Anda di halaman 1dari 52

Perpustakaan Unika

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS (BETA) DAN


LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1
Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Disusun oleh:
S JOAN ALFRED W
99.60.0799

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2005

Perpustakaan Unika

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris bagaimana risiko
sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid-ask spread
berpengaruh terhadap return dari perusahaan yang masuk indeks LQ-45 dari tahun
2001 sampai tahun 2004.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah variabel resiko sistematis dan likuiditas
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Kata kunci : resiko sistematis, likuiditas, return, LQ-45

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

HAL
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

HALAMAN MOTTO .........................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................

ABSTRAKSI .......................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii


DAFTAR ISI .......................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii


DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................

1.2 Perumusan Masalah..........................................................................

1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................

1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................

1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................

Perpustakaan Unika

BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................

2.1 Investasi .......................................................................................

2.2 Resiko Sistematis ( Beta) ............................................................... 10


2.3 Likuiditas ....................................................................................... 13
2.4 Return............................................................................................. 14
2.5 Pengertian LQ-45........................................................................... 15
2.6 Pengembangan Hipotesis .............................................................. 16
2.7 Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 21


3.1 Populasi Penelitian.......................................................................... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 22
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22
3.4 Definisi dan pengukuran Variabel .................................................. 23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 32


4.1 Statistik Deskriptif ............................................................................. 32
4.2 Pengujian Asumsi Klasik .................................................................. 35
4.1.1 Pengujian Normalitas .......................................................... 35
4.1.2 Pengujian Autokorelasi ....................................................... 36
4.1.3. Pengujian Multikorelasi ...................................................... 37
4.1.4. Pengujian Heteroskedastisitas.............................................. 38

Perpustakaan Unika

4.3 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 39


4.3.1 Uji t ....................................................................................... 39
4.3.2 Uji F ..................................................................................... 42
4.2.3 Koefisien Determinasi .......................................................... 43

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 44


5.1 Kesimpulan ................................................................................... 44
5.2 Saran ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini
dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi
ekonomi yang dijalankan pasar modal yaitu menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender (yaitu pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke
borrower (yaitu pihak yang memerlukan dana). Sedangkan fungsi keuangan yang
dijalankan pasar modal yaitu menyediakan dana yang diperlukan oleh para
borrower dan para lender, menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam
pemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan dan
Pudjiastuti,1998).
Pasar modal merupakan suatu mekanisme pasar yang mempertemukan
pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak lain yang membutuhkan dana
dalan jangka panjang secara terorganisir. Kegiatan pasar modal sama sekali bukan
merupakan pesaing sektor perbankan, walaupun sama-sama merupakan sarana
menghimpun dana dan sarana pembiayaan unit usaha karena masing-masing
mempunyai kekhususan dan karakter yang berbeda.
Apabila seorang investor melakukan investasi dengan membeli surat
berharga yang berupa saham, biasanya investor akan mendapat keuntungan
berupa:

2
Perpustakaan Unika

a. Deviden, bila bisnis yang dijalankan perusahaan baik dan menghasilkan


keuntungan dalam bentuk laba bersih maka pemegang saham akan
mendapatkan bagian keuntungan yang disebut deviden.
b. Capital gain, investor yang membeli saham akan mendapat keuntungan
berupa selisih harga saham pada pasar perdana terhadap harga saham pasar
sekunder atau dengan kata lain pemodal akan memperoleh tingkat kembalian
berupa kenaikan harga saham yang dimiliki.
c. Kemudahan perpajakan bila peraturan perpajakan memberikan kemudahan
(tax benefit) bagi perusahaan tersebut. (Sitompul, 1996:18-19).
Di dalam berinvestasi, pemilihan setiap investasi dapat berbeda untuk
setiap individu yang ada. Perbedaan tersebut tergantung dari perilaku investor
sendiri terhadap variabel-variabel penentu return suatu investasi. Oleh karena itu,
dalam melakukan investasi pihak investor seharusnya mempertimbangkan secara
matang mengenai beberapa hal yang sangat penting di dalam pengambilan
keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat return yang
diharapkannya, beberapa besar risiko yang harus ditanggungnya dan beberapa
likuiditas investasi tersebut (Mustikaningjati 2005).
Pada dasarnya investor tidak hanya mengharapkan return yang maksimal,
namun juga harus mempertimbangkan faktor lain yaitu risiko (risk). Ionvestor
tidak hanya mengharapkan return yang tinggi namun mereka juga mengharapkan
risiko yang rendah. Investor akan menanamkan modelnya pada saham-saham
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan lebih tinggi dari persuahaan lain
dengan risiko yang sama atau perusahaan tersebut memiliki risiko yang lebih

3
Perpustakaan Unika

rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki tingkat keuntungan


yang sama.
Dengan adanya dua variabel penentu tersebut, diharapkan seorang investor
dapat mempertimbangkan risiko saham (risiko sistematis) atau juga dapat
menjadikan likuiditas sebagai bahan pertimbangan utamanya dalam melakukan
investasi.
Penelitian serupa pernah dilakukan sebelumnya antara lain dilakukan oleh
Saputra (1999) hasilnya risiko sistematis maupun likuiditas saham yang diukur
dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
return dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan masuk dalam
kriteria indeks LQ 45 (Elly dan Leng (2002).
Dalam penelitian ini digunakan saham perusahaan yang terdaftar di BEJ
dan masuk kriteria indeks LQ- 45. Indeks ini dikenalkan BEJ pada tanggal 24
Februari 1997. indeks LQ-45 diciptakan untuk bisa menjadi tolak ukur dalam
memantau kecenderungan pasar dan perkembangan tingkat harga saham yang
diperdagangkan. Dengan indeks tersebut diharapkan sebagai alat pemantau bagi
manajer investasi maupun pengamat pasar modal agar menjadi lebih tajam dan
obyektif,

terutama

ketika

melihat

pergerakan

saham

saham

yang

diperdagangkan di BEJ. Indeks ini terdiri dari saham saham yang memiliki nilai
pasar dan likuiditas yang tinggi.
Dan untuk dapat dikategorikan dalam saham LQ-45 maka saham saham
yang terdaftar di BEJ harus memenuhi syarat syarat. Indeks LQ-45 saat ini
terdiri dari 45 saham yang terpilih yang dapat mewakili pasar.

4
Perpustakaan Unika

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kembali apakah terdapat


pengaruh yang signifikan antara risiko sistematis dan likuiditas terhadap return
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan masuk dalam indeks LQ-45.
Penelitian ini berusaha mengkaji kembali penelitian sebelumnya dengan maksud
apakah dengan periode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula
ataukah tetap sama. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini diambil
judul Pengaruh Risiko Sistematis (Beta) dan Likuiditas Terhadap Return
Saham Perusahaan

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka yang dapat menjadi permasalahan
adalah :
a. Apakah Beta berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
perusahaan?
b. Apakah Likuiditas saham berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham perusahaan ?
c. Apakah Beta dan Likuditas saham secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham perusahaan

1.3. Tujuan Penelitian


Untuk memberikan bukti empiris pengaruh dari Beta dan likuiditas saham
terhadap return saham.

5
Perpustakaan Unika

1.4. Manfaat Penelitian


a. Bagi Emiten
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh risiko
sistematis dan likuiditas saham terhadap return.
b. Bagi Investor
Dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan investor untuk
pengambilan keputusan investasi.
c. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris
tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham terhadap return.

1.5. Sistematika Penulisan


Dalam sistematika pembahasan ini akan diuraikan mengenai bab-bab
didalam penyusunan skripsi secara singkat, yaitu sebagai berikut.
BAB I.

PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang , perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini.

BAB II. LANDASAN TEORI


Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan
pengembangan hipotesis, serta kerangka pemikiran penyusunan skripsi.

6
Perpustakaan Unika

BAB III. METODE PENELITIAN


Dalam bab ini berisi tentang lokasi dan obyek penelitian, populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, definisi dan pengukuran variabel, serta
alat analisis data yang digunakan.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan data yang akan
menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
BAB V. KESIMPULAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi
dari analisa yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.

Perpustakaan Unika

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Investasi
2.1.1. Pengertian Investasi
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no13, disebutkan
pengertian investasi adalah :
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan ( accretion wealth ) melalui distribusi hasil investasi
seperti bunga,royalti,deviden dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi atau
untuk manfaat lain untuk perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.

2.1.2. Jenis jenis investasi


Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Teori Portofolio dan Analisis
Investasi membagi investasi keuangan menjadi 2,yaitu :
1) Investasi Langsung
Investasi Langsung adalah pembelian aset aset keuangan suatu perusahaan
secara langsung. macam macam investasi langsung dapat dibedakan sbb:
1.1 Investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan, biasanya didapat
lewat Bank Komersial. Contohnya: Deposito dan Tabungan .

8
Perpustakaan Unika

1.2 Investasi Langsung yang dapat diperjual belikan


a. Investasi langsung di pasar uang (money market)
Asset dapat diperjualbelikan pasar uang berupa aset dengan risiko
gagal yang kecil dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek dengan tingkat
cair yang tinggi. Contohnya treasury Bill (T-Bill) yang banyak digunakan
dipenelitian keuangan sebagai proksi return bebas risiko (Risk- free Rate of
return).
b. Investasi langsung dipasar modal (capital market)
Berbeda dengan investasi dipasar uang, dipasar modal bersifat untuk
investasi pada periode jangka panjang. Yang diperjual belikan adalah aset
keuangan yang berupa surat surat berharga pendapatan tetap (fixed- income
securities) dan saham saham (securities).
c. Investasi langsung di pasar berjangka (derivative market)
Aset yang diperjual belikan berupa surat berharga turunan, ini
disebabkan nilai merupakan penjabaran dari surat berharga lain yang terkait.
Opsi ( option ) merupakan surat berharga turunan. Contohnya : warrant.

2) Investasi Tidak Langsung


Investasi tidak langsung dilakukan dengan cara membeli surat surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik
dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam
portofolionya.

9
Perpustakaan Unika

2.1.3. Prinsip dasar Investasi


Tujuan investor melakukan investasi adalah memperoleh penghasilan atas
investasi. Dalam melakukan investasi, investor akan memperkirakan tingkat
penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasi suatu periode dimasa
datang. Namun, setelah periode investasi berlalu, belum tentu tingkat penghasilan
yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang
diharapkan. Tingkat penghasilan yang direalisasikan dapat lebih tinggi ataupun
bisa lebih rendah, ketidakpastian atas tingkat penghasilan merupakan inti dari
investasi, yaitu investor harus selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian
yang merupakan risiko investasi. Risiko ini menunjukkan kemungkinan bahwa
penghasilan aktual berbeda dari penghasilan yang diharapkan.
Pada umumnya, investasi yang berisiko tinggi memiliki return yang tinggi
pula. Sebaliknya, investasi yang berisiko rendah memiliki tingkat return yang
rendah pula. Para investor akan mengambil investasi yang berisiko tinggi apabila
dari investasi tersebut menjanjikan return yang tinggi pula, tetapi investor
menuntut kompensasi dengan tingginya risiko investasi. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa terdapat tukar impas antara return yang diharapkan dengan
risiko.
Reilly dan Brown ( 2000 ) menyatakan bahwa Risk is the uncertanty that
an investment will earn its expected rate of return . pernyataan ini mengandung
arti bahwa risiko selalu mengandung unsur ketidakpastian dalam menentukan
tingkat return yang diharapkan.

10
Perpustakaan Unika

2.2. Risiko Sistematis (Beta)


Secara umum, risiko yang dihadapi oleh para investor meliputi dua macam
risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko non sistematis. Berikut ini akan
dijelaskann tentang kedua macam risiko tersebut (Fische and Jordan, 1995:89):
1) Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Systematic risk refers to that portion of total variability investment retirn caused
by factor effecting the price of all securities
Dari definisi di atas, risiko sistematis mengacu pada bagian variabilitas return
saham total yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
semua sekuritas. Ciri khas risiko ini adalah bahwa risiko ini tidak dapat dikurangi
atau dihilangkan (non diversiviable risk)
Yang termasuk risiko sistematis adalah:
a) Risiko Pasar
Risiko pasar diakibatkan oleh kejadian nyata dan kejadian tidak nyata.
Kejadian nyata berhubungan dengan politik, sosial dan ekonomi. Kejadian
tidak nyata berhubungan dengan psikologi pasar (market psychological).
Risiko pasar biasanya disebabkan oleh reaksi para investor terhadap suatu
kejadian nyata, misalnya turunnya tingkat keuntungan berapa perusahaan
akan menyebabkan merosotnya harga-harga saham perusahaan tersebut.
b) Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko tingkat suku bungan merupakan risiko ketidakpastian dalam nilai pasar
dan pendapatan di masa yang akan datang yang disebabkan oleh fluktuasi
tingkat suku bunga.

11
Perpustakaan Unika

c) Risiko Daya Beli


Secara sederhana risiko ini dikenal sebagai dampak inflasi atau deflasi
terhadap suatu investasi. Apabilai tingkat inflasi semakin tinggi maka nilai
dari suatu investasi akan menurun.
2) Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Unsystematic risk is the portion of total risk is unique to a firm or industry
Risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko total yang sifatnyta khas.
Jadi risiko tidak sistematis antara satu perusahaan akan berbeda dengan
perusahaan lainnya. Risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara
melakukan diversifikasi (portofolio)
Yang termasuk risiko ini adalah:
a) Risiko Bisnis (Business Risk)
Risiko bisnis merupakan dampak dari kondisi operasional yang dihadapi
perusahaan terhadap laba perusahaan dan deviden yang dibagikan kepada
pemegang sahamnya. Risiko bisnis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang bersifat internal meliputi kapasitas manajemen dan efisiensi operasi,
sedangkan yang bersifat eksternal adalah siklus bisnis yang dipengaruhi oleh
kesehatan perusahaan.
b) Risiko Keuangan (Financial Risk)
Risiko keuangan berkaitan dengan ketidakpastian return saham sebagai akibat
keputusan pembelanjaan yang menyangkut sumber dana perusahaan dan lebih
lanjut akan mempengaruhi struktur modalnya. Adapun sumber dana dari luar
(financial leverage) akan mengakibatkan adanya beban berupa bunga yang

12
Perpustakaan Unika

harus dibayar berapapun besarnya laba operasi, sehingga besarnya financial


leverage dapat mempengaruhi fluktuasi laba bersih yang dibagikan sebagai
deviden.
Beta () merupakan suatu ukuran tingkat risiko suatu sekuritas didalam
hubungannya dengan pasar sekuritas itu sendiri. Jadi Beta digunakan untuk
mengukur nondiversifiable risk atau market risk (risiko pasar). Beta ()
merupakan kepekaan pasar dari suatu saham dan dihitung dengan persamaan
regresi linear sederhana berikut ( Husnan, 1998 ):
Rit = i + i RMt + it
Dimana :
Rit
i
i
RMt

= return saham perusahaan ke-i pada bulan ke-t


= intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan ke-i
= beta untuk masing-masing perusahaan ke-i
= return indeks pasar pada bulan ke-t
= kesalahan residu untuk persamaan regresi tiap-tiap perusahaan ke-i pada
bulan ket
Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi, teknik regresi

untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan


return return sekuritas sebagai variabel dependen dan return return pasar
sebagai variabel independen. Jika beta sifatnya stabil, semakin lama periode
observasi yang digunakan dalam persamaan regresi semakin baik hasil dari beta
(karena kesalahan pengukuran semakin lebih kecil). Akan tetapi bila periode
observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil kurang tepat, karena
sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu (Jogiyanto, 1998 : 241-242)

13
Perpustakaan Unika

2.3. Likuiditas
Secara umum likuiditas adalah kemampuan investor untuk menjual harta
atau asset yang dimiliki tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta.
(Alexander, Shape dan Bailey, 1993).
Dalam konteks hubungan dengan surat berharga, Reilly dan Brown (1997)
menyatakan bahwa faktor penentu dari likuiditas pasar sehubungan dengan surat
berharga sangat tercermin dalam data perdagangan pasar. Faktor terpenting dari
likuiditas adalah jumlah uang dan lembar saham yang diperdagangkan.
Likuiditas saham adalah penambahan jumlah lembar saham dipasar yang
diharapkan dapat menambah frekuensi perdagangan saham. Salah satu cara untuk
mengukur likuiditas saham adalah dengan melihat besarnya spread (selisih) antara
harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (ask price) yang diminta
investor melalui broker. Likuiditas pasar, salah satunya dapat diukur dengan bidask spread dari suatu saham, dimana semakin kecil bid-ask spread suatu saham
berarti semakin likuid saham tersebut atau sebaliknya, apabila selisih harga
permintaan dan penawaran (spread) besar, maka investor yang ingin
merealisasikan keinginannya untuk melakukan transaksi akan sulit, karena
transaksi suatu perdagangan dapat terjadi apabila ada titik temu antara harga
permintaan dan penawaran.Disamping itu biaya eksekusi perdagangan yang mahal
akan membuat investor mengalami kesulitan mendapatkan saham, karena
diperlukan dana yang cukup besar. Kesulitan melakukan transaksi tersebut
menunjukkan tidak likuidnya suatu saham, dengan demikian lebarnya spread

14
Perpustakaan Unika

mencerminkan besarnya biaya eksekusi dan menyatakan saham tersebut tidak


likuid. Rumusan untuk menghitung bid-ask spread adalah sebagai berikut :
RB AT =

(H AT H Bt )
1/2(H At + H Bt )

Dimana :
RBAt
HAt
HBt

= Bid-Ask Spread Relatif


= Harga ask pada hari t
= Harga bid pada hari t

2.4. Return
Menurut Bodie (1998) pengertian return adalah penghasilan yang
diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Secara
praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total
selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga
jual melebihi harga belinya maka terjadilah capital gain. Demikian sebaliknya,
apabila harga jual lebih kecil dari harga belinya maka terjadi capital loss.
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas
investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini, return bulanan digunakan untuk
menghitung return bulanan selama empat tahun untuk setiap saham.
Return bulanan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (Husnan, 1998) :
Rt =

Pt Pt 1
Pt 1

Dimana :
Rt
Pt
Pt-1

= return saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t.


= Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t.
= Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke t-1.

15
Perpustakaan Unika

Jogiyanto (1998) membedakan return menjadi 2 yaitu Return Realisasi


(Realized Return) dan Return Ekspetasi (Expected Return). Return realisasi
merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.
Return ini merupakan selisih harga sekarang dan harga sebelumnya secara relatif.
Return realisasi penting untuk mengukur kenerja perusahaan dan sebagai penentu
raturn dan risiko dimasa depan. Sedangkan return ekspektasi merupakan return
yang diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.

2.5. Pengertian LQ-45


Sesuai namanya indeks LQ-45 hanya mencakup 45 saham yang memiliki
nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Banyak kalangan yang menilai indeks ini
cukup representatif untuk menilai perkembangan perdagangan saham di BEJ,
karena seleksi yang dilakukan untuk menyaring saham saham yang masuk di
indeks LQ-45 cukup ketat dan obyektif (jurnal Pasar Modal no 2 / VIII / Feb
1997) BEJ menetapkan 2 kelompok penilaian dalam memilih saham yang akan
masuk dalam perhitungan LQ-45.
Pada kelompok penilaian pertama bertujuan untuk menyeleksi seluruh
saham yang terdapat dibursa, terdiri dari 3 kriteria :
1. Emiten harus berada dalam Top 95% dari total rata rata nilai transaksi
tahunan pasar regular.
2. Emiten berada diantara Top 90% dari rata rata tahunan kapitalisasi pasar.
3. Emiten tercatat di BEJ minimal 30 hari bursa.

16
Perpustakaan Unika

Kelompok kedua bertujuan untuk menyeleksi saham saham dalam faktornya,


terdiri dari 3 kriteria :
1. Emiten berada pada urutan tertinggi mewakili sektornya dalam klasifikasi
industri BEJ sesuai dengan kapitalisasi pasarnya.
2. Memiliki porsi yang sama dengan sektor lain.
3. Menduduki urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi tertinggi

2.6. Pengembangan Hipotesis


2.6.1. Risiko Sistematis
Risiko sistemetis (Beta) merupakan suatu pengukur volatilitas return
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas sendiri dapat
didefinisikan sebagai fluktuasi dari return return suatu sekuritas atau portofolio
dalam suatu periode waktu tertentu, fluktuasi juga merupakan suatu pengukur
risiko. Bila Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa return pasar bergerak naik, return
sekuritas atau portofolio juga bergerak naik sama besarnya mengikuti return pasar.
Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x%
(Jogiyanto, 1998).
Penelitian yang dilakukan oleh Elly dan Leng (2002) yang mengambil
sampel pada perusahaan yang terdaftar pada BEJ pada tahun 1999 dengan hasil
penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara risiko
sistematis terhadap return.
Pengujian yang dilakukan Mawadwastista (dalam Mustikaningjati, 2005)
tentang analisis Ekonometri yaitu pengaruh return terhadap beta pada perusahaan

17
Perpustakaan Unika

rokok, menyatakan bahwa return berpengaruh positif dengan beta, sesuai yang
diprediksinya. Bila beta naik maka investor mengharapkan return yang semakin
tinggi untuk menutupi tambahan risiko yang ditanggung / sebaliknya. Sedangkan
hasil dari penelitian Mustikaningjati adalah beta berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
Penelitian yang dilakukan oleh Gloria (1992) tentang pengaruh resiko
pasar () terhadap return saham dalam perusahaan yang masuk indeks LQ 45 juga
mendapatkan hasil yang mendukung bahwa beta berpengaruh signifikan terhadap
return saham. sehinggga apabila beta naik, maka investor mengharapkan return
yang semakin tinggi untuk menutupi tambahan resiko yang ditanggung, atau
sebaliknya jika beta turun maka tingkat pengembalian saham yang akan turun.
Berdasarkan hal tersebut maka pengajuan hipotesis alternatif yang pertama
adalah :
HA1 : Risiko Sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return.

2.6.2. Likuiditas
Dalam berinvestasi saham yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah
maka biaya likuiditasnya akan besar, jadi para investor akan mengharapkan
tingkat return yang tinggi supaya biaya likuiditasnya dapat terkompensasi.
Penambahan jumlah lembar saham dipasar akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas
saham. Kothare (dalam Mustikaningjati, 2005) menemukan bukti bahwa likuiditas
saham meningkat secara signifikan setelah pengumuman penambahan saham

18
Perpustakaan Unika

baru. Sedangkan hasil dari penelitian Mustikaningjati adalah likuiditas


berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar
akan bereaksi pada waktu informasi tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi
tersebut biasanya dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga.
Hipotesis ini berusaha dibuktikan oleh Elly dan Leng (2002) yang mengambil
sampel pada perusahaan yang terdaftar pada BEJ pada tahun 1999. hasil penelitian
menyatakan bahwa ada risiko sistematis berpengaruh secara signifikan terhadap
return. Para investor akan menginvestasikan dana pada sekuritas dengan risiko
tinggi dan tingkat likuiditas yang rendah dengan mengharapkan tingkat return
yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis alternatifnya adalah ;
HA2 : likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

2.6.3. Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Secara Bersama-sama


Dari penelitian Elly dan Leng (2002) telah membuktikan bahwa variabel
independent (risiko sistematis dan likuiditas) secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (return) secara signifikan. Dimana pada tahun
1999 variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen pada level signifikansi 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
bersama-sama variabel likuiditas dan risiko sistematis dapat digunaan untuk
memprediksi besarnya return.

19
Perpustakaan Unika

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Mustikaningjati (2005)


didapatkan hasil bahwa pada tahun 2000 2003 secara keseluruhan variabel
independent (risiko dan likuiditas) secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen yaitu return. Maka dapat dirumuskan hipotesis
alternatifnya sebagai berikut:
HA3 : Risiko sistematis dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap return

2.7. Kerangka Pikir Penelitian


Penelitian ini memiliki kerangka pikir yang disajikan pada gambar 2.1
sebagai berikut :
Risiko
Sistematis
Return
Tingkat
Likuiditas
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menggunakan data
sekunder dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara risiko
sistematis () dan likuditas (bid ask spread ) terhadap return.

20
Perpustakaan Unika

Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, return saham tidak
sama karena besarnya dividen kas dan keuntungan atau kerugian dalam menjual
setiap saham berbeda.
Oleh karena itu, dalam beberapa hal yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa return yang
diharapkan, berapa besar risiko yang harus ditanggungnya dan berapa kelikuiditas
investasi tersebut.
Return saham dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti risiko
sistematis yang diproksikan sebagai beta dan tingkat likuiditas yang dapat
dihitung dengan bid ask spread. Variabel variabel ini berguna bagi investor
untuk memberikan informasi informasi keuangan dalam pengambilan
keputusan.
Pada metode analisis data, sebelum dilakukan analisis regresi berganda
untuk menguji hipotesis yang ada, terlebih dahulu dilakukan perhitungan masingmasing variabel untuk memperoleh data mentah. Dari data mentah tersebut
kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai syarat analisis regresi untuk
menjawab hipotesis yang ada.

Perpustakaan Unika

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan dasar untuk mencari jawaban terhadap


permasalahan yang dihadapi secara sistematis dan objektif dapat dipakai guna
mencapai tujuan penelitian. Landasan teori yang terkait dengan masalah yang
diteliti akan memperkuat daya analisis suatu penelitian dalam menemukan,
mencari,dan memecahkan masalah yang terjadi.

3.1. Populasi Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang
sahamnya masuk dalam indeks LQ 45 pada periode tahun 2001 sampai tahun
2004, yaitu sebesar 45 perusahaan, karena saham saham tersebut memiliki nilai
pasar dan tingkat likuiditas yang tinggi, serta saham saham tersebut memimpin
dalam kapitalisasi pasar. Alasan memilih saham LQ-45 sebagai populasi adalah
menghindari bias yang terjadi akibat ketidakaktifan saham dalam perdagangan.
(Jogiyanto dan Chendrawati 1999). Sehingga semua saham yang masuk ke dalam
LQ-45 dijadikan subjek penelitian atau dengan kata lain menggunakan studi
populasi.

21

22
Perpustakaan Unika

3.2. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer / pihak lain.( Husein Umar, 1998 : 69 ).
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian capital
market Directory (ICMD) dan dengan penelusuran data historis melalui komputer.
Adapun data yang dipergunakan dan dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Harga saham perusahaan yang terdaftar di BEJ yang tergolong indeks LQ-45
dari tanggal 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2004.
2. Data Beta koreksi dari pojok BEJ Soegijapranata selama tahun 2001 sampai
tahun 2004.
3. Data return harian dari pojok BEJ Soegijapranata selama tahun 2001 sampai
tahun 2004.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode
dokumentasi, yaitu data yang memuat informasi mengenai suatu subjek, objek atau
kejadian masa lalu yang dikumpulkan, dicatat dan disusun dalam arsip (Indriantoro
dan Supomo, 1999:146).

23
Perpustakaan Unika

3.4. Definisi dan Pengukuran Variabel


3.4.1. Return (Variabel Dependen)
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas
investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini, return bulanan digunakan untuk
menghitung return bulanan selama empat tahun untuk setiap saham.
Perhitungan Return dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rt =

Pt Pt 1
Pt 1

Dimana :
Rt
Pt
Pt-1

= return saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t.


= Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t.
= Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke t-1.

3.4.2. Variabel Independen


Dalam penelitian ini menggunakan variabel independent yaitu likuditas,
risiko sistematis saham yang dirata-ratakan dari data harian selama satu tahun.
(1) Likuiditas
Risiko Sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihindari atau dikurangi
dengan cara diversifikasi sekalipun. Risiko ini disebabkan oleh faktor faktor yang
tidak dapat dihindari dari setiap perusahaan yang beroperasi, yaitu antara lain :
tingkat suku bunga, tingkat inflasi, maupun kondisi politik suatu negara maupun
tingkat inflasi.
Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan Bid ask spread.
Perhitungan likuiditas dengan bid ask spread adalah sebagai berikut :

24
Perpustakaan Unika

RB AT =

(H AT H Bt )
1/2(H At + H Bt )

Dimana :
RBAt
HAt
HBt

= Bid-Ask Spread Relatif


= Harga ask pada hari t
= Harga bid pada hari t

(2) Risiko Sistematis (Beta)


Beta dapat diperoleh dari regresi return saham individual tahunan dan retur
pasar tahunan. Perhitungan Beta dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
Rit = i + i RMt + it
Dimana :
Rit
i
i
RMt
i

= return saham perusahaan ke-i pada bulan ke-t


= intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan ke-i
= beta untuk masing-masing perusahaan ke-i
= return indeks pasar pada bulan ke-t
= kesalahan residu untuk persamaan regresi tiap-tiap perusahaan ke-i pada
bulan ket

3.4.3. Pengujian Asumsi Klasik


(1) Uji Normalitas Data
Uji

normalitas

bertujuan

untuk

menguji

apakah

dalam

model

regresi,variabel bebas dan variabel tidak bebas keduanya mempunyai distribusi


normal atau tidak. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data yang normal
atau mendekati normal.

25
Perpustakaan Unika

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, maka dilakukan
dengan melihat normal probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji
normalitas juga dapat menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.
Dengan melihat nilai signifikansi residualnya. Jika nilai signifikansinya berada di
atas nilai signifikansi 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah
normal.

(2) Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,2001:57).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas
(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
digunakan beberapa cara sebagai berikut:
a. Jika R2 tinggi tapi variabel bebas banyak yang tidak signifikan, maka dalam
model regresi terdapat adanya multikolinearitas.
b. Menganalisis matriks korelasi variabel bebas, jika korelasiantar variabel bebas
tinggi yaitu diatas 0,90 maka terdapat multikolinearitas.
c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance
lebih kecil dari 10% dan nilai VIF lebih
multikolinearitas.

besar dari 10 berarti ada

26
Perpustakaan Unika

(3) Uji Heteroskedastisitas


Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang sahih (valid) adalah model regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2000:208).
Jika model regresi layak untuk dipakai sebagai prediksi, maka data akan
berpencar di sekitar angka nol (pada sumbu Y) dan tidak membentuk pola atau garis
tren tertentu (acak), sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, bila data
pada chart scatterplot membentuk suatu pola atau garis trend tertentu maka model
tersebut mengandung heteroskedastisitas.
Menurut Gujarati (1997) pengujian terhadap asumsi ini juga dapat dilakukan
dengan uji Glejser Test ( e ) sebagai variabel dependen/terikat terhadap variabel
independent/bebas.

Ukuran

yang digunakan

untuk

menguji

apakah non

heterokedastisitas adalah dengan melihat nilai signifikansi t-test. Jika semua


variabel independent signifikan secara statistik (<0.05), maka dalam model regresi
tersebut terdapat heterokedastisitas.

(4) Uji Autokorelasi


Menurut Algifari (1997) diagnosis adanya penyimpangan asumsi ini dalam
model regresi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson
(DW). Adapun kaidah keputusan dari uji Durbin Watson adalah sebagai berikut
(Gujarati, 1995) :

27
Perpustakaan Unika

Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada autokorelasi positif, maka :


d < dL

: tolak Ho

d < du

: terima Ho

dL d du

: pengujian tidak menyakinkan

Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada autokorelasi negatif, maka :


d < 4 dL

: tolak Ho

d > 4 du

: terima Ho

4 du d 4 dL : pengujian tidak menyakinkan


Jika hipotesis Ho adalah 2 sisi yaitu bahwa tidak ada autokorelasi baik positif
maupun negatif, maka :
d < dL

: tolak Ho

d > 4 dL

: tolak Ho

du < d < 4 du

: terima Ho

dL d du

: pengujian tidak menyakinkan

4 du d 4 dL : pengujian tidak meyakinkan


Namun secara umum dapat diambil patokan, bahwa :
-

Angka Durbin Watson dibawah 2, berarti ada autokorelasi positif.

Angka Durbin Watson antara 2 sampai dengan +2, berarti tidak ada
autokorelasi.

Angka Durbin Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

28
Perpustakaan Unika

3.4.4. Perhitungan Analisis Regresi Berganda


Hubungan fungsional dari satu variabel dependen dengan lebih dari satu
variabel independen dapat dilakukan dengan cara regresi berganda (M. Nazir,
1983).
Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis regresi berganda karena terdiri
dari return sebagai variabel dependennya dan dua variabel independen yaitu risiko
sistematis dan tingkat likuiditas. Dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = + X 1 + X 2 + ei
Dimana :
Y

Variabel dependen berupa return

Konstanta

Koefisien variabel independen pertama

Koefisien variabel independen kedua

X1

Risiko sistematis

X2

Likuiditas

3.4.5. Pengujian Hipotesis


(1) Uji t (Student Test)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan
pengaruh tiap variabel independent secara individu terhadap variabel dependen
(Atmaja, 1997 : 341):

29
Perpustakaan Unika

b1
Sb1

Dimana
b1

= koefisien regresi variabel X1

Sb1

= deviasi standar b1

Langkah-langkah :
a. Perumusan Hipotesis
Ho : = 0
Jika variabel-variabel tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Ho : 0
Jika variabel-variabel mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
b. Taraf signifikasi yang digunakan adalah 5% membandingkan antara sig t
dengan (0,05).
c. Kesimpulan
1. Apabila sig t > (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Apabila sig t (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.

30
Perpustakaan Unika

(2) Uji F (Simultan)


Uji F digunakan untuk menguji sigfnifikansi pengaruh semua variabel
independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.
Uji F dapat ditentukan dengan rumus : (Sudjana, 1990 : 254-255)
F

JK reg / k
JK res /(n k 1)

Dimana :
n
k
JKreg
JKres
JKreg
JKres

= jumlah data
= jumlah variabel independent (bebas)
= jumlah kuadrat-kuadrat regresi
= jumlah kuadrat-kuadrat residu
= a1X1Y + a2X2Y + .+XkY
= (Y-Y1)2

Hipotesis yang diajukan :


H0

= Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel independent

terhadap variabel dependen.


Ha

= Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent terhadap


variabel dependen.

Pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

31
Perpustakaan Unika

(3) Koefisien Determinasi


Koefisien

Determinasi

digunakan

untuk

mengukur

besarnya

sumbangan/andil dari variabel independent secara simultan/bersama-sama terhadap


variasi (naik turunnya) variabel dependen yaitu return yang dinyatakan dalam
persentase.
Rumus : KD = ( R2 ) x 100%
Dimana :
KD
= Koefisien Determinasi
R2
= Korelasi berganda
Arti dari koefisien determinasi R2, bahwa pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar koefisien determinasi R2,
sedangkan sisanya sebesar 100% R2 dipengaruhi oleh variabel independen lain
selain variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

Perpustakaan Unika

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Langkah pertama pada bab analisis dan pembahasan ini adalah melakukan
perhitungan dari masing-masing variabel (variabel independen dan variabel
dependen) untuk kemudian ditransformasi kedalam natural logaritm untuk
mengurangi efek skewes yang tajam pada data mentah, sehingga dari masingmasing variabel pada dasarnya menjadi normal.
Langkah kedua adalah melakukan pengujian terhadap asumsi klasik
(pengujian normalitas, pengujian autokorelasi, pengujian multikolinearitas,
pengujian heteroskedastisitas).
Langkah

ketiga

adalah

melakukan

pengujian

hipotesis

dengan

menggunakan model analisis regresi berganda.

4.1. Statistik Deskriptif


Statistik Deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik
yang bisa diperoleh dari hasil sensus, survei, atau pengamatan lainnya umumnya
masih acak mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data
tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau
presentasi grafis. Dalam penelitian ini statistik deskriptif disajikan dalam bentuk
tabel yaitu mengenai data variabel return, likuiditas, dan risiko sistematis.
32

33
Perpustakaan Unika

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif

Return
Likuiditas
Beta
Valid N (listwise)

N
180
180
180
180

Minimum
-8.55
-1.54
-.87

Maximum
-2.59
6.44
1.27

Mean
-6.2020
.8874
.7685

Std. Deviation
.9337
.9108
.4022

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2005


4.1.1. Return (Y)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel return
adalah 6,2020 dengan standar deviasi adalah 0,9337. Untuk itu, dengan standar
deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata data variabel return
menjadi: (Santoso, 2000; 79)
Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan
95%). Maka:
-6,2020 (2 x 0,9337)
-6,2020 (1,8674)
= -4,3346 sampai 8,0694
Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai

minimum dan

maksimum, maka sebaran data variabel risiko sistematis adalah baik.

4.1.2. Risiko Sistematis (X1)


Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel risiko
sistematis (Beta) adalah 0,7685 dengan standar deviasi adalah 0,4022. Untuk itu,

34
Perpustakaan Unika

dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata data
variabel risiko sistimatis menjadi: (Santoso, 2000; 79)
Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan
95%). Maka:
0,7685 (2 x 0,4022)
0,7685 (0,8044)
= 0,0359 sampai 1,5729
Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai

minimum dan

maksimum, maka sebaran data variabel risiko sistematis adalah baik.

4.1.3. Likuiditas (X2)


Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel likuiditas
adalah 0,8874 dengan standar deviasi adalah 0,9108. Untuk itu, dengan standar
deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata likuiditas menjadi:
Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan
95%). Maka: (Santoso, 2000; 79)
0,8874 (2 x 0,9108)
0,8874 (1,8216)
= 0,9342 sampai 2,709
Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai
maksimum, maka sebaran data variabel likuiditas adalah baik.

minimum dan

35
Perpustakaan Unika

4.2. Pengujian Asumsi Klasik


4.2.1. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
dsitribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2000:212), yang dapat dilihat
dengan menggunakan nilai signifikansi residual dari uji Kolmogorov Smirnov
(normal bila >0.05) atau dengan menggunakan Normal Probability Plot, jika
distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonal dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini hasil uji normalitas
yang telah dilakukan:
Grafik 4.1
Plot Probability Normal dari Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Return
1.00

Expected Cum Prob

.75

.50

.25

0.00
0.00

.25

Observed Cum Prob

.50

.75

1.00

36
Perpustakaan Unika

Tabel 4.2
Pengujian Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Unstandarized Residual
0,060
180
Sumber: Data sekunder yang diolah. 2005

Sig
0,200

Dari grafik plot 4.1 yang menunjukkan bahwa titik plot berada di sekitar
garis regresi (garis diagonal), sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan
asumsi normalitas dari residual dapat diterima. Hal ini didukung dengan hasil uji
Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa tidak terjadi
gejala non-normalitas pada data yang digunakan dalam penelitian, hal ini dapat
dilihat nilai sig dari nilai residualnya yang berada di atas tingkat signifikansi
(0,05) yaitu sebesar 0,200.

4.2.2. Pengujian Autokorelasi


Pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu
observasi terdapat korelasi ataukah tidak antar anggota series (kesalahan
pengganggu periode t (sekarang) dengan kesalahan pengganggu periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi, yang
dapat dilihat dengan menggunakan nilai Durbin Watson. (Santoso, 2002:219)
(1) Jika angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi posiitif
(2) Jika angka DW di antara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi
(3) Jika angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

37
Perpustakaan Unika

Tabel 4.3
Pengujian Autokorelasi
Model

R
R Square Durbin-Watson
1
0,312
0,097
1,863
Sumber : Data sekunder diolah, 2005
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa koefisien Durbin-Watson
adalah 1.863 terletak pada antara -2 sampai dengan +2, sehingga tidak ada
autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.2.3. Pengujian Multikorelasi


Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Santoso, 2000 : 203)
yang dapat dilihat dari nilai VIF. Apabila nilai tolerance dan VIF antara 0,01 dan
10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel
independen
Tabel 4.4
Nilai Tolerance dan VIF
Variabel
Tolerance
Risiko Sistematis (Beta)
0,999
Likuiditas
0,999
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2005

VIF
1,001
1,001

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa VIF tidak ada yang
melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0,01, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

38
Perpustakaan Unika

4.2.4. Pengujian Heteroskedastisitas


Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2000 : 208), yang dapat dilihat dengan menggunakan
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Jika pada grafik plot tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 77).
Grafik 4.2
Grafik Plot Residual

Scatterplot
Dependent Variable: Return
Regression Studentized Residual

4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4

-2

Regression Standardized Predicted Value

39
Perpustakaan Unika

Berdasarkan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa titik plot tidak
memiliki pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Coefficient Glejser Test
Variabel
Sig
Risiko Sistematis (Beta)
0,477
Likuiditas
0,163
Dependen variabel : Abs [Ut]
Sumber : Data sekunder diolah, 2005
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Glejser test terlihat
bahwa semua variabel independen mempunyai tingkat koefisien signifikansi>0.05
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.3. Pengujian Hipotesis


Setelah melakukan pengujian terhadap seluruh asumsi klasik, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan model regresi
berganda, sedangkan untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan, dalam
penelitian ini digunakan uji simultas (uji F) dan uji parsial (uji t) dengan
persamaan regresi sebagai berikut :
Return = + 1 Risiko Sistematis + 2 L ikuiditas + xn

4.2.1. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel
independen (likuiditas dan resiko sistematis ) terhadap variabel dependen (return)

40
Perpustakaan Unika

saham secara individu. Apabila nilai Sig t < tingkat signifikansi (0,05) maka H0
ditolak, sedangkan bila nilai Sig t > 0,05 maka H0 diterima.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Parsial (Uji t)
Variabel
Koefisien
Konstanta
-6,812
Risiko Sistematis (Beta)
0,535
Likuiditas
0,224
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2005

Signifikansi
0,000
0,002
0,003

Berdasarkan hasl uji t yang tampak dalam tabel 4.6 di atas, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Risiko Sistematis (Beta)
Risiko signifikan pada level 0,05 dengan koefisien signikansi sebesar 0,002.
Hal ini berarti hipotesis penelitian dapat diterima atau dengan kata lain resiko
sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sehinggga
apabila beta naik, maka investor mengharapkan return yang semakin tinggi untuk
menutupi tambahan resiko yang ditanggung, atau sebaliknya jika beta turun maka
tingkat pengembalian saham yang akan turun. Hasil dari penelitian ini mendukung
penelitian Elly dan Leng (2002), Mawadmastista (2001), Gloria (1992), dan
Mustikaningjati (2005). Dengan demikian variabel ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi para investor dalam pembuatan keputusan investasi.
Dimungkinkan seorang investor dalam berinvestasi mengharapkan
keuntungan yang akan didapat pada masa datang dengan mempertimbangkan
risiko yang berkaitan dengan saham yaitu risiko sistematis yaitu risiko yang
berasal dari faktor faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung,

41
Perpustakaan Unika

seperti ketidakpastian kondisi ekonomi (tingkat inflasi, gejolak nilai tukar mata
uang, dan tingkat suku bunga yang tidak menentu). Hal ini dapat mengakibatkan
kinerja saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi
dalam perekonomian negara dan perubahan pasar. Dapat diartikan juga, tingkat
pengembalian saham sangat dipengaruhi oleh perubahan faktor faktor diluar
kendali suatu badan usaha. Sehingga para investor dalam mengharapkan
keuntungan tidak hanya dapat memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nantinya akan
menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan, 1996).
Menurut Marfuah (2002) disebutkan ada dua golongan investor, yaitu
investor yang professional yang cenderung memperhatikan faktor risiko atau
ketidak pastian dari investasinya dan investor yang tidak professional atau kurang
memperhatikan faktor risiko atau ketidakpastian dari investasinya. Sedangkan
menurut hasil dari penelitian ini investor termasuk dalam kategori yang kelompok
yang professional, sebab mereka mereka menanamkan investasinya pada
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.

(2) Likuiditas
Nilai koefisien likuiditas sebesar 0,224 artinya variabel likuiditas
mempunyai pengaruh positif dengan return saham. hal ini menunjukkan bahwa
jika likuiditas meningkat sebesar satu satuan, maka returm saham akan meningkat
pula sebesar 0,224. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sampel dalam penelitian ini

42
Perpustakaan Unika

adalah perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Hal ini karena perusahaan yang
masuk kedalam LQ 45 adalah saham yang memiliki nilai pasar dan likuiditas
yang tinggi. Banyak kalangan yang menilai indeks ini cukup representatif untuk
menilai perkembangan perdagangan saham di BEJ, karena seleksi yang dilakukan
untuk menyaring saham saham yang masuk di indeks LQ-45 cukup ketat dan
obyektif (jurnal Pasar Modal no 2 / VIII / Feb 1997), memungkinkan investor
menganggap bahwa perusahaan besar belum tentu lebih stabil kondisinya,
sehingga menyebabkan investor lebih mempertimbangkan tingkat fluktuasi dari
likuiditas (bid-ask) yang terbentuk dari pasar bursa untuk jangka waktu
semesteran atau jangka pendek.
Likuiditas (bid-ask) signifikan pada level 0,05, dengan nilai signifikansi
0,003, hal ini berarti hipotesis kedua penelitian dapat diterima atau dengan kata
lain bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, hasil penelitian ini mendukung penelitian Elly dan Leng (2002), Kothare
(1997) dan penelitian yang dilakukan pula oleh Mustikaningjati.

Dengan

demikian variabel ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para
investor dalam pembuatan keputusan investasi.

4.2.2. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh
keseluruhan variabel independen (likuiditas dan risiko sistematis) terhadap
variabel dependen (return) secara bersama-sama.

43
Perpustakaan Unika

Tabel 4.7
Hasil pengujian Regresi Simultan (Uji F)
R
R-Square
Adjusted R-Square
0,312
0.096
0.087
Sumber : Data Sekunder yang diolah,2005
Berdasarkan

hasil

pengujian

hipotesis

F
9,515

secara

simultan,

F.Sig
0,000

variabel

independen (beta dan likuiditas) secara bersama sama berpengaruh variabel


dependen yaitu return pada level signifikansi 0,05 dengan nilai F sebesar 9,515,
hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian penelitian Elly dan Leng (2002), serta
penelitian yang dilakukan pula oleh Mustikaningjati (2005).

4.2.3. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.7 di atas
menunjukkan bahwa nilai adjust R-Square adalah 0,087, dengan demikian
pengaruh variabel independen (likuiditas dan risiko sistematis) adalah sebesar
8,7%, sedangkan sisanya 91,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
misalnya harga saham, dan tingkat suku bunga

Perpustakaan Unika

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menganalisis pengaruh
likuiditas dan resiko sistematis (beta) terhadap return saham. Alat analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi berganda, dan pengujian baik statistik
secara parsial dengan uji t dan secara simultan dengan uji F. dari hasil penelitian,
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa resiko sistematis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saha, sehingga hipotesis
dalam penelitian ini diterima.
2. Pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa variabel likuiditas
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham, sehingga
hipotesis dalam penelitian ini diterima.
3. Pengujian statistik secara simultan menunjukkan bahwa variabel risiko
sistematis (beta) dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Perpustakaan Unika

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, didapatkan hasil penelitian bahwa risiko
sistematis dan likuiditas berpengaruh terhadap return baik secara parsial maupun
secara simultan, maka untuk penelitian selanjutnya hendaknya perlu diperluas lagi
dengan memasukkan variabel lain selain likuiditas (bid-ask spread), dan risiko
sistematis (beta) contohnya harga saham dan nilai pasar, hal ini dikarenakan
pengaruh dari kedua variabel dalam penelitian ini masih tergolong rendah.

Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 1999, Analisis Regresi Teori : Kasus dan Solusi, BPFE, Yogyakarta.
Ghozali Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati Damodar N, 1997, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.
Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
3, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 1993, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas, Edisi Pertama, Yogyakarta : UPP-AMPYKPN.
Indriantoro, Nur Elly, 1999, Analisis Hubungan Antara Variabel-Variabel
Akuntansi dengan Beta Saham, Kajian Bisnis : hal 1 13.
Jogiyanto, Edisi 2, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Kumianny A. Saputra, Elly dan Pwee Leng, 2002, Pengaruh Risiko Sistematis dan
Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham Badan-Badan Usaha yang
GoPublic di Bursa Efek Jakarta pada Tahun 1999, Jurnal, Universitas
Kristen Petra, Surabaya.
Mawadwasrista, Putu Anom, 2001, Analisis Ekonometri : Pengaruh Return Volume
Transaksi dan Risiko Unik Saham Terhadap Beta Perusahaan Industri Rokok,
JurnalRiset Akuntansi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1 no 2, hal 177
190.
Mohamad Nasir, Arifin, Anna Suzanti, 1999, Analisis Pengaruh Perataan Laba
Terhadap Risiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaan-Perusahaan
Publik di Bursa Efek Jakarta, Jurnal, Undip, Semarang.
Santoso, Singgih, 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
_____________, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Husein, Umar, 1998, Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran
Dilengkapi 8 Bahasan Komprehensif Kasus Pemasaran, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Perpustakaan Unika

Saputra, Kumianny A. Elly, dan Pwe Leng, 2002, Pengaruh Risiko Sistematis dan
Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Badan Badan Usaha
yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta Pada Tahun 1999. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 19 : hal 15 25.

Anda mungkin juga menyukai