Pengaruh Sifat Mekanik Hasil Weld Overlay Cladding Baja PDF
Pengaruh Sifat Mekanik Hasil Weld Overlay Cladding Baja PDF
Yusril Irwan
Jurusan Teknik Mesin
Institut teknologi nasional
ABSTRAK
Baja karbon sedang adalah baja yang memiliki unsur karbon antara 0,25 %C hingga 0,55 %C.
Baja ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu rentan terhadap korosi. Beberapa cara untuk
menghambat laju korosi pada baja
salah satunya adalah dengan melapisi permukaan
menggunakan proses weld overlay cladding (WOC). Proses ini menggunakan las busur listrik, yaitu
las busur listrik elektroda terbungkus (SMAW). Pemilihan elektroda pada proses WOC sangat
menentukan hasil pelapisan yang disesuaikan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh material dasar
dan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Hasil dari proses pengelasan biasanya akan
mempengaruhi sifat mekanik dari logam dasar. Makalah ini akan melihat pengaruh sifat-sifat
mekanik hasil Proses WOC dengan menggunakan elektroda baja tahan karat E 309-16 dengan E
316-16. Pengujian yang dilakukan adalah uji keras, uji tarik, uji impak, uji bending, serta analisis
struktur mikro. Dari hasil proses WOC yang dilakukan terjadi peningkatan kekuatan dan kekerasan
tetapi terjadi penurunan ketangguhan dari baja. Penggunaan Elektroda E 309-16 lebih tepat untuk
proses WOC untuk baja karbon sedang.
Kata Kunci : Weld Overlay Cladding, Elektroda, Sifat Mekanik
ABSTRACT
Medium carbon steel is steel with carbonic properties between 0.25%C and 0.55%C. This type of
carbon has basic weakness, which is corrosive vulnerability. One technique to overcome the
weakness is by shielding the surface using weld overlay cladding process. This process uses Arc
Welding, the Arc Welding electrode-covered. The choice of electrode in the WOC process
determines the shielding result, which is adjusted with the characteristics owned by the basic
material and in accordance with the standard. Generally, the result of welding process influences
mechanical properties of the basic metal. This paper analyzes the influence of mechanical
properties as the result of WOC process using stainless steel electrodes E 309-16 and E 316-16.
The tests include hardness test, Tensile test, impact test, bending test, and microstructure analysis.
The WOC test shows the increase of strength and hardness, but also the decrease of steel
Toughness. The use of electrode 309-16 is more appropriate to WOC process for medium carbon
steel.
Keywords : Weld Overlay Cladding, Electrode, mechanical properties
PENDAHULUAN
Penggunaaan baja pada saat ini tidak
tergantikan sebagai bahan
konstruksi di
industri manufaktur, hal ini dikarenakan baja
memiliki keunggulan sifat mekanis yang baik
dibandingkan dengan material teknik jenis
lain. Selain itu, sifat makanis yang dimiliki
baja dapat divariasikan sesuai dengan
kebutuhan dan penggunaannya, namun baja
memiliki suatu kekurangan yaitu korosi.
Salah satu cara untuk menghambat laju
korosi pada baja karbon adalah melakukan
proses Cladding atau penambahan lapisan
pada permukaan baja (Sriwidharto, 2004).
Proses cladding terdiri dari bermacam-macam
jenis, tergantung dari proses pengerjaannya.
Proses tersebut antara lain Roll Cladding
(pelapisan permukaan dengan cara rolling),
Cladding by Explosion Welding (EXW),
Furnace Braze-cladding in Vacum, Pressbraze Cladding, Furnace Braze Cladding with
Flux or Atmospheres, dan Weld Overlay
Cladding(WOC). Dari sekian banyak proses
cladding, yang paling banyak digunakan
adalah proses Weld Overlay Cladding. Proses
WOC merupakan proses pelapisan pemukaan
suatu material seperti gambar 1 dengan proses
pengelasan. Proses pengelasan yang digunakan
secara manual seperti GMAW, SAW, SMAW
dalam penelitian ini metoda yang digunakan
yaitu metode pengelasan SMAW (Elektroda
Terbungkus) (Welding Handbooks Sec. 5.
