PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker kolorektum, atau usus dan rektum, sering dijumpai di Amerika
Serikat. Sebagian besar kanker kolorektum adalah karsinoma yang
biasanya
berasal
dari
sekretorik
lapisan
mukosa
yang
terjadi
disekitarnya,
tumbuh
infiltratif
dan
destruktif
dan
dapat
bermetastase atau dengan kata lain karsinoma adalah tumor ganas epitel
dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda yang
menyebar melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon. (Price S.A, 2005).
Dari ketiga definisi diatas penilus menyimpulkan bahwa kanker
kolorektum adalah karsinoma yang berada pada rektum atau kolon yang
merupakan suatu neoplasma ganas yang biasanya diawalai dari polip
atau tumor yang mengganas dan bermetastase dapat menyebar melalui
pembuluh limfe karna dapat mensekresi mukus dalam jumlah yang
berbeda-beda.
B. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektum tidak diketahui, akan
tetapi Sebagian besar kanker kolorektum berawal dari polip yang sudah
ada sebelumnya. Faktor resiko untuk kanker kolorektum adalah
mencangkup makanan diet tinggi lemak dan rendah serat. Menahan feses
juga menyebabkan pelepasan toksin toksin yang terdapat dalam fases
Adanya
atau
riwayat
polip
dikolon
dan
rektum
terapi
komponen
darah
dapat
diberikan.
Pengobatan
praoperatif,
dan
pascaoperatif
untuk
memperkecil
tumor,
mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan dan untuk mengurangi
resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak dioperasi atau tidak dapat
diseksresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan gejala secara
bermakna. Alat radiasi intravakitas yang dapat diimplantasikan dapat
digunakan.
Moh. Rifandi Arifin : ASKEP KANKER KOLOREKTUM
kasar,
dan
padi-padian
untuk
meningkatkan
massa
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang :
kolorektum,
(carcinoembryonic
terutama
antigen,
CEA),
antigen
mungkin
karsinoembrionik
bermanfaat
untuk
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Praoperatif
a) Konstipasi b/d lesi obstruktif
b) Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
c) Keletihan b/d anemia dan anoreksia
d) Ansietas b/d rencana pembedahan dan diagnosis kanker
e) Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi
Pascaoperatif
a) Nyeri b/d insisi bedah / pasca operasi (abdomen dan perianal)
b) Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan
mual dan anoreksia
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen
dan perianal), pembentukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap
kulit periostomal.
d) Kurang pengetahuan mengenai diagnosa prosedur pembedahan, dan
perawatan diri setelah pulang berhubungan dengan kurangnya
informasi.
e) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pascaoperatif
1. Diagnosa Keperawatan : Integritas Kulit, Kerusakan, Resiko Tinggi b/d
pasca operasi Ca. Rekti / Kolostomi
Tujuan dan KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
klien tidak terjadi kerusakan integritas kulit, idak adanya lesi atau radang.
Intervensi :
a) Lihat stoma/area kulit peristomal pada tiap penggantian kantong.
Bersihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemerahan ( warna
gelap, kebiru-biruan).
Rasional :
Memantau proses penyembuhan alat dan mengidentifikasi masalah
pada area, kebutuhan untuk evaluasi / intervensi lanjut. Mempertahankan
kebersihan / mengerinkan area untuk membantu pencegahan kerusakan
kulit. Identifikasi dini nekrosis stoma/iskemia atau infeksi jamur (dari
perubahan flora normal usus) memberikan intervensi tepat waktu untuk
mencegah komplikasi serius. Stoma harus kemerahan dan lembab. Area
ulkus pada stoma mungkin pada lubang kantung yang terlalu sempit atau
lempengan yang menekan kedalam stoma. Pada pesien dengan
ileostomi, fases kaya akan enzim, meningkatkan bahwa iritasi pada kulit.
Pada pasien dengan kolostomi perawatan kulit. Pada pasien dengan
kolostomi perawatan kulit bukanlah masalah besar, karena enzim tak ada
lagi pada fases.
b) Ukur stoma secara periodik, mis, tiap perubahan kantong selama 6
minggu pertama, kemudian sekali sebulan selama 6 bulan.
Rasional :
Sesuai dengan penyembuhan edema pascaoperasi (selama 6
minggu pertama) ukuran kantong yang dipakai harus tepat sehingga fases
berkumpul sesuai aliran dari ostomi dan kontak dengan kulit dicegah.
c) Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantung berperekat
setidaknya lebih besar 1/8 ukuran stoma dengan perekat adekuat
menempel pada kantong.
Rasional :
Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit.
Perekatan area yang adekuat penting untuk mempertahankan cincin
kantong. Catatan : perekatan terlalun kencang menyebabkan iritasi kulit
pada peng angkatan kantung.
d) Berikan pelindung kulit yang efektif, mis, wafer stomahesive, karaya
gum, reliaseal (davol) atau produk semacamnya.
Rasional :
Melindungi kulit dari perekat kantong, meningkatkan perekatan
kantong dan memudahkan pengangkatan kantong bila perlu. Catatan:
kolostomi signoid tak perlu menggunakan pelindung kulit karena fases
berbentuk dan eliminasi terjadi teratur melalui irigasi.
e) Kosongkan, irigasi, dan bersihkan kantong astomi dengan rutin,
gunakan alat yang tepat.
