Anda di halaman 1dari 3

BURUKNYA KEAMANAN RUMAH SAKIT HERMINA JATINEGARA JAKARTA

Musibah ini berawal dari tgl 31 Maret 2009, saat anak kami, M. Zavian A( 2thn 5
bulan ) didiagnosis terkena DB. maka demi memberi yang terbaik utk anak kami,
kami putuskan utk rawat inap di RS HERMINA JATINEGARA (kamar kelas 1 ruang 305
di bangunan lama). Singkat cerita hari pertama (malam 31 maret 2009) semua
berjalan baik2 saja. Namun peristiwa yang buruk kami alami pada kamis 2 april
2009.
berawal dari saya menidurkan anak saya yg sakit tsb dan istri saya mandi di
kamar mandi dalam ruang pasien sekitar jam 09.30. saat itu tas istri saya
diletakkan di atas meja makanan sekaligus locker baju pas disebelah tempat tidur
pasien (posisi tas dekat kepala anak saya) dan laptop istri saya dlm posisi
di-charge di lantai dlm ruang kamar pasien dekat tempat tidur (sisi bawah).
Suasana kamar hanya diisi saya + anak saya di atas tempat tidur dan istri saya
mandi. kamar pasien dlm keadaan pintu kamar pasien tertutup dan TV menyala.Kira2
20 menit kemudian, begitu istri saya keluar kamar mandi sekitar jam 9.40an,
istri saya membangunkan saya (yg tertidur diatas tempat tidur pasien dan anak
saya) sambil berteriak " LAPTOP nya HILANG!!!!!!!!!!!!!" dan hanya meninggalkan
kabel charger nya saja di lantai. Sejurus saya segera beranjak dari tempat tidur
dan melaporkan kejadian itu ke meja suster di sebelah kamar anak saya. lebih
kurang 5
menit setelah itu security wanita (bu jamilah) meng-interogasi saya & istri
lalu kami diminta menunggu. Setelah 30 menit kemudian, datang security lainnya
(namanya pak Muchlis) melakukan hal yg sama (menginterogasi). Saat pak Muchlis
keluar kamar, istri saya baru menyadari kalau dompet yg ada di tasnya (yang
diletakkan di atas lemari makanan/baju) juga ikut raib!!!!! Padahal
didalamnya ada surat2 penting (SIM, KTP, ATM & credit card) serta uang 400rb.
Saat itu juga saya kembali laporkan ke pak muchlis. saya + istri di interogasi
lagi. siapa saja yang masuk sebelum kejadian. Kami sampaikan ada petugas house
keeping yg mengganti korden & suster yg masuk 3-4 kali karena memang kami mintai
tolong utk memperbaiki selang infus anak saya. Namun saya tidak tahu siapa yg
masuk saat istri saya mandi dan saya tertidur saat menidurkan anak saya .Pada
saat melaporkan itu, Pak Muchlis menyampaikan kecurigaannya kepada kami, dikira
kami membuat laporan
mengada-ada, karena pada saat yang sama beliau melihat TAS LAPTOP DAN LAPTOP
milik SAYA, yang tersimpan dilemari terlindungi tas2 bayi anak saya.Padahal kami
sudah menyampaikan bahwa kami ada 2 laptop, saya dan punya istri saya (milik
perusahaan tempatnya bekerja).Dibilang malah mungkin kami lupa meletakkan , dsb
yang intinya tidak ,mempercayai laporan kami , dengan alasan tidak mungkin ada
orang masuk kamar kami yang menurutnya sudah steril. Adu argumen ini terjadi
kira2 setengah jam yang menurut saya sangat memberikesempatan untuk pencuri tsb
membawa lari barang jarahannya. Selanjutnya kira2 satu jam setelah itu , pak
Muchlis datang ke kamar kami yg intinya menyampaikan :
1. barang (laptop dan tasnya serta dompet) TIDAK DITEMUKAN.
2. semua petugas yg bertugas hari itu sudah diminta keterangan, dan hasilnya
NIHIL (tidak ada bukti kuat mereka mencuri)
3. telah dilakukan pengecekan ke bak sampah & baju2 pasien yg akan di laundry,
dan hasilnya NIHIL (tidak ditemukan laptop & dompet)
4. tidak ada indikasi kuat dilakukan oleh pengunjung karena memang belum jam

berkunjung (jam kunjungan pagi jam 11.00 - 12.00).


Dari pernyataan itu, justru kami sesalkan karena banyak hal yg janggal :
1. nyata2 barang kami (LAPTOP dan DOMPET) adalah HILANG, tapi terkesan pihak
HERMINA menganggap ringan dan belum pernah terjadi kehilangan seperti ini
2. meskipun (katanya) telah dilakukan pengecekan ke karyawan yg tugas pagi itu,
tapi terkesan bahwa penyidikan yg dilakukan oleh security RS HERMINA tidak
mendalam, kurang personil, kurangnya alat komunikasi (HT) dan hanya berpegangan
pada prosedur saja. lantas siapa yg menjamin ketika kami tidur lalu ada orang yg
masuk dan sekali ........... LAPTOP DAN DOMPET kami HILANG !!!!!!
3. kami dihadapkan pada KESEPAKATAN RAWAT INAP, yg salah satu butirnya
menyebutkan : pasien dan penunggu DILARANG utk membawa barang berharga. dg kata
lain, kalau hilang, maka itu sudah menjadi tanggung jawab nya sendiri (terkesan
begitu), padahal salah satu barang berharga tsb (dompet) diletakkan diatas
kepala anak saya , pasien yang lagi sakit. Bisa dibayangkan apa yang terjadi
apabila anak saya menangis atau teriak pada saat pencuri tsb mengambil.
4. tenyata, RS HERMINA tidak memiliki CCTV termasuk dilorong kamar2 pasien
dilantai 3 pun tidak ada !!!!!!!!
5. berulang kali mereka menjamin bahwa keamanan jiwa pasien, penunggu, dan
pengunjung selama ada di kawasan RS HERMINA, DIJAMIN aman. tapi kenyataannya
......................... ADA BARANG KAMI HILANG (yang bisa2 setelah itu jiwa,
jika saja pencurinya tepergok atau mengancam kami di dlm kamar, mengingat posisi
tas istri saya yang didalamnya ada dompetnya ada dekat kepala anak saya yang
saat itu melihat kejadiannya )
6. turn over pengunjung dan petugas terkesan sangat longgar. ini dpt saya
buktikan, beberapa petugas bisa keluar masuk kamar dengan mudah, tanpa
pengawasan keamanan yg baik,tidak ada ceklist sudah atau belumnya pekerjaan
dilakukan, tidak ada jadwal keluar masuk kamar saat membersihkan atau meletakkan
makanan, dll
7. ada pihak petugas (2 orang house keeping yg membersihkan lantai, sampah, &
kamar mandi) yg tidak konsisten memberikan keterangan. 1 petugas mengatakan
telah membersihkan tapi satunya bilang belum. satunya bilang membersihkan jam
6, satunya bilang jam 7. sampai akhirnya mengatakan tidak jadi membersihkan
kamar mandi anak saya (kamar 305) karena keburu memasang korden di kamar
lainnya
8. terkesan pak Muchlis menuduh kami lalai atau lupa menaruh. dengan kata lain,
di RS HERMINA tidak pernah ada kejadian KEHILANGAN BARANG. malah pak Muchlis
bercerita bahwa pernah ada pasien yg mengaku kehilangan hp kemudian pergi ke
"orang pintar" yaitu bapaknya dengan konsekuensi kalau berbohong anaknya akan
terus sakit. dan nyatanya hpnya tidak hilang sehingga anaknya tetap sakit.dan
menyingung masalah hal ini akan menurunkan ranking keamnanannya , dan termasuk
konditenya , terus mengapa itu diarahkan ke kami. apa kami punya tampang penipu.
sementara kami kesusahan anak kami sakit dan diopname kok diberi ilustrasi
semacam itu????????
8. tdk segera sigapnya, dan kurangnya person, dan alat komunikasi (HT) dari
petugas security mengambil langkah2 cepat utk memblokir area akses keluar dari
RS Hermina
9.Kondisi kamar yang berjendela tanpa teralis dengan kondisi bisa dibuka tutup
dari dalam, dan jaraknya tidak terlalu tinggi dengan atap bawah yang
memungkinkan akses keluar

10.jumlah security yg kurang (paling tidak kami lihat dari jumlah security yg
masuk di ruangan kami saat berdialog & keterangan yg disampaikan pak muchlis
kalau dia sebernarnya bertugas di lantai 2 - bukan lantai 3 dimana kamar anak
saya diopname)
Kurangnya sistem keamanan di RS ini semakin terbukti ketika jam 13:30 datang
Security Manager dari perusahaan tempat istri saya bekerja datang membantu kami,
baru dilakukan tindakan mengumpulkan orang2 terkait yang tadinya keluar masuk
kamar kami. Ketika seluruh petugas dan security RS HERMINA memberikan
keterangan , mereka tetap keukeuh mengatakan TIDAK PERNAH ADA BARANG YANG
HILANG
dan PETUGAS DI RS HERMINA "BERSIH" tiba2 istri saya ditelepon seseorang yg
ternyata petugas kepolisian bernama brigadir polisi HERMAWAN SUBEKTI (petugas
reserse narkoba polres jakbar) yg telah menemukan dompet istri saya di halte
busway BKN Cililitan ????????????????????/
lalu mengapa Pak Muklis tadinya mengatakan :
1. kami mungkin lupa menaruh barang kami
2. tetap mengatakan " KAMI MENJAMIN KEAMANAN" RS HERMINA
3. Istri saya dianggap telah menandatangani bahwa RS tidak bertanggung jawab
atas barang berharga yang dibawa pasien ataupun penunggu (notabene sama artinya
dengan tidak peduli dengan musibah kecurian yang dialami pasien)
tapi sekali lagi ............ terbukti "ADA PENCURIAN, KAN????????????????"
penderitaan kami tidak sampai disitu saja.. ketika kami menyampaikan
akan melaporkan ke kepolisian setempat, mereka mempersilahkan tanpa ada niat
"membantu" dan "memudahkan" kami utk melakukan itu. padahal kami orang baru di
jakarta ini (kami baru 1,6th di jakarta). bahkan keinginan kami utk bertemu dg
pihak management/PR manager atau siapapun pimpinan RS HERMINA, sampai tulisan
ini kami buat, belum ada (belum bisa) bertemu dengan mereka.Untunglah kami
bertemu dengan Pak Hermawan Subakti, reserse yang sangat baik hati menemukan
dompet kami dan membantu kami untuk melapor ke polisi sampai ke tempat halte
busway dimana dompet tersebut ditemukan.
Dikantor polsek jatinegara pun kami disambut dengan sangat baik oleh bapak2
polisi, dan mereka pun langsung menyampaikan kekurangan-kekurangan sisi keamanan
dari RS Hermina, baik dari sisi person maupun alat2 sekuriti pendukung (CCTV).
Ketika bapak polisi menyelidiki lagi ke TKP, petugas nya sudah berganti , dan
terkesan tidak ada komunikasi dari petugas keamanan sebelumnya. Bagaimana ini
???
Sampai tulisan ini dibuat, anak saya masih dalam pengawaan dokter untuk rawat
inap di RS Hermina, dengan pengalaman buruk ini, ingin sekali kami keluar atau
langsung pindah RS, tetapi kami sangat memikirkan kondisi anak kami yang pasti
tidak bisa dengan mudahnya cabut dan pasang infus lagi, serta kecapekan apabila
harus pindah2 RS.
SEMOGA MENJADI KOREKSI KITA BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai