Anda di halaman 1dari 4

1.

Lima Puluh Janin Diaborsi Selama 1,5 Bulan

Klinik aborsi ilegal di Kemayoran, Jakarta Pusat, diketahui sudah beroperasi selama 1,5
bulan. Polisi menyebut, dalam kurun tersebut, puluhan janin diaborsi di klinik ilegal tersebut.

"Sebagaimana pengakuan dari pelaku SM bahwa yang bersangkutan telah melakukan


tindakan aborsi terhadap kurang lebih 50 orang lebih pasien di rumah ini, di Jalan Mirah
Delima 4 Nomor 14," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin kepada
wartawan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/7).

2. Peran 9 Orang Tersangka


Polisi menetapkan 9 orang tersangka kasus aborsi ilegal di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sembilan tersangka ini merupakan 'dokter' hingga pasien.

"Sampai dengan saat ini kita telah menetapkan 9 orang sebagai tersangka diantaranya SM
(51) ini sebagai eksekutor. Kemudian NA (33) ini asisten," ujar Kapolres Jakarta Pusat
Kombes Komarudin kepada wartawan di Kemayoran, Jakpus, Senin (3/7/2023).

Berikut daftar 9 tersangka:


- Perempuan inisial SM: bertindak sebagai dokter gadungan yang melakukan aborsi
- Perempuan inisial NA: otak kejahatan, sekaligus asisten SM.
- SW sebagai pembantu rumah tangga yang turut membantu membersihkan hingga
menyiapkan alat-alat.
- SA sebagai driver yang bertugas menjemput pasien.

- Empat orang pasien perempuan yakni inisial JW, IR, IF, dan AW.
- Laki-laki inisial MK yang merupakan pacar dari tersangka AW.

3. Modus Aborsi dalam Waktu 5 Menit


Praktik aborsi di sebuah klinik ilegal di Kemayoran, Jakarta Pusat, dibongkar polisi. Polisi
menyebut SM (51) sebagai eksekutor atau dokter gadungan menggugurkan janin pasien
hanya dalam waktu 5 menit.

"(Caranya) sangat sederhana. Penjelasan kepada tim dokter nanti dokter akan menjelaskan
lagi. Mereka menggunakan alat yang sangat sederhana," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat
Kombes Komarudin kepada wartawan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/7).

Sebelum diaborsi, pasien diberi obat peluntur janin. Setelah itu janin divakum dan dibuang ke
dalam kloset.

"Disedot langsung dibuang ke selokan (kloset). Menurut pengakuan dari pelaku juga selama
ini yang dibuang itu berbentuk gumpalan-gumpalan," lanjutnya.
4. Dua Tersangka Merupakan Residivis
Kombes Komarudin mengungkapkan dua tersangka utama yakni SM dan NA
merupakan residivis. Keduanya pernah divonis penjara di kasus serupa.

"NA baru saja keluar bulan Juni 2022, SM juga baru keluar pada bulan tanggal 7 Mei
2022. Jadi kedua orang ini adalah residivis," ungkap Komarudin.

Komarudin mengatakan pada 2020 keduanya berperan sebagai asisten dan mencari
pasien. Saat keluar dari penjara, keduanya mendirikan klinik sendiri.

"Di tahun 2020 kedua orang ini sebagai agen, asisten ataupun mencari pasien. Setelah
keluar dari menjalani hukuman, yang bersangkutan berpikiran untuk mendirikan
klinik atau memerankan langsung," ungkapnya.
Komarudin mengatakan pada 2020 keduanya berperan sebagai asisten dan mencari
pasien. Saat keluar dari penjara, keduanya mendirikan klinik sendiri.

"Di tahun 2020 kedua orang ini sebagai agen, asisten ataupun mencari pasien. Setelah
keluar dari menjalani hukuman, yang bersangkutan berpikiran untuk mendirikan
klinik atau memerankan langsung," ungkapnya.

5. Jaringan Janin Ditemukan di Got


Polisi membongkar saluran pembuangan untuk mencari janin yang dibuang di kloset
pada kasus klinik aborsi di Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus). Setelah berupaya
mencari selama 6,5 jam, polisi menemukan jaringan diduga janin aborsi di lokasi
tersebut.

"Di mana dilaksanakan dari pukul 10.30 WIB yang dimulai dengan pembongkaran
terhadap septic tank yang diduga dilakukan pelaku aborsi ilegal," kata Hady kepada
wartawan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/7).

Petugas mengecek saluran pipa paralon. Namun saluran pipa tersebut tidak ada yang
menuju septic tank, melainkan menuju saluran pembuangan air (got).
"Seperti yang rekan-rekan lihat tadi, di sebelah sana telah ditemukan pada pukul
15.40 WIB ditemukan jaringan. Jaringan ini yang kita masih belum tahu yang
kemudian nantinya dikirimkan ke laboratorium forensik," ungkapnya. Sementara itu,
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Dokter Arif Wahyono mengatakan jaringan
tersebut ditemukan di saluran pembuangan. Dia mengatakan pihaknya masih perlu
memastikan lebih lanjut terkait apakah jaringan itu merupakan janin atau bukan.

"Rekan-rekan seperti yang kita lihat tadi bahwa kita sudah menggali di septic tank
karena tidak ketemu akhirnya ketemu di saluran pembuangan, jadi ini kita bersyukur
juga masih bisa ketemu jaringan. Biasanya kalau di saluran sudah enggak tahu ke
mana, tapi memang bener ya Pak, kejahatan pasti ada jejaknya," ujarnya.

"Jadi kita ketemu di situ berupa jaringan, jaringan manusia atau bukan akan kami
periksa dulu lab, untuk hasilnya seperti apa nanti segera kami laporkan ke Pak Kasat.
Dari dokter seperti itu, Pak," ungkapnya.

Jaringan janin ini kemudian dibawa ke Labfor. Jaringan janin tersebut akan diteliti di
Labfor selama kurang lebih dua pekan.

Anda mungkin juga menyukai