SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai negara dengan wilayah terluas dan penduduk terbesar di kawasan ASEAN,
menjadikan Indonesia, sebagai negara yang harus mampu menunjukkan “pengaruh” dan
kekuatannya diantara negara anggota ASEAN lainnya. Selain dari militer, Indonesia juga
harus mampu menunjukkan kekuatan ekonominya. Dari sektor ekonomi inilah Penulis
memiliki suatu tujuan dan harapan agar Indonesia menjadi negara yang kuat. Selain
faktor militer ekonomi adalah hal penting dalam kehidupan bangsa ini, Indonesia
dikaruniakan oleh tuhan dengan tanah dan air yang masih cukup berlimpah, hampir 1/3
wilayah Nusantara merupakan lautan, dimana terdapat 5 pulau terbesar, dengan Pulau
Jawa sebagai pusat dari kegiatan pemerintahan dan perekonomian negara.
Sumber : https://www.google.co.id/maps/@6.7796886,127.4853273,3.98z
Gambar 1.1 Peta Indonesia
Sebagai negara maritim yang memiliki banyak pulau dan laut yang membentang
dari Sabang sampai Merauke. perlu adanya sarana transportasi laut yang dapat
menghubungkan antara satu pulau dengan pulau lainnya. Kapal penumpang adalah sarana
transportasi yang tepat untuk menghubungkan itu semua. Melayani jarak yang jauh
maupun dekat dengan mengangkut orang/penumpang. dapat membantu keperluan
seseorang yang hendak ingin pergi kedaerah tertentu dengan moda transportasi ini.
BAB II
RENCANA AWAL
Dalam penyusunan tugas desain kapal ini, rencana awal merupakan estimasi
perhitungan yang diperlukan untuk perhitungan rencana utama. Perhitungan ini terdiri
dari beberapa perhitungan dengan ketentuan koreksi perhitungannya sebagai batas
ketentuan minimum perhitungan tersebut. Adapun perhitungan-perhitungan dalam
rencana awal tersebut antara lain :
Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan estimasi ukuran utama dari kapal
rancangan ini adalah :
o Menentukan Draft ( T ).
o Menentukan Height ( H ).
o Menentukan Freeboard ( f ).
LBP =
√
3 GRT ₂
GRT ₁
x LPP₁
LBP =
√
3 6500
6022
x 90,5
= 92,83 m
Dari perhitungan tersebut di tetapkan harga LPP = 93,00 m
Estimasi Panjang Keseluruhan Kapal (LOA)
Dari kapal pembanding, diperoleh :
LOA
C =
LPP
99,80
=
90,5
= 1.100
Untuk kapal rancangan :
LOA = C x LPP
= 1.100 x 93,00 m
= 102,30 m
Dari perhitungan di atas ditetapkan harga LOA = 102,50 m
Estimasi Panjang Garis Air (LWL)
LWL = (2% x Lpp) + LPP
= 9,70 m
Dari perhitungan di atas di tetapkan harga H = 9,70 m
T 4,30
3.
H
= 9,70 = 0,45 Acc. USSR Ship Register (0,66 – 0,82)
B 18,50
5.
H
= 9,70 = 1,90 Acc. USSR Ship Register 1956 (1,50-2,85)
Cm = 0,93 + 0,08 x Cb
= 0,93 + 0,08 x 0,680
= 0,984
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cm = 0,984
= 0,690
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cp = 0,690
d. Coefficient Waterline (Cw)
Dalam Buku “Ship Design and Ship Theory ” hal.37
= 0,800
1. Displacement Kapal
Berdasarkan Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja jilid I hal.27 bagian B,
untuk menghitung displacement kapal menggunakan rumus sebagai berikut:
∆ = LPP x B x T x Cb x γ
R =
√ B x T (1−Cm)
0,4292
Dimana : B = Lebar kapal rancangan
= 18,50 m
Cm = Coefficient midship kapal rancangan
= 0,984 m
T = Sarat kapal rancangan
= 4,30 m
Maka :
R =
√ 18,50 x 4,30(1−0,984)
0,4292
= 1,72 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga R = 1,72 m
B. Menentukan Camber
Untuk menentukan camber digunakan rumus :
B 18,50
Camber = = = 0,37 m
50 50
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Camber = 0,37 m
= 0,00887
Menurut Mumford, dalam buku “Hambatan Kapal dan Daya Mesin
Penggerak” Karangan Teguh Sastrodiwongso hal.64
S = Lwl x (1,7 x T +Cb x B)
= 95 x (1,7 x 4,30 + 0,680 x 18,50)
= 1889,55 m2
= 20338,946 ft2
2475.764
=
0,7
= 3536.805 HP
= 2637,395 Kw
perancang menggunakan daya yang sedikit lebih besar dari daya perhitungan diatas
mesin yang telah didapatkan, maka perancang mencari spesifikasi tersebut dikatalog
yang ada.
2. Mesin Bantu
Untuk membantu pengoperasian pada kapal selama kapal tersebut berlayar,
seperti menghidupkan mesin-mesin geladak, pompa-pompa hidrolik, lampu-lampu,
Air Condition, navigasi dan lain sebagainya diperlukannya listrik.
PAE = 10 - 15 % x BHP
Dimana : PAE = Daya mesin bantu kapal rancangan
BHP = Daya mesin utama kapal rancangan = 4828 HP
Maka : PAE = 11 % x 4828 = 531,08 HP (395,96 KW)
Dari data di atas kita bisa menggunakan formulasi interpolasi, untuk mencari nilai
ukuran dari panjang kapal (L) 102,50 m.
Raised Quarterdeck :
¿ 0,90+ [ 102,50−30
75−30 ]
x (1,8−0,90)
¿ 2,35 m
All other Superstructure
¿ 1,8+ [ 102,50−30
75−30 ]
x (1,8−1,8)
¿ 3,25 m
1237,48 1
W PROV = 5 x 1010 x x
15,30 24
= 17018,720 kg
= 17,018 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga W PROV = 17,018 Ton
6. Berat Awak Kapal, Penumpang Dan Barang Bawaan (Weight Of Person and
Luggage (W P+l ))
W P+l = Z x (P + L)
Koreksi = |∆ ₁−∆
∆₁ |
₂
x 100% ………..¿ 0,5 %
KB =Tx ( 5 x Cw−2
6 xCw
xCb
)
= 4,30 x ( )
5 x 0,8−2 x 0,680
6 x 0,8
= 2.365 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan KB = 2,365 m
= 8,919 m
Dari perhitungan ditetapkan KM = 8,919 m
C = (
0.373+ 0.023 ×
B
T )
−(0.043 ×
LWL
100
)
B = 18,50 m
T = 4,30 m
LWL = 95 m
= (
0,373+ 0,023 ×
18,50
4,30 )(
− 0,043 ×
95
100 )
=0,431
Maka :
2 x 0,431 x 18,50
=
√3,09
= 9,07 detik …… (Memenuhi)
Dari buku Applied Naval Architecture karangan W.J Lovett, bahwa periode
oleng kapal itu antara 4 detik sampai dengan 12 detik, dimana periode oleng kapal
rancangan ini adalah 9,077 detik.
Dimana :
a. Sh = 50 x ( LBP
3
+10 )
= 50 x ( +10 )
93,00
3
= 2050 mm
= 2,050 m
b. Sf = 25 x ( LBP
3
+10 )
= 25 x ( +10 )
93,00
3
= 1025 mm
= 1,025 m
Maka :
Sh+ Sf
Hid = H +
6
2,050+1,025
Hid = 9,70 +
6
= 10,212 m
t B2
B. MTF = Cb x T
Dimana :
t = ¿¿
= ¿¿
= 0,0544
Maka :
0,0544 18,502
MTF =
0,680
x
4,30
= 6,367
Untuk mendapatkan harga h* dan dalam perhitungan kurva lengan stabilitas
awal. Maka harus ditetapkan lebih dahulu nilai :
T 4,3
B
= 18,50
= 0,232
MF = BM = 6,554 m
Hid 10,212
B
= 18,50
= 0,552
GM = 3,099 m
Sedangkan untuk harga h* dari grafik Prohaska dalam buku Bouyancy and stability
of ship karangan Ir. R. F. Scheltema De Heere hal 105
1 0o 0 1 0
2 5o 0,273 4 1,092
∑1 = 15,695
Dimana : ∆ GZ – 30 o
= ( 1
3 ) x 5 ° x ∑1 ( ) x 5 ° x 15,695
1
= 3 = 0,453
57,3 ° 57,3 °
Maka : ∆ GZ – 30o = 0,453 m-rad > 0,055 m-rad ............ memenuhi
NO. Φ GZ FS GZ x FS
1 30° 1,745 1 1,745
2 35° 1,913 4 7,652
3 40° 1,996 1 1,996
Σ2 11,393
Dimana : ∆ GZ – 40 o (
= 3
1
) x 5 ° x ∑2
+ ∆ Gz−30°
= 3)
( 1
x 5 ° x 11,393
+ 0,453
57,3 ° 57,3 °
= 0,772
Maka : ∆ GZ – 40o = 0,772 m-rad > 0,09 m-rad ............ memenuhi
Pemeriksaan momen pengganggu stabilitas kapal dari kapal yang akan dirancangkan
perlu dipertimbangkan, karena dalam kenyataannya kapal tidaklah selalu berlayar dalam
keadaan kondisi pada saat air tenang ( still water ).
Langkah – langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan momen
pengganggu stabilitas adalah dengan menentukan jenis momen – momen
pengganggunya, yaitu :
1. Momen Cikar ( Mc )
2. Momen Angin (Mw )
3. Momen Pengganggu ( Mp )
4. Momen Stabilitas ( Ms )
1. Momen Cikar ( Mc )
Momen cikar adalah momen yang terjadi pada saat kapal melakukan olah gerak
yaitu belok kanan maupun ke kiri. Untuk menentukan momen cikar kapal rancangan ini
digunakan rumus pendekatan yang terdapat dalam buku Buoyancy And Stability Of Ships
karangan IR. R. F Scheltema De Heere dan DRS. A.R. Bakker, halaman 142, yaitu :
Mc = 0,233 x (ρ x ∇ x ( 0,8 x Vs )^2)/LBP x ( KG – 0,5 x T )
Dimana : Mc = Momen cikar kapal rancangan
ρ = Kepadatan air laut
= 104 Kg /sec 2 /m4
∇ = Volume displacement kapal rancangan
= 5030,742 m3
Vs = Kecepatan kapal rancangan
= 15,30 knot
= 7,871 m/s
KG = Center Of Gravity diatas baseline
= 5,82 m
T = Draft kapal rancangan
= 4,30 m
LPP = panjang kapal rancangan
= 93,00 m
BAB III
RENCANA UTAMA
Dari grafik tersebut didapat terletak diantara 0,008 – 0,020 dibelakang midship.
Diambil lcb₂ pada 0,018 maka LCB₂ kapal sebenarnya adalah :
LCB₂ = lcb₂ x LBP
= - 0,018 x 93 m
= - 1,674 m dibelakang midship
Setelah letak LCB ditentukan, selanjutnya dihitung harga Cpf – Cpa dengan memakai
(Cpf −Cpa)
rumus cp= , dimana sebelumnya dicari terlebih dahulu dari grafik No.39
2
dalam Ikeda Masaharu halaman 53. Dari grafik tersebut didapat harga Cpf – Cpa = 0,065,
maka dilakukan perhitungan :
(Cpf −Cpa)
Cpf =Cp+
2
(0,065)
¿ 0,690+
2
= 0,722
(Cpf −Cpa)
CpA =Cp−
2
(0,065)
¿ 0,690−
2
= 0,657
Setelah harga koefisien prismatic depan (Cpf) dan belakang (Cpa) diketahui
kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai perhitungan Bulbos Bow.
Abt = 0,074 x Am
= 0,074 x 78,254 m2
= 5,790 m2
Lb = 3,75% x LPP
= 3,75% x 93 m
= 3,487 m
Hof = 50 % x 4,3 m
= 2,150 m
Bb = 12,42 % x 18,50 m
= 2,297 m
Hb = 1 x 4,30 m
= 4,30 m
Selanjutnya dari tabel tersebut dibuat kurva prismatic (CSA) dan dilanjutkan
perhitungan pemeriksaan volume displasemen dan letak LCB kapal. Yang
didapatkan sesuai dengan koreksi displasemen dan CSA terhadap LCB
Luasan Produk
Ord No. FS Produk I Lever
( m^2 ) II
AP 1,200 0,5 0,600 -5 -3,000
0,5 4,100 2 8,200 -4,5 -36,900
1 17,500 1 17,500 -4 -70,000
1,5 35,300 2 70,600 -3,5 -247,100
2 53,500 1,5 80,250 -3 -240,750
3 73,000 4 292,000 -2 -584,000
4 78,254 2 156,508 -1 -156,508
5 78,254 4 313,017 0 0
6 78,254 2 156,508 1 156,508
7 74,000 4 296,000 2 592,000
8 55,000 1,5 82,500 3 247,500
8,5 37,500 2 75,000 3,5 262,500
9 24,000 1 24,000 4 96,000
9,5 11,500 2 23,000 4,5 103,500
FP 4,695 0,5 2,348 5 11,738
E1 1598,03 E2 131,488
Dari hasil pembacaan presentase Grafik Ikeda masharu, maka dimasukan kedalam
table 3.2 dan selanjutnya dihitung luasan tiap stationnya kemudian dilakukan
metode Trial and Error sampai ditemukannya koreksi yang sesuai pada Volume
Displacement dan LCB.
A. Perhitungan Main Part dan Cant Part
Tabel 3.2. Prismatic Curve Main Part
Produk
Ord NO. Luas ( m^2 ) FS Produk I Lever
II
AP 1,200 1 1,200 0 0
PP 0,376 4 1,504 -1 -1,504
AE 0 1 0 -2 0
E3 2,704 E4 -1,504
Produk
Ord NO. Luasan FS Produk I Lever
II
FP 4,695 1 4,695 0 0
PP 3,607 4 14,428 1 14,428
PE 0 1 0 2 0
E5 19,123 E6 14,428
= 1598,030 m2
Maka :
1
MP = 3 x 9,3 x 1598,030
= 4767,89 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga MP = 4767,89 m3
=
=
= 1,00 m
3 = Jumlah luasan Cant Part CSA kapal rancangan
= 2,704 m2
Maka :
Lb
h3 =
2
3,487
=
2
= 1,743 m
5 = Jumlah luasan Bulbos Bow CSA kapal rancangan = 19,123 m2
Maka :
1
BB = 3 x 1,743 x 19,123
= 11,110 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga BB = 11,110 m3
4. Menentukan Volume Total (TOT )
TOT = MP + CP + BB
= 4767,89 + 0,901 + 11,110
= 4779,901 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga TOT = 4779,901 m3
C. Menentukan Longitudinal Center Of Buoyancy ( LCB )
Untuk menentukan perhitungan pada Longitudinal Center Of Buoyancy (
LCB ) dari CSA , maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Menentukan LCB Main Part
Untuk menentukan LCB main part digunakan rumus yang terdapat
dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul merancang kapal hal. 14,
yaitu:
Σ2
LCB MP =
Σ1
x h1
Dimana:
2 = Jumlah produk 2 pada main part CSA kapal rancangan
= 131,488 m2
= 1598,030 m2
LPP
h1 =
10
93
=
10
= 9,3 m
Maka:
131,488
LCB MP = x 9,3
1598,030
= 0,765 m
=
=
= 1,150 m
Maka :
= x 1,150
= -0,639 m
=
=
=1,743 m
Maka :
= x 1,743
= 1,315 m
= 1,315 m di depan FP
LCB TOT = [ (
( LCB MP x ∇ MP )− LCB CP +
Lpp
(2) )(
x ∇ CP + LCB BB +
Lpp
(2)
x ∇ BB
)]
∇Total
= 4779,901
=
= |4779,901−5030,742
4779,901 | x x 100%....... < 0.5%
= 0,049% ........... < 0,5% (Koreksi Memenuhi)
Dimana :
LPP = 93,00 m
Maka :
1
A MP = 2 x 3 x h1 x Ʃ 1
=
=
= 9,3 m
Ʃ1 = Jumlah pada main part AWL kapal rancangan
= 224,400 m2
Maka :
= 13912,80
=
=
= 1.150 m
= 4,176
= x 100%
= 0,038 %......... ≤ 0.5% (Koreksi Memenuhi)
8 Coeffisien Block CB
9 Coeffisien prismatik CP
Lanjutan Tabel 3.7. Kurva kurva dalam Hydrostatic curve
10 Coeffisien Midship CM
11 Coeffisien Waterline CW
12 Metacentra Melintang Diatas Air TKM m
13 Metacentra Memanjang Diatas Air LKM m
Momen Inersia Memanjang pada Setiap Luasan Garis Air
14 LBM m
(Longitudinal Bouyancy Metacenter)
Momen Inersia Melintang Pada Setiap Luasan Garis Air
15 TBM m
(Longitudinal Bouyancy Metacenter)
16 Ton Per Centimeter TPC Ton
Momen Untuk Mengubah Trim Sebesar 1 cm (Moment to Change
17 MTC Ton/m
Trim 1 cm)
Perubahan Displacement Karena Kapal Mengalami Trim Buritan
18 DDT Ton
Sebesar 1 Cm (Displacement Due to 1 cm Change of Trim by Stren)
Sumber : Perhitungan Pribadi
CWL adalah nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap waterline dengan
sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah panjang maksimum
dari tiap waterline dan B adalah lebar maksimum dari tiap waterline. CWL dirumuskan
sebagai berikut:
WPA
CWL =
( L×B )
Sumber : DataPribadi
Sumber : DataPribadi
Sumber : DataPribadi
Sumber : DataPribadi
Kurva Bonjean adalah kurva yang dibentuk dari luasan tiap-tiap ordinat garis air
yang terbenam pada kondisi sarat yang telah ditentukan dan diteruskan sampai ke
bangunan atas (super structure) kapal atau dengan kata lain bahwa kurva bonjean itu
adalah kurva yang menunjukan luasan tiap station sebagai fungsi dari sarat air.
Untuk menggambarkan kurva bonjean terlebih dahulu menghitung tiap-tiap
station untuk beberapa macam tinggi sarat. Karena kurva bonjean digambarkan sampai
ke garis geladak kapal (sheer), maka kita harus menghitung luas sampai garis geladak di
samping kapal (sheer).
Cara penggambaran kurva bonjean, mula-mula digambarkan garis dasar, tinggi dan
bentuk dari haluan dan buritan kapal, garis geladak, letak station dan garis-garis air. Skala
tinggi sarat air tidak perlu sama dengan skala panjang kapak. Kegunaan dari kurva
bonjean (Bonjean Curve) dapat digunakan untuk perencanaan kapal, seperti :
Perhitungan peluncuran kapal
Perhitungan rencana kapasitas
Perhitungan displacement kapal tanpa kulit untuk kapal baja dalam berbagai macam
keadaan sarat air.
Perhitungan GRT dan NRT dan lain-lain.
