Anda di halaman 1dari 2

Sabu Pipa Besi Ternyata Jaringan Freddy Budiman

VIVA.co.id – Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Ditjen Bea Cukai berhasil mengungkap
sindikat narkotika jenis sabu jaringan Freddy Budiman di sebuah pergudangan di kawasan Rawa
Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 14 Juni 2016.Dalam penggerebekan itu, BNN berhasil
menyita sembilan buah pipa besi berbahan baja yang total di dalamnya terdapat kurang lebih 50
kilogram sabu kristal yang diselundupkan dari Guangzhou, China. BNN juga berhasil
mengamankan enam tersangka atas hasil pengembangan sebelumnya.

"Kita berhasil mengungkap jaringan pengiriman narkoba jenis sabu," kata Kepala BNN Komjen
Budi Waseso di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu, 15 Juni 2016.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, modus penyelundupan barang haram tersebut
terbilang cukup rapi. Mereka mengirimkan sabu dengan cara dimasukkan ke dalam pipa besi
dengan berat 200 kilogram serta ketebalan besi 4 sentimeter dan diameter 16 sentimeter.Modus
tersebut sengaja dilakukan oleh para pelaku untuk mengelabui petugas agar tidak terdeteksi oleh
alat pemindai dan tercium oleh anjing pelacak. Pelaku juga melengkapi dokumen sehingga
terlihat seperti normal.

"Modusnya barunya adalah dimasukkan dalam pipa. Pipa ini adalah rencana untuk pipa untuk
tiang pancang. Dimasukkan dari Guangzhou China melalui pengiriman," ungkap pria yang akrab
disapa Buwas tersebut.

Buwas menjelaskan, sindikat pengedar narkotika jenis sabu itu merupakan jaringan yang
berhubungan dengan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman.

"Jaringan ini berhubungan langsung dengan Freddy Budiman. Ini jaringan lama. Ini bukti
kehebatan dari jaringan ini," ungkapnya.

Mantan Kabareskrim Polri ini membeberkan, dari pengungkapan kasus tersebut, BNN
mengamankan enam orang tersangka. Masing-masing berinisial HE, EN, ED, GN, DD dan AK.
Tersangka ED, GN dan DD diamankan petugas di lokasi kejadian, sementara HE dan istrinya
yakni EN, diamankan di kediamannya di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. HE merupakan
mantan narapidana Lapas Cipinang yang berstatus bebas bersyarat. HE mengenal AK semasa
berada di dalam Lapas yang sama dan AK memiliki kendali penuh terhadap penyelundupan sabu
tersebut.

"AK pengendali dan pemesan. Dia narapidana Lapas Cipinang. Pelaku lama. Ini membuktikan
permasalahan narkoba di Lapas tidak pernah selesai," ujar Buwas. Seolah tak jera, pada masa
pembebasan bersyaratnya, HE kembali berulah. Dalam melakukan transaksi, HE menggunakan
identitas EN untuk membuka rekening dan alamat tujuan pengiriman barang.

"Pengakuan mereka sudah 3 kali. Lolos semua sebelumnya. Sudah beredar di Indonesia
khususnya di Jakarta," lanjut Buwas. Buwas mengatakan, pengungkapan kasus sindikat narkoba
jenis sabu itu sama halnya telah menyelamatkan 250 ribu jiwa generasi Indonesia dari ancaman
dan bahaya narkoba.

Dasar Hukum

Atas tindakannya tersebut, keenam tersangka terpaksa mendekam dibalik jeruji besi rumah
tahanan BNN. Mereka dikenakan pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) Juncto Pasal 132 ayat
(1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal
hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup.

Penjelasan/komentar

Kasus penyelundupan dalam tiang ini adalah terbilang modus baru. Modus tersebut sengaja
dilakukan oleh para pelaku untuk mengelabui petugas agar tidak terdeteksi oleh alat pemindai
dan tercium oleh anjing pelacak. Pelaku juga melengkapi dokumen sehingga terlihat seperti
normal. Pipa ini adalah rencana untuk pipa untuk tiang pancang. Dimasukkan dari Guangzhou
China melalui pengiriman, sindikat pengedar narkotika jenis sabu itu merupakan jaringan yang
berhubungan dengan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman

Anda mungkin juga menyukai