Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROPOSAL SKRIPSI

Analisis Teknis dan Ekonomis Perancangan Konversi Kapal Dari


Tongkang (Barge) Menjadi Kapal Penumpang (Roro Passenger)
Untuk Lintasan Ketapang - Gilimanuk

Disusun Oleh:

NUGROHO SUPARMADI
05.2022.1.90413

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pulau Bali masih merupakan destinasi wisata teratas di Indonesia. Untuk
menuju Pulau Dewata tersebut, dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu jalur udara
dengan pesawat terbang dan jalur darat yang diteruskan menyeberang menggunakan
kapal penumpang. Melihat potensi peningkatan mobilitas dari dan ke Pulau Bali
maka Pemerintan daerah dan Instansi Pemerintahan terkait menilai perlu tambahan
Kapal Penumpang, agar operasional penyebrangan dapat dilayani secara maksimal.
Penggunaan sarana kapal penumpang pada penyeberangan Ketapang –
Gilimanuk merupakan pilihan yang paling ekonomis. Kapal sebagai sarana alat
transportasi laut yang berfungsi untuk memindahkan barang (muatan) dan
penumpang (orang) dari satu tempat ke tempat yang lainnya. kapal LCT (Landing
Craft Tank), kapal ferry dan macam-macam jenis kapal lainnya. (Mahardika, 2017)
mengatakan bahwa setelah dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor SK.885/AP.005/DRJD/2015 oleh Kementrian Perhubungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, kapal Landing Craft Tank (LCT) dilarang beroperasi
sebagai angkutan penyeberangan karena fungsi dibangunnya kapal LCT bukan untuk
mengangkut penumpang (SK.885 DRJD, 2015).
Untuk memenuhi kebutuhan tambahan transpotasi masal penyebrangan
Ketapang-Gilimanuk, maka jika dilakukan pembuatan kapal bangunan baru
membutuhkan dana yang relatif besar, maka terdapat ide selain memodifikasi LCT
yaitu dengan memodifikasi tongkang kerja (barge) yang ada untuk diubah menjadi
kapal yang mengangkut orang (kapal penumpang). Barge merupakan perahu agak
besar (untuk mengangkut barang dan sebagainya) (KBBI, 2015), barge adalah
suatu jenis kapal dengan lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung,
digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda (tugboat).
Barge sendiri tidak memiliki sistem pendorong (propulsi) seperti kapal pada
umumnya. Pada umumnya, barge digunakan untuk mengangkut muatan dalam
jumlah besar seperti kayu, batu-bara, pasir, dan lain-lain (Akbar, 2016). Dan untuk
melakukan modifikasi barge perlu dilakukan analisa teknis sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan No. 39 dan No. 80 tentang standar minimum angkutan penyeberangan,
pemenuhan kriteria kekuatan konstruksi kapal, freeboard, tonnage, dan stabilitas
kapal (Rohmadhana & Kurniawati, 2016).
Selain pemenuhan tersebut perlu adanya perencanaan yang baik mengenai
perubahan ukuran utama kapal yaitu berupa desain gambar modifikasi dan data
perhitungan mengenai kecepatan kapal yang akan di hasilkan setelah mengalami
penambahan konstruksi, dengan perencanaan yang sesuai standar yang ada
diharapkan kapal mampu mengangkut muatan yang lebih besar dan banyak, tanpa
mengabaikan performa kapal yang diharapkan kecepatan kapal tidak kurang dari 10
knot dan juga stabilitas kapal tetap baik (Amiadji et al, 2010). Hasil dari modifikasi
akan mengakibatkan perubahan displacement (∆) yang akan merubah sarat kapal dan
akibat lanjutannya berpengaruh terhadap beberapa kondisi kapal tersebut meliputi:
ukuran konstruksi, kondisi stabilitas, penentuan lambung timbul dan masalah –
masalah teknis lainnya (Moch Zaki, 2015).
(Subari, 2015) menyatakan bahwa pada proses modifikasi sebuah kapal
tidak dapat hanya dibahas pada segi perhitungan konstruksi kapal, lambung timbul
(freeboard), dan stabilitas, maka terdapat banyak hal yang terdapat pada pembahasan
serta bisa dilakukan analisa untuk mendapatkan suatu perencanaan bangunan baru
yang lebih effisien dan efektif.
Setelah melakukan analisa teknis akan dilakukan analisa ekonomi. Dalam
suatu biaya sebenarnya terdapat 2 istilah atau terminologi biaya yang perlu
mendapatkan perhatian, (Yamit, 2003) yaitu Biaya (cost) dan Pengeluaran (expense).