Sumber : DataPribadi
Sumber : DataPribadi
Sumber : DataPribadi
BAB IV
Kapal yang berlayar diibaratkan seperti sebuah benda yang bergerak melalui
media air dan udara, ini berarti bahwa benda itu akan mengalami gaya hambat
(resistance force) dari media yang dilaluinya.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh sebuah kapal yang bergerak melalui air
dan udara itu dapat diuraikan atas :
Dalam tugas merancang kapal ini, perhitungan hambatan yang digunakan adalah
perhitungan yang terdapat dalam Sv. Aa. Harvald terjemahan Sutomo Jusuf (1992:95 -
134) dan dalam buku Hambatan Kapal dan Daya Mesin Penggerak karangan Teguh
Satrodiwongso
Perhitungan hambatan dan propulsi kapal merupakan salah satu perhitungan yang
dilakukan untuk mengetahui nilai hambatan pada kapal dan kapasitas mesin yang
digunakan kapal rancangan. Hal tersebut berpengaruh pada tahapan perencanaan yang
selanjutnya, seperti dalam perencanaan ruang muat kamar mesin dan ukuran baling –
baling kapal.
Perhitungan ini dilakukan dengan 5 kecepatan yaitu satu atau dua kecepatan
masing-masing ke atas dan ke bawah dari di antara kecepatan dinas (Vs) dengan
menggunakan metode Harvald adn Guldhammer. Adapun perhitungan 5 kecepatan dalam
perencanaan kapal rancangan ini antara lain :
Vs
Fn=
√ g×LWL
Dimana :
Fn = Froude Number.
Maka :
7,870
Fn = √ 9,81×95
= 0,257
Dimana :
= 5027,663 m3
95
1/3
L/1/3 = ( 5027,663 ) = 5,545
[
5,545−5,000
]
103CR = 2,5+ 5,600−5,000 x (2,0 – 2,5)
= 2,04
Dimana :
= 18,50 m.
= 4,30 m.
Maka :
B/T = 18,50/4,30
Diketahui B/T = 4.302 dan hasilnya lebih besar dari 2.5 Maka harga CR
harus dikoreksi dengan :
Dimana :
= 4,302
Maka :
= 0,288
Dimana :
= -1,635 m.
LCB
×100 %
= LWL
−1,635
×100%
= 95,00
Maka :
∂103 C R
∂ LCB = 0,288
∂103 C R
Gambar 4.3 Grafik ∂ LCB
Sumber : Sv. Aa. Harvald, Ship Resistance and Propultion
103CR = 0,288×[0,279]
103CR = 0,108
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi LCB= 0,108
Ekstrem U Ekstrem V
=0
Daun Kemudi
= Tidak ada koreksi ( 0 ).
Lunas Bilga
= Tidak ada koreksi ( 0 ).
Bos Baling-baling
= ( 3% ~ 5% ) x 103CR
= 3 % x 103CR
= 3 % x 2,04
= 0,061
∑ 3,050
Vs×LWL
Rn=
ν
Maka :
7 ,870×95,00
−6
Rn = 1,188.10
= 0,629 x 109
0,075
Cf = 2
( log 10 Rn−2 )
0,075
¿ 2
( log10 0,629 x 109−2)
−3
¿ 1,231 x 10
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga CF = 1,231 x 10-3
= 95,00 m
NO Koefisien Hasil
103CT 4,791
Dimana :
= 4,791 x 10-3
= 1800,731 m2.
Maka :
1
4,791 x 10−3 × × 104,5×1800 ,731×7 , 8712
RT = 2
= 27926,797 kg
Vs×RT
EHP = 75
Dimana :
= 27926,797 kg
Maka :
7 ,871×27926,797
EHP = 75
= 2930,824 HP
Dimana,
PC = Propulsive Coefficient.
= H x rr x PO
H = Hull Efficiency.
1−t 1−t
H = 1−w = 1−w
Menurut Taylor
w = - 0,2 + 0,50 x δ
= 0,141
t ≈ w
1−t
H = 1−w
1−0,141
= 1−0,141
= 1
= 1,00
= 0,60
1 2930,824
x
SHP = 2 1,00 x1,00 x0,60
= 2442,353 HP
Maka :
= 2857,553 HP
= 2130,876 KW
Sumber : Google
Untuk kapal rancangan ini menggunakan Gearbox dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type : ZF 9311 C
Daya : 2196 KW
Berat : 1910 Kg
Baling-baling adalah suatu alat penggerak kapal yang dapat menghasilkan daya
dorong yang melebihi hambatan total kapal, sehingga kapal dapat bergerak dengan
kecepatan yang direncanakan. Sebagai alat penggerak kapal, kondisi kerja baling-baling
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; hubungan kerjanya dengan lambung kapal,
pengaruh kavitasi, bentuk dan ukuran geometris baling-baling tersebut.
