Anda di halaman 1dari 15

http://id.wikipedia.

org/wiki/Daftar_pembangkit_listrik_di_Indonesia

http://pmahatrisna.wordpress.com/2011/09/05/teknologi-flng%E2%80%93-part-1-project-planning-safety-management-dan-codeapplication-3/

http://en.wikipedia.org/wiki/Floating_liquefied_natural_gas

http://pmahatrisna.wordpress.com/2011/09/05/teknologi-flng%E2%80%93-part-2-cargo-containment-system-offloading-mooring-dantopside-facilities/

Gas Production :
Sebagai tahap awal proses gas alam di keluarkan dari lapangan gas dan di
alirkan melalui pipa ke plant liquefaction di darat.

Liquefaction & Storage :


Di Liquefaction Plant, gas didinginkan menjadi liquid hingga 160C dan di simpan
di dalam tangki untuk menunggu pengapalan.

Shipping :
Gas Cair dialirkan ke dalam LNG tanker dan dilayarkan pada tekanan atmosfir.
Suhu pada LNG dipertahankan pada -161C.

Regasification Terminal :
Di Regasification terminal, LNG dipompakan dari kapal ke fasilitas penerima di
darat, disimpan, dan dan dikembalikan kedalam bentuk gas, untuk selanjutnya
dialirkan melalui pipa ke pihak pengguna.

Apa itu FLNG?


FLNG adalah LNG FPSO (Floating, Production, Storage, dan Offloading System),
dimana kapal dibangun sebagai suatu fasilitas mandiri yang dapat menerima gas
dari subsurface, melakukan processing (pengolahan, pemisahan, dan pencairan),
penyimpanan, dan off-loading di suatu lapangan gas di laut.
FLNG diharapkan akan menjadi teknologi penting bagi portfolio operator produksi
di offshore. Hingga saat ini belum ada satu pun Fasilitas FLNG yang telah
dioperasikan di seluruh dunia.

Fasilitas FLNG akan di tambatkan di lokasi lapangan gas selama masa produksi
lapangan tersebut. Dia akan ditempatkan secara permanent selama fase operasi
berlangsung.

Fasilitas FLNG termasuk diantaranya FSRU (Floating Storage Regasification Unit)


dan SRV (Shuttle and Re-Gasification Vessel). FSRU menerima LNG dari LNG
tanker convensional, menyimpan, dan mengembalikan LNG ke bentuk gas (regasify) sebagai terminal LNG offshore. Sedangkan SRV re-gasify dan
membongkar muatannya di laut lepas pada suatu remote buoy memanfaatkan
pipa bawah laut. Baik keduanya FSRU dan SRV tidak memiliki fasilitas proses
liquefaction seperti halnya FLNG, tetapi telah banyak beroperasi di beberapa
negara sehingga memiliki track record.

Kenapa FLNG?
Perdagangan LNG diprediksi akan berkembang di beberapa kawasan seiring
dengan meningkatnya kebutuhan impor LNG di Asia dan Eropa. Menurunnya
biaya dalam proses liquefaction merupakan pendorong utama dari Boom LNG di
awal tahun 2000an, tetapi di sisi lain biaya pembangunan plant LNG telah
meningkat beberapa tahun belakangan, overrun biaya dan keterlambatan proyek
menjadi hal yang biasa terjadi dalam proyek pembangunan LNG onshore.
FLNG merupakan pengembangan penting dalam industri LNG karena akan
mengurangi baik biaya proyek dan dan dampak lingkungan.

Berbagai tantangan dari sisi geopolitis dan isu lingkungan telah memperlambat
pengembangan lapangan-lapangan besar yang tersisa, dengan demikian

pengembangan lapangan-lapangan skala sedang dan marginal mulai menarik


perhatian. Saat ini di berbagai belahan dunia banyak sekali ditemukan potensi
lapangan gas dengan skala kecil dan dan bersifat remote area yang mungkin
dikembangkan melalui pipeline atau fasilitas liquefaction LNG onshore, namun
keinginan tersebut berkembang dengan adanya wacana pengembangan utilisasi
fasilitas LNG FPSO terapung (FLNG).

FLNG vs Onshore Plant


Fasilitas LNG Onshore untuk lapangan gas offshore umumnya meliputi :

Offshore Production Platform

Pipeline jarak jauh dan tangki penampungan di darat

Berth, Jetty, dan Breakwaters

Proses perijinan yang panjang untuk pembangunan berbagai fasilitas di


darat

Mobilisasi konstruksi dalam jumlah besar

Perlu kepastian keekonomian yang benar-benar memadai untuk cadangan


gas yang tersedia
Dari beberapa faktor diatas, opsi menggunakan FLNG memberikan pilihan yang
lebih murah.

Untuk lapangan gas offshore yang relative kecil dan terpencil, pengembangan
lapangan dengan menggunakan teknologi FLNG dimana gas akan diproses
secara langsung diatas fasilitas terapung tepat dimana lapangan gas tersebut
berada, merupakan pilihan yang layak diperhitungkan. Para perusahaan pemilik
proyek kini mengharapkan teknologi FLNG semakin murah dan
pembangunannya semakin cepat bila dibandingkan dengan membangun fasilitas
liquefaction onshore, mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan
memberikan gambaran keekonomian yang semakin baik dalam pengembangan
lapangan dengan cadangan kecil.

Pembangunan fasilitas dilaut juga dapat mengurangi dampak buruk dari sisi
resiko keamanan, sehingga semakin memperkuat keinginan beberapa calon
operator untuk menggunakan konsep FLNG walaupun cadangan gas yang ada
berada di darat.

Potensi Cadangan Gas Untuk FLNG


Beberapa tahun terakhir sejumlah konsep proyek FLNG dikemukakan di
beberapa negara. Kunci utama dari cadangan gas yang cocok untuk FLNG adalah
berada di beberapa daerah offshore kaya akan kandungan gas yang tersebar di
berbagai belahan dunia (seperti tergambar dibawah), salah satunya adalah
kawasan Australasia, termasuk kawasan yang yang paling menarik bagi para
pengembang FLNG.

Proposal FLNG di Kawasan Australasia

Proyek FLNG di wilayah Australia barat yang sedang dalam proses


pengembangan diantaranya Shells Prelude, Inpexs Abadi (Indonesia), dan
Woodsides Greater Sunrise.

Prelude saat ini berada di posisi terdepan karena telah memulai proses FEED
(2011) dan Shell merupakan perusahan yang memimpin proyek tersebut.

Beberapa Proposal Proyek Pengembangan FLNG

Shell Prelude

INPEX Abadi Field

FLEX dan BW Offshore

SBM dan HOEGH

Summary
Di berbagai kawasan, beberapa lapangan gas offshore dengan cadangan gas
relative kecil dan bersifat remote area akan dikembangkan melalui konsep
pipeline atau fasilitas liquefaction LNG onshore. Pada kondisi tersebut kini konsep
FLNG memberikan alternative solusi yang inovatif untuk pengembangan

lapangan dimaksud, dengan tawaran efektifitas biaya proyek yang lebih baik dan
potensi yang minim terhadap kerusakan lingkungan.

Kini kawasan Australasia merupakan kawasan yang paling menarik


perhatian para pengembang konsep FLNG. Proyek FLNG di kawasan barat
Australia antara lain Shells Prelude, Inpexs Abadi Field, dan Woodsides
Greater Sunrise.

Kecenderungannya, berbagai pelaku industri ini masih saling menunggu


satu sama lain sebagai pemain yang pertama di FLNG. Suatu ketika proyek
pertama berhasil (de-risked), maka kemungkinan implementasi darin beberapa
proyek lain diprediksi akan berkembang.

Konsep FLNG memiliki beberapa keuntungan suatu ketika teknologinya


berhasil diaplikasikan (de-risked), diantaranya:

1. Sistem EPCI yang terkontrol dengan baik


2. Minim impact terhadap potensi kerusakan lingkungan
3. Minim impact terhadap kemungkinan gesekan dengan masyarakat
sekitar.
4. Seperti layaknya konsep FPSO, secara desain FLNG bisa
digunakan kembali (mobile re-usable) ke tempat lain, setelah
masa operasinya di suatu lapangan selesai.

Keterbatasan pengembangan konsep FLNG adalah diprediksi kapal


terbesar baru hanya akan mampu untuk menampung dan memproses LNG
dengan kapasitas sekitar 5 MMTPA.

Royal Dutch Shell plc (Shell) hari ini mengumumkan keputusan


untuk memulai pembangunan Prelude Floating Liquefied Natural
Gas (FLNG) di Australia. FLNG adalah proyek pembangunan
fasilitas pengolahan gas alam cair terapung (floating LNG) pertama
di dunia.
"FLNG sebagai teknologi inovatif akan memungkinkan kami untuk
mengembangkan ladang gas lepas pantai yang apabila dilakukan
dengan cara lain akan menjadi terlalu mahal untuk dikembangkan,"
kata Malcolm Brinded, Direktur Eksekutif Shell Bidang
Hulu/Eksplorasi Internasional.
"Keputusan kami untuk melanjutkan proyek ini merupakan
terobosan besar untuk industri LNG dan akan memberikan
dorongan yang signifikan untuk membantu memenuhi permintaan
dunia yang berkembang untuk bahan bakar fosil yang bersih,"
lanjut Brinded.
Ia menambahkan, teknologi FLNG merupakan inovasi menarik
sebagai pelengkap LNG di darat yang dapat membantu
mempercepat pengembangan sumber daya gas. Dari haluan
hingga buritan, fasilitas FLNG Shell akan memiliki panjang 488
meter dan akan menjadi fasilitas lepas pantai terapung terbesar di
dunialebih panjang dari empat lapangan sepak bola.
Apabila telah sepenuhnya lengkap dengan tangki penyimpanan
yang penuh terisi, beratnya akan mencapai 600.000 tonkira-kira
enam kali lipat lebih berat dari kapal induk terbesar yang ada di
dunia. Lebih kurang 260.000 ton dari berat itu akan terdiri dari baja
sekitar lima kali lebih banyak daripada jumlah baja yang
digunakan untuk membangun Sydney Harbour Bridge. Fasilitas ini
telah dirancang untuk menahan badai siklon terberat, yang berada
dalam kategori 5.

Pembawa LNG antarsamudra akan mengangkat gas cair,


mendinginkan hingga mencapai titik minus 162 celsius, dan
menyusutkan volumenya hingga 600 kali lipat, bersama produk
lainnya, akan dikirimkan langsung dari fasilitas di laut ke berbagai
pasar di seluruh dunia.
Sampai saat ini, pencairan gas lepas pantai selalu melibatkan pipa
gas ke pabrik yang berlokasi di darat. Sekitar 110.000 barrel minyak
yang setara dengan produksi per hari yang diharapkan dari Prelude
harus mendukung setidaknya 5,3 juta ton per tahun (mtpa) cairan,
yang terdiri dari 3,6 mtpa LNG, 1,3 metrik ton per tahun dari
kondensat, dan 0,4 metrik ton per tahun dari bahan bakar gas cair.
Fasilitas FLNG akan menjadi permanen dan ditambatkan di ladang
gas Prelude selama 25 tahun, dan dalam tahap pembangunan
setelahnya dapat memproduksi dari ladang lain di daerah di mana
Shell berkepentingan. Ann Pickard, Shell Country Chair di Australia,
mengatakan, proyek ini akan menjadi game changer bagi industri
energi.
"Kami akan menggunakan teknologi revolusioner ini untuk pertama
kalinya di perairan Australia, di mana hal tersebut akan menambah
dimensi lain untuk industri gas yang telah mengemuka di Australia,"
ujarnya.
Keputusan Shell untuk merealisasikan LNG terapung merupakan
puncak dari penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan
lebih dari satu dasawarsa. Ini didasarkan atas pengetahuan dan
pengalaman Shell dalam produksi lepas pantai, pencairan gas,
pengiriman LNG, dan pengerjaan proyek-proyek besar yang
mengintegrasikan rantai nilai gas, dari sumber mata air ke
perapian.
Proyek LNG Terapung Prelude akan menjadi proyek hulu pertama
di Australia, dengan Shell sebagai operatornya. Australia

merupakan salah satu lokasi kunci bagi pertumbuhan Shell dan


investasi hulu Shell di Australia seharusnya mencapai sekitar 30
miliar dollar AS selama lima tahun ke depan, termasuk Prelude dan
proyek Gorgon, serta aktivitas eksplorasi yang sedang dilakukan
dan studi kelayakan di negeri tersebut.
LNG Terapung Prelude merupakan bagian dari portofolio industri
Shell dalam opsi pertumbuhan jangka menengah, di mana
perusahaan memiliki sekitar 30 proyek hulu baru yang berada
dalam kajian di seluruh dunia, untuk mendukung pertumbuhan
jangka panjang.

LNG (Liquified Natural Gas) pada dasarnya merupakan perubahan gas alam dari fasa gas
menjadi fasa cair. Perubahan ini dicapai pada temperatur sekitar -160 oC dan tekanan
atmosferik. Pada kondisi cair tersebut, LNG mengalami reduksi volume hingga 600 kali fasa
gasnya. Kompresi ini sangat menguntungkan dalam proses pengangkutan sehingga LNG
dapat diangkut dalam jumlah yang besar menuju tempat yang jauh dengan
kapaltanker LNG.
Rantai pengolahan LNG biasanya meliputi eksplorasi dan produksi, pencairan, pengapalan,
penyimpanan, dan regasifikasi seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Rantai Pengolahan LNG Pada Umumnya

Secara umum, gas alam ditemukan pada kerak bumi melalui proses eksplorasi. Cadangan
gas tersebut diproduksi dan mengalami proses pemisahan dan pendinginan ke fasa cair
(LNG). Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah kilang LNG yang letaknya dekat dengan
proses eksplorasi tersebut. LNG kemudian dipindahkan dengan kapal tanker untuk dibawa
ke pembeli. Setelah kapal tiba di terminal penerimaan, LNG disimpan di sebuah tangki

penyimpan (storage) untuk diregasifikasi dan disalurkan ke pengguna melalui pipa


penyalur.
Namun, sepertiga cadangan gas dunia berada di lepas pantai. Sebagian gas merupakan non
associated gas (gas yang tidak bercampur dengan produksi minyak) dan sebagian lagi
merupakan associated gas. Opsi yang biasanya dilakukan ialah penyaluran gas dari fasilitas
produksi lepas pantai melalui pipa ke darat. Namun, opsi ini baru secara ekonomis dapat
dilakukan apabila produksi gas tersebut besar dan jaraknya relatif dekat dengan darat.
Gas yang biasa ditemukan biasanya jauh dari darat, daerah terisolasi (biasanya
disebut stranded gas)dan jumlahnya juga tidak ekonomis untuk disalurkan ke darat. Gas
tersebut umumnya terdapat di laut dalam (lebih dari 1000 meter). Associated gas bahkan
sering dibakar karena tidak ekonomis untuk diproses dan disalurkan melalui pipa ke darat.
Pilihan ini tentunya kurang tepat dilihat dari sisi lingkungan dan pemanfaatan energi secara
efektif.
Kondisi inilah yang mendorong sebuah pilihan yang lebih tepat untuk dikembangkan, yaitu
FLNG (Floating Liquified Natural Gas) atau biasa juga disebut LNG terapung. FLNG
merupakan sebuah sistem pengolahan dan pencairan gas alam langsung di lepas pantai.
Teknologi ini merupakan prospek yang luar biasa untuk pemanfaatan gas lepas pantai
terutama untuk associated gas dan stranded gas. FLNG juga memperpendek rantai
pengolahan LNG dengan menggabungkan fasilitas eksplorasi, produksi, dan fasilitas
pencairan gas alam. Rantai yang lebih pendek ini juga mampu mengurangi investasi karena
investasi tersebar rantai pengolahan LNG berada pada fasilitas pencairan gas alam.

Sistem Teknologi FLNG

Foster Wheeler Energi Limited telah melakukan studi pemilihan proses pencairan LNG yang
tepat untuk digunakan di lepas pantai. Optimasi pemilihan teknologi FLNG tentunya
memiliki kriteria yang berbeda dengan pengolahan LNG di kilang darat. Beberapa kriteria
proses pencairan LNG lepas pantai adalah fasilitasnya harus kompak dan ringan, keamanan
proses yang tinggi, mampu bertahan pada lingkungan laut, mudah dioperasikan, jumlah
peralatan sedikit, modularitas tinggi, efisiensi cukup tinggi, dan toleransi terhadap variasi
kondisi proses. Optimasi proses yang mengacu kriteria-kriteria tersebut akhirnya mengarah
pada teknologi pencairan dengan turboekspander.

KEUNTUNGAN FLNG
Lingkungan - Karena semua proses dilakukan di lapangan gas, tidak perlu untuk
meletakkan pipa panjang sepanjang jalan ke pantai. Ada juga ada persyaratan
untuk unit kompresi untuk memompa gas ke pantai, pengerukan dan
pembangunan dermaga atau konstruksi onshore dari pabrik pengolahan LNG,
yang semuanya secara signifikan mengurangi jejak lingkungan proyek. [24]
Menghindari konstruksi juga membantu melestarikan laut dan pesisir lingkungan.
Selain itu, gangguan lingkungan akan diminimalkan selama dekomisioning
nantinya fasilitas, karena bisa terputus dengan mudah dan dihapus sebelum
diperbaharui dan kembali dikerahkan-tempat lain.
Ekonomi - Dimana memompa gas ke pantai bisa mahal, FLNG membuat
perkembangan ekonomis. Akibatnya, hal itu akan membuka peluang bisnis baru
bagi negara-negara untuk mengembangkan ladang gas lepas pantai yang lain
akan tetap terdampar, seperti yang di lepas pantai Afrika Timur. [25] FLNG juga
kondusif ke sisi melangkah kompleksitas yang melibatkan negara-negara
tetangga di mana perselisihan akan membuat pipa rentan atau tidak praktis
seperti di Siprus dan Israel. Selain itu, LNG perlahan-lahan mendapatkan
perannya sebagai bahan bakar penggunaan langsung tanpa regasifikasi dengan
biaya operasional dan manfaat polusi setidaknya dalam jalan, kereta api, udara
dan transportasi laut. [26] [27]

Anda mungkin juga menyukai