1 PB PDF
1 PB PDF
77
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia selalu
dihadapkan pada permasalahan dalam menentukan suatu keputusan. Hal ini juga terjadi pada
dari berbagai alternatif tersebut. Dengan banyaknya kriteria yang diperlukan dalam menentukan
77
78
TINJAUAN PUSTAKA
Pengambilan Keputusan
Definisi
Hasan (2002) mendefinisikan keputusan
keputusan.
Proyek pembangunan Royal Plaza
pengam-bilan keputusan.
Batasan Masalah
Secara garis besar, ruang lingkup permasa-
terpengaruh,
b. pengalaman, pengambilan keputusan
R. Sutjipto T. & Agustina D. R., Pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
79
keputusan.
Selain mempunyai kelebihan, metode Analy-
menganalisis
Pengulangan Proses :
AHP memungk1nkan
orang memperhalus
def1n1s1 mereka pada
suatu persoalan dan
memperba1k1
pert1mbangan dan
pengert1an mereka
melalu1 pengulangan.
Pen1la1an dan Konsensus :
AHP tak memaksakan konsensus
tetap1 mens1ntes1s suatu has1l
yang representat1f dar1 berbaga1
pen1la1an yang berbeda-beda.
Kesatuan :
AHP member1 satu
model tunggal yang
mudah d1mengert1,
luwes untuk aneka
ragam persoalan tak
terstruktur.
Kompleks1tas :
AHP memadukan
ancangan dedukt1f
dan ancangan
berdasarkan s1stem
dalam memecahkan
persoalan kompleks.
Sal1ng
Ketergantungan :
AHP dapat
menangan1 sal1ng
ketergantungan
elemen-elemen
dalam suatu s1stem
dan t1dak
memaksakan
pem1k1ran l1n1er.
AHP
Tawar Menawar :
AHP mempert1mbangkan
pr1or1tas-pr1or1tas alternat1f
dar1 berbaga1 faktor s1stem
dan memungk1nkan orang
mem1l1h alternat1f terba1k
berdasarkan tujuan-tujuan
mereka.
S1ntes1s :
AHP menuntun ke
suatu taks1ran
menyeluruh
tentang kebal1kan
set1ap alternat1f.
Kons1stens1 :
AHP melacak
kons1stens1 log1s
dar1
pert1mbanganpert1mbangan
yang d1gunakan
dalam menetapkan
berbaga1
Penyusunan H1erark1
:
AHP mencerm1nkan
kecenderungan alam1
p1k1ran untuk mem1lahm1lah elemen suatu
s1stem dalam berbaga1
t1ngkat berla1nan dan
mengelompokkan unsur
yang serupa pada set1ap
t1ngkat.
Pengukuran :
AHP member1
suatu skala untuk
mengukur hal-hal
dan wujud suatu
metode penetapan
pr1or1tas.
adalah:
a. struktur yang berhierarki merupakan konse-
80
pairwise comparison.
3. Synthesis of Priority (Penentuan Prioritas)
kriteria, dimana setiap kriteria dan subkriteria harus spesifik dan menunjukkan
tukan tujuan,
2. menyusun masalah ke dalam suatu struktur
hierarki sehingga permasalahan yang
kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail
Judgement (Penilaian
dan terukur,
3. menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah
Perbandingan Berpasangan)
Prinsip ini dilakukan dengan membuat peni-
2. Comparative
81
R. Sutjipto T. & Agustina D. R., Pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Penyusunan Hirarki
Alat utama dari metode Analytical Hierar-
Gambar 2.
Level 0
Focus
Level 1
Cr1ter1a
Level 2
Subcr1ter1a
Level 3
Alternat1ve
C1
S11
C2
Cn
S
S
intensitas
Kepentingan
S12
S1n
A1
21
22
S2n
S
S
S
Keterangan
n1
nn
Penjelasan
(1)
Keterangan :
ai = penilaian responden ke-i
a w = penilaian gabungan
n = banyaknya responden
Perhitungan AHP
Saaty (1993) menjelaskan bahwa elemenelemen pada setiap baris dari matriks persegi
meru-pakan hasil perbandingan berpasangan.
Setiap matriks pairwise comparison dicari
sama
2, 4, 6, 8
Kebalikan
A2
Kedua elemen
An
pentingnya
n2
a w = n ai x a 2 x L
... x a n
maks n
n 1
(Saaty, 1993)
(2)
82
Keterangan:
maks = eigenvalue maksimum
n = ukuran matriks
indeks konsistensi (C1), matriks random
1,2
indeks
0,0
0,58 0,9
10
Random
(3)
Saaty (1993)
(superstructure),
3. batasan-batasan dari sekelilingnya,
4. waktu dan biaya pekerjaan.
Selain itu, Nakazawa (2000) telah menguraikan jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan
keadaan tanah pondasi bersangkutan, yaitu
sebagai berikut:
a. bila tanah pendukung pondasi terletak pada
permukaan tanah atau 2-3 m di bawah
permu-kaan tanah, maka pondasi yang dapat
digunakan adalah pondasi telapak (spread
foundation),
b. bila tanah pendukung pondasi terletak pada
kedalaman sekitar 10 m dibawah permukaan
tanah, maka pondasi yang digunakan adalah
pondasi tiang apung (floating pile
foundation) untuk memperbaiki tanah
pondasi. Apabila memakai tiang, maka tiang
baja atau tiang beton cor di tempat (cast in
place) kurang ekonomis, karena tiang-tiang
tersebut kurang panjang,
R. Sutjipto T. & Agustina D. R., Pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
83
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengem-
konstruksi.
Metode penelitian untuk menye-lesaikan
2. pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan antara lain diperoleh
dari:
a. PT. Pakuwon Jati, yaitu berupa data
ditempat.
Nakazawa (2000) juga menjelaskan pentingnya batasan-batasan akibat konstruksi di
pada Gambar 3.
Data yang dibutuhkan
1.
2.
Struktur
Organisasi
Proyek
3.
Data kuisioner
Diperoleh :
kriteria pembanding
alternatif pondasi
Diperoleh Responden
kuisioner
4. Kuisioner
Kuisioner dilakukan untuk memberikan pembobotan terhadap kriteria pembanding yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dipahami agar tidak terjadi atau meminimal
kan kesalahpahaman dan ketidakjelasan
dalam pengisiannya.
84
5. Perhitungan
Bagan alir perhitungan dapat dilihat pada
Gambar 4.
Pembuatan Ku1s1oner
Ku1s1oner
Penyebaran Ku1s1oner
Skala Perband1ngan
P1hak Pengamb1l
Keputusan
Skala Perband1ngan
Kr1ter1a Pem1l1han
Jen1s Pondas1
Skala Perband1ngan
Alternat1f Jen1s
Pondas1
Matr1ks
Perband1ngan
Berpasangan
P1hak Pengamb1l
Keputusan
Matr1ks
Perband1ngan
Berpasangan
Kr1ter1a
Pem1l1han Jen1s
Pondas1
Rata-rata
Geometr1
Skala
Perband1ngan
Alternat1f Jen1s
Pondas1
Perh1tungan
AHP
Matr1ks
Perband1ngan
Berpasangan
Alternat1f Jen1s
Pondas1
Pembobotan
P1hak Pengamb1l
Keputusan
Pembobotan
Kr1ter1a
Pem1l1han Jen1s
Pondas1
Pembobotan
Alternat1f Jen1s
Pondas1
Not OK
Uj1 Kons1stens1
OK
Pen1la1an Alternat1f
Mulai
Studi Literatur
identifikasi faktor ini dilakukan dengan metode wawancara dan pencarian data-data berupa
hasil laporan penyelidikan.
Pengumpulan Data
e. kriteria ekonomis,
f. kriteria lingkungan.
Penentuan Faktor
Atribut Pengambilan. Keputusan
Perhitungan Proses
Analisa Hierarki
Selesai
Identifikasi faktor ini dilakukan dengan metode wawancara, pengumpulan data hasil
laporan penyelidikan tanah, dan studi pustaka.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan
diperoleh tiga macam alternatif jenis pondasi
yang digunakan antara lain:
a. alternatif 1 adalah jenis pondasi tiang
pancang beton bertulang,
b. alternatif 2 adalah jenis pondasi tiang
pancang prestress,
c. alternatif 3 adalah jenis pondasi bor.
R. Sutjipto T. & Agustina D. R., Pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
85
berikut:
Level 0 :
Tujuan
Level 1 :
Owner
Pengamb1l
Keputusan
Level 2 :
:
Kr1ter1a
Kond1s
1
Tanah
Tekn1s
Pondas1
Ef1s1ens
1 Waktu
T1ang
pancang
beton
bertulang
1
Level 3 :
Alternat1f
Structural
Consultant
Pelaksanaan
L1ngkunga
n
Ekonom1s
T1ang
pancang
beton
prestress
2
T1ang
bor
Data Responden :
Structural
Consultant
OWNER
Kondisi
Tanah
Teknis
Pondasi
Efisiensi
Waktu
Kondisi
Tanah
Teknis
Teknis
Pondasi
Pondasi
0.3323
0.5217
0.2586
0.5302
0.3323
0.1739
0.2586
0.1767
0.0665
0.0870
0.1293
0.1767
Pelaksanaan
0.1661
0.0870
0.2586
0.0589
Ekonomi
0.0554
0.0652
0.0517
0.0353
Lingkungan
0.0475
0.0652
0.0431
0.0221
1. Project
coordinator dari Level 0: Ditentukan dari hasil
Kriteria
Kriteria
Bobot
Bobot
AHP.
Efisiensi
Efisiensi
Jumlah
Jumlah
pihak
ownerEkonomi
(1 orang)
Pelaksanaan
Lingkungan
Lingkungan
Pelaksanaan Ekonomi
(Wi
(Wi))
Waktu
Waktu
0.4110
0.3913
0.2333
2.8758 0.3381
0.4793Ditentukan oleh project
0.5882
0.4918
0.4938
0.2500 2.0284
2.
Chief0.4019
engineer
dari
Level
1:
pihak0.2010
konsultan
0.1644
0.3261
0.2000
0.2089coordinator owner.
1.2532 0.2471
0.0980
0.2459
0.3086 peren0.2500 1.4823
cana
(1
orang)
0.0822
0.0670
0.0652
0.2000
0.6617 0.1017
0.1103
0.0980
0.0820
0.0617
0.1563 0.6102
0.2466
0.1304
0.2333
0.0906Ditentukan oleh chief
0.0617
0.1563 1.2361
0.5439 0.2060
0.0980
0.0820
3.
Staff0.2010
engineer
dari pihak
Level
2:
dari pihak
konsultan
perencana
0.0822
0.1005
0.0652
0.1000
0.0831engineer
0.0820
0.1563 0.4550
0.4985 0.0758
0.0980
0.0617
konsultan perencana
(6 orang)
0.0137
0.0287
0.0217
0.0333
0.1669 0.0313
0.0278
0.0196
0.0164
0.0123
0.0313 0.1881
11 dan project coordinator
dari owner.
Proses Perhitungan
Perhitungan dilakukan dengan langkahlangkah:
1. Menghitung bobot pihak pengambil
keputusan
Tabel 4. Bobot Pihak Pengambil Keputusan
Tujuan
Pengambil Keputusan
Bobot
Structural Jumlah
Owner
(Wi )
Consultant
Owner
0.125
0.125
0.250
0.125
Structural
Consultant
0.875
0.875
1.75
0.875
1
86
0.875
Kondisi
Tanah
Tek nis
Pondasi
Efisiensi
Wak tu
Hasil Perhitungan
Tabel 5.
Tabel 6.
Structural
Owner
Consultant
Alternatif
2
0.1510
0.2085
0.0615
0.0499
0.1185
0.0150
0.0447
0.0447
0.0074
0.0348
0.0387
0.0028
0.0278
0.0408
0.0045
0.0067
0.0067
0.0110
0.3149
0.4579
0.1022
2.82%
8.22%
Diagram Lingkaran
Rasio Bobot Kriteria Pemilihan Jenis Pondasi
Jumlah
Bobot
Kriteria
***
0.3381
0.4793
0.0423
0.4194
0.4617
0.2471
0.2089
0.0309
0.1828
0.2137
0.1017
0.1103
0.0127
0.0965
0.1092
Pelak sanaan
0.0906
0.0906
0.0258
0.0793
0.1050
Ek onomis
0.0831
0.0831
0.0095
0.0727
0.0822
Lingk ungan
0.0278
0.0278
0.0039
0.0243
0.0282
Kondisi Tanah
10.50%
46.17%
Teknis Pondasi
Efisiensi Waktu
Pelaksanaan
10.92%
Ekonomis
21.37%
Lingkungan
Berdasarkan hasil perhitungan, dengan menjumlahkan jumlah bobot pada Tabel 7 dan Tabel
8, maka dapat diketahui bahwa prioritas alternatif
pon-dasi dari yang tertinggi sampai ke yang
rendah adalah dengan urutan sebagai berikut:
alternatif 2 yaitu pon-dasi tiang pancang
prestress, alternatif 1 yaitu pon-dasi tiang
pancang beton bertulang, dan alternatif 3 yaitu
pondasi tiang bor, dengan nilai prioritas yaitu:
51.82 %, 35.79 %, dan 12.39 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.
Keterangan :
1. Kolom * diperoleh dari Tabel 5 dikalikan
dengan bobot pengambil keputusan pada
Tabel 4
2. Kolom ** diperoleh dari Tabel 6 dikalikan
dengan bobot pengambil keputusan pada
Tabel 4
3. Kolom *** diperoleh dari penjumlahan kolom
* dan kolom **
alternatif 1
pondasi tiang
12.39%
pancang beton
bertulang
35.79%
alternatif 2
pondasi tiang
pancang prestress
51.82%
R. Sutjipto T. & Agustina D. R., Pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
87
Karena nilai prioritas tertinggi adalah alternatif ke-2 yaitu pondasi tiang pancang prestress
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis
DAFTAR PUSTAKA
Bad1ru, A. B. dan Ps1m1n Pulat., Comprehensive Project Manajement: 1ntegrating Optimization Models,: Manajement
2002
Saaty, T. L., Decision Making for Leader :