Kapal yang sedang berlayar merupakan suatu benda yang bergerak di air dan
udara. Pada saat kapal bergerak maka dengan sendirinya kapal tersebut akan mengalami
gaya lawan ( Resisting Force ) dari media yang dilaluinya. Gaya yang menahan tersebut
harus diatasi dengan gaya dorong ke depan yang diberikan oleh suatu mekanisme
penghasil gaya dorong. Mekanisme demikian adalah baling-baling. Baling-baling ini
menghasilkan gaya dorong searah dengan gerakan kapal. Gaya dorong ini ditimbulkan
dari gaya angkat ( lift ) yang timbul pada semua bagian yang bergerak.
Advance Speed ( Va )
Advance Speed ( Va ) adalah selisih dari pada pitch baling-baling dengan harga
slip baling-baling dalam knot.
Diameter Tentative ( D )
Diameter Tentative adalah tinggi maksimum propeller rancangan. Sehingga untuk
perencanaan propeller tingginya tidak boleh lebih besar dari pada tinggi dari propeller
tentavie.
Konstanta kavitasi ( )
Penetapan perhitungan kavitasi pada jari-jari yang telah ditentukan (R). Pada
perhitungan kavitasi yang dipakai adalah 0,7 karena pada jari-jari 0,7 tempat biasanya
terjadi kavitasi.
w = -0,20 + ( 0,50 x Cb )
Dimana :
w = Wake Friction
= 0,684
Maka :
= 0,141
Va = ( 1 – w ) x Vs
Dimana :
w = Wake Friction
= 0,141
= 15,3 Knots
Maka :
Va = ( 1 – 0,141 ) x 15,3
= 13.31 Knots.
e = ( 1 – w ) x Vs x 1,025
Dimana :
w = Wake Friction
= 0,141
= 15,3 Knots
Maka :
= 13,647 m/s
= 1800 rpm
= digunakan reduction gear 1 : 4,522
= 398 rpm
Maka :
NK = 0,98 x 398
= 390,04
Dari perhitungan diatas di tetapkan harga N= 390,04 rpm
Dimana :
T = Trust atau Angka Dorong.
RT = Hambatan total kapal rancangan.
= 27926,797 Kg
t ≈ w
t = 0,141
Maka :
27926,797
T = 1−0 , 141
= 32510,823 Kg.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga T = 32510,823 Kg
ρ
K’d = D x e x T . √
Dimana :
D = Diameter Propeller.
= 3.00 m.
K’d √
104 , 5
= 3,00 x 13,647 x 32510,823
= 2,321
Sedangkan untuk nilai K’n untuk kapal rancangan ini adalah :
νe ρ
K’n = √ n x T .√
PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 125
TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)
Dimana :
K’n
13,647
√
104 ,5
= √6,502 x 32510,823
= 0,299
N ×√ SHP
Bp=
Va 2 . 5
Dimana :
= 390,04 Rpm.
= 3150 HP
= 13,31 Knots.
Maka :
= 33,870
K = - ( 4% ~ 5% )
Dimana :
% = Persentase koreksi.
= 4%
2 Koreksi 4% 4% 4% 4%
Diameter Optimum ( Do )
Untuk menentukan Diameter Optimum ( Do ) digunakan rumus yang
terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE
halaman 117, yaitu :
δk ×Va
×0 ,3048
Do = NK ………..(m)
= 13,31 Knots.
= 390,04 Rpm.
(
( P−Pv )− 0,7×
D
2
×γ )
0,7 = 0,5×ρ ( Va + ( 0,7×π ×D×n ) )
2 2
Do = Diameter optimum.
= 6,502 Rps
( po – e ) = 10100 kg/m2
(
13232 ,30− 0,7×
2 , 447
2
×1025 )
0,7 = 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 447×6 , 502 ) )
2 2
0,7 = 0,186
(
13232 ,30− 0,7×
2 ,396
2
×1025 )
= 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 396×6 ,502 ) )
2 2
0,7
0,7 = 0,194
(
13232 ,30− 0,7×
2 ,296
2
×1025 )
= 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 296×6 ,502 ) )
2 2
0,7
0,7 = 0,211
(
13232 ,30− 0,7×
2 ,246
2
×1025 )
0,7 = 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 246×6 ,502 ) )
2 2
0,7 = 0,220
T
2
1 / 2. .Fp.V
=
SHP×η P ×η rr ×75
T=
Va
T = Thrust.
= (3150 – 5%)
= 3149,95 HP
P = Propulsive Effisiency.
Dimana :
Untuk B4-40
Expanded Blade Ratio
3 , 14
×2, 4472
= 4
= 4,700 m2.
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0.40 × 4,700 m²
= 1,88 m²
Maka :
Fp = (1,067 – ( 0,229 × 0,64)) x 1,88
= 2,745 m²
Untuk B4-55
Expanded Blade Ratio
3 , 14
×2, 3962
= 4
= 4,506 m2
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,55 × 4,506 m²
= 2,478 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,66)) x 2,478
= 3,618 m²
Untuk B4-70
Expanded Blade Ratio
3 ,14
×2, 296 2
= 4
= 4,138 m2
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,70 × 4,138 m²
= 2,896 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,78)) x 2,896
= 4,136 m²
Untuk B4-85
Expanded Blade Ratio
π
×D2
F = 4
3 , 14
×2, 246 2
= 4
= 3,959 m2
Expanded Blade Area (Fa)
Fa = 0,85 × 3,959 m²
= 3,365 m²
Maka :
Fp = (1,067 – ( 0,229 × 0,78)) x 3,365
= 4,806 m²
Maka koefisien gaya dorongnya adalah :
Untuk B4-40
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =
18974,277
= 0,5 x 104,5 x 2,745 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,447 x 3,64 ) )
2
= 0,338
Untuk B4-55
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =
18974,277
= 0,5 x 104,5 x 3,618 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,396 x 3,64 ) )
2
= 0,256
Untuk B4-70
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =
17939,316
= 0,5 x 104,5 x 4,136 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,296 x 3,64 ) )
2
= 0,212
Untuk B4-85
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =
17939,316
= 0,5 x 104,5 x 4,806 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,246 x 3,64 ) )
2
= 0,182
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Dengan terselesaikannya tugas desain kapal 1 ini, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan yang berhubungan dengan perancangan kapal Passenger 6500 GT sebagai sarana
angkut penumpang dan barang. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik penulis adalah
sebagai berikut :
merek yang sudah familiar, agar sparepart mudah didapat dan dengan harga yang
murah.
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DNVGL,2016 : Allowable thickness diminution for hull structure. Høvik : Det Norske Veritas –
germanischer Lloyd
De Heere, Scheltema dkk. 1969. Bouyancy and Stability of Ships. Netherlands: Technical
Pulications H. Stam Culemborg – The Netherlands
Harvald, Sv. Aa. 1983. Resistance and Propulsion of ship. Lyngby: Department of Ocean
Enginering The Thecnical University of Denmark.
Poehls, Harald. 1979. Ship Design and Ship Theory. Germany; University of Hannover.
Sastrodiwongso, Teguh. 1982. Propulsi Kapal. Surabaya: Fakultas Teknik Perkapalan ITS.
Sastrodiwongso, Teguh. 2005. Hambatan Kapal dan Daya Mesin Penggerak. Jakarta: Universitas
Darma Persada.
Schneekluth, H. & Bertram, V. 1998. Ship Design for Efficiency and Economy Second
edition. Oxford : Butterworth-Heinemann.
Smith, D.L. 2006. Marine Design. Glasgow : Universities of Glasgow & Strathclyde.
Sofi’i, Moch dkk. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
LCB Standart
Lampiran 4
Koreksi CR
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8