Rasional :
Pergantian kantong yang sering mengiritasi kantong kulit dan harus
dihindari. Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat
iritasi
jaringan/kerusakan
sehubungan
dengan
penarikan kantong.
g) Selidiki keluhan rasa terbakar / gatal / melepuh dsekitar stoma.
Rasional :
Indikasi
kebocoran
fases
dengan
iritasi
periostomal,
atau
kebocoran
fases
dengan
iritasi
periostomal,
atau
pada
pasien/orang
terdekat
untuk
memandang
dan
atau
juga
tahunan,
melihat
pada
stoma
dan
Keperawatan
Nyeri
(Akut)
berhubungan
dengan
operasi,
berlanjut
atau
meningkatkan
nyeri
menunjukan
tindakan
punggung,
ubah
kenyamanan,
pisisi
mis,
(gunakan
perawatan
tindakan
mulut,
pijatan
pendukung
sesuai
tegangan
otot,
meningkatkan
relaksi,
dan
dapat
Rasional :
Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan
kembali perhatian, sehingga menurunkan nyeri ketidaknyamanan.
e) Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini.
Hindari posisi duduk lama.
Rasional :
Menurunkan kekakuan otot/sendi. Ambulan mengembalikan organ
keposisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ketingkat normal.
Catatan : adanya edema, tempon dan (bila reaksi perihal telah dilakukan)
peningkatan ketidaknyamanan dan adanya rasa ingin defekasi. Ambulasi
dan perubahan posisi sering menurunkan tekanan perianal.
f) Selidiki dan laporkan adanya kekuatan otot abdominal, kehati-hatian
yang tak disengaja, dan nyeri tekanan.
Rasional :
Diduga inflasi peritonial, yang memerlukan intervensi medik cepat.
Kolaborasi
g) Berikan obat sesuai indikasi, misalnya narkotik, analgesik, analgesi
dikontrol pasien (ADP).
Rasional :
Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan, khususnya setelah
perbaikan jaringan pasca operatif.
h) Berikan rendam duduk.
Rasional :
Menurunkan ketidaknyamanan lokal, menurunkann edema dan
meningkatkan penyembuhan luka perineal.
i) Lakukan/pantau efek unit TENS.
Rasional :
Perangsangan kutaneus dapat digunakan untuk menghambat
transmisi rangsangan nyeri.
4. Diagnosa keperawatan : nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan
tubuh, resiko tinggi terhadap
Moh. Rifandi Arifin : ASKEP KANKER KOLOREKTUM
Rasional :
Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6 8 jam minggu
pertama untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan
usus.
j) Berikan makanan central/parental bila diindikasikan.
Rasional :
Pada
kelemahan/tidak
toleran
pada
masukan
per
oral,
harapan
masa
datang,
termasuk
perubahan
yang
penatalaksanaan
pisitif
dan
menurunkan
risiko
dan
menignkatkan
frekuensi
kebutuhan
perawatan
kolostomi/ketidaknyamanan pasien.
g) Identifikasi gejala gejala kekjurangan elektrolit, misalnya; anoreksia,
kram otot, abdomen, perasaan atau tangan/kaki dingin; kelelahan
umum/kelemahan, pening, penurunan sensasi pada lengan/kaki.
Rasional :
Keluhan fungsi kolon dengan perubahan absorpasi cairan/elektrolit
dapat mengakibatkan kekurangan natrium/kalium yang memerlukan
koreksi diet dengan makanan/cairan tinggi natrium (misalnya kaldu,
gatorade) atau kalium (misalnya jus jeruk, prem, tomat, pisang, atau
gatorade).
h) Tekankan pentingnya mengunyah makanan dengan baik, masukan
cairan adekuat dengan/diikuti makan dan hanya menggunakan
makanan tinggi serat sedang, hindari selulosa.
Rasional :
Menurunkan resiko obstruksi usus, khususnya pada pasien dengan
ileostomi.
i) Tinjau ulang makanan sumber flatus (misalnya minuman karbonat, bir,
buncis, keluarga kol, bawang putih, ikan, dan makanan berbumbu
tinggi) atau berbau (misalnya bawang putih, keluarga kol, telur, ikan,
dan buncis.
Rasional :
Makanan ini dapat dibatasi atau dihindari untuk kontrol ostomi lebih
baik, atau ini perlu untuk mengosongkan kantung lebih sering, bila
makanan ini dimakan.
Pasien dengan ostomi mempunyai 2 kunci masalah, misalnya perubahan
disintregasi dan absorvasi obat oral dan efeksamping merigikan atau
takbiasanya. Beberapa obat obatan yang oleh pasien ini drespon
berbeda, meliputi laksatif, salisilat, antagonis reseptor H2, \antibiotik, dan
diuretik.
D. IMPLEMENTASI
Lakukan apa yang sudah direncanakan
Moh. Rifandi Arifin : ASKEP KANKER KOLOREKTUM
E. EVALUASI
1.
Mempertahankan eliminasi usus adekuat.
2.
Mengalami sedikit nyeri.
3.
Meningkatkan toleransi aktivitas
4.
Mencapai tingkat nutrisi optimal
a.
Makanan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori.
b.
Kram abdomen berkurang
5.
Keseimbangan cairan tercapai
a.
Membatasi asupan makanan dan cairan oral bila terjadi mual.
b.
Berkemih sedikitnya 1,5 liter / 24 jam.