Anda di halaman 1dari 151

TUGAS DESAIN KAPAL I KM.

SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai negara dengan wilayah terluas dan penduduk terbesar di kawasan ASEAN,
menjadikan Indonesia, sebagai negara yang harus mampu menunjukkan “pengaruh” dan
kekuatannya diantara negara anggota ASEAN lainnya. Selain dari militer, Indonesia juga
harus mampu menunjukkan kekuatan ekonominya. Dari sektor ekonomi inilah Penulis
memiliki suatu tujuan dan harapan agar Indonesia menjadi negara yang kuat. Selain
faktor militer ekonomi adalah hal penting dalam kehidupan bangsa ini, Indonesia
dikaruniakan oleh tuhan dengan tanah dan air yang masih cukup berlimpah, hampir 1/3
wilayah Nusantara merupakan lautan, dimana terdapat 5 pulau terbesar, dengan Pulau
Jawa sebagai pusat dari kegiatan pemerintahan dan perekonomian negara.

Sumber : https://www.google.co.id/maps/@6.7796886,127.4853273,3.98z
Gambar 1.1 Peta Indonesia
Sebagai negara maritim yang memiliki banyak pulau dan laut yang membentang
dari Sabang sampai Merauke. perlu adanya sarana transportasi laut yang dapat
menghubungkan antara satu pulau dengan pulau lainnya. Kapal penumpang adalah sarana
transportasi yang tepat untuk menghubungkan itu semua. Melayani jarak yang jauh
maupun dekat dengan mengangkut orang/penumpang. dapat membantu keperluan
seseorang yang hendak ingin pergi kedaerah tertentu dengan moda transportasi ini.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 1


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Dengan adanya transportasi kapal penumpang ini memudahkan masyarakat untuk


bertransmigrasi dari kota asal ke kota lainnya. Selain itu transportasi ini juga ekonomis
untuk kalangan masyarakat Indonesia. Dengan pilihan berbagai kelas di dalamnya
penumpang bisa memilih kelas yang akan ia tempati seperti kelas ekonomi, bisnis,
executive dan sebagainya.
Untuk itu pada mata kuliah Tugas Desain kapal, penulis sangat tertarik untuk
merancang kapal tipe Passenger 6500 GT untuk pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak
(Surabaya) ke Pelabuhan PELNI Sampit (Kalimantan) lalu lanjut ke Pelabuhan
SoekarnoHatta (Makassar) ( ± 1.237,48 mil laut).

Gambar 1.2 Estimasi Rute Pelayaran

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud utama dari penulisan Tugas Desain Kapal I ini adalah :
1. Mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat secara mandiri
merencanakan pembangunan kapal, mulai dari rencana awal hingga terbentuk sebuah
bangunan kapal yang siap untuk digunakan.
2. Merancang rencana garis (Lines Plan) untuk kapal penumpang dengan ukuran 6500 GT
3. Merancang karakteristik kapal penumpang dengan ukuran 6500 GT
4. Merancang Hydrostatic dan bonjean
5. Menghitung Hambatan dan Propulsi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 2


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1.3 KARAKTERISTIK KAPAL


Kapal passenger dioperasikan untuk penumpang pada trayek-trayek jarak sedang
dan jarak jauh Dengan waktu berlayar 1 hari/lebih. Walaupun persentase daya muat
dalam setiap deck ini berbeda, kapal ini memberikan hasil yang terbaik untuk
memindahkan penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang dituju, tanpa Hambatan
prosedur penumpang berangkat dan datang di pelabuhan. Kapasitas angkutan merupakan
kemampuan suatu alat Angkutan untuk memindahkan penumpang dari suatu tempat ke
tempat lain dalam waktu Tertentu. Unsur-Unsur kapasitas angkutan terdiri atas berat
muatan, jarak yang ditempuh, dan waktu yang di butuhkan untuk angkutan tersebut.

Dalam “Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 37 tahun


2015”, kapal penumpang memiliki standar pelayanan penumpang Angkutan laut di
terminal yang wajib disediakan dan dilaksanakan, yang meliputi:
1. Pelayanan keselamatan, yang meliputi:
- Informasi dan fasilitas keselamatan.
- Informasi dan fasilitas kesehatan.
2. Pelayanan keamanan dan ketertiban, meliputi:
- Fasilitas keamanan berupa ruang tunggu penumpang dan
pengantar/penjemput.
- Pos dan petugas keamanan.
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan, meliputi:
- Kemudahan untuk mendapatkan tiket.
- Informasi mengenai jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal.
4. Pelayanan kenyamanan, yang meliputi:
- Ruang tunggu
- Koridor boarding
5. Pelayanan kemudahan, yang meliputi:
- Informasi pelayanan
- Informasi waktu kedatangan dan keberangkatan kapal

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 3


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

6. Pelayanan kesetaraan, yang meliputi:


- Fasilitas penyandang difable
- Ruang ibu Menyusui
Sedangkan tipe dari kapal penumpang dibedakan menjadi :
1. Kapal Ro-Ro (roll on-roll off), kapal yang bisa memuat kendaraan
2. Kapal Ferri, kapal penumpang yang digunakan dalam transportasi jarak dekat.

1.4 METODE PERANCANGAN


Dalam merancang sebuah kapal, ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu
dengan metode :
1. Metode Uji Coba ( Trial and Error Method)
2. Metode Statistik (statistic Method)
3. Metode Kapal Pembanding (comparison Method
Dari beberapa metode perancangan diatas, Penulis menggunakan metode kapal
pembanding, dipilihnya metode ini karena adanya tingkat ketelitian perencanaan yang lebih
baik, selain itu metode ini juga relatif lebih mudah dibanding metode lainnya. Selain itu
metode uji coba juga diterapkan pada perencanaan kapal, agar kapal memiliki ketentuan
dengan peraturan yang berlaku.

1.5 BATASAN MASALAH


1. BATASAN MASALAH

Batasan-batasan masalah dalam tugas desain kapal ini diasumsikan dengan


estimasi sementara dalam mendesain, kemudian menetapkan rancangan yang sebenarnya.
Adapun hal-hal dipertimbangkan dalam batasan masalah desain ini yaitu :

1.1.1 Dasar Perhitungan


Untuk Tugas Desain Kapal I ini perhitungan-perhitungan dalam menyelesaikan
rancangan dilakukan dengan asumsi bahwa :
 Data kapal pembanding merupakan nilai pembanding aspect ratio (rasio
ukuran utama ) yang valid.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 4


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Data statistik kapal-kapal yang telah dibangun sebagai nilai estimasi


 Formula-formula dan nilai standar teoritis maupun eksperimen sebagai
dasar perhitungan.
 Peraturan-peraturan yang berlaku.
1.1.2 Pemilihan Mesin Induk
Dalam pemilihan mesin induk harus mempertimbangkan adanya :
 Maintainability
Perawatan maupun perbaikan mesin yang mudah dengan biaya yang
murah juga perlu diperhatikan dalam memilih motor penggerak kapal (mesin
induk). Hal ini berakibat langsung terhadap biaya operasional kapal dan jumlah
crew kapal.
 Reliability
Keberadaan permesinan di pasaran dan mudah tidaknya memperoleh tipe
mesin tersebut merupakan faktor yang utama, karena mempengaruhi faktor yang
lain.
 Space and Arrangement Requirement
Perencanaan ruangan untuk tipe mesin induk yang dimaksud seharusnya
tidak memerlukan tempat yang sangat luas, sehingga dapat mengurangi dimensi
kamar mesin.
 Weigth Requirement
Berat permesinan sangat mempengaruhi kapasitas/jumlah muatan (full
load) kapal, khususnya pada kapal tanker yang kapasitas cargonya sangat
tergantung dengan sarat kapal.
 Type Of Fuel Required
Dari berbagai jenis bahan bakar yang dipakai mesin induk (padat, cair
maupun gas), yang lebih banyak digunakan adalah cair (petroleum fuels). Selain
mudah diperoleh juga murah, yang penting adalah sesuai dengan mesin sehingga
memperpanjang umur mesin tersebut.
 Fuel Consumption
Mesin induk yang dipilih seharusnya memerlukan bahan bakar sehemat
mungkin/tidak boros karena bisa mengurangi biaya operasional kapal.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 5


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Fractional Power And Transient Performance


Kemampuan mesin saat beroperasi, baik pada saat kapal di pelabuhan
dengan kecepatan rendah maupun saat kapal berlayar dengan kecepatan penuh
juga perlu dipertimbangkan.
 Interrelations With Auxilaries
Keberadaan mesin bantu dalam melayani kebutuhan mesin induk, cargo
handling, ship handling, dan lain-lain juga harus diperhatikan.
 Reversing Capability
Kemampuan bermanuver dari mesin induk untuk menghentikan kapal
maupun membelokkan kapal berpengaruh terhadap olah gerak kapal sehingga
mendapat perhatian khusus. Hal ini terkait dengan tipe propeller yang dipakai.
 Operating Personnel
Jumlah maupun crew yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin induk
dan kemampuan mengoperasikannya merupakan hal yang juga harus
diperhatikan.
 Costs
Biaya instalasi mesin maupun biaya operasionalnya merupakan faktor yang
sangat penting karena berpengaruh terhadap ekonomis kapal.

1.1.3 Pemilihan Propeller


Dalam memilih propeller untuk kapal rancangan perlu mempertimbangkan hal-
hal berikut ini :
 Kavitasi yang rendah untuk mencegah terjadinya gangguan saat kapal
beroperasi
 Kekuatan dorong dari propeller untuk bisa mendorong kapal agar kapal
melaju dengan optimal dan efisien

1.6 ATURAN DALAM PERENCANAAN KAPAL


Dalam perencanaan dibatasi harus mengacu pada aturan yang berlaku, hal ini agar
perencanaan kapal tidak keluar dari aspek keselamatan. Berikut merupakan aturan yang
digunakan :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 6


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1.1.1 Biro Klasifikasi


Seseorang yang akan merancang sebuah kapal harus bertumpuan pada
aturan biro klasifikasi kapal. Karena hampir seluruh faktor dalam perancangan,
keamanan, dan kelayakan berlayarnya sebuah kapal terdapat didalamnya. Penulis
sendiri akan menggunakan klas NK, sehingga seluruh perencanaan dan
perhitungan dalam merancang akan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh biro
klasifikasi tersebut.

1.1.2 Sistem Keselamatan Kapal


Sistem keselamatan yang akan diterapkan adalah menurut SOLAS (Safety
of life at Sea) yang disitu membahas mengenai ketentuan perlengkapan
keselamatan kapal.

1.1.3 Penanganan Muatan Kapal


Mengikuti aturan pada klas kapal. Dimana, penanganan utama pada kapal
peti kemas adalah cara pengikatan dan alat bongkar muat yang harus dimiliki oleh
kapal itu sendiri, maupun peralatan yang ada di pelabuhan.

1.7 DATA AWAL PERENCANAAN


Berikut data – data kapal pembanding yang digunakan untuk mengerjakan
perancangan kapal Passenger 6300 GT :
Data Kapal Pembanding
Name of Ship : KM. KELIMUTU
Flag : Jakarta
Type of Ship : Passenger
Classification : Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
Principal Dimensions
Length Over All (LOA) : 99,80 m
Length Perpendicular (LPP) : 90,50 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 7


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Breadth mld (B) : 18,00 m


Depth mld (H) : 9,40 m
Draft (T) : 4,20 m
GT : 6022 GT
Prpulsion System
Main Engine : 1623 KW
Performances
Speed : 15,30 knots
Data Awal Kapal Rancangan
Name of Ship : KM. SRIWULAN
Classification : Germanys Llyod (GL)
Speed (Vs) : 15,30 Knots
GT : 6500 GT

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan dilakukan dengan cara menguraikan bab per bab dengan
susunan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : RENCANA AWAL
BAB III : RENCANA UTAMA
BAB IV : HAMBATAN DAN PROPULSI KAPAL
BAB V : PENUTUP

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 8


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

BAB II
RENCANA AWAL
Dalam penyusunan tugas desain kapal ini, rencana awal merupakan estimasi
perhitungan yang diperlukan untuk perhitungan rencana utama. Perhitungan ini terdiri
dari beberapa perhitungan dengan ketentuan koreksi perhitungannya sebagai batas
ketentuan minimum perhitungan tersebut. Adapun perhitungan-perhitungan dalam
rencana awal tersebut antara lain :

o Estimasi Ukuran Utama, Koefisien Kapal dan Perkiraan Displasemen Kapal


o Estimasi Tenaga Penggerak Kapal
o Estimasi Kapasitas Ruang Muat
o Estimasi Ukuran Superstructure
o Pemeriksaan Freeboard atau Lambung Timbul
o Sketsa Rencana Umum
o Perkiraan Berat Kapal (Dead Weight Ton dan Light Weight Ton)
o Koreksi Berat Kapal
o Estimasi Stabilitas Awal Kapal

2.1 ESTIMASI UKURAN UTAMA, KOEFISIEN DAN PERKIRAAN DISPLASEMEN


KAPAL

Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan estimasi ukuran utama dari kapal
rancangan ini adalah :

o Menentukan Length Between Perpendicular ( LPP ).


o Menentukan Length Over All ( LOA ).
o Menentukan Length Water Line ( LWL ).
o Menentukan Breadth ( B ).

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 9


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

o Menentukan Draft ( T ).
o Menentukan Height ( H ).
o Menentukan Freeboard ( f ).

2.1.1 Estimasi Ukuran Utama Kapal


1. Estimasi Panjang Kapal
Untuk mendapatkan panjang kapal digunakan metode comparison ship:
 Estimasi Panjang Antara Garis Tegak ( LPP )
Untuk mendapatkan panjang kapal di gunakan metode Comparison Ship

LBP =

3 GRT ₂
GRT ₁
x LPP₁

Dimana : GRT₁ = Kapal Pembanding = 6022 GT


GRT₂ = Kapal Rancangan = 6500 GT
LBP₁ = Kapal Pembanding = 90,5 m

LBP =

3 6500
6022
x 90,5

= 92,83 m
Dari perhitungan tersebut di tetapkan harga LPP = 93,00 m
 Estimasi Panjang Keseluruhan Kapal (LOA)
Dari kapal pembanding, diperoleh :
LOA
C =
LPP
99,80
=
90,5
= 1.100
Untuk kapal rancangan :
LOA = C x LPP
= 1.100 x 93,00 m
= 102,30 m
Dari perhitungan di atas ditetapkan harga LOA = 102,50 m
 Estimasi Panjang Garis Air (LWL)
LWL = (2% x Lpp) + LPP

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 10


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= (2% x 93,00 m) + 93,00 m


= 94,86 m
Dari perhitungan di atas ditetapkan harga LWL = 95,00 m

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.2. LOA, LWL, LPP Kapal Rancangan


2. Estimasi Lebar Kapal
Berdasarkan data pembanding, nilai aspect ratio( L/ B )
90,50
L/B =
18,00
= 5,03
Untuk kapal rancangan :
LPP
B =
aspectratio
93,00
=
5,03
= 18,48 m
Dari perhitungan di atas di tetapkan harga B = 18,50 m
3. Estimasi Tinggi Kapal
Menurut kapal pembanding, nilai aspect ratio( L/H )
90,50
L/H =
9,40
= 9,62
Untuk kapal rancangan :
LPP
H =
aspectratio
93,00
=
9,62

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 11


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 9,70 m
Dari perhitungan di atas di tetapkan harga H = 9,70 m

4. Estimasi Sarat Kapal


Menurut kapal pembanding, nilai aspect ratio( B/T )
18,00
B/T =
4,20
= 4,29
Untuk kapal rancangan:
B
T =
aspectratio
18,50
=
4,29
= 4,30 m
Dari perhitungan di atas di tetapkan harga T = 4,30 m

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.3. B, H, T Kapal Rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 12


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Koreksi perbandingan ukuran utama kapal adalah sebagai berikut:


LPP 93,00
1. = = 5,03 Acc. Merancang Kapal I, Ir. M.J. Tamaela
B 18,50
hal.131(5,0-7,5)
Acc. det Norke Veritas 1972 (5,0 – 7,0)
B 18,50
2.
T
= 4,30 = 4,25 Acc. Taylor (2,25 - 3,75)

T 4,30
3.
H
= 9,70 = 0,45 Acc. USSR Ship Register (0,66 – 0,82)

Acc. R. Munro Smith (0,66 – 0,74)


LPP 93,00
4.
H
= 9,70 = 9,58 Acc. Biro Klasifikasi Indonesia (9,0-14,0)

B 18,50
5.
H
= 9,70 = 1,90 Acc. USSR Ship Register 1956 (1,50-2,85)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 13


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2.1.2 Estimasi Koefisien Bentuk Kapal


Estimasi yang dilakukan untuk koefisien bentuk dari kapal rancangan ini adalah:
a. Coefficient Block (Cb)
b. Coefficient Midship (Cm)
c. Coefficient Prismatic (Cp)
d. Coefficient Waterline (Cw)

a. Coefficient Blok (Cb)


Dalam buku “Ship Basic Design”,hal. 10:

Sumber : Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid I

Gambar 2.4. Koefisien Blok


Vs
Cb = 1,115 – ( 0,276 x )
√ LPP
15,3
= 1,115 – ( 0,276 x ¿)
√ 93,00¿
= 0,680
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cb= 0,680

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 14


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

b. Coefficient Midship (Cm)


Acc. Sabit Series 60 (“Ship Design and Ship Theory” hal. 52)

Sumber : Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid I

Gambar 2.5. Koefisien Luasan Penampang Tengah

Cm = 0,93 + 0,08 x Cb
= 0,93 + 0,08 x 0,680
= 0,984
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cm = 0,984

c. Coefficient Prismatic (Cp)


Acc. Van Lammeren, dalam Harald Poehls 1979.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 15


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid I

Gambar 2.6. Koefisien Prismatik


Cb
Cp =
Cm
0,680
= 0,984

= 0,690
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cp = 0,690
d. Coefficient Waterline (Cw)
Dalam Buku “Ship Design and Ship Theory ” hal.37

Sumber : Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid I

Gambar 2.7. Koefisien Garis Air


1
Cw = 0,97 x Cb 2
1
= 0,97 x (0,680) 2

= 0,800

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Cw = 0,800

2.1.3 Displacement Kapal dan Volume Displacement Kapal

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 16


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1. Displacement Kapal
Berdasarkan Buku Teknik Konstruksi Kapal Baja jilid I hal.27 bagian B,
untuk menghitung displacement kapal menggunakan rumus sebagai berikut:
∆ = LPP x B x T x Cb x γ

Dimana : ∆ = Displacement kapal rancangan


LPP = Panjang antara garis tegak kapal rancangan
= 93,00 m
B = Lebar kapal rancangan
= 18,50 m
T = Sarat air kapal rancangan
= 4,30 m
Cb = Coefficient block kapal rancangan
= 0,680
γ = Coefficient air laut
= 1,025 ton/m3
Maka :
∆ = 93,00 x 18,50 x 4,30 x 0,680 x 1,025
= 5156,510 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga ∆ = 5156,510 Ton
2. Volume Displacement Kapal
Untuk menentukan volume displacement (  ) pada kapal rancangan
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Principles Of Naval Architecture
Volume 1 oleh SNAME pada halaman 18, yaitu :
∇ = Cb x LPP x B x T
= 0,680 x 93,00 x 18,50 x 4,30
= 5030,742 m³
Dari perhitungan diatas ditetapkan∇ = 5030,742 m³

2.1.4 Estimasi Bentuk Midship Kapal


A. Menentukan Radius of Bilge ( R )

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 17


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Untuk menentukan radius of bilge kapal rancangan rumus yang terdapat


dalam buku Gaguk Suhardjito dengan judul Rencana Garis pada halaman 9 dimana
rumus radius bilge ,yaitu :

R =
√ B x T (1−Cm)
0,4292
Dimana : B = Lebar kapal rancangan
= 18,50 m
Cm = Coefficient midship kapal rancangan
= 0,984 m
T = Sarat kapal rancangan
= 4,30 m
Maka :

R =
√ 18,50 x 4,30(1−0,984)
0,4292
= 1,72 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga R = 1,72 m
B. Menentukan Camber
Untuk menentukan camber digunakan rumus :
B 18,50
Camber = = = 0,37 m
50 50
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Camber = 0,37 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 18


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.8. Camber dan Radius Bilga

2.2 ESTIMASI TENAGA PENGGERAK


Perhitungan estimasi tenaga penggerak kapal rancangan ini menggunakan rumus W.
Froude yang terdapat dalam buku Resistance and Propulsion of ship, Harvald)
a. Perkiraan Hambatan Gesek
Menurut W. Froude (Resistance and Propulsion of Ship, Harvald,
1992.Pg.53).
Rf = f x S x V 1,825
0,053
Dimana : f = 0,00871 +
( LPP+8,8)
0,053
= 0,00871 + ¿
¿¿

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 19


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 0,00887
Menurut Mumford, dalam buku “Hambatan Kapal dan Daya Mesin
Penggerak” Karangan Teguh Sastrodiwongso hal.64
S = Lwl x (1,7 x T +Cb x B)
= 95 x (1,7 x 4,30 + 0,680 x 18,50)
= 1889,55 m2
= 20338,946 ft2

Maka : Rf = 0,00887 x 20338,946 x 15,301,825


= 26200,762 lbs
= 11884,465 kg
b. Perkiraan Hambatan Sisa (Rr)
Vs 4
Rr = 12,5 x Cb x ∆ x
LPP2
4
15,30
= 12,5 x 0,680 x 5156,510 x 2
(93,00 x 3,28)
= 25812,313 lbs
= 11708,268 kg
c. Perkiraan Hambatan Total (Rt)
Rt = Rf + Rr
= 11884,465 kg + 11708,268 kg
= 23592.733 kg
d. Penentuan Besar Tenaga Penggerak (EHP)
Rt x Vs
EHP =
75
23592.733 x 15,30 x 0.5144
=
75
= 2475.764 HP
e. Penentuan Besar Shaft Horse Power (SHP)
EHP
SHP =
PC
Dimana: PC diperkirakan 0,7

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 20


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2475.764
=
0,7
= 3536.805 HP
= 2637,395 Kw

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.9. Tenaga Penggerak Kapal

a. Penentuan Besar Tenaga Penggerak (BHP)


Sea Margin berkisar antara 15%~20%
BHP = (15% x SHP) + SHP
= (15% x 3536,805) + 3536,805
= 4067,325 HP
Faktor MCR : BHPsm / 85%
100
BHPmcr = x 4067.325 HP
85
= 4785,088 HP
2.2.1 Penentuan Mesin Utama dan Mesin Bantu Sementara
1. Mesin Utama

Dengan didapatkan besar daya mesin sebesar 4785,088 HP diatas maka

perancang menggunakan daya yang sedikit lebih besar dari daya perhitungan diatas

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 21


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

sebesar 4785,088 : 2 = 2392,544 HP (1784 KW) (untuk 1 mesin). Dengan daya

mesin yang telah didapatkan, maka perancang mencari spesifikasi tersebut dikatalog

yang ada.

Sumber : Katalog Mesin Caterpillar

Gambar 2.10. Mesin Utama Sementara

Dengan demikian dipilih 2 unit Diesel Merek CATERPILLAR dengan data


sebagai berikut :
o Type : M20C
o Daya : 1800 KW (2414 HP)
o Cylinders : 9 buah
o Stroke : 200 mm
o Speed : 900 - 1000 rpm
o SFOC : 189 g/KWh
o PxLxT : 5176 mm x 1727 mm x 2797 mm
Dari data mesin diatas hanya untuk 1 mesin , maka untuk 2 unit mesin adalah:
BHP = 2 x 2414 HP
= 4828 HP

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 22


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2. Mesin Bantu
Untuk membantu pengoperasian pada kapal selama kapal tersebut berlayar,
seperti menghidupkan mesin-mesin geladak, pompa-pompa hidrolik, lampu-lampu,
Air Condition, navigasi dan lain sebagainya diperlukannya listrik.
PAE = 10 - 15 % x BHP
Dimana : PAE = Daya mesin bantu kapal rancangan
BHP = Daya mesin utama kapal rancangan = 4828 HP
Maka : PAE = 11 % x 4828 = 531,08 HP (395,96 KW)

mber : Katalog Mesin Yanmar


Su

Gambar 2.11. Mesin Bantu Sementara

Untuk kapal rancangan ini menggunakan 3 Mesin Bantu dengan spesifikasi


sebagai berikut :
o Merk : Caterpillar
o Type : 6 CH - WUTE
o Daya : 206 KW (280 HP)
o Cylinders : In-line 6
o Stroke : 125 mm
o Speed : 2550 - 2600 rpm
o SFOC : 206 g/KWh

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 23


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

o PxLxT : 1600 mm x 736 mm x 1096 mm


Catatan : Mesin bantu yang digunakan saat pelayaran berjumlah 2 buah dan
1cadangan.
2.3 ESTIMASI KAPASITAS RUANG MUAT
1. Luas Penampang Tengah Kapal
Am=B x T x Cm
¿ 18,50 m x 4,30 m x 0,984
¿ 78,277 m2
2. Jarak Frame Space (a0)
Dikarenakan didalam kelas GL (Germanischer Lloyd) tidak disebutkan jarak
framespace secara mendetail, maka perancang mengambil dari kelas NK (Nippon
Kaiji Kyoukai)
• NK Class
Transverse
2 x LPP + 450 = 636 = 640 mm
Longitudinal
2 x LPP + 550 = 736 = 740 mm
3. Jarak Sekat Ceruk Halauan dari ForePeak
Sh=( 5−8 ) % x LPP
¿ 5 % x 93 m
¿ 4,65 m
4. Jarak Sekat Ceruk Buritan dari AfterPeak
Sb=( 3−5 ) x a 0
¿ 4 x 640 mm
¿ 2560 mm
5. Panjang Kamar Mesin
Lkm=( 17−20 ) % x LPP
¿ 18 % x 93 m
¿ 16,74 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 24


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

6. Tinggi Double Bottom


Berdasarkan peraturan kelas GL (Germanischer Lloyd) Rules for General
arrangement 2018 Part 3 ch 2, yaitu :
B
Hdb= (m)
20
¿ 0,925 m
Tinggi minimum untuk double bottom yaitu 0,6 m dan tinggi maksimum yaitu 2,0
m

2.4 ESTIMASI UKURAN SUPERSTRUCTURE


Dalam buku “Ship Design for Efficiency and Economi” second edition, halaman
21 table 1.5 a standard height (m) of superstructure oleh H. Schneekluth dan V. Betram :
Tabel 2.1. Standard Height (m) of superstructure
Raised
L (m) Quarterdeck All Other Superstructure
≤ 30 0,90 1,80
75 1,20 1,80
≥ 125 1,80 2,30
Sumber : buku Ship Design for Efficiency and Economi” second edition

Dari data di atas kita bisa menggunakan formulasi interpolasi, untuk mencari nilai
ukuran dari panjang kapal (L) 102,50 m.
Raised Quarterdeck :

¿ 0,90+ [ 102,50−30
75−30 ]
x (1,8−0,90)

¿ 2,35 m
All other Superstructure

¿ 1,8+ [ 102,50−30
75−30 ]
x (1,8−1,8)

¿ 3,25 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 25


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2.5 PEMERIKSAAN FREEBOARD ATAU LAMBUNG TIMBUL


Perhitungan Freeboard atau Lambung Timbul
Fb = H – T
= 9,70 m – 4,30 m
= 5,40 m

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.12. Lambung Timbul Kapal Rancangan

2.6 ESTIMASI BERAT KAPAL ( LWT & DWT)


Displacement kapal adalah berat kapal dalam keadaan kosong ditambah daya
angkut dari kapal tersebut, dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut :
2.6.1. Perhitungan Berat Kapal Kosong (LWT)
Menurut buku Mr. D. L Smith dengan judul Marine Design halaman 29, bahwa
Light Weight Ton terdiri dari :
A. Berat Baja Kapal (WST)
B. Berat Permesinan Kapal (WME)
C. Berat Perkayuan dan Outfitting (WWO)
D. Margin
1. Perhitungan Berat Baja Kapal (Wst)
Untuk menentukan Berat Baja Kapal rancangan ini digunakan formula yang
terdapat dalam buku Practical Ship Design halaman 85, yaitu :
WST = K x E1,36
Dimana :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 26


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

WST = Berat Baja Kapal


K = untuk Passenger 0,038-0,01 ton/m2
E = Hull Numeral (m2) untuk Passenger (5000-15000)
Maka : WST = 0,038 x 50001,36
= 4077,395 ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga WST = 4077,395 ton
2. Berat Permesinan Kapal (WME)
Untuk menentukan berat permesinan kapal rancangan ini digunakan rumus
pendekatan yang terdapat dalam buku D. G. M. Watson dengan judul Practical
Ship Design halaman 110, yaitu :
WME = K x (MCR)0,7
Dimana : WME = Berat permesinan kapal
K = 0,83 untuk passenger
MCR = Maximum Continuous Rating kapal rancangan (KW)
= 3600 KW
Maka : WME = 0,83 x (3600)0,7
= 246,88 ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan WME = 246,88 ton
3. Berat Perkayuan dan Outfitting (WEO)
Untuk menentukan berat perkayuan dan outfitting kapal rancangan ini digunakan
rumus pendekatan yang terdapat dalam buku H. Scneekluth and V. Betram dalam
judul Ship Design for Efficiency in Economy dalam second edition halaman 167,
yaitu
WEO = K x 
Dimana : WEO = Berat perkayuan dan outfitting kapal rancangan
K = 0,04 - 0,05 ton/m3 untuk passenger
 = Volume displasemen kapal rancangan
= 5030,742 m3
Maka: WEO = 0,04 x 5030,742
= 201,229 ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan WEO = 201,229 ton

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 27


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4. Menentukan Margin Light Weight Ton (LWT)


Untuk menentukan Margin dari LWT kapal rancangan ini menggunakan rumus
pendekatan sebagai berikut :
Margin = [WST + WME + WEO] x 2%
Dimana : WST = Berat baja kapal rancangan = 4077,395 ton
WME = Berat permesinan kapal = 246,88 ton
WEO = Berat perkayuan dan outfitting kapal rancangan
= 201,229 ton
Maka : Margin = [4077,395 + 246,88 + 201,229] x 2%
= 90,510 ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Margin LWT = 90,510 ton

TOTAL BERAT LIGHT WEIGHT (LWT) KAPAL :


1) Berat Baja Kapal (W ST ¿ = 4077,395 Ton
2) Berat Permesinan Kapal (W ME ¿ = 246,88 Ton
3) Berat Perkayuan & Outfitting (W EO ¿ = 201,229 Ton
4) Margin LWT = 90,510 Ton
+
Berat Kapal Kosong (LWT) = 4616,014 Ton

2.7.2 Perhitungan Bobot Mati Kapal (DWT)


Menurut Harald Poehls, 1979.
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (WFO)
S
W FO = ¿x x 10−6 x (1,3 1,5)
Vs

Dimana : Pb ME = M/E = 3600 Kw


b ME = Koefisien pemakaian BBM
= 189 g/kWh
S = Radius Pelayaran 1237,48 mil laut
Vs = 15,30 knots

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 28


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

(1,3 1,5) = nilai koefisien diambil 1,3


Maka :
1237,48
W FO = [ (3600 x 189) ] x x 10−6 x 1,3
15,30
= 71,54 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga W FO = 71,54 Ton

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (WFB)


Wfb = (0,1 – 0,2) x Wfo
Dimana : Wfo = 71,54 Ton
Maka :
Wfb = 0,15 x Wfo
= 0,15 x 71,54 Ton
= 10,731 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga WFB = 10,731 Ton

3. Berat Minyak Pelumas (Weight Of Lubricating Oil (W LO ¿)


S
W LO = ¿x x −6 x (1,3 1,5)
Vs 10
Dimana :BLO= 1,2 – 1,6
Maka :
1237,48
W LO = [ 3600 x 1,5 ] x x 10−6 x (1,5)
15,30
= 0,655 Ton
Berat minyak pelumas mesin induk = 0,655 Ton
S
W LO = ¿x x 10−6 x (1,3 1,5)
Vs
Dimana :BLO = 1,2 – 1,6
PbAE = A/E = 412 Kw
Maka :
1237,48
W LO = [ 412 x 1,5 ]x x 10−6 x (1,5)
15,30
= 0,074 Ton

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 29


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Berat minyak pelumas mesin bantu = 0,074 Ton


0,655 + 0,074 = 0,729 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga W LO = 0,729 Ton

4. Berat Air Bersih dan tawar (Weight Of Fresh Water (W FW ¿


Dimana :
 Jumlah penumpang dan ABK (Z) = 1010 Orang
 Drinking Water (DW) = 10-20 kg/org/hari
 Washing water + Bathing Room (WW + BR) = 72 kg/org/hari
 Boilet Feed Water (BFW) = 0,14 kg/Kwh
 Addition For Tank Volume (Add) = 3% - 4%
1
W FW =¿ x + Add
24
1
=¿x + 4%
24
= 344958,778kg
= 344,95 Ton
Diasumsikan kebutuhan Washing Water dan Bathing Room diambil dari air laut
Maka :
= (344,95 – 72) Ton
= 272,95 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga W FW = 272,95 Ton

5. Berat Makanan (Weight Of Provision (W PROV ¿


S 1
W PROV = Cp x Z x x
Vs 24
Dimana : Cp = 2 – 5 kg/org/hari
Z = 1010 Orang
Maka :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 30


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1237,48 1
W PROV = 5 x 1010 x x
15,30 24
= 17018,720 kg
= 17,018 Ton
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga W PROV = 17,018 Ton

6. Berat Awak Kapal, Penumpang Dan Barang Bawaan (Weight Of Person and
Luggage (W P+l ))
W P+l = Z x (P + L)

Dimana : P = Berat rata-rata ABK 75 kg/orang


L = Berat barang bawaan ABK 70 kg/ orang
Z = Jumlah ABK dan Penumpang = 1010 Orang
Maka :
W P+l = 1010 x (75 + 70)
= 146450 kg
= 146,45 Ton
Dari perhitungan di atas ditetapkan harga W P+l = 146,45 Ton

TOTAL BERAT DEAD WEIGHT TONNAGE SHIP (DWT)


1) Berat Bahan Bakar¿) = 71,54 Ton
2) Berat Bahan Bakar (WFB) = 10,731 Ton
3) Berat Minyak Pelumas (W LO ¿ = 0,729 Ton
4) Berat Air Bersih dan Tawar (W FW ¿ = 272,95 Ton
5) Berat Makanan (W PROV ¿ = 17,018 Ton
6) Berat Awak Kapal dan Barang (W p +l ¿ = 146,45 Ton
+
TOTAL PERHITUNGAN DWT = 519,418 Ton

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 31


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2.7 KOREKSI BERAT KAPAL


Displacement menurut Hukum Archimedes (∆ ₁), yaitu :
∆₁ = LPP x B x T x Cb x γ
= 93 x 18,50 x 4,30 x 0,680 x 1,025
= 5156,510 Ton

Koreksi = |∆ ₁−∆
∆₁ |

x 100% ………..¿ 0,5 %

Dimana : ∆₂ = LWT + DWT


= 4616,014 Ton + 519,418 Ton
= 5135,432 Ton

Maka Koreksi= |5156,510−5135,432


5156,510 | x 100% ………..¿ 0,5 %
= 0,40 % ………….< 0,5 ( memenuhi)

2.8 ESTIMASI STABILITAS AWAL KAPAL


Stabilitas kapal adalah kesetimbangan kapal pada saat diapungkan, tidak miring
ke kiri atau ke kanan, demikian pula pada saat berlayar, pada saat kapal diolengkan
oleh ombak atau angin, kapal dapat tegak kembali.
Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut ,baik yang terjadi di laut lepas
maupun ketika di pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal yang tidak
memperhatikan perhitungan stabilitas kapalnya sehingga dapat mengganggu
kesetimbangan secara umum yang akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan fatal seperti
kapal tidak dapat dikendalikan, kehilangan kesetimbangan dan bahkan tenggelam yang
pada akhirnya dapat merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya
sendiri. Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk
keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan bahkan calon awak
kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga
kondisi stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat
dicapai.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 32


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1) Perhitungan Titik Tekan dan Titik Berat


a. Titik Tekan Vertikal ( KB )
Menurut Jaeger – Morrish dalam buku Bouyancy and Stability of Ships hal
81 :

KB =Tx ( 5 x Cw−2
6 xCw
xCb
)
= 4,30 x ( )
5 x 0,8−2 x 0,680
6 x 0,8
= 2.365 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan KB = 2,365 m

b. Perhitungan Titik Berat ( KG )


Untuk titik berat diperkirakan sebesar 60% dari tinggi kapal (H) maka:
KG = 0,6 x H
= 0,6 x 9,70
= 5,82 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan KG = 5,82 m

2) Perhitungan Stabilitas Melintang


a. Radius Metacenter Melintang ( BM )
Menurut Posidiunine dalam buku Bouyancy and Stability of Ships hal 81 :
B 2 Cw (Cw+ 0,04)
BM = x
T 12 xCb

18,502 0,800(0,800+ 0,04)


Maka BM = x
4,30 12 x 0,680
= 6,554 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga BM =6,554 m
b. Tinggi Metacentre Melintang dari Garis Dasar ( KM )
KM = KB + BM
= 2,365 + 6,554

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 33


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 8,919 m
Dari perhitungan ditetapkan KM = 8,919 m

c. Tinggi Metacentre Melintang ( GM )


GM = KM - KG
= 8,919 – 5,82
= 3,099 m
Dari perhitungan diatas ditetapkan GM = 3,099 m

3) Perhitungan Waktu Oleng Kapal ( Rolling Period )


Untuk menentukan periode oleng atau rolling periode dari kapal rancangan
digunakan rumus pendekatan yang terdapat dalam buku Code On Intact Stability
oleh International Maritime Organization (IMO), yaitu:
2x c x B
TR =
√ GM
Dimana : TR = Periode oleng kapal rancangan

C = (
0.373+ 0.023 ×
B
T )
−(0.043 ×
LWL
100
)

B = 18,50 m
T = 4,30 m
LWL = 95 m

= (
0,373+ 0,023 ×
18,50
4,30 )(
− 0,043 ×
95
100 )
=0,431

Maka :
2 x 0,431 x 18,50
=
√3,09
= 9,07 detik …… (Memenuhi)
Dari buku Applied Naval Architecture karangan W.J Lovett, bahwa periode
oleng kapal itu antara 4 detik sampai dengan 12 detik, dimana periode oleng kapal
rancangan ini adalah 9,077 detik.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 34


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 2.14. Titik Stabilitas Kapal

4) Pengecekan GM Dengan Metode Prohaska


Dalam Henscke, 1978 (Sciffbautecnisches Handbuch Band I : 169 )
A. Hid = Ideal Free Board
Sh+ Sf
Hid =H+
6

Dimana :

a. Sh = 50 x ( LBP
3
+10 )

= 50 x ( +10 )
93,00
3
= 2050 mm
= 2,050 m

b. Sf = 25 x ( LBP
3
+10 )

= 25 x ( +10 )
93,00
3
= 1025 mm
= 1,025 m
Maka :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 35


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sh+ Sf
Hid = H +
6
2,050+1,025
Hid = 9,70 +
6
= 10,212 m

t B2
B. MTF = Cb x T
Dimana :
t = ¿¿
= ¿¿
= 0,0544

Maka :
0,0544 18,502
MTF =
0,680
x
4,30
= 6,367
Untuk mendapatkan harga h* dan dalam perhitungan kurva lengan stabilitas
awal. Maka harus ditetapkan lebih dahulu nilai :
T 4,3

B
= 18,50
= 0,232

 MF = BM = 6,554 m
Hid 10,212

B
= 18,50
= 0,552

 GM = 3,099 m
Sedangkan untuk harga h* dari grafik Prohaska dalam buku Bouyancy and stability
of ship karangan Ir. R. F. Scheltema De Heere hal 105

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 36


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : buku Bouyancy and stability of ship

Gambar 2.15. Grafik Prohaska

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 37


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

5) Perhitungan Kurva Lengan Stabilitas Awal


Tabel 2.2. Kurva Lengan Stabilitas Awal

Φ 0ᵒ 15ᵒ 30ᵒ 45ᵒ 60ᵒ 75ᵒ 90ᵒ


1. Sin ϕ 0 0,259 0,500 0,707 0,866 0,965 1,000
2. h*f 0 0,009 0,030 -0,03 -0,16 -0,320 -0,48
3. h*f x MF 0 0,057 0,196 -0,196 -1,048 -2,097 -3,145
4. GM x Sin ϕ 0 0,802 1,549 2,190 2,683 2,990 3,099
5. GZ = (3) + (4) 0 0,859 1,745 1,994 1,635 0,893 -0,046

Sumber : Perhitungan Pribadi

6) Pengecekan Kurva Stabilitas Awal


Setelah kurva stabilitas awal didapatkan, kurva stabilitas tersebut harus di periksa
berdasarkan standar dari IMO Regulation A. 749 (18) ( International Of Maritime
Organization) yaitu :
a. GM > 0,15
Dimana : GM = 3,09 m > 0,15 m .............. memenuhi
b. GZ – 30o > 0,20
Dimana GZ kapal rancangan pada titik 30o = 1,745 m .............. memenuhi
c. ∆GZ-30o > 0,055 m - rad
Pengecekan Kurva Stabilitas Awal GZ-30o
Tabel 2.3. Tinggi kurva GZ 0o - 30o
NO. Φ GZ (m) FS GZ x FS (m)

1 0o 0 1 0

2 5o 0,273 4 1,092

3 10o 0,556 2 1,112

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 38


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4 15o 0,859 4 3,424

5 20o 1,181 2 2,362

6 25o 1,490 4 5,960

Lanjutan Tabel 2.3. Tinggi kurva GZ 0o - 30o


NO. Φ GZ (m) FS GZ x FS (m)

7 30o 1,745 1 1,745

∑1 = 15,695

Sumber : Perhitungan Pribadi

Dimana : ∆ GZ – 30 o
= ( 1
3 ) x 5 ° x ∑1 ( ) x 5 ° x 15,695
1
= 3 = 0,453
57,3 ° 57,3 °
Maka : ∆ GZ – 30o = 0,453 m-rad > 0,055 m-rad ............ memenuhi

d. ∆GZ-40o> 0,09 m – rad


Tabel 2.4. Tinggi kurva GZ 30o - 40o

NO. Φ GZ FS GZ x FS
1 30° 1,745 1 1,745
2 35° 1,913 4 7,652
3 40° 1,996 1 1,996
Σ2 11,393

Sumber : Perhitungan Pribadi

Dimana : ∆ GZ – 40 o (
= 3
1
) x 5 ° x ∑2
+ ∆ Gz−30°
= 3)
( 1
x 5 ° x 11,393
+ 0,453
57,3 ° 57,3 °
= 0,772
Maka : ∆ GZ – 40o = 0,772 m-rad > 0,09 m-rad ............ memenuhi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 39


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

e. (∆GZ-40o ) - (∆GZ-30o ) > 0,03 m – rad


Dimana : ∆GZ-40o = 0,772 m – rad
∆GZ-30o = 0,453 m – rad
Maka : = (∆GZ-40o ) - (∆GZ-30o )
= (0,772) – (0,453)
= 0,319 > 0,03 m-rad ............ memenuhi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 40


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

7) Pemeriksaan Momen Pengganggu Stabilitas

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 41


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Pemeriksaan momen pengganggu stabilitas kapal dari kapal yang akan dirancangkan
perlu dipertimbangkan, karena dalam kenyataannya kapal tidaklah selalu berlayar dalam
keadaan kondisi pada saat air tenang ( still water ).
Langkah – langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan momen
pengganggu stabilitas adalah dengan menentukan jenis momen – momen
pengganggunya, yaitu :
1. Momen Cikar ( Mc )
2. Momen Angin (Mw )
3. Momen Pengganggu ( Mp )
4. Momen Stabilitas ( Ms )
1. Momen Cikar ( Mc )
Momen cikar adalah momen yang terjadi pada saat kapal melakukan olah gerak
yaitu belok kanan maupun ke kiri. Untuk menentukan momen cikar kapal rancangan ini
digunakan rumus pendekatan yang terdapat dalam buku Buoyancy And Stability Of Ships
karangan IR. R. F Scheltema De Heere dan DRS. A.R. Bakker, halaman 142, yaitu :
Mc = 0,233 x (ρ x ∇ x ( 0,8 x Vs )^2)/LBP x ( KG – 0,5 x T )
Dimana : Mc = Momen cikar kapal rancangan
ρ = Kepadatan air laut
= 104 Kg /sec 2 /m4
∇ = Volume displacement kapal rancangan
= 5030,742 m3
Vs = Kecepatan kapal rancangan
= 15,30 knot
= 7,871 m/s
KG = Center Of Gravity diatas baseline
= 5,82 m
T = Draft kapal rancangan
= 4,30 m
LPP = panjang kapal rancangan
= 93,00 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 42


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

104 , 5 x 5030,742 x (0,8 x 15,30)²


Maka : Mc = 0,233 x x 3,61
93,00
= 712,346 ton meter
Dari perhitungan diatas didapat nilai Mc = 712,346 ton meter
2. Momen Angin ( Mw )
Untuk menentukan momen angin dari kapal rancangan digunakan rumus
pendekatan yang terdapat dalam buku Bouyancy And Stability Of Ships karangan IR. R.F.
Scheltema De Heere dan DRS. A. R. Bakker, halaman 85 dan 138, yaitu :
Mw = ξ x 0,5 x ρ x Vw ² x A x a
Dimana : Mw = Momen angin kapal rancangan
ξ = Faktor kekuatan angin 1,2 ~ 1,3
= 1,3
ρ = Kepadatan udara = 1,3 x 10−4 ton. sec 2 /m4
Vw = Kecepatan angin
= 15 m/s
A = Luas bidang tangkap angin
= 710,4 m2
a = Jarak titik tangkap angin diatas lambung kapal
= 0,5 x T
= 0,5 x 4,30
= 2,15 m
Maka : Mw = 1,3 x 0,5 x 1,3 x 10−4 x 152 x 710,4 x 2,15
= 29,038 ton meter
Dari perhitungan diatas ditetapkan Mw = 29,038 ton meter
3. Momen Pengganggu ( Mp )
Untuk menentukan momen pengganggu kapal rancangan adalah dengan
menjumlahkan momen cikar dan momen angin.
Mp = Mc + Mw
Dimana : Mp = Momen pengganggu kapal rancangan
Mc = Momen cikar kapal rancangan
= 712,346 ton

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 43


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Mw = Momen angin kapal rancangan


= 29,038 ton meter
Maka : Mp = 712,346 + 29,038
= 741,384 ton meter
Dari perhitungan diatas diketahui nilai Mp = 741,384 ton meter
4. Momen Stabilitas ( Ms )
Untuk menentukan momen stabilitas kapal rancangan adalah dengan mengalihkan
h maks dari kurva stabilitas awal dengan volume displacement dari kapal rancangan.
Ms = hmak x ∇
Dimana:
Ms = momen stabilitas kapal rancangan
h maks = h tertinggi pada kurva stabilitas awal
= 1,996 m
Δ = Displacement kapal rancangan
= 5156,510 ton
Maka :
Ms = 1,996 m x 5156,510 Ton
= 10292,394 ton meter.
Dari hasil perhitungan momen pengganggu dan momen stabilitas, selanjutnya
dilakukan pengkoreksian pada momen stabilitas terhadap momen pengganggu. Menurut
standar IMO bahwa momen stabilitas harus lebih besar daripada momen
pengganggu .momen stabilitas ( MS ) > Momen Pengganggu ( Mp ).
Dimana : Ms = momen stabilitas kapal rancangan
= 10292,394 ton meter
Mp = Momen pengganggu kapal rancangan
= 741,384 ton meter
Maka : 10292,394 ton meter > 741,384 ton meter (Memenuhi )

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 44


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

BAB III

RENCANA UTAMA

3.1 MENETAPKAN UKURAN UTAMA DAN KOEFISIEN KAPAL


Setelah dilakukan tahap perencanaan awal selanjutnya adalah tahapan rencana utama
dengan menetapkan ukuran-ukuran utama perancangan. Pada tahap perencanaan utama
akan dilakukan perhitungan dan penggambaran dari rencana garis ( lines plan )
Data-data dari hasil perencanaan awal yang diperlukan untuk pembuatan lines plan
adalah:
 Length Over All (LOA) = 102,5 m
 Length Water Line (LWL) = 95,00 m
 Length Between Perpendicular (LBP) = 93,00 m
 Breath (B) = 18,50 m
 Draft (T) = 4,30 m
 Heigth (H) = 9,70 m
 Block Coefficient (Cb) = 0,680
 Midship Coefficient (Cm) = 0,984
 Prismatic Coefficient (Cp) = 0,690
 Waterline Coefficient (Cw) = 0,800
 Displacement (∆ ¿ = 5156,510 ton
 Volume Displacement (∇ ¿ = 5030,742m2
 Velocity Speed (vs) = 15,3 knots
 Radius Of Bilge (R) = 1,72 m
 Chamber = 0,370 m

Menurut Harald Poehls, 1979. Pembuatan kurva prismatik adalah untuk


mendapatkan luasan pada tiap-tiap ordinat. Perhitungan kurva prismatik ini sangat
menentukan sekali dalam pembentukan badan kapal, yaitu bentuk badan kapal yang
streamline. Adapun perhitungan untuk pembuatan-pembuatan kurva prismatik tersebut
adalah :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 45


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

3.2 PERHITUNGAN KURVA PRISMATIK


Menurut Harald Poehls, 1979. Pembuatan kurva prismatik adalah untuk
mendapatkan luasan pada tiap-tiap ordinat. Perhitungan kurva prismatik ini sangat
menentukan sekali dalam pembentukan badan kapal, yaitu bentuk badan kapal yang
streamline. Adapun perhitungan untuk pembuatan-pembuatan kurva prismatik tersebut
adalah :
1. Luas Midship Kapal (Am)
Untuk menentukan Area Midship (Am) dari kapal rancangan ini
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Principles Of Naval Architecture
oleh SNAME chapter I halaman 42, yaitu :
Am = B x T x Cm [m2]
= 18,50 m x 4,30 m x 0,984
= 78,254 m2
2. Titik Tekan Memanjang Kapal (LCB)
Penentuan titik tekan memanjang kapal (LCB) dimana penentuannya
didasarkan pada letak titik berat kapal dan juga untuk mendapatkan hambatan
yang sekecil mungkin. Dengan memakai grafik nomor 38 untuk penentuan LCB
dalam Ikeda Masaharu, 1981 : hlm.51 ditentukan : LBP diubah
ke dalam feet 93 m = 93 x 3,281 = 305,133
vs 15,3
LCB₁ = = = 0,875
√ LPP √301,852

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 46


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.1. Grafik Ikeda Masharu

Dari grafik tersebut didapat terletak diantara 0,008 – 0,020 dibelakang midship.
Diambil lcb₂ pada 0,018 maka LCB₂ kapal sebenarnya adalah :
LCB₂ = lcb₂ x LBP
= - 0,018 x 93 m
= - 1,674 m dibelakang midship

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.2. Nilai CPF-CPA

1. Koefisien Prismatik Depan dan Belakang

Setelah letak LCB ditentukan, selanjutnya dihitung harga Cpf – Cