatan posyandu sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
Membantu kegiatan yang bersifat administratif
2. Setelah kegiatan di Puskesmas selesai, mahasiswa meninggalkan
Puskesmas pada pukul 12.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai