Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Penghematan Pajak
Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Penghematan Pajak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penilain kembali aktiva tetap
pada PT Kabelindo Murni Tbk serta untuk mengetahui apakah dengan melalui revaluasi
aktiva tetap PT Kabelindo Murni tbk dapat menghemat pajak.
Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui dokumentasi
yang diperoleh dari perusahaan. Data yang dikumpulkan meliputi data laporan keuangan
sebelum dan sesudah revaluasi aktiva tetap.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Penilaian kembali aktiva tetap
terhadap saldo laba perusahaan mengakibatkan atau memberikan dampak pada
penurunan laba perusahaan. Hal ini terjadi karna ada peningkatan biaya depresiasi
sebesar Rp 119.497.552 yaitu dari Rp 3.661.573.699 sebelum dilakukan revaluasi
menjadi Rp 3.781.071.251 setelah dilakukan revaluasi. Peningkatan biaya depresiasi
tersebut dapat memberikan dampak pada penurunan laba perusahaan sehingga laba
perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan akan semakin kecil.
Kata Kunci : Aktiva Tetap, pajak
PENDAHULUAN
Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba. Disamping mencari laba, tujuan
perusahaan mencakup pertumbuhan yang terus menerus (growth), kelangsungan hidup
(survival), dan kesan positif dimata public (image). Untuk hal ini perusahaan harus
berusaha memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan
meminimalkan seluruh beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendukung operasi berjalan dengan baik. (Ardiantha, 2005).
Salah satu beban yang wajib dibayar oleh perusahaan setiap tahunnya adalah
beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang harus
dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal
membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban pajak
perusahaan. minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui
perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban
perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari
pemborosan sumber daya. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa
usaha dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang
minimal tetapi masih dalam koridor peraturan perpajakan. Dari definisi tersebut dapat
dilihat bahwa tujuan dari perencanaan pajak yaitu untuk mengefisiensikan jumlah pajak
terhutang melalui penghindaran pajak (tax avoidance) tanpa harus melanggar undangundang perpajakan. (Suryani, 2006).
Perencanaan pajak
dapat
dilakukan
dengan
berbagai
cara,
diantaranya:
(Jaeni,
1996).
Surat
Keputusan
NO. 2 dan 5,
Revaluasi
dapat
mengakibatkan kenaikan
Kasus Perusahaan
PSAK 51
Penilaian Aktiva
Nilai Aktiva
Pendekatan Penilaian
Aktiva Tetap
BRB
Biaya
pengganti
Pendekatan
Biaya
Pendekatan
Data Pasar
Lokasi
Kondisi pasar
Karakteristik fisik
Tanah
Dampak Aktiva
Setelah Revaluasi
Laba
Pajak
Kerugian yang terus menerus akan mengakibatkan saldo laba perusahaan defisit.
Perusahaan yang mengalami saldo laba defisit akan kesulitan dalam melakukan kegiatan
operasional dan dalam pendanaan operasinya. Kreditur, investor dan pemasok akan
memandang perusahaan yang demikian adalah sebuah perusahaan yang bermasalah. Investor
akan enggan untuk menginvestasikan uangnya apabila sebuah perusahaan mengalami saldo
laba negatif karena perusahaan demikian sudah tidak menarik lagi, harga sahamnya sangat
rendah dan ada kecenderungan perusahaan tersebut segera pailit. Penjualan kredit yang
dilakukan oleh pemasok akan mendapat perhatian dari pemasok karena biasanya perusahaan
demikian akan kesulitan keuangan sehingga kewajiban yang timbul pada pemasok tersebut
akan lambat atau gagal dibayar.
Agar perusahaan dapat memulai awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang
menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani dengan defisit, maka perusahaan melakukan
penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi aktiva tetap) sebagai salah satu kebijakan
perusahaan melalui Kuasi Reorganisasi. Kuasi-reorganisasi merupakan reorganisasi, tanpa
melalui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun
aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit. Menurut PSAK
51 paragraf 11,
melakukan kuasi
1.
2. Perusahaan harus memiliki status kelanacaran usaha dan memiliki prospek yang
baik pada saaat kuasi reorganisasi dilakukan
3. Saldo laba setelah proses kuasi reorganisasi harus nol
4. Tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang undangan.
Dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai penilain aktiva yaitu
aktiva tetap Perusahaan.
Pendekatan yang digunakan oleh perusahaan dalam penilaian Aktiva tetap tersebut
adalah
1. Pendekatan biaya, digunakan untuk menilai aktiva tetap selain tanah yaitu
Bangunan dan Sarana Pelengkap, Mesin dan Peralatan, Kendaraan dan
Inventaris Kantor
2. Pendekatan Data pasar, digunakan untuk menilai aktiva tetap tanah.
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan nilai tanah terdekat atau properti
terdekat.
Berikut adalah ringkasan dari penilaian aktiva tetap sebelum dan sesudah di revaluasi yang
dinilai oleh PT Index Consultindo Appraisal:
Tabel
Ringkasan Penilaian Aktiva Tetap
Sebelum Dilakukan Revaluasi
Pada Tanggal 31 Mei 2007
Keterangan
Biaya
Penyusutan
Nilai Buku
perolehan
Tanah
90.898.557.232 90.898.557.232
Bangunan
41.107.113.943 24.664.268.366 16.442.845.577
Mesin & peralatan 144.543.886.005 93.631.433.209 50.912.452.796
Kendaraan
3.927.543.053
2.356.525.832
1.571.017.221
Inventaris kantor
1.120.076.178
672.045.707
448.030.471
Jumlah
281.597.176.411 121.324.273.114 160.272.903.297
Sumber: PT Kabelindo Murni Tbk.
Tabel
Ringkasan Penilaian Aktiva Tetap
Setelah Dilakukan Revaluasi
Pada Tanggal 31 Mei 2007
No
Uraian
Biaya Reproduksi
Baru
Nilai Pasar
Tanah
Rp
138.883.900.000
Rp
138.883.900.000
Bangunan
Rp
17.160.700.000
Rp
29.339.500.000
Rp
52.680.300.000
Rp
230.207.300.000
Kendaraan
Rp
1.956.000.000
Rp
1.956.000.000
Inventaris kantor
800.000.000
Rp
800.000.0000
Rp
Total
Rp
211.480.900.000
Rp
401.186.700.000
Akibat dari meningkatnya nilai aktiva tetap dan beban penyusutan akibat
revaluasi aktiva tetap yang penyesuaiannya dilakukan pada tanggal 31 Mei 2007
maka dapat diproyeksikan penghematan pajak yang akan didapat oleh perusahaan
setelah satu tahun dilakukannya revaluasi dengan asumsi posisi laporan keuangan
tidak berubah adalah sebagai berikut:
1. Jika tidak dilakukan revaluasi
Laba perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan adalah sebesar
Rp 10.661.113.653 maka perhitungan beban pajak penghasilan adalah:
10 % x Rp
50.000.000
= Rp
5.000.000
15 % x Rp
50.000.000
= Rp
7.500.000
30 % x Rp
10.561.113.653
= Rp 3.168.334.096
= Rp 3.180.834.096
revaluasi aktiva tetap sehingga laba perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak
menjadi Rp 10.661.113.653 Rp 1.619.497.552 = Rp 9.041.616.099, maka
perhitungan beban pajak penghasilan adalah:
10 % x Rp
50.000.000
= Rp
5.000.000
15 % x Rp
50.000.000
= Rp
7.500.000
30 % x Rp
8.941.616.099
= Rp
2.682.484.830
= Rp
2.694.984.830
2. Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, saran yang dapat penulis
ajukan mengenai penilaian kembali aktiva tetap kepada perusahaan adalah:
1. Perusahaan sebaiknya tidak merevaluasi aktiva tetap yang masa
manfaatnya akan segera habis karena tidak akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan. Penulis menyarankan hal ini karena terlihat jelas
bahwa semua aktiva tetap yang ada didaftar aktiva dilakukan revaluasi
termasuk aktiva yang masa manfaatnya akan segera habis pada tahun
berikutnya bahkan ada beberapa aktiva yang direvaluasi pada 31 Mei
2007 telah dihapuskan pada tahun 2008 dan ini akan mengalami kesulitan
dalam hal penghitungan nilai buku pada saat penghapusan dan
pencatatannya.
2. Karena penilaian kembali aktiva tetap bersifat pilihan bukan suatu
keharusan,
maka
manajemen
PT
Kabelindo
Murni
Tbk
perlu
untuk
menilai
kembali
aktiva
tetapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiantha. 2005. Metode Penusutan Aktiva Tetap dan Dampaknya
Terhadap Pajak Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 5, No.6:
213-254.
Belkoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi
Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Early Suandy. 2006. Perencanaan Pajak. Edisi ketiga, Jakarta: Salemba
Empat,
Keputusan
Menteri
486/KMK.03/2002
Keuangan
tentang
Republik
penilaian
Indonesia
kembali
aktiva
Nomor
tetap