Anda di halaman 1dari 11

PENUNTUN CSL

Penyusun
Dr. Irawaty Djaharuddin, SpP
Dr.Nur Ahmad Tabri, Sp.PD
Dr. Sri Asriyani,Sp.Rad.

CSL 2
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2013

TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS,
harus mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.
A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,
1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntun
praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan,
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun
yang bersangkutan
A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. datang tepat waktu.
2. wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL
3. diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan
sopan layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua
semua mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T
shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai
menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan
pembelajaran di Fak. Kedokteran UNHAS
4. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan
di Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS Bagi mahasiswi yang berjilbab,
jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang
disertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau
nama panggilan.
7. tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain
barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,
8. diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,
utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi
(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah
disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas
lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,
9. diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,
termasuk mengikuti kuis,
10. diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau
bagian tubuh manusia
11. diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi
karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.
Kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Dana
pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
12. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. Kedokteran
UNHAS

PENGANTAR
Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 4 (empat) keterampilan
utama, yaitu :
1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan
dengan sistem Respirasi dengan penggalian riwayat penyakit yang lebih
spesifik mengarah ke sistem respirasi.
2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru.
kegiatan

keterampilan

klinik ini,

Diharapkan selesai mengikuti


mahasiswa

mampu

melakukan

pemeriksaan fisik paru secara berurutan.


3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan
kelainan-kelainan sistem respirasi.
4. Keterampilan penggunaan Nebulizer
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik
sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir
serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Makassar,

Februari 2013

Penyusun
Koordinator Skill Lab.
Sistem Respirasi

TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN


FISIK DIAGNOSTIK PARU
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter
(pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit
yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan
diagnosis penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien
tentang penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasiinformasi yang disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi
sehingga diperlukan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan
hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang
teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan
dilakukan dengan manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan
auskultasi disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.
INDIKASI
1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi
4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada
pasien

PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU


Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.
2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :
Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax
Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax
3. Melakukan pemeriksaan palpasi
Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita
Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita
4. Melakukan pemeriksaan perkusi
Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis
Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar
5. Melakukan auskultasi
Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis
Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi
Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal
Mampu mengenal bunyi tambahan pada auskultasi paru
Media dan alat bantu pembelajaran
a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis
b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru
c. Stetoskop,lap,air mengalir, probandus/manekin/auscultation
smartscope/ amplifier speaker system/dual head training stetoskop
d. Status penderita, pulpen, pensil
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor

trainer

dan

DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIK PARU

Kegiatan

Waktu

deskripsi

1. Pengantar

2 menit

Pengantar

2. Bermain peran tanya

23 menit

1. Mengatur mahasiswa
2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara
melakukan anamnesis yang benar dan dosen
lainnya memberikan contoh pemeriksaan fisik
dengan benar
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan ketentuan
2. Setiap pasangan praktek melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisi
3. Pelatih mengawasi sampai memberikan
perintah bila ada hal-hal yang diperlukan
Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan
kendala/kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan
Dosen menyimpulkan apa yang dilakukan
mahasiswa

jawab

3. Praktek melakukan

90 menit

anamnesis dan
pemeriksaan fisis
diagnostik paru
4. Diskusi

15 menit

Total Waktu

150 menit

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN


FISIK DIAGNOSTIK PARU
A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUK
LANGKAH KLINIK
1. PERSIAPAN PERTEMUAN
- penampilan pemeriksa
- waktu yang cukup
- tempat yang aman
2. SAAT ANAMNESIS
1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam
2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan
3. Menjelaskan tujuan anamnesis
4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung rasa
5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Memberikan kesempatan kepada penderita untuk memberikan respon
8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :
Nama
Umur
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakit sekarang.
Menanyakan
Onset dan lamanya keluhan batuk
Sifat dari batuk (kering atau produktif)
Warna lendir dan apakah disertai darah
Keluhan lain yang menyertai batuk
Sudah pernah berobat atau belum
10. Riwayat penyakit masa lalu
Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya?
Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita
11. Mengenal riwayat psikososial
Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengan keluhan
sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergi akan binatang
peliharaan dll
12. Riwayat penyakit dalam keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yang sama, bila
ada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita
3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN
Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan
anamnesis berdasarkan keluhan tersebut.

mmmmmmmmm

B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU Mmmmmmmmmmmmm


Persiapan
Mempersilahkan duduk/ berbaring
Penderita diminta melepaskan pakaian
INSPEKSI
1. Perhatikan bentuk dan pergerakan pada toraks
Bentuk/ukuran toraks
Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya
Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang menonjol atau retraksi lokal
Apakah terdapat deformitas rongga dada
Pergerakan dinding toraks
Berkurang pada gangguan otot pernapasan, tahanan dinding toraks yang
meningkat, pengembangan paru yang berkurang, penekanan jaringan paru,
hiperinflasi.
Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas
PALPASI
2. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk memastikan
- Apakah terdapat nyeri tekan lokal
- Apakah terdapat massa atau krepitasi
- posisi trakea : apakah ada deviasi ke kanan/kiri (pemeriksaan dengan jari telunjuk)
3. Pemeriksa melakukan pemeriksaan palpasi di anterior dan posterior
4. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding/samping dada
5. Mempersilahkan menarik nafas panjang
6. Mempersilahkan mengucapkan kata sembilan-sembilan atau iii iii iii
7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan. Intensitas vocal fremitus
relatif sama pada permukaan toraks kecuali hemitoraks kanan lebih kuat karena letak
anatomi bronkus besar lebih dekat ke dinding dada.
PERKUSI
8. Perkusi dilakukan dalam posisi tegak karena suara perkusi dapat berubah karena
perubahan letak organ.
9. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan dan belakang
10. Membandingkan tempat-tempat yang simetris dan identik pada kedua hemitoraks
11. Menentukan batas perubahan sonor ke pekak
12. Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (bila ditemukan daerah pekak curiga
efusi pleura)
13. Tentukan apeks paru dengan perkusi bahu mulai lateral (suara redup). Perkusi
diteruskan ke medial sampai terdengan sonor, berilah tanda. Lakukan perkusi dari
pangkal leher ke arah lateral sampai terdengan suara sonor, berilah tanda. Puncak
paru terletak diantara kedua tanda tersebut.
AUSKULTASI
14. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan posterior dada secara sistematis
15. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang
16. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan bunyi yang terdengar pada tiap
sisi
17. Menentukan jenis suara pernafasan dan suara tambahan
* Vesikuler
* Bronkovesikuler
* Bronkial
* Ronki
* Wheezing
* Stridor
18. Menentukan lokasi perubahan dari suara normal ke abnormal

PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN, PEMBUATAN PREPARAT LANGSUNG DAN
PERSIAPAN PENGIRIMAN SWAB NASOPHARINGEAL DAN
OROPHARINGEAL
Oleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN PENGIRIMAN
USAP TENGGOROK
NO.
LANGKAH / KEGIATAN
PERSIAPAN PEMERIKSAAN

KASUS
2
3

Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau


kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan, meliputi:
1. menggunakan alat pelindung diri:
a. Jas laboratorium lengan panjang
b. Sarung tangan karet
c. Kaca mata plastik (goggle)
d. Masker (N95 untuk petugas kesehatan dan pasien)
e. Tutup kepala plastic
f. Penutup kaki
2. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum dan
setelah tindakan.
3. Menjaga kebersihan ruangan dengan menggunakan desinfektan sebelum
dan setelah tindakan.
ALAT DAN BAHAN YANG DISIAPKAN
Spesimen Sekret sal. Nafas:
Swab dacron/rayon tangkai plastik
Cryotube
Media Hanks (Virus Transport Medium=VTM)
Label
Formulir / Kuisioner

PERSIAPAN PENDERITA
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri
anda, serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang
pengambilan usap tengorok, dan tujuan dan manfaat untuk
keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang keamanan
yang dilakukan
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan
yang diperlukan klien
5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan usap
tenggorok.
6. Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan usap tenggorok
Pengambilan swab nasopharingeal dan oropharingeal

7.

Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan

Mintalah klien untuk duduk santai sambil menyandarkan


kepalanya pada sandaran kepala kursi. (Klien anak-anak: dipangku
orang yang mengantar.)
9.

10
11
12
13
14
15
16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.

Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahang


atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap.
Putarlah swab sekali atau dua kali. Lakukan usapan pada kedua
lubang hidung berikan sedikit penekanan pada lokasi di mana
swab diambil.
Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah
tonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.
Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube
(tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport
virus (Hanks BSS + antibiotika).
Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agar
botol/tabung dapat ditutup dengan rapat.
Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabung
kemas.
Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untuk
menghindari terjadinya benturan-benturan pada tabung saat
pengiriman.
Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan
boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
Label dengan identitas lengkap
MELEPASKAN
ALAT
PELINDUNG
SETELAH
PENGAMBILAN SPECIMEN

Buka kaca mata


Buka masker
Buka tutup kepala
Buka sarung tangan dan buang
Lakukan langkah cuci tangan
Buka jas/gaun dari bagian dalam ke luar.
Gulung jas/gaun dari bagian dalam kmd dibuang di tempat sampah
kering
Berikanlah label pada tabung transport medium yang berisi data
pribadi klien.
Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkap
berupa:
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Identitas penderita (nama,umur, jenis kelamin,alamat, nomor
rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media/pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis: diagnosis sementara & pemakaian
antibiotik.
Kirimkanlah transport medium dan amplop tadi bersama surat
pengantarnya ke laboratorium dalam suhu kamar.
Dalam hal laboratorium jauh, maka masukkanlah tabung dalam
tenpat pengiriman dan jaminlah agar specimen tidak tumpah.

Anda mungkin juga menyukai