Anda di halaman 1dari 6

INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)

Oleh: Novyan Lusiana,S.Ked (2003)


Medical Study Club (MiSC) Obsgyn fkuii.org

Definisi
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam kandungan
adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya
500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.1
Ada juga pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan
adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung
pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.3

Faktor Resiko dan Diagnosis


Faktor resiko IUFD meliputi hal-hal berikut: 2,3,4
1. Status sosial ekonomi rendah
2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3. Usia ibu >30 tahun atau <20 tahun
4. Partias pertama dan partias kelima atau lebih
5. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
6. Kehamilan tanpa riwayat pengawasan kesehatan ibu yang inadekuat
7. Riwayat kehamilan dengan komplikasi medik atau obstetrik
Sebab-sebab IUFD adalah: 2,3,4
1. Penyakit infeksi (lues, varicella, ISK)
2. Asfiksia neonatorum
3. Cacat bawaan
4. Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas, dismaturitas, imaturitas
5. Perdarahan (placenta previa, solusio plasenta)
6. Pre-eklampsia, eklampsia
7. Penyakit kelainan darah
8. Malnutrisi
9. Penyakit endokrin (DM, hipertiroid)

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

Klasifikasi dan Patologi

2,3,4

Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:


1. Golongan I: kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu
penuh
2. Golongan II: kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
3. Golongan III: kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu (late fetal
death)
4. Golongan IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga
golongan di atas
Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahanperubahan sebagai berikut :
1. Rigor mostis (tegang mati)
Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.
2. Stadium maserasi I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati.
3. Stadium maserasi II
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat,
stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati.
4. Stadium maserasi III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas,
hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah
kulit.

Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan

1,2,3,4

DJJ tidak terdengar

Uterus tidak membesar, fundus uteri turun

Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa

Palpasi anak menjadi tidak jelas

Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari

Pada rontgen dapat dilihat adanya:

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi (tanda Spalding)

Tulang punggung janin sangat melengkung (tanda Naujokes)

Hiperekstensi kepala tulang leher janin (tanda Gerhard)

Ada gelembung-gelembung gas pada badan janin

Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan


Hypofibrinogenemia 25%.

Diagnosis dan Diagnosis Banding

1,2,3,4

Tabel 1. Diagnosis dan Diagnosis Banding IUFD


Gejala dan Tanda yang

Gejala dan Tanda yang

Kemungkinan

Selalu Ada

Kadang- Kadang Ada

Diagnosis

o Gerakan janin

o Syok, uterus

berkurang atau hilang,

tegang/kaku, gawat

nyeri perut hilang

janin atau DJJ tidak

timbul atau menetap,

terdengar

Solutio plasenta

perdarahan pervaginam
sesudah hamil 22
minggu
o Gerakan janin dan DJJ

o Syok, perut kembung/

tidak ada, perdarahan,

cairan bebas intra

nyeri perut hebat

abdominal, kontur

Ruptur uteri

uterus abnormal,
abdomen nyeri, bagianbagian janin teraba,
denyut nadi ibu cepat
o Gerakan janin
berkurang atau hilang,

o Cairan ketuban

Gawat janin

bercampur mekonium

DJJ abnormal
(<100/mnt/>180/mnt)
o Gerakan janin/DJJ
hilang

o Tanda-tanda kehamilan

Kamatian janin

berhenti, TFU

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

berkurang, pembesaran
uterus berkurang

Penatalaksanaan

1,2,,3,4

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat


janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati.
Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi
columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda
kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan
ketuban berkurang.
Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien
selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan
besar dapat lahir pervaginam.
Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif,
perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan
hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi
tanpa komplikasi
Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan
penanganan aktif.
Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu

Jika servik matang,lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau


prostaglandin.

Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan


prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan
amniotomi karena berisiko infeksi

Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan
serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol:

Tempatkan mesoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat diulang


sesudah 6 jam

Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg misoprostol, naikkan dosis
menjadi 50mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mcg setiap
kali dan jangan melebihi 4 dosis.

Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.


Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah,
waspada koagulopati
Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi

DAFTAR PUSTAKA
1. Achadiat, C.M., 2004, Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
1. Cuningham, F.G., Gant, N.F., Leveno K.J., Gilstrap III L.C., Hauth, J.C.,
Wenstrom, K.D., 2001. Williams Obstetrics (21st edition). The McGraw-Hill
Companies, Inc. United States of America.
3. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Patologi, Edisi II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
4. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2002. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

1 IUFD, article by MiSC Obsgyn fkuii.org

Anda mungkin juga menyukai