Anda di halaman 1dari 14

KEMATIAN JANIN DALAM RAHIN

(KJDR)
Kamis, 22 Desember 2016
Supervisor
dr.H.Armyn A.Oesman,Sp.OG(K)
Definisi

Kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim


dengan BB ≥ 500 gram atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan ≥ 20 minggu.

WHO
Klasifikasi

• Kematian janin dapat dibagi dalam 4 golongan,


yaitu:
• Gol I: kematian sebelum u.k 20 minggu penuh
• Gol II: kematian u.k 20 – 28 minggu
• Gol III : kematian u.k > 28 minggu (late fetal death)
• Gol IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada
ketiga golongan diatas
Etiologi

• 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak


jelas.
• Kematian janin dapat disebabkan oleh
• Faktor maternal
• Faktor fetal
• Faktor kelainan patologik dari plasenta
Diagnosis
Anamnesis

• Gerakan janin tidak lagi dirasakan atau berkurang


• Perutnya bertambah besar/bertambah kecil  atau
kehamilan tidak seperti biasanya
• Merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan
sakit seperti mau melahirkan
• Penurunan BB
• Perubahan nafsu makan
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
•Tidak terlihat gerakan-
gerakan janin, yang biasanya
dapat terlihat terutama pada
ibu yang kurus
•Penurunan atau terhentinya
peningkatan bobot berat
badan ibu
Pemeriksaan Fisik

Palpasi
•TFU lebih rendah dari
seharusnya tua kehamilan ;
tdak teraba gerakan- gerakan
janin
•Dengan palpasi yang teliti
dapat dirasakan adanya
krepitasi pada tulang kepala
janin.
Pemeriksaan Fisik

Auskultasi
•Dengan doppler tidak
terdengar denyut jantung
janin
Pemeriksaan
Penunjang

• Spalding sign Overlapping tulang kepala (sutura)


janin
• Robert sign Akumulasi gas dalam jantung dan
pembuluh darah besar janin
• Gerhard sign  Adanya hiperekstensi kepala tulang
leher janin
• Nojoks sign Angulasi yang tajam tulang belakang
janin
• Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
• Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda
padat.
• Kepala janin terkulai
Grade Maserasi pada IUFD :
• Grade 0 (durasi < 8 jam)  kulit kemerahan
‘setengah matang’.
• Grade I (durasi > 8 jam)  kulit terdapat bullae dan
mulai mengelupas.
• Grade II (durasi 2-7 hari)  kulit mengelupas luas,
efusi cairan serosa di Rongga toraks dan abdomen
• Grade III (durasi >8 hari)  hepar kuning kecoklatan,
efusi cairan keruh, Mungkin terjadi mumifikasi
• Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2
minggu, umumnya tanpa komplikasi. Persalinan dapat terjadi
secara aktif dengan induksi persalinan dengan oksitosin
maupun misoprostol. Tindakan perabdominam bila janin letak
lintang. Induksi persalinan dapat dikombinasi oksitosin +
misoprostol. Hati-hati pada induksi dengan uterus pascaseksio
Penatalaksanaan sesarea ataupun miomektomi, bahayanya terjadi ruptura uteri.

• Pada kematian janin 24-28 minggu dapat


digunakan, misoprostol secara vaginal (50-100 μg
tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin. Pada
kehamilan di atas 28 minggu dosis misoprostol
Penatalaksanaan 25 μg pervaginam/6jam.
Komplikasi

• Gangguan psikologis ibu dan keluarga


• Infeksi, apabila ketuban masih intak
kemungkinan untuk terjadinya infeksi sangat
kecil, namun bila ketuban sudah pecah infeksi
dapat terjadi terutama oleh mikroorganisme
pembentuk gas seperti Clostridium welchii.

Anda mungkin juga menyukai