1985).
Lapisan 3
Lapisan 2
Lapisan 1
Logam induk
start
Base metal
Pembuatan spesim
men
Uji Mekanik dan
Analisa Struktur Mikro
M
Pemberrsihan permukaan
dengan
n pengamplasan
Overlay Claddin
ng
Pengelasan SMA
AW
Elektroda E 309--16
Overlaay Cladding
Pengelasan SMAW
oda E 316-16
Elektro
Peerataan permukaan
dengan Freis
13
Austenite
A
&
Martensite
M
(%)
20
39
47
11-12
10
40
8-10
E 310
59
E 309 Mo
15
50
5-10
Elektroda
Austenite
Boundary
(%)
E 308
E 316
E 309
5-10
ME
ETODOLOG
GI PENELIITIAN
Pada peenelitian inii melihat peerubahan
sifaat mekanikk (kekerasann, kekuatann tarik,
kek
kuatan lentuur, ketangguhan) baja karbon
seb
belum dan sesudah proses
p
WOC
C yang
terjjadi.
Langkah-langkaah yang diilakukan
G
Gambar
3 Diaagram Alir Prooses Pengujian
n.
Keterangan :
1 = Huruf pada kode diidentifikasikan sebagai
bahan las pada proses pengelasan, yaitu huruf
E berarti elektroda.
2 = Komposisi kimia logam inti elektroda, dalam
hal ini termasuk ke dalam kelompok elektroda
tahan karat Austenitik.
3 = Menunjukan zat lapis pelindung (fluks) yang
terbuat dari hidrogen rendah (low hydrogen),
dengan polaritas arus yang digunakan
AC/DCRP seperti terlihat pada tabel 3 berikut.
Cr
Ni
Mo
Mn
0,06
0.04
23
18.9
13
11
0,09
2.2
0,8
0.8
Jenis
Electroda
E 309-16
E 316-16
Yield
Strength
(Mpa)
434-469
427-448
Tensile
Strength
(Mpa)
Elongation
(%)
Ferrite
Number
(%)
586-613
558-593
35-48
45-61
8-10
11-12
2,4
30-60
3,2
4,8
55-120
80140
115-190
Prosedur pengerjaan
Proses WOC
mengacu pada standar yang telah ditetapkan
oleh ASME Sect. IX-QW 214. Pola lapisan
yang digunakan yaitu pola melingkar yang
dimulai dari pusat hingga menyebar dan
menutupi semua permukaan baja dengan
parameter pengelasan pada tabel 6
Tabel 6. Parameter-parameter pengelasan.
(ASME Sect. IX-QW 214)
15 - Low hydrogen
DCRP
Kecepatan pengelasan
potasium
16 - Low hydrogen sodium
AC/DCRP
AC/DCRP
Cu
0,12
0.19
AC/DCSP
CURRENT
P
0,02
0.02
Coating
S
0,01
0.01
Mesin las
Jumlah layer
Tebal material sebelum
dilapisi
Tebal material setelah
dilapisi
Si
0,51
0.37
Jumlah layer
Arus listrik yang
digunakan
Voltase yang digunakan
TP-450
tiga layer (lapis)
22 cm/min per
layer
tiga layer
10 mm
12 mm
DC (120 A)
23 volt.
iron powder
24 - Iron powder, titania
AC/DCSP
mbuatan Sp
pesimen Ujii
Pem
Untuk setiap jeenis pengujiaan, baja karbbon yang
telaah dilapisi ini
i dibagi dan
d dibentukk sesuai
den
ngan dimenssi pengujian yang sesuaii dengan
stan
ndar acuan.
Ujii Tarik
Meesin uji tarikk yang digunnakan adalahh Amsler
den
ngan beban maksimum
m
50
5 ton. Berddasarkan
AS
STM E-18 dimensi darri batang uji
u yang
dap
pat dilihat paada gambar 4 :
Gam
mbar 5 Spesim
men Uji keras dan struktur
T
Tabel
7 Parameeter Analisis Sttruktur Mikro.
Stand
dar acuan
Mikrooskop yang
digun
nakan
Perbeesaran total
Etsa untuk
u
base metal
(baja))
Etsa untuk
u
elektroda
stainle
less steel
ASTM E 3-95
3
Olympus (Optical
(
Inverted
Metallurgyy Microscope Ephiipat
Time)
1000 kali perbesaran
p
2 % natal (dengan
(
komposisi 2 ml
Hcl + 100 ml air)
Picric Acid
d (Ethanol + Hcl)
mpak
Uji Im
Metod
de uji impak yang digunakan
d
adalah
metodee Charpy (A
ASTM E 23,,1915) persyyaratan
yang harus
h
dipenuuhi dalam metode
m
Charrpy ini
adalah
h:
Keccepatan ayunnan bandul min
m 4,5 s.d 7 m/s
o
Tem
mperatur penngujian 26 C.
C
Stan
ndar spesimeen yang akaan diuji (gam
mbar 6)
adalah luas pennampang di bawah
b
takikaan
m x 10 mm
m, serta
Batang uji beruukuran 10 mm
mem
miliki Takiikan berbeentuk V dengan
d
0
ked
dalaman 3 mm
m dan sudu
ut 45 .
Takikan tterdapat pada logam induk
karenaa harga imppak yang diinginkan
d
adalah
harga impak
i
pada hasil pelapissan.
Gambar
G
6.a Spesimen uji Impak
I
(ASTM
E23)
E
Base Metal
10
m
m
8 mm
Pelapisan
55 mm
Gam
mbar 6.b. Diimensi Spesimeen Uji Impak
Ujji Bending
nding dilakuukan untuk melihat
Uji ben
kem
mampuan laapisan mateerial untuk ditekuk
atau
u dilengkun
ngkan, dari uji
u bending ini
i dapat
diliihat ada atau
a
tidakn
nya slack (bukaan
perrmukaan) akkibat pelen
ngkungan sppesimen.
Pem
mbuatan speesimen uji inni dengan meelakukan
pem
motongan pada
p
bagian
n logam indduk dan
pelapis sehinggga membenntuk sebuahh batang
b
ini, dimensi dann ukuran
uji.. Batang uji bending
diseesuaikan deengan standaar pengujiann ASME
Secct IX dapat dilihat
d
pada Tabel 8 dann gambar
7.
Tabel
T
8 Param
meter pembuattan spesimen uji
u
Ben
nding.
A
ASME
Sec.
Standaar acuan
IX
X
Panjan
ng
spesim
men
150 mm
Lebar spesimen
8 mm
Tebal spesimen
Jumlah
men
Spesim
15 mm
Metod
de pelapisan yang digunnakan pada proses
WOC dengan jenis penngelasan SMAW
gunakan polaa melingkarr yang dimullai dari
mengg
pusat hingga mennyebar dan menutupi semua
kaan baja sseperti padaa gambar 8. Pola
permuk
yang dilakukan
d
sam
ma pada setiiap elektrodaa yang
digunaakan.
Gambar 8 p
pola pelapisan
n base metal
4 buah
Gambar 7 Spesimen
n uji Bending.
HA
ASIL DAN PEMBAHAS
P
SAN
Bajja Karbon yang
y
digunaakan sebagaai logam
ind
duk dari hasil spek
ktrometri memiliki
m
kom
mposisi kim
mia sepertti pada taabel 9.
Kan
ndungan karrbon dari baaja adalah 0..35, baja
ini tergolong keepada baja karbon
k
sedanng.
Tabbel 9 Komposiisi Kimia Baja Karbon
Koomposisi
k
kimia
(%)
Mn
Sii
Cu
0.35
0.044
0.05
0.4
4
0.2
p
WOC
C yaitu
Tahapan teerakhir dari proses
melaku
ukan finishhing dengaan mengguunakan
mesin freis untuk m
meratakan permukaan
p
laapisan.
b
Perataaan permukaaan juga bermanfaat
untuk
mengh
hilangkan teegangan sisaa dan konseentrasi
teganggan pada ppermukaan lapisan seewaktu
dilakukkan pengujiaan sifat mekanik.
Uji Tarik
Pengujian kekuatan logam induk sebelum
proses WOC di gunakan 3 buah spesimen uji,
hasil pengujian seperti pada tabel 10
.
Gra fik pe be da a n Re ga nga n a nta ra ba se m e ta l te rha da p ha sil
W OC
23,5
I
II
III
Rata-rata
(y)
( kgf/mm2 )
46,80
48,50
48,70
47,93
44,70
46,50
46,80
46,00
Base metal
23
Reganga
E 309-16
22,5
(%)
23,50
22,70
22,90
23,03
E 316-16
22
21,5
(%)
Spesimen
awal
(u)
( kgf/mm2 )
21
20,5
20
(u)
( kgf/mm2 )
I
II
III
Rata-rata
Spesimen
E 316-16
I
II
III
Rata-rata
(y)
( kgf/mm2 )
56.33
54.23
56.03
55.53
(u)
( kgf/mm2 )
53.23
52.12
52.80
52.71
52.71
50.91
53.09
52.23
(y)
( kgf/mm2 )
49.83
49.01
49.01
49.42
Reganga
n
(%)
21.14
20.73
21.12
20.90
Regangan
(%)
20.83
20.11
21.03
20.60
19,5
19
regangan (% )
Uji Keras
Uji keras dilakukan untuk mengetahui harga
kekerasan awal dan setelah proses WOC.
Kekerasan awal logam induk sebelum di lapisi
di uji dengan 5 kali pengujian. Hasil rata-rata
kekerasan logam induk adalah 178VHN.
Pengujian kekerasan hasil WOC dilakukan pada
daerah lapisan (1), dilusi (2) dan logam induk
(3) seperti pada gambar 12 dan hasil pengujian
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 12. kekerasan rata-rata
Rata-rata
kekerasan
Tiap-tiap posisi
(VHN)
1
2
Elektroda
E 309-16
Base Metal
E 316-16
Gambar 12. Posisi uji keras
1
313
320
2
382
390
450
VHN
60
(kgf/mm^2)
50
400
350
300
250
200
150
40
100
30
50
0
20
10
0
(u)
(y)
E 309-16
E 316-16
Te gangan
3
188
193
Energi Impak__________
Luas penampang dibawah takikan
HI
(joule/mm2)
2,87
2.31
2.17
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Base metal
E 309-16
E 316-16
ASME Sec. IX
Tokyo Testing Material
Side Band
4 buah
150 mm
9,5 mm
16,1 mm
2 x tebal spesimen uji = 32,4
mm
Perlit
Lapisan
Base
Metal
LAPISAN
Gambar 17 Struktur Mikro hasil lapisan E 309-16
KESIMPULAN
Terdapat kenaikan kekuatan dan
kekerasan hasil proses WOC yang cukup
tinggi dibanding sebelum proses sebesar
15.85% untuk elektroda E 309-16 dan 10 %
untuk E 316-16.
Kenaikan harga kekerasan lebih tinggi
dari logam induk untuk E 309-16 pada posisi
lapisan sekitar 75.8%, posisi dilusi 114.6%
dan 5.61% pada posisi logam induk. Untuk E
316-16 kenaikan harga kekerasan pada posisi
DAFTAR PUSTAKA
Surahman, T. 2004. Ilmu Bahan dan Metalurgi
Las. B4T Bandung
Sriwidharto.2001. Teknologi Las. Pradnya
Paramita Jakarta
Wiryosumanto,H.1981.Teknologi Pengelasan
Logam. Pradnya Paramita,.Jakarta
Sriwidharto. 2004. Karat dan Pencegahannya.
Pradnya Paramita,. Jakarta
Welding Handbooks Sec. 5. 1985. Weld
Overlay Cladding. AWS.New York
Deutch Industrie Normen (DIN) 171.55 dan
325.25.
American Standard Testing of Material
(ASTM) 1915, Vol 15, pt II.
(ASME Sec. IX-QW 214) American Society
Mechanical of Engineering Section IX.
Surdia, Tata dan Saito, Shinroku. 1999.
Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya
Paramita,. Jakarta.
Plack, Van, 1999. Ilmu dan Teknologi Bahan.
Erlangga, Jakarta.