Anda di halaman 1dari 12

xxx

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh Gelar Kesarjanaan pada
Program Sarjana Akuntansi
Fakultas Ekonomi

-
-

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….. 1
1.2 Urgensi Penelitian……………………………………………………………………………. 3
1.3 Pertanyaan Penelitian…………………………………………………………………...….… 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………………...…….. 3
1.4.1 Tujuan .................................................................................................................................. 3
1.4.2 Penelitian ............................................................................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 3
1.5 Sistematika Penelitian .............................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 12
i
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah
dengan luas lahan agrikultur mencapai 45.000.000 hektar (Departemen Pertanian, 2011).
Data statistik tahun 2001 menunjukkan bahwa sebanyak 45% penduduk di Indonesia bekerja
di bidang agrikultur. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan
komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong
(www.wikipedia.com). Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya,
antara lain karet, kelapa sawit, tembakau, kapas, kopi, dan tebu. Usaha agrikultur yang
banyak dilakukan para investor di Indonesia adalah usaha perkebunan, banyak sekali
perusahaan perkebunan yang berada di Indonesia. Luas lahan di Indonesia yang digunakan
dalam bidang perkebunan juga semakin meningkat. Hal ini terbukti dari data menurut Biro
Pusat Statistik (2010) yang menyatakan adanya peningkatan penggunaan lahan agrikultur
dari tahun 1995–2010. Sari (n.d) mengungkapkan bahwa industri perkebunan memiliki
karakteristik khusus yang membedakan dengan industri lainnya. Perbedaan tersebut
ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk
menghasilkan suatu produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Karena
karakteristik industri perkebunan yang unik, perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur
memiliki kemungkinan untuk menyajikan informasi secara lebih bias bila dibandingkan
dengan perusahaan yang bergerak di bidang lain, terutama dalam pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan aset tetapnya yang berupa aset biologis (Ridwan, 2011). Oleh karena itu, perlu
adanya standar yang berlaku umum dalam mengatur akuntansi di sektor agrikultur.

Menurut Riyadi (2011), standar akuntansi internasional yang sangat memengaruhi entitas
perkebunan adalah IAS 41 Agriculture yang mengatur tentang akuntansi untuk aktivitas
agrikultur. Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerapan IFRS, khususnya IAS 41
adalah adanya perubahan pengukuran serta pelaporan akuntansi yang pada awalnya
berdasarkan pada biaya historis (historical cost) menuju pengukuran dan pelaporan
berdasarkan nilai wajar (fair value). Penerapan IAS 41 tersebut menimbulkan berbagai minat
dari beberapa peneliti terkait dengan banyaknya perdebatan yang muncul atas penerapan nilai
wajar untuk industri agrikultur. Beberapa pihak, baik di Indonesia maupun luar negeri
bersikap kritis terhadap keharusan dalam penerapan nilai wajar aset biologis dan perubahan
nilai yang harus diakui dalam laporan laba/rugi perusahaan. Maruli dan Mita (2010) tidak
menemukan adanya perbedaan yang signifikan atas unsur laporan keuangan, selain itu
penerapan IAS 41 tidak menunjukkan perbedaan dalam praktik perataan laba perusahaan.
Argiles et al. (2009) berpendapat bahwa tidak ada perbedaan kaitannya dengan relevansi
informasi arus kas antara fair value dan historical cost. Penelitian ini juga mengungkapkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan volatilitas profitabilitas
dengan menerapkan fair value dan historical cost. Penttinen et al. (2004) menyatakan bahwa
penerapan IAS 41 menyebabkan adanya fluktuasi yang tidak nyata pada laba perusahaan
agrikultur. Herbohn dan Herbohn (2006) menyatakan bahwa keuntungan dari aset kayu
akibat dari perubahan nilai wajar dan hasil panen pertanian memiliki dampak yang lebih
besar pada laporan laba/rugi. Feleaga (2012) menunjukkan bahwa Romania perlu
mempertimbangkan penerapan IAS 41 dalam waktu dekat dengan mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan yang timbul, seperti: penggunaan model penilaian yang berbeda,
konsep dan lingkup aset biologis, serta pengungkapan. Penilaian aset biologis berdasarkan
IAS 41 harus mempertimbangkan batas atas penyajian laporan keuangan, yaitu cost and
benefit. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis penerapan IAS 41 Agriculture dan
mengetahui dampaknya pada perusahaan perkebunan di Indonesia.
• Urgensi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan IAS 41 dalam perusahaan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan asset biologis untuk melihat laba dalam perusahaan. Standar IAS 41 mengatur
pengakuan dan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan fisik assetyang menambah nilai
tanpa perlu dikaitkan kegiatan panen dan penjualan.

• Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan dapat diidentifikasi masalah mengenai
pengukuran kinerja perusahaan dengan menganalisa tingkat kebangkrutan yaitu:

1. Total aset, ekuitas dan pendapatan perusahaan PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk
mengalami penurunan.

2. Hutang perusahaan melebihi dari jumlah ekuitas perusahaan PT.Bakrie Sumatera


Plantations Tbk

3. Perusahaan PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk setiap tahun mengalami kerugian.

• Tujuan dan Manfaat Penelitian


• Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan unuk mengetahui pengaruh IAS 41 terhadap Market Capitalization dan
bagaimana pengaruhnya terhadap penyajian laporan keuangan. Secara lebih rinci penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui factor-factor dari penerapan IAS 41 terhadap penyajian laporan
keuangan yang terkait dengan aktivitas agrikultur pada perusahaan agrikultur di Indonesia.
Selain itu mengapa IAS 41 tersebut menimbulkan perdebatan
• Manfaat Penelitian
• Manfaat Teoritis, untuk mendapatkan pengetahuan mengenai prediksi kebangkrutan dan
menambah wawasan dengan menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama kuliah
dengan praktik yang ada
• Manfaat Praktis, sebagai bahan masukan yang dapat diharapkan dapat menjadi suatu
tanda peringatan awal untuk mengantisipasi adanya kebangkrutan dan sebagai sarana
untuk mengidentifikasi bahkan untuk memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi
yang kritis sehingga manajemen dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat.
• Manfaat Akademis, sebagai bahan referensi bagi penelitian yang lain dalam menilai
masalah yang berkaitan dengan analisis tentang tingkat kebangkrutan yang terjadi
diperusahaan.
• Sistematika Penelitian
Tujuan dari sistematika ini adalah untuk memberikan uraian mengenai isi dan
pembahadan yang akan di buat dalam penyusunan skripsi ini. Laporan ini terbagi menjadi lima
bagian yaitu :

BAB I
Laporan keuangan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbkmenggunakan kacamata IAS 41. Dimana
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbkmenggunakan Fair Value sebagai perhitungan keuntungan
saham salah satunya dilihat dari Market Capitalization. Market capitalization (kapitalisasi pasar),
atau singkatnya market cap adalah pasar agregat suatu perusahaan. Sehingga dalam kata
lain, market cap ini merupakan nilai suatu perusahaan berdasarkan harga pasar saat ini.
Kapitalisasi pasar berguna untuk menentukan jumlah uang yang Anda butuhkan untuk membeli
semua saham sebuah perusahaan. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh IAS 41 pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk terhadap Market
Capitalization. Selain itu, faktor faktor apa yang menjadi perdebatan dari pengaruh IAS 41
terhadap Market Capitalization.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dari pengaruh IAS 41 terhadap Market
Capitalization dan bagaimana pengaruhnya terhadap penyajian laporan keuangan. Sesuai dengan
latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, secara lebih
rinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor factor apa saja dari penerapan IAS 41
terhadap penyajian laporan keuangan yang terkait dengan aktivitas agrikultur pada perusahaan
agrikultur di Indonesia. Selain itu mengapa IAS 41 tersebut menimbulkan perdebatan. Manfaat
untuk mengetahui pengaruh implementasi IAS 41 pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
mempengaruhi secara signifikan terhadap Market Capitalization, untuk mengetahui bahwa IAS
41 tidak berpengaruh signifikan terhadap Market Capitalization dan alasan yang menyebabkan
IAS 41 tersebut menimbulkan perdebatan, untuk mengetahui factor yang mendukung perdebatan
IAS 41 terhadap Market Capitalization.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2. 1.1. Penilaian Saham

Modal atau efek yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia pada umumnya berbentuk saham
dan obligasi. Bukti pemilikan sebagian modal atau penyertaan modal atas suatu perusahaan di pasar
modal Indonesia inilah yang disebut saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001:5). Modal yang disetorkan dalam sebuah perusahaan biasanya akan disertai dengan
selembar kertas sebagai tanda bukti kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkan selembar kertas
tersebut. Selembar kertas bukti kepemilikan inilah yang merupakan wujud dari saham. Besar kecilnya
jumlah bagian saham yang dimiliki tergantung atas modal yang disetor pada perusahaan. Setiap tahun
perusahaan akan mengeluarkan laporan keuangan. Dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan ini akan dicantumkan besar laba yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun. Laba yang
diperoleh perusahaan biasanya dibagi untuk dua kepentingan yaitu laba akan dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen dan laba akan ditahan 13 untuk pengembangan usaha. Selain
dividen terdapat capital gain sebagai pendapatan yang didapatkan oleh pemegang saham. Selisih positif
antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat dijual merupakan capital gain
yang diperoleh para pemegang saham. Peluang keuntungan yang tinggi dengan potensi risiko yang tinggi
pula merupakan karakteristik dari saham. Saham memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan
yang besar kepada pemegang saham dalam jangka waktu yang singkat. Namun, seiring dengan
berfluktuasinya harga saham, maka saham juga mampu membuat para pemegang saham mengalami
kerugian yang besar dalam waktu yang singkat. Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar,
yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran (Harianto dan Sudono,
1998:73). Permintaan dan penawaran atas saham yang dilakukan oleh para investor, biasanya dilakukan
dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham terlebih dahulu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham dapat dianalisis melalui laporan keuangan yang menjelaskan kondisi
perusahaan, analisis tersebut meliputi analisis rasio-rasio keuangan. Beberapa rasio keuangan menurut
Atmaja (2003:415-417), Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:43) yang dapat mempengaruhi harga
saham adalah:
1. Leverage ratios dimana rasio ini mampu mengukur penggunaan hutang yang digunakan
perusahaan.
2. Liquidity ratios dimana rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.
3. Efficiency atau Turnover atau Asset Management ratios dimana rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.
4. Profitability ratios dimana rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba.
5. Market-Value ratios dimana rasio ini memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai
oleh investor di pasar modal.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang berbentuk deskriptif, yaitu
penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian.
Tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai
dengan persoalan yang akan dipecahkan.
3.2 Jenis Data dan Sumber
Data Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data kualitatif merupakan serangkaian
informasi yang berasal dari hasil penelitian berupa fakta-fakta verbal dari keterangan seperti
sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan bidang-bidang kerja. 2. Data kuantitatif merupakan
data berbentuk angka-angka baik secara langsung dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan
data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala interval, seperti laporan
keuangan perusahaan.
3.3 Teknik Pengumpulan
Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan (Library
Research), yaitu penulisan yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-
tulisan ilmiah, jurnal dan laporan-laporan penelitian yang ada hubungannya dengan topik yang
diteliti. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan meneliti dokumen berupa
laporan keuangan.
3.4 Metode Analisa Data
Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data
adalah:
1. Metode deskriptif, yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan dengan katakata yang
sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara objektif. Metode deskriptif
merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun,
mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga
diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
2. Metode deduktif, yaitu suatu metode berdasarkan pemikiran logika dan diterima
umum dalam rangka pengambilan keputusan dari fakta yang sedang diamati,
kemudian memberikan saran atas dasar kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai