Abstrak
Pengoperasian kapal crewboat yang berada pada daerah pengeboran minyak dituntut untuk bebas dari kecelakaan. Oleh sebab
itu maka kemudahan pengoperasian kapal adalah hal yang utama. Posisi ruang penumpang dan ruang kontrol dibelakang pada
kapal PSV dengan seri VS 493 dan crewboat produksi Chantiers Allais dinilai dapat menambah kenyamanan ruang penumpang
serta dengan ruang kontrol yang hanya satu posisi manuver dapat memudahkan pengoperasian kapal. Kapal crewboat KCT
1902 adalah kapal sudah beroperasi pada area pengeboran minyak dengan ruang penumpang didepan dan dek kargo dibelakang.
Untuk bisa mengikuti tender lagi, kapal ini harus mempunyai ruang penumpang dibelakang dan dek kargo didepan. Tujuan
skripsi ini adalah menganalisa pemindahan ruang penumpang dari sisi teknis dan dari sisi ekonomis. Dari hasil analisa secara
teknis terjadi penambahan berat sebesar 0.56 Ton dan pergeseran titik berat yang cukup signifikan. Hasil ini menyebabkan
perubahan stabilitas kapal, namun perubahan stabilitas masih memenuhi kriteria stabilitas menurut peraturan. Dari hasil
analisa ekonomis ditemukan bahwa modal yang dibutuhkan Rp 26,669,803,218.01, biaya operasional per tahun Rp
3,624,750,000.00 dan pendapatan per tahun Rp 11,343,105,000.00 diperoleh Break Event Point pada tahun ke-7.
Kata Kunci: pemindahan ruang penumpang, stabilitas, titik berat, titik
Abstract
Operation of crewboats in areas suffering from petroleum to be free from accidents. Therefore, the ease of operation of the ship
is the main thing. The position of the ferry room and control room behind the PSV ship with the VS 493 series and the crewboat
produced by Chantiers Allais is considered to be able to increase the comfort of the passenger room and the control room with
only one maneuver position can facilitate the operation of the ship. The crewboat ship KCT 1902 is a ship already operating in
an oil drilling area with a ferry space in front and a cargo deck at the rear. To be able to participate in the tender again, this
ship must have a passenger room in the back and a cargo deck in front. The purpose of this thesis is to analyze the transfer of
passenger space from the technical side and from the economic side. From the results of technical analysis, there was an
increase in weight of 0.56 tons and a significant shift in point. This result led to changes to the ship, but the changes to be faced
still have to be made. From the results of the economic analysis, it was found that the capital needed was Rp.
26,669,803,218.01, operating costs per year was Rp. 3,624,750.00 and income per year was Rp. 11,343,105,000.00, a Break
Event Point was obtained in the 7th year.
Keywords: passenger displacement, stability, center of gravity, break even.
9
Jurnal Techno Bahari P-ISSN: 2406-8829
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, pp. 09-13 E-ISSN: 2746-8399
dipakai juga oleh Chantiers Allais dalam memproduksi titik tersebut antara lain adalah titik B ( Bouyancy ), G (
kapal-kapal crewboat yang telah banyak dipakai oleh Gravity ), K (Keel) , dan M ( Metacentre ) (Derrett , 1999).
perusahaan pelayaran BOURBON. Chantiers Allais telah 2.2.2 Cross Curve Stability
memproduksi lebih dari 300 crew boats dengan tren desain Terdapat momen koppel atau momen pengembali yang
tersebut. Dengan banyaknya pemesanan kapal tipe ini telah menyebabkan kapal kembali ke posisi tegaknya setelah
terbukti bahwa tren desain ini mampu berkompetisi dengan mengalami kemiringan. Hal ini disebabkan ketika kapal
desain konvensional yang mempunyai ruang kontrol didepan mengalami kemiringan kapal masih memiliki lengan
Dalam spesifikasi tender menyebutkan bahwa cargo deck pengembali. Lengan pengembali ini lazim ditulis dengan
didepan menjadi Main requirement. PT. Orela Shipyard kode atau notasi GZ pada diagram Cross Curve Stability.
telah mempunyai desain crew boat dan telah diproduksi Diagram tersebut merupakan diagram yang menyajikan
sebanyak 2 kapal yakni KCT 1901 dan KCT 1902 dengan dataBesarnya lengan pengembali yang berhubungan dengan
performance yang memuaskan baik dari segi stabilitas kemiringan kapal. Apabila lengan pengembali ini kurang
maupun kecepatan kapal. Kapal-kapal ini masih memakai dari atau sama dengan 0 maka kapal sudah tidak bisa
desain ruang penumpang dan ruang kemudi didepan kapal kembali pada kondisi tegaknya. Kondisi ini lazim disebut
yang mempunyai sisi manuver yang kurang baik pada saat dengan Capsize (Derrett , 1999).
pemuatan kargo dioffshore. Perubahan bentuk lambung
membutuhkan dampak yang lebih besar dari sisi desain dan
dari sisi produksi. Maka oleh sebab itu desain lambung yang
lama akan dioptimalkan untuk memenuhi permintaan dari
spesifikasi tersebut. Dengan memindahkan ruang
penumpang dan ruang kontrol Pemindahan titik berat akibat
pemindahan ruangan akomodasi akan menimbulkan
pengaruh yang besar bagi stabilitas kapal. Setiap perhitungan
stabilitas akan muncul titik G yaitu titik pusat berat kapal
yang menjadi salah satu acuan kelayakan stabilitas kapal. Gambar 2. 1 contoh diagram cross curve stability
Untuk itu perlu dianalisa seberapa besar pengaruhnya (Sumber : Ship Stability for Masters and Mates)
terhadap stabilitas kapal dari desain yang lama. Selain itu
pemindahan ruang akomodasi akan memerlukan biaya. Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa simulasi
Perhitungan biaya akan menjadikan masukan manajemen kemiringan dimulai dari 0 derajat sampai 90 derajat.
untuk menentukan kelayakan ekonomis kapal apabila ruang Sedangkan garis grafik seperti bukit menunjukan besar
akomodasinya dipindahkan GZnya. Nilai GZ dapat dicari dengan rumus (Derrett , 1999):
10
Jurnal Techno Bahari P-ISSN: 2406-8829
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, pp. 09-13 E-ISSN: 2746-8399
11
Jurnal Techno Bahari P-ISSN: 2406-8829
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, pp. 09-13 E-ISSN: 2746-8399
12
Jurnal Techno Bahari P-ISSN: 2406-8829
Vol. 9, No. 1, Maret 2022, pp. 09-13 E-ISSN: 2746-8399
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bureau Veritas, 2002. Rules for Highspeed Craft, Paris : BV, GL,
RINA.
[2] Bureau Veritas, 2005. Rules for the Classification of Crew Boats
NR490, Paris : BV
[3] Derrett, Captain D. R. 1999. Ship Stability for Master and Mates,
Oxford: Butterworth-Heinemann.
[4] Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan .Jakarta: Rajawali Pers
[5] Kholmi, M dan Yuningsih. 2009. Akuntansi Biaya Edisi Revisi, UMM
Press, Malang
[6] Mulyadi, 2001. Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan
Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE
[7] Purnamasari , PT.Pelayaran Nasional Ekalya. 2014. Contract for
Charter of Two Units Crew Boats (25 Pax) . Balikpapan ; PT. Total
E&P Indonesia.
[8] Soejitno, 1997. Catatan Kuliah : Teknik Produksi Kapal. Surabaya:
Fakultas Teknologi Kelautan ITS.
[9] Sujianto, 2013. Rencana Anggaran Biaya Kapal Crewboat 25 Pax.
Surabaya : PT. Orela Shipyard.
13