Anda di halaman 1dari 7

Analisa Teknis Pengaruh Pemindahan Ruang Penumpang Dari Depan ke

Bagian Belakang Terhadap Stabilitas Kapal Crew Boat Aluminium


Abdul Kadir Jailani1, Fahmy Ardhiansyah 2

Jurusan Teknik Konstruksi Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik


1-2

Jl. Sumatera No.101, Gn. Malang, Randuagung, Kec. Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121
E-mail : jaelani@orela.co.id

Abstrak
Pengoperasian kapal crewboat yang berada pada daerah pengeboran minyak dituntut untuk bebas dari
kecelakaan. Oleh sebab itu maka kemudahan pengoperasian kapal adalah hal yang utama. Posisi ruang
penumpang dan ruang kontrol dibelakang pada kapal PSV dengan seri VS 493 dan crewboat produksi
Chantiers Allais dinilai dapat menambah kenyamanan ruang penumpang serta dengan ruang kontrol yang
hanya satu posisi manuver dapat memudahkan pengoperasian kapal. Kapal crewboat KCT 1902 adalah kapal
sudah beroperasi pada area pengeboran minyak dengan ruang penumpang didepan dan dek kargo dibelakang.
Untuk bisa mengikuti tender lagi, kapal ini harus mempunyai ruang penumpang dibelakang dan dek kargo
didepan. Tujuan skripsi ini adalah menganalisa pemindahan ruang penumpang dari sisi teknis dan dari sisi
ekonomis. Dari hasil analisa secara teknis terjadi penambahan berat sebesar 0.56 Ton dan pergeseran titik
berat yang cukup signifikan. Hasil ini menyebabkan perubahan stabilitas kapal, namun perubahan stabilitas
masih memenuhi kriteria stabilitas menurut peraturan. Dari hasil analisa ekonomis ditemukan bahwa modal
yang dibutuhkan Rp 26,669,803,218.01, biaya operasional per tahun Rp 3,624,750,000.00 dan pendapatan per
tahun Rp 11,343,105,000.00 diperoleh Break Event Point pada tahun ke-7.
Kata kunci: pemindahan ruang penumpang, stabilitas, titik berat, titik impas.

Abstract
Operation of crewboats in areas suffering from petroleum to be free from accidents. Therefore, the ease of
operation of the ship is the main thing. The position of the ferry room and control room behind the PSV ship
with the VS 493 series and the crewboat produced by Chantiers Allais is considered to be able to increase the
comfort of the passenger room and the control room with only one maneuver position can facilitate the
operation of the ship. The crewboat ship KCT 1902 is a ship already operating in an oil drilling area with a
ferry space in front and a cargo deck at the rear. To be able to participate in the tender again, this ship must
have a passenger room in the back and a cargo deck in front. The purpose of this thesis is to analyze the transfer
of passenger space from the technical side and from the economic side. From the results of technical analysis,
there was an increase in weight of 0.56 tons and a significant shift in point. This result led to changes to the
ship, but the changes to be faced still have to be made. From the results of the economic analysis, it was found
that the capital needed was Rp. 26,669,803,218.01, operating costs per year was Rp. 3,624,750.00 and income
per year was Rp. 11,343,105,000.00, a Break Event Point was obtained in the 7th
year..
Keywords: passenger displacement, stability, center of gravity, break even
.

1. Pendahuluan berbeda dengan tren desain kapal sejenis pada


umumnya. Kapal yang dimaksud adalah kapal
Untuk Kenyamanan dan kemudahan
dengan seri desain VS 493 (Viking Avant, Viking
pengoperasian kapal merupakan beberapa hal
Lady, Viking Queen) yang dioperasikan oleh
yang harus dipertimbangkan dalam mendesain
perusahaan pelayaran Eidesvik dengan ruang
dan membuat kapal crewboat. Kapal-kapal jenis
mesin, ruang akomodasi dan ruang kemudi
ini beroperasi pada area pengeboran minyak
(wheelhouse) dibelakang kapal. Dengan desain
dengan regulasi safety yang sangat ketat.
ruang kemudi dibelakang kapal maka kapal
Sehingga dituntut sebisa mungkin untuk
hanya memerlukan satu fokus kontrol manuver
mentiadakan kecelakaan akibat kesulitan
dan membutuhkan lebih sedikit peralatan kontrol
pengoperasian. Pada tahun 2004 kapal jenis
seperti desain pada umumnya. Hal ini akan
Platform Supply Vessel yang didesain oleh vik
mereduksi kemungkinan resiko kecelakaan akibat
sandvik menerima penghargaan sebagai ship of
kesalahan manusia dan akibat kesalahan sistem
the year (sumber : skipsrevyen.no ). vik sandvik
kontrol. Karena desain ruang akomodasi
mendesain kapal tipe Supply Vessel yang sangat
dibelakang , kenyamanan kru akan meningkat

1|TEKPAL UMG
karena berkurangnya pergerakan vertikal akibat tegak lagi. Stabilitas merupakan salah satu faktor
dari pitching kapal. Tren ini dipakai juga oleh yang paling penting dalam perencanaan atau
Chantiers Allais dalam memproduksi kapal-kapal pembuatan kapal yang dimana stabilitas akan
crewboat yang telah banyak dipakai oleh mempengaruhi tingkat keselamatan dan tingkat
perusahaan pelayaran BOURBON. Chantiers kenyamanan penumpang..
Allais telah memproduksi lebih dari 300 crew
boats dengan tren desain tersebut. Dengan 2.2.1 Titik- titik yang Berpengaruh Terhadap
banyaknya pemesanan kapal tipe ini telah Stabilitas
terbukti bahwa tren desain ini mampu Jika dilihat dari sudut pandak teknis, kapal
berkompetisi dengan desain konvensional yang seolah-olah mempunyai 4 titik utama yang mana
mempunyai ruang kontrol didepan titik ini digunakan oleh desiner untuk
Dalam spesifikasi tender menyebutkan bahwa menganalisa stabilitas. Titik ini merupakan
cargo deck didepan menjadi Main requirement. pedoman desainer dalam menghitung stabilitas
PT. Orela Shipyard telah mempunyai desain kapal. Titik-titik tersebut antara lain adalah titik
crew boat dan telah diproduksi sebanyak 2 kapal B ( Bouyancy ), G ( Gravity ), K (Keel) , dan M (
yakni KCT 1901 dan KCT 1902 dengan Metacentre ) (Derrett , 1999).
performance yang memuaskan baik dari segi
stabilitas maupun kecepatan kapal. Kapal-kapal 2.2.2 Cross Curve Stability
ini masih memakai desain ruang penumpang dan Terdapat momen koppel atau momen pengembali
ruang kemudi didepan kapal yang mempunyai yang menyebabkan kapal kembali ke posisi
sisi manuver yang kurang baik pada saat tegaknya setelah mengalami kemiringan. Hal ini
pemuatan kargo dioffshore. Perubahan bentuk disebabkan ketika kapal mengalami kemiringan
lambung membutuhkan dampak yang lebih besar kapal masih memiliki lengan pengembali.
dari sisi desain dan dari sisi produksi. Maka oleh Lengan pengembali ini lazim ditulis dengan kode
sebab itu desain lambung yang lama akan atau notasi GZ pada diagram Cross Curve
dioptimalkan untuk memenuhi permintaan dari Stability. Diagram tersebut merupakan diagram
spesifikasi tersebut. Dengan memindahkan ruang yang menyajikan dataBesarnya lengan
penumpang dan ruang kontrol Pemindahan titik pengembali yang berhubungan dengan
berat akibat pemindahan ruangan akomodasi kemiringan kapal. Apabila lengan pengembali ini
akan menimbulkan pengaruh yang besar bagi kurang dari atau sama dengan 0 maka kapal
stabilitas kapal. Setiap perhitungan stabilitas akan sudah tidak bisa kembali pada kondisi tegaknya.
muncul titik G yaitu titik pusat berat kapal yang Kondisi ini lazim disebut dengan Capsize
menjadi salah satu acuan kelayakan stabilitas (Derrett , 1999).
kapal. Untuk itu perlu dianalisa seberapa besar
pengaruhnya terhadap stabilitas kapal dari desain
yang lama. Selain itu pemindahan ruang
akomodasi akan memerlukan biaya. Perhitungan
biaya akan menjadikan masukan manajemen
untuk menentukan kelayakan ekonomis kapal
apabila ruang akomodasinya dipindahkan

2. Metode

2.1 Kapal Crewboat Gambar 2. 1 contoh diagram cross curve stability


Kapal crewboat merupakan kapal yang (Sumber : Ship Stability for Masters and Mates)
digunakan untuk mengantar kru offshore dari
pelabuhan ke instalasi pengeboran minyak lepas
Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa
pantai, atau ke kapal-kapal yang mendukung
simulasi kemiringan dimulai dari 0 derajat
kegiatan pengeboran. Selain mengantarkan kru
sampai 90 derajat. Sedangkan garis grafik seperti
offshore kapal crewboat juga dimungkinkan
bukit menunjukan besar GZnya. Nilai GZ dapat
untuk mengantarkan makanan dan keperluan
dicari dengan rumus (Derrett , 1999):
rumah tangga lain. Kru offshore offshore yang
dimaksud adalah orang yang bekerja pada
GZ= sin ɵ (GM + ½ BM tan2 ɵ) …........…….
instalasi pengeboran minyak dipantai maupun
lepas pantai. (Bureau Veritas, 2005) (2.1)

2.2 Stabilitas 2.2.3 Trim


Yang disebut stabilitas pada umumnya adalah Menurut Trim terjadi karena pergeseran titik G
kemampuan dari suatu benda yang melayang atau (titik berat kapal) baik karena penambahan
mengapung yang bila dimiringkan untuk kembali muatan atau pergeseran muatan, sehingga

2|TEKPAL UMG
terdapat jarak tertentu antara titik G dan titik B 2.3 Pengertian Biaya
yang mengakibatkan adanya momen. Momen ini Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis 
menyebabkan adanya pergeseran sarat air yang diukur dalam satuan uang, yang telah
belakang dan sarat air depan. Dalam hidrostatik terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan
momen ini dicantumkan dalam grafik MCTC akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi,
atau momen to change trim by 1 cm, grafik ini 2001). Referensi lain mengatakan bahwa biaya
akan memudahkan untuk menentukan perubahan adalah pengorbanan sumber daya atau nilai
draft. MCTC dapat ditemukan dengan rumus ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
berikut (Derrett , 1999); mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat di saat sekarang atau di masa
W x GML yang akan datang bagi perusahaan (Kholmi dan
100L Yuningsih, 2009). Jadi biaya adalah suatu
pengorbanan yang diukur dalam satuan uang
dengan tujuan memberikan manfaat di saat
MCTC = ……………..(2.2) sekarang atau di masa mendatang.
IL
V 2.4 Penggolongan Biaya
Sebelum pembangunan proyek selesai dan siap
Dalam stabilitas melintang terdapat
dioperasikan, diperlukan sejumlah besar biaya
GMt atau titik metasentra melintang, dalam trim
atau modal modal dikelompokkan menjadi modal
juga dikenal dengan GML atau titik metasentra
tetap (fixed capital) dan modal kerja (working
memanjang. Jarak ini diukur antara titik berat
capital), atau dengan kata lain biaya proyek atau
kapal (G) dan titik metasentra memanjang (ML).
investasi = modal tetap + modal kerja.
Untuk mencari titik ML dapat menggunakan
Pengelompokkan ini berguna pada waktu
formula sebagai berikut (Derrett , 1999);
pengkajian aspek ekonomis dan pendanaan.
(Soejitno ,1997)
GML = ...............……………………(2.3)
2.5 Break Event Point
Dimana : Break even point adalah suatu keadaan di mana
IL = momen inersia waterplan pada posisi titik pusat perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak
floatation memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula
V = volume displacement kapal menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini
jumlah pendapatan yang diterima sama dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut
2.2.4 Regulasi Stabilitas
analisis ini digunakan untuk menentukan berapa
Regulasi stabilitas untuk kapal crewboat adalah
unit yang harus dijual agar kita memperoleh
IMO A.749 untuk kriteria cuaca dan rules for
keuntungan, baik dalam volume penjualan dalam
Highspeed Craft Annex 8 (Bureau Veritas, 2005)
unit maupun rupiah (Kasmir, 2012).
untuk kapal berlambung tunggal. Kriteria-kriteria
stabilitas yang akan diterapkan antara lain ;
1. Kriteria cuaca dari IMO A.749 3. Hasil dan Pembahasan
2. Area 0 to 30 or GZ max not be less than 3.151
m.deg (area pada kurva GZ 0 sampai 30 Rencana Pemindahan Ruang penumpang
derajat atau nilai GZ maksimal tidak boleh Tahap-tahap pemindahan akomodasi adalah
kurang dari 3.151 m.deg). sebagai berikut;
3. Area 30 to 40 not be less than 1.719 m.deg 1. Pembongkaran Interior
(area pada kurva GZ 30 sampai 40 derajat 2. Pemotongan konstruksi akomodasi lama
tidak boleh kurang dari 1.719 m.deg). 3. Tahap fabrikasi
4. Maximum GZ at 30 or greater shall not be 4. Tahap sub assembly
less than 0.2 m (maksimum nilai GZ pada 30 5. Tahap assembly
derajat atau lebih tidak boleh kurang dari 6. Tahap pemasangan outfitting dan peralatan
0.2m) kelistrikan
5. Angle maximum GZ shall not be less than 15 7. Fit up ke lambung utama
deg (maksimum nilai GZ tidak boleh berada
pada sudut kurang dari 15 derajat) Kondisi Stabilitas Kapal Desain Baru
6. Initial GMt shall not be less than 0.150 m Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
(nilai GMt tidak boleh kurang dari 0.150 m) perubahan berat dan titik berat sebagai berikut :
Regulasi ini diterapkan hanya untuk kapal - Berat kapal kosong : 23.12 ton
crewboat atau kapal-kapal yang bertipe - Titik berat memanjang (dari AP) : 5.12
highspeed m

3|TEKPAL UMG
- Titik berat melintang (dari CL) : 0.02 HSC annex 8
m 1.4 GZ max 0.322 0.322 0.456
- Tinggi titik berat (dari baseline) : > 30˚ > 0.2 m m m m
1.723m HSC annex 8
1.5 sudut
Data diatas akan dimasukan pada kondisi
pada GZ max > 15˚ 29.1˚ 30.9˚ 39.1˚
pembebanan ketika akan melaksanakan analisa
HSC annex 8
stabilitas.Telah diketahui bahwa terjadi 1.6 nilai GM 1.289 1.313 1.688
penambahan berat dan pergeseran titik berat awal > 0.15 m m m m
kapal. Hal ini akan mempengaruhi stabilitas
kapal. Analisa stabilitas dilakukan dengan
kondisi pemuatan sama dengan kapal existing
yakni sebagai berikut;
- Departure (25 penumpang + konsumabel penuh
+cargo)
- Arrival (25 penumpang + konsumabel 10%
+cargo) Analisa Ekonomis
- Lightship (kondisi kapal kosong) Analisa ekonomis ini dilakukan dengan tujuan
Dilakukan analisa stabilitas tiga kondisi untuk mengitung besar biaya yang dilakukan
pemuatan diatas menggunakan software maxsurf. untuk memindahkan akomodasi dan pada tahun
Setelah dilakukan analisa stabilitas terjadi berapakah perusahaan mengalami titik impas.
perbedaan stabilitas antara desain eksisting dan Dari perhitungan didapatkan perhitungan biaya
desain baru seperti pada tabel 4.1. material ,biaya tenaga kerja dan biaya
operasional seperti pada tabel 4.3 (Sujianto,
Tabel 4. 1 Detail perbandingan titik-titik stabilitas 2013).
G K
DRA DRA Mt Mt Tabel 4.3. Resume Perhitungan Biaya
FT FT KB KG BMt (m (m 1 Biaya Material
  FP AP (m) (m) (m) ) ) Plat Alu 5083 H116
LA a DNV Rp 131,397,030.78
MA 0.58 1.74 2.51 1.3 3.0
Profil Alu 50x5FB
LC1 0.919 0.877 1 8 4 46 95
b 6061 T6 Rp 27,599,782.41
LA
MA 0.54 1.84 2.68 1.3 3.2 Interior ( Lining,
LC2 0.636 0.951 1 0 0 80 20 c Ceiling, Support) Rp 11,699,116.51
LA d Toilet Set Rp 4,950,000.00
MA 0.47 1.61 3.10 1.9 3.5 e Window Rp 9,073,124.20
LC3 0.494 0.860 9 5 5 68 82
f Vibration Mounting Rp 28,128,870.00
BA
g Perlengkapan Listrik Rp 438,100,000.00
RU 0.58 1.76 2.46 1.2 3.0
LC1 0.888 0.925 6 2 5 89 51 Pintu Watertight
BA h alumunium Rp 12,000,000.00
RU 0.55 1.85 2.61 1.3 3.1   total biaya material Rp 662,947,923.90
LC2 0.595 0.995 0 4 8 13 67 2 Biaya Tenaga Kerja    
BA   a Cutting Rp 931,764.71
RU 0.50 1.72 2.90 1.6 3.4
  b Fabrikasi Rp 4,658,823.53
LC3 0.304 0.991 6 0 2 87 06
  c Assembly Rp 18,635,294.12
Outfitting dan
Dari desain yang baru setelah dilakukan analisa   d Instalasi Listrik Rp 11,647,058.82
stabilitas maka detail stabilitas terhadap kriteria Desain dan
stabilitas menurut rule for Highspeed Craft dapat   e Engineering Rp 10,482,352.94
dilihat pada tabel 4.2.
total biaya tenaga
    kerja Rp 46,355,294.12
Tabel 4. 2 Kondisi Stabilitas terhadap kriteria regulasi
ALOWAB 3 Biaya 1 Tahun Operasional
CRITERIA LE LC1 LC2 LC3   a Sertifikasi    
IMO A.749 < 16˚ 2.4˚ 2.6˚ 3˚     Statutory Rp 202,500,000.00
HSC annex 8     Klasifikasi Rp 155,250,000.00
1.2 area GZ 3.2031 6.50 6.81 8.43
  b Upah Crew    
0˚~30˚ m.deg m.deg m.deg m.deg
    Upah Crew + THR Rp 810,000,000.00
HSC annex 8
1.3 area GZ 1.719 3.21 3.25 4.49     Biaya Training Rp 270,000,000.00
30˚~40˚ m.deg m.deg m.deg m.deg   b Perbaikan Dan Perawatan

4|TEKPAL UMG
    Biaya Docking Rp 270,000,000.00 Dari pembahasan tersebut maka kesimpulan yang
    Biaya Material Rp 310,500,000.00 dapat diambil adalah :
Biaya pembelian 1. Dari hasil analisis dengan penambahan
    minyak lumas Rp 162,000,000.00 konstruksi kapal, konstruksi kapal baru dengan
Peralatan pemindahan ruang penumpang lebih berat 0.56
    Keselamatan Rp 216,000,000.00 ton serta LCG bergeser dari 5.767m menjadi 5.12
    Inventaris Kapal Rp 270,000,000.00
m dari AP, TCG dari 0.023 m menjadi 0.02 m
dari Centerline, dan VCG dari 1.615 m menjadi
  e Managemen dan asuransi
1.723 m dari baseline.
    Management Rp 310,500,000.00 2. Pengaruh pemindahan ruang penumpang
    Workshop Rp 243,000,000.00 terhadap stabilitas adalah menyebabkan terjadi
    Asuransi Rp 405,000,000.00 pergeseran titik-titik stabilitas akibat dari
total biaya pergeseran titik berat kapal.
    operasional 1 tahun Rp 3,624,750,000.00 - KB naik pada msing-masing LC berturut-turut
Biaya Investasi 0.005 m, 0.009 m, 0.027 m
Biaya investasi diasumsikan dari biaya - KG pada naik sebesar 0.014 m pada LC1 dan
pembuatan kapal existing ditambah dengan biaya LC2, 0.105 m pada LC3
pemindahan akomodasi. jadi apabila ditambah - BM turun pada msing-masing LC berturut-turut
dengan biaya pemindahan biaya investasi 0.049 m, 0.062 m, 0.203 m
adalah ; - GM turun pada msing-masing LC berturut-turut
Rp 709,303,218.01 + Rp 25,960,500,000.00 0.057 m, 0.067 m, 0.281 m
= Rp 26,669,803,218.01 - KM turun pada masing-masing LC berturut-
turut 0.044 m, 0.053 m, 0.176 m
Perhitungan Pendapatan
Dari kondisi tersebut diatas hasil analisa stabilitas
Untuk rate kapal jenis ini harga sewa tiap hari
kapal terhadap kriteria stabilitas menurut regulasi
antara USD2000 – USD2400. Merujuk pada
adalah sebagai berikut :
dokumen kontrak bahwa harga sewa kapal ini
- Terhadap kriteria IMO A.749 standart
sebesar USD2302 tiap hari (PT.Pelayaran
kemiringan kurang dari 16 derajat sedangkan
Nasional Ekalya Purnamasari, 2014). Apabila
hasil analisa untuk LC1 2.4˚, pada LC2 2.6˚,
dikonversikan dengan rupiah (kurs rupiah
dan pada LC3 3˚
terhadap dollar Rp 13500) tiap hari
- Rules for Highspeed Craft Annex 8 1.2 luas
pendapatannya menjadi Rp. 31,077,000.00 jadi
kurva GZ dari 0˚ sampai 30˚ atau GZ
tiap tahun pendapatan kapal ini menjadi 365 x
maksimum tidak boleh kurang dari
Rp. 31,077,000.00 = Rp. 11,343,105,000.00
3.2031m.deg dari hasil analisa pada LC1
hasilnya adalah 6.5026 m.deg, pada LC2 adalah
Perhitungan BEP
6.8062 m.deg, dan pada LC3 8.4325 m.deg
Dalam perhitungan titik impas ini ini akan
- Rules for Highspeed Craft Annex 8 1.3 luas
dihitung berdasarkan asumsi sebagai berikut :
kurva GZ pada sudut kemiringan 30˚ sampai
- Perhitungan akan dimulai dari tahun ke-0
40˚ tidak boleh kurang dari 1.719 m.deg. Dari
hingga tahun ke-23, dikarenakan umur
hasil analisa stabilitas pada LC1 nilainya
ekonomis kapal masih 23 tahun lagi.
3.2119 m.deg, pada LC2 nilainya 3.2511
- Kenaikan biaya per tahun sebesar 6.38 %
m.deg, dan pada LC3 nilainya 4.4999 m.deg.
(Inflasi Aktual tahun 2015)
- Rules for Highspeed Craft Annex 8 1.4 Nilai
- Kenaikan pendapatan sebesar 6.38 % (Inflasi
GZ maksimum pada kemiringan 30˚ atau lebih
Aktual tahun 2015)
tidak boleh kurang dari 0.2 m. Sesuai analisa
- Sesuai UU no.33 mengenai pajak pendapatan
stabilitas nilai GZ pada LC1 adalah 0.322 m,
maka hasil ini akan dipotong pajak sebesar
pada LC2 0.322 m , dan pada LC3 0.456 m.
25% dari total keuntungan.
- Rules for Highspeed Craft Annex 8 1.5 Sudut
- Nilai akhir kapal dianggap nol (pada tahun
maksimum GZ tidak boleh tercapai pada sudut
ke-23).
kurang dari 15˚. Dari hasil analisa stabilitas
Dari perhitungan cash flow nilai titik impas
nilai GZ maksimum pada LC1 29.1˚, pada LC2
adalah nilai dimana pendapatan yang diterima
30.9˚, dan pada LC3 39.1˚.
dikurangi dengan pengeluaran menjadi 0 atau
- Rules for Highspeed Craft Annex 8 1.6 nilai
impas. Hal tersebut terjadi pada tahun ke- 7
GM awal tidak boleh kurang dari 0.15 m. Dari
dimana kas komulatif sudah positif.
hasil analisa stabilitas nilai GM awal pada LC1
adalah 1.289 m, pada LC2 adalah 1.313 m, dan
4. Kesimpulan pada LC3 adalah 1.688 m.

5|TEKPAL UMG
3. Dari analisa ekonomis modal yang dibutuhkan
Rp 26,669,803,218.01, biaya operasional per
tahun Rp 3,624,750,000.00 dan pendapatan per
tahun Rp 11,343,105,000.00 diperoleh nilai
Break Event Point pada tahun ke-7.

6|TEKPAL UMG
Ucapan Terima Kasih
Dalam proses penyusunan dan pengerjaan Jurnal ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
moral yang sangat berarti dari berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur, penulis mengucapkan
terima kasih khususnya kepada:
1. Bapak Eko Budi Leksono, ST. MT., selaku
Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Bapak Prof. Daniel M. Rosyid PhD, M.RINA
selaku dosen Penguji yang telah memberikan
banyak masukan dan ilmu bagi penulis.
3. Ibu Yulia Ayu Nastiti ST, MT selaku Kepala
Jurusan Teknik Konstruksi Perkapalan
Universitas Muhammadiyah Gresik
4. Bapak Fahmy Ardhiansyah,ST MT dosen Wali
dan pembimbing yang telah memberikan banyak
masukan dan ilmu bagi penulis.
5. Engineering PT. Orela Shipyard yang sudah
menyedikan software dan hardware
6. USB UMG Team, atas semangat dan team
worknya untuk masa depan hidup yang lebih
baik.

Daftar Pustaka
[1] Bureau Veritas, 2002. Rules for Highspeed
Craft, Paris : BV, GL, RINA.
[2] Bureau Veritas, 2005. Rules for the
Classification of Crew Boats NR490, Paris :
BV
[3] Derrett, Captain D. R. 1999. Ship Stability for
Master and Mates, Oxford: Butterworth-
Heinemann.
[4] Kasmir, 2012. Analisis Laporan
Keuangan .Jakarta: Rajawali Pers
[5] Kholmi, M dan Yuningsih. 2009. Akuntansi
Biaya Edisi Revisi, UMM Press, Malang
[6] Mulyadi, 2001. Akuntansi Biaya :
Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Yogyakarta: BPFE
[7] Purnamasari , PT.Pelayaran Nasional Ekalya.
2014. Contract for Charter of Two Units Crew
Boats (25 Pax) . Balikpapan ; PT. Total E&P
Indonesia.
[8] Soejitno, 1997. Catatan Kuliah : Teknik
Produksi Kapal. Surabaya: Fakultas Teknologi
Kelautan ITS.
[9] Sujianto, 2013. Rencana Anggaran Biaya
Kapal Crewboat 25 Pax. Surabaya : PT. Orela
Shipyard.

7|TEKPAL UMG

Anda mungkin juga menyukai