Anda di halaman 1dari 2

5.

Deactivation

Penonaktifan sebuah kapal menjadi pekerjaan tambahan untuk perusahaan yang bergerak dalam ship
conversion, overhaul , dan reparasi. Tujuan dari penonaktifan ini adalah untuk mempersiapkan kapal
selama penyimpanan dan untuk mereparasinya ketika dalam penyimpanan, jadi kapal tersebut bisa
kembali beroprasi secara efektif pada saat waktu yang dibutuhkan atau bahkan saat kegentingan
nasional.

MarAd’s National Defense Reserve Fleet ( NDRF ) adalah sumber utama dari pekerjaan ini. Pada tahun
1993, MarAd memiliki 96 kapal dalam keadaan Ready Reserve Force ( RRF ) dengan harapan untuk
meningkat menjadi 140 kapal pada tahun 1999. MarAd menyediakan dana untuk perbaikan kekuatan ini
yang bisa masuk ke kondisi siap operasi dalam 5, 10, atau 20 hari dari jadwal aktivasi. Sumber utama
dari penonaktifan kapal adalah US Navy Ships and Subarines. Aktivitas ini sudah berkembang pada akhir-
akhir ini dengan ditandai penurunan jumlah dari kapal aktif. Jumlah kapal aktif bisa menurun sampai ke
jumlah 346 pada tahun 1999. Penurunan jumlah kapal ini termasuk 11 kapal pembawa alat tempur
udara, 1 kapal pembawa training aircraft , dan 45 sampai 55 kapal selam serbu.

Kegiatan ini tidak begitu kompleks dan bisa diselesaikan dengan fasilitas terbatas. Secara umum,
pekerjaan ini terdiri atas peletakan mesin dan tank, instalasi pengontrol suhu dan kelembaban dan
reparasi lain yang dibutuhkan untuk menyiapkan kapal supaya bisa dengan cepat dan menjamin
kesuksesan pengaktifan kembali kapal tersebut saat dibutuhkan. Kesulitan atau kerumitan dari proses
ini meningkat apabila kapal yang dikerjakan menggunakan energi nuklir. Dalam hal pengaktifan kapal
berenergi nuklir, tenaga ahli dan fasilitas tambahan sangan diperlukan. Tenaga ahli ini harus termasuk
Insinyur bidang nuklir, insinyur bidang kontrol radiasi dan insinyur bagian pengisian bahan bakar.

Proses penonaktifan ini sering direncanakan dalam sistem. Pekerjaan ini secara umum terdiri atas
beberapa pekerjaan tersendiri yang tidak mempengaruhi banyak sistem pendukung. Pendekatan
perencaan yang berbasis sistem dapat menguntungkan untuk pekerjaan ini. Seringnya, beberapa
pekerjaan yang dihadapkan dengan kondisi geografi khusus harus direncanakan karena sampai saat ini
hanya menggunakan tim yang sama. Tipe pendekatan zona ini menghasilkan hasil baik karena sumber
daya manusia dapat disewa secara efektif dalam banyak macam tugas dalam area khusus. Tim
penonaktif bertanggung jawab atas perencanaan, eksekusi dan performa keseluruhan dari pekerjaan ini.

6. Scrapping

Penghancuran kapal dan pelepasan bagian-bagian kapal menjadi hal yang menarik ketika baja dan
perlengkaan yang digunakan berharga tinggi dan pasaran yang ada siap untuk penukaran perkaks
tersebut menjadi benda lain. Proses penghancuran kapal dan scrapping adalah kegiatan padat karya
yang membutuhkan tingkat produktivitas tinggi dan gaji yang kompetitif supaya bisa menjamin
kesuksesannya. Kegiatan ini telah marak terutama di negara berkembang pada tahun belakangan ini,
tapi pasarnya telah berubah dikarenakan penolakan dari pasaran baja dan meningkatnya upah kerja.
Proyeksi tahuan pasar dari ship breaking dan scrapping diharapkan bertumbuh sampai 38 juta DWT
pada tahun 1999. Pasar ini dianggap bisa bernilai sampai 1 milyar dolar setiap tahunnya di seluruh
negara sampai akhir tahun 1990an.

Peramalam ini dikarenakan pertumbihan pasar shipbreaking yang berdasar dari usia kapal dan
meningkatnya insiden structural dan masalah permesinan yang dihubungkan dengan tuanya usia kapal.
Alasan lainnya itu premi asuransi naik untuk banyak kapal yang telah berusia lanjut yang menjadikan
kapal-kapal tersebut mahal untuk beroperasi.

Shipbreaking yang efektif memerlukan perencanaan yang kreatif, peralatan khusus, pengontrolan
pekerja yang disiplin dan produktifitas dinggi supaya tujuan finansialnya tercapai. Intinya, kapal harus
dibagi secara strategis menjadi bagian-bagian untuk dilakukan scrapping oleh tim kerja yang berorientasi
bagian. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika menjadi bagian-bagian harus termasuk :

- Mesin Penggerak yang memerlukan penyopotan untuk dijual atau digunakan kembali di kapal
lain
- Komponen Elektronik yang harus dicopot
- Cairan di atas kapal yang harus dikeringkan dan dihilangkan

Setelah perencanaan strategis untuk zona scrappin, pekerjaan harus dikemas dan dijadwalkan untuk
dilaksanakan oleh tim dengan berbagai keahlian. Tim ini harus terlatih untuk mengerjakan beraneka
ragam pekerjaan. Tingkat produktivitas tinggi dengan penggunaan tenaga kerja seminimal mungkin
adalah tujuan utama dari pengerjaan scrapping. Ukuran dan keumitan dari pengerjaan scrapping
biasanya sebanding dengan ukuran dan kerumitan dari kapal itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai