Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS BIAYA PROYEK

BESARAN-BESARN FISIK TEKNOLOGIS


1. Luasan lantai kotor (gross)
Luas lantai bangunan sangat tergantung dari program bangunan yang
tergantung pula pad jenis proyek. Lagi pula lokasi dan bentuk tanah turut
menentukan luas lantai yang dapat dibangun.
Dan akhirnya bentuk denah untuk sesuatu jenis proyek menentukan pula luas
lantai yang dapat dicapai. Jadi dalm praktek harus diadakan suatu studi kasus
mengenai suatu efek finansiil yang dixcapai suatu bentuk denah dengan luas
lantai tertentu.
2. Luas lantai bersih (netto)
Luas lantai bersih ialah jumlah lantai yang dibatasi oleh dinding/kulit luar gedung
yang beratap (covered-area), termasuk ruang-ruang dalam tanah (basement)
dikurangi luas lantau untuk inti gedung.
3.

Luas lantai netto perorang

Luas lantai netto perorang besarnya tergantung jenis gedung di suatu negara.
Suatu

luas

ini

diperlukan

untuk

menentukan

populasi

gedung

dalam

perhityungan jumlah lift, jadi tidak untuk perancangan interior gedung. Menurut
pengalaman, luas lantai netto perorang untuk gedung :
Flat

: 3m2 / orang

kantor : 4m2 / orang


hotel

: 5m2 / orang

(juga rumah sakit)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

4. Luas inti gedung (building core area)


Luas inti gedung tergantung dari letaknya dalam zone. Makin ke atas makin kecil,
karena lift mengecil. Untuk penaksiran, luas inti gedung sekitar 5-10 kali luas
tabung lift.
5. Efisiensi lantai (floor efficiency)
Efisiensi lantai, adalah presentasi luas lantai yang disewakan terhadap luas
lantai kotor. Makin besar efisiensi lantai, makin besar pula pendapatan gedung.
Efisiensi untuk gedung :
- Perkantoran menurut pengalaman besarnya sekitar 80%
- Perhotelan menurut pengalaman besarnya sekitar 75%
- Flat menurut pengalaman besarnya sekitar 85%
6. Tinggi lantai ke lantai (floor to floor height)
Tinggi ini tergantung dari jenis proyek dan konstruksi lantai dalam hubungannya
dengan kegunaan ruang. Misalnya gedung flat yang tinggi langit-langitnya
(ceiling height) 2,40 m dan konstruksi lantainya pelay datar bisa mempunyai floor
to floor height sekitar 3,50m.
Jarak sekitar 0,80-1,00 meter diperlukan untuk tinggi balok lantai (bila ada) dan
tabung-tabung penyebar udara AC. Dalam ilmu konstruksi bangunan tinggi, jarak
ini selalu diusahakan minimal, sebab penghematan sebesar 10 cm saja kalau
dikalikan 30 sudah berarti penghematan 3 meter atau setinggi 1 lantai.
7. Jumlah lantai
Sebenarnya yang membatasi jumlah lantai yang dapat dibangun pada suatu
lokasi tidak dapat diputuskan hanya beerdasarkan pertimbangan- pertimbangan
tekno ekonomi saja. Kita tahu bahwa daya dukung tanah jugta membatasi tinggi
bangunan yang dapat dibangun disamping peraturan-peraturan tata kota.
Jadi putusan terakhir merupakan sintesa dari berbagai criteria tersebut adalah
tekno ekonomi, fundasi, peraturan tata kota. Peraturan tata kota harus di buat
berdasarkan analisa tekno ekonomi, buildingb engineering dan kualitas
lingkungan kota.
8. Kepadatan Bangunan (building density) , Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Makin mahal harga tanah , makin tinggi orang membangun. Peraturan kota
menentukan batas persentase luas tanah yang boleh dibangun sama dengan
yang disebut dengan kepadatan bangunan (building density), Koefisien Dasar
Bangunan (KDB). Malahan juga perbandingan luas lantai bangunan terhadap
luas tanah ( floor area ratio), Koefisien Lantai Bangunan(KLB). Batasan-batasan
tersebut sangat mempengaruhi efek financial suatu proyek.
Kepadatan bangunan tergantung dari lokasi tanah, Negara dan waktu. Di pusat
kota, New York misalnya, kepadatan bangunan bisa mendekati 100%.
9. Perbandingan luas lantai total terhadap luas tanha (floor area ratio), Koefisien
Lantai Bangunan(KLB)
Perbandingan ini sangat tergantung tinggi banginan ekonomis (economic
building height) dan peraturan tata kota yang didasarkan pertimbanganpertimbangan makro perkotaan dan ekonomi perkotaan/urban economic.
10. Faktor beban puncak lift (peak load factor)
Bebasn puncak lift ditentukan secara empiris dan tergantung jenis gedung dan
lokasi gedung di suatu Negara. Untuk Indonesia menurut pengamatan dan
pengalaman penulis adalah sebagai berikut:
1. Perkantoran ................................3%
2. Perhotelan ...................................4%
3. Flat................................................5%
11. Waktu perjalanan bolak=balik elevator (round trip time)
Waktu ini dalah waktu yang diperlukan untuk lift berjalan bolak-balik dari lantai
terbawah hingga terbatas dalam suatu zone, termasuk waktu berhenti,
penumpang keluar masuk lift dan pintu membuka dan menutup di setiap lantai
tingkat. Secara pendekatan perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Penumpang masuk lift di lantai dasar....................................................1,5
m detik
2. Pinti lift menutup danlantai dasar ..............................................................2
detik
3. Pinti

lift

membuka

dan

menutup

di

setiap

lantai

tingkat........................................ ......2(n-1) 2 detik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

4. Penumpang keluar disetiap lantai tingkat (n-1) x

m/n-1 x 1,5

detik .............................................................................................................
..1,5 m detik
5. Perjalanan bolak balik lift dari lantai dasar sampai lantai teratas dalam
suatu
zone ...............................................................................................2(n-1)h /
s detik
6. Pinti lift membuka di lantai dasar ....................................................2 detik

Jumlah T

(2h 4s)( n - 1) s (3m 4)


s

detik

12. Kapasitas elevator


Daya muat lift tergantung pabrik pembuatnya. Lazimnya berkisar antara 5-20
orang. Untuk kebutuhan khusus sampai 50 orang/lift (double deck)
13. Kecepatan elevator
Kecepatan elevator yang dipilih tergantung pada tinggi gedung , makin besar
kecepatan liftnya, untuk menghemat waktu bolak-balik lift yang mempengaruhi
pula waktu menunggu lift.
Sebagai batas kecepatan diambil gerak jatuh bebas oleh gaya tarik bumi ialah
10m/detik.
Jadi elevator dengan kecepatan rendah ialah lift dengan kecepatan sekitar
1m/detik dan kecepatan tinggi mendekati 10 m/detik , Dalam literatur asing
kecepatan lift ditulis dalam feet-per minute , suatu satuan yang agak sukar
dibayangkan

oleh

bangsa

Indonesia,

dari

itu

oenulisa

agak

condong

menggunakan satuan meter per detik. Angka kecepatanya juga lebin mudah
diingat karena dikaitkan dengan gerak jatuh bebas akibar gaya tarik bumi. Lagi
pula waktu perjalanan bolak-balik diukur dalam detik.
14. Jumlah elevator
Jumlah lift berlaku untuk suatu zone vertikal dalam gedung tinggi yang lazimnya
digunakan dalam zone lift. Pembagian dalam zone diperlukan untuk menghemat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

jumlah lift total. Tinggi 1 zone sekitar 20 lantai. Pembagian dalam zone juga
berkaitan dengan posisi ruang-ruang mesin /mekanikal.
15. Waktu menunggu elevator (interval, waiting time)
Kesabaran orang menunggu lift tergantung kota dan negara dimana gedung itu
berada. Orang=orang di kota kurang sabar di bandingkan dengan orang-orang di
kota kecil. Untuk proyek perkantoran diperhitunggkan waktu menunggu 30 detik,
flat sekitar 60 detik. Sambil menunggu lift orang dapat berkomunikasi sosial.
Waktu menunggu sama dengan waktu bolak-balik lift dibagi jumlah lift.
16. Tenaga / Energi Listrik
Suatu gedung memerlukan tenaga listrik untuk penerangan, AC, ventilasi, sound
sisitem, pengamatan bangunan dan sirkulasi vertikal. Makin tinggi gedung, makin
tinggi pula tenaga listrik yang diperlukan untuk sirkulasi vertikal.
Dalam masa krisis energi orang berusaha menghemat enersi dengan membatasi
pula tinggi gedung.
Energi yang diperlukan lift dengan kapasitas (m) dan kecepatan (s) meter/detik
dalah sama dengan energi potensial lift berikut muatannya dalam gerakannya di
suatu zone. Tenaga listrik yang diperlukanhanyalah untuk mengerek muatan lift
saja, sebab lift dalam keadaan kosong sudah dibuat seimbang oleh bandul
( counter weight) lift.
Jika 1 (satu) orang berikut barang bawaanya diperhitungkan 75 kg dan kapasitas
lift (m) orang, maka aenergi potensialnya setinggi (h) meter (tinggi lantai ke lantai
) adalah (75mh) kgm. Ini ditempuh dalam waktu h/s detik
Daya

kerja
75mh

75ms kgm/detik (ms) HP


waktu
h/s

1HP = 0,746 KW. Jadi daya E = (0,746 ms)KW.


Contoh:
Suatu lift dengan kapasitas m=15 orang dan kecepatan rata-rata s= 1m/detik,
mmemrlukan tenag listrik sebesar E = (0,746 x 15 x 1 ) KW E = 11,2 KW
Dari rumus tersebut ternyata bahwa makin besar kecepatan lift makin besar pula
tenaga listrik yang diperlukan. Jadi untuk menghemat energi, pilihan kecepatan
lift secukupnya waktu menunggu yang wajar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

ANALISIS
BIAYA STRUKTUR

ANALISIS
BIAYA GEDUNG

ANALISIS
BIAYA PROYEK

Analisis Biaya Proyek/ Gedung


Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek/gedung
sehingga bisa terbangun

Analisis Biaya Struktur/Gedung

KUANTITAS
MASING2
PEKERJAAN

UNIT PRICE
MASING2
PEKERJAAN

BIAYA
STRUKTU
R/GEDUNG

Vol. pekerjaan m, m2, m3


Unit Price material, tenaga, alat
Analisis Biaya Proyek
= Biaya gedung

Pokok kredit + bunga

Biaya tidak langsung


(biaya konsultan, biaya
pendanaan, biaya hukum)

Biaya tanah

Cadangan biaya

Perhitungan biaya gedung

Accurate
Partial
Simple

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

PERSENTASI EMPIRIS BIAYA GEDUNG TINGGI


Proyek Perkantoran, Pertokoan :
Pondasi (substructure)

10 %

Struktur (superstructure)

30 %

Eksterior

10 % +

Shell cost/harga bang. kosong

40 %

50 %

Lift

4%

AC

12 %

Plumbing/pek. Pipa

8%

Fire protection

3%

Instalasi listrik

11 % +

Subtotal instalasi M&E

38 %

Perlengkapan bangunan

7%

Landscaping

5%

Subtotal

+
38 %

Total

100 %

Proyek Perhotelan, Rumah Sakit, Apartemen


Pondasi (substructure)

6%

Struktur (superstructure)

20 %

26 %

Eksterior

12 % +

Shell cost/harga bang. kosong

38 %

Lift

3%

AC

8%

Plumbing/pek. Pipa

7%

Fire protection

2%

Instalasi listrik

8% +

Subtotal instalasi M&E

28 %

Interior & Furnishing

22 %

Perlengkapan bangunan

7%

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Landscaping

5%

Total

I.

+
100 %

ANALISIS BIAYA STRUKTUR


Daftar harga bahan
Semen

= US $ 4/ zak

Pasir

= US$ 12 m3

Split

= US$ 15 m3

Besi beton

= US$ 600/ ton

20 lt
Fc 20
10 lt
Fc 30
Fc 40

Analisis Biaya Struktur


Struktur beton tulang K 200
Semen 8,5 zak

= US$

Pasir

0,6 m3

= US$

Split

0,9 m3

= US$

Baja/tulangan 0,035 X 1,2 X 7,85 X US$

= US$

+
Subtotal

= US$

/m3

Cetakan + peralatan + Upah


15 %
0,75

10 %

+ 15 %

= US$

Jasa + resiko + overhead


15 % + 10 %

10 %

= US$

Subtotal

= US$

PPN 10 %

= US$

Total

= US$

+
/m3
/m3

Satuan volume struktur = 0,35 m3/m2 X US$ /m3 = US$ /m2


Struktur beton tulang K 300
Semen 9 zak

= US$

Pasir

0,65 m3

= US$

Split

0,96 m3

= US$

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Baja/tulangan 0,035 X 1,2 X 7,85 X US$

= US$

+
Subtotal

/m3

= US$

Cetakan + peralatan + Upah


15 %

0,75

10 %

+ 15 %

= US$

Jasa + resiko + overhead


15 % + 10 %

10 %

= US$

+
Subtotal

= US$

PPN 10 %

= US$

Total

= US$

/m3
/m3

Satuan volume struktur = 0,35 m3/m2 X US$ /m3 = US$ /m2


Struktur beton tulang K 400
Semen 10 zak

= US$

Pasir

0,7 m3

= US$

Split

1,05 m3

= US$

Baja/tulangan 0,035 X 1,2 X 7,85 X US$


Subtotal

= US$

= US$

/m3

Cetakan + peralatan + Upah


0,75

15 %

10 %

+ 15 %

= US$

Jasa + resiko + overhead


15 % + 10 %

10 %

= US$

Subtotal

= US$

PPN 10 %

= US$

Total

= US$

/m3
/m3

Satuan volume struktur = 0,35 m3/m2 X US$ /m3 = US$ /m2


Struktur baja komposit
Rangka baja 0,10 T/m2
Satuan berat struktur baja :

= US$

/m2

0,10 ton/m2 (sampai dengan 30 lantai)


0,15 ton/m2 (sampai dengan 60 lantai)

Semen 8,5 zak

= US$

Pasir

0,6 m3

= US$

Split

0,9 m3

= US$

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Baja/tulangan 0,035 X 1,2 X 7,85 X US$


Subtotal

= US$

= US$

/m3

Cetakan + peralatan + Upah


0,75

15 %

10 %

+ 15 %

= US$

Jasa + resiko + overhead


15 % + 10 %

10 %

= US$

Subtotal

= US$

PPN 10 %

= US$

Total

= US$

/m3
/m3

Satuan volume struktur = 0,35 m3/m2 X US$ /m3 = US$ /m2

Biaya Total Struktur


Biaya superstructure + biaya substructure
II.

ANALISIS BIAYA GEDUNG


Office
Shell Cost

(50 %)

Pondasi

= 10/40 X

Struktur

= 30/40 X US$

Exterior

= 10/40 X

Subtotal

= US$

Lift

= 4/40 X

AC

= 12/40 x

Plumbing

= 8/40 X

Instalasi M & E

(38%)

Fire protection = 3/40 X

Instalasi listrik = 11/40 X

Subtotal
Lain-lain

+
= US$

(12 %)

Perlengkapan bang = 7/40

Landscaping

= 5/40

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Subtotal

= US$

Biaya Gedung

III.

= US$

ANALISIS BIAYA PROYEK

- Bunga selama massa konstruksi


= (1 + i ) n-1 i . Lo

- Biaya gedung selama massa konstruksi


= Lo (1 + i ) n

=
tergantung kreditur

- Biaya gedung

= US$

- Biaya tidak langsung


- Biaya tanah
- Cadangan biaya

20% X US$

Ls tanah X US$
5 % X US$

Biaya Proyek

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

= US$
= US$
= US$

= US$

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Anda mungkin juga menyukai