1.2 Rumusan Permasalahan


Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas antara lain:
1. Bagaimana desain konversi barge yang sesuai untuk menjadi kapal penumpang?
2. Bagaimana pengaruh konversi pada kriteria stabilitas barge?
3. Bagaimana penambahan alat penggerak agar memenuhi kecepatan kapal yang
diinginkan?
4. Berapakah biaya konversi barge menjadi kapal penumpang?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Merancang desain barge yang sesuai untuk dikonversi menjadi kapal penumpang
2. Menghitung pengaruh konversi pada kriteria pemenuhan stabilitas barge
3. Menghitung kebutuhan alat penggerak agar memenuhi kecepatan kapal yang
diinginkan
4. Memperoleh biaya konversi barge menjadi kapal penumpang

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah ilmu serta pengetahuan tentang analisa teknis dan
ekonomis konversi barge menjadi kapal penumpang, serta dapat memenuhi salah
satu syarat kelulusan selama menempuh pendidikan di Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya.
2. Bagi Institusi
Hasil daripada penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk
pengembangan penelitian-penelitian serupa selanjutnya.
3. Bagi Industri
Hasil daripada penelitian ini bisa dijadikan tambahan informasi dan data untuk
pemilik kapal mengenai analisa aspek teknis dan ekonomis guna keperluan
konversi barge menjadi kapal penumpang

1.5 Batasan Masalah


Guna memberikan fokusan pada permasalahan yang akan diangkat maka
dilakukan pembatasan masalah yang ada. Batasan-batasan masalah tersebut antara
lain:
1. Analisis teknis dan ekonomis dilakukan pada konversi barge yang dibangun oleh
PT. Segara Jaya Lestari dan PT. Segara Luas Sukses Abadi
2. Analisa teknis dan ekonomis mencakup rencana konversi saja diluar biaya
perijinan operasional kapal penumpang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lintasan Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk


Lintasan penyeberangan Ketapang – Gilimanuk merupakan jalur
penyeberangan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali yang melalui selat Bali. Jarak
lintasan penyeberangan ini kurang lebih 5.1 km (2.75 Nm) dengan waktu tempuh
total sekitar 45 menit (termasuk waktu sandar) dengan rata-rata kecepatan 5 knot.

Gambar 1. Jalur penyeberangan Ketapang – Gilimanuk

Di Indonesia, Pelabuhan Ketapang masuk dalam salah satu pelabuhan


tersibuk, pelabuhan di bawah pengelolaan dan naungan PT ASDP (persero). Terdapat
beberapa fasilitas maupun infrastruktur untuk mendukung pekerjaan di pelabuhan.
Saat musim liburan, jumlah kapal di pelabuhan tersebut ditambah supaya dapat
memenuhi kebutuhan transportasi. Menurut data Dinas Perhubungan Darat (2022),
pada jalur penyeberangan Ketapang – Gilimanuk terdapat 39 kapal beroperasi di 4
dermaga MB (movable bridge) dan 20 kapal di dermaga LCM (Landing Craft
Machine).

2.2 Tongkang (barge) dan Kapal Motor Penumpang (KMP)


Barge adalah suatu jenis kapal dengan lambung datar atau suatu kotak
besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan
kapal tunda (tugboat). Barge sendiri tidak memiliki sistem pendorong (propulsi)
seperti kapal pada umumnya. Pada umumnya, barge digunakan untuk mengangkut
muatan dalam jumlah besar seperti kayu, batu-bara, pasir, dan lain-lain (Akbar,
2016). Barge juga digunakan untuk mendukung kegiatan explorasi pengeboran
minyak dan gas, dengan dimanfaatkan salah satunya sebagai tongkang kerja (work
barge).

Gambar 2. Work Barge Liputan XII

Kapal Motor Penumpang (KMP) dalah tipe kapal yang digunakan sebagai
angkutan penyeberangan antar pulau yang mengangkut kendaraan, barang dan
penumpang. Salah satu tipe KMP adalah Ro-Ro yaitu kapal yang bisa memuat
kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan
bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off atau
disingkat Ro-Ro. Oleh karena itu, kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang
dihubungkan dengan moveable bridge atau dermaga apung ke dermaga.

Gambar 3. Kapal Motor Penumpang tipe Ro-ro


2.3 Konversi Kapal
Konversi kapal adalah suatu proses perubahan kapal untuk menyesuaikan
kebutuhan kapal dari tipe perencanaan awal ke tipe kapal lainnya baik dari segi
konstruksi maupun sistem yang digunakan. Dalam mengerjakan konversi, data yang
dibutuhkan meliputi ukuran utama (principal dimension), rencana garis (lines plan),
rencana umum (General Arrangement), dan gambar konstruksi (Construction
Profile). Setelah didapatkan data-data di atas kemudian dilakukan redrawing dan
pemodelan lambung kapal. Peraturan yang dipakai adalah BKI (Biro Klasifikasi
Indonesia), peraturan internasional yang mengatur keselamatan jiwa di laut (SOLAS)
dan Peraturan Garis Muat Indonesia untuk lambung timbul minimum.
BAB III
METODOLOGI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang langkah sistematis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Penulis menggunakan metode desain dan analisa dimana tahapannya terdiri dari enam
bagian diantaranya adalah identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data,
perencanaan desain, analisa teknis dan ekonomis, dan laporan, sesuai dengan flowchart
penelitian.

3.1 Alur Penelitian


Pada bab ini dijelaskan secara runtut alur tahap penelitian skripsi seperti yang terlihat
pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian


3.2 Identifikasi Masalah
Tahap awal dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang akan
dibahas, beserta tujuan dalam penelitian ini, hal ini terkait dengan permasalahan yang
ada. Pada tahap ini dibuat batasan-batasan masalah agar hasil dari penelitian ini lebih
fokus kepada tujuan dari skripsi.

3.3 Studi Literatur


Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan semua refrensi yang diperlukan baik
dalam berupa buku maupun jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Referensi
ini nantinya dijadikan dasar atau acuan dalam penyelesaian skripsi sehingga
didapatkan hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

3.4 Pengumpulan Data


Pada tahapan ini penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan judul
meliputi, data utama Barge Liputan XII, data untuk rencana konversi Kapal seperti
rencana ukuran Kapal, kapasitas penumpang dan rumus- rumus yang berkaitan
dengan Judul.

3.5 Perencanaan Desain


Setelah mendapatkan data dari tahap pengumpulan data, maka dilakukan
perencanaan desain kapan yang terdiri dari ukuran utama kapal, bentuk bangunan
atas, desain interior kapal.

3.6 Analisa Teknis dan Ekonomis


Proses analisa dilakukan apabila dari perencanaan desain konversi Kapal telah
memenuhi ekpetasi atau harapan dari pemilik Kapal dan pihak ke-3 yang berwenang
terkait dengan pengesahan gambar koversi kapal. Perhitungan analisa dilakukan pada
data teknik dan ekonomi dalam pengalih fungsian barge menjadi kapal penumpang.

3.7 Kesimpulan dan Saran


Merupakan tahap akhir dari Skripsi ini dimana jika hasil analisa teknis dan ekonomis
telah memenuhi ekpetasi atau harapan dari pemilik Kapal, maka akan di buatkan
laporan hasil akhir dan saran dari desain dan analisa biaya konversi barge menjadi
kapal penumpang.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Dimas Yansetyo (2016). Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Deck Cargo
Barge 250 ft Menjadi Restobarge, untuk Perairan Gili Trawangan-Gili Meno,
Lombok. Surabaya. FTK-ITS.

Astanugraha , I Made Candra (2017). Analisis Teknis Dan Ekonomis Konversi Barge
Batubara Menjadi Kapal Pengangkut Ikan Hidup Untuk Perairan Sumbawa. Surabaya :
FTK-ITS.

Caraka, Eka Satya Adi (2018) Perencanaan Sistem Propulsi Yang Optimal Untuk
Operasional Kapal Roro Barge. Surabaya: FTK-ITS

Josua, Moses (2012). Analisa Kelayakan Ekonomis Konversi Kapal Tanker


100000DWT menjadi Kapal Bulk Carrier 106000DWT. Depok: FTK-UI

Setyawan , Krisna 1), Minto Basuki 2), Soejitno 3) (2018). Study Perencanaan
Modifikasi Kapal LCT KM.“Trisna Dwitya” Menjadi Kapal Ferry Di PT. Dok
Perkapalan Surabaya (Persero) Ditinjau Dari Segi Teknis. Surabaya: FTMK-
ITATS

Phady, Adriani (2021). Analisis Kelelahan Kapal FSO Menjadi FPSO. Gowa: FTK:
UNHAS

Ramadhan, Ary 1), Imam Pujo Mulyatno2), Hartono Yudo3) (2016). Analisa Kekuatan
Konstruksi Double Bottom pada Frame 46 Sampai Frame 50 Akibat Perubahan dari Single
Hull ke Double Hull Pada Kapal Tanker 13944 LTDW dengan Metode Elemen Hingga.
Semarang: Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Romadhana, F. (2016). Analisis Teknis Dan Ekonomis Konversi Landing Craft


Tank (LCT) Menjadi Kapal Motor Penyebrangan (Kmp) Tipe Ro-Ro untuk Rute
Ketapang (Kabupaten Banyuwangi) - Gilimanuk (Kabupaten Jembrana).Surabaya :
FTK-ITS.

Wibowi, F. M. (2011). Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Konversi Kapal


Tanker Marlina XV 29990 DWT menjadi Bulk Carrier.Surabaya : FTK-ITS.

Fatahilah, Z. A. (2013). Analisis Teknis dan Ekonomis Landing Craft Tank (LCT)
menjadi Self Propelled Oil Barge (SPOB). Surabaya : FTK-ITS.

Anda mungkin juga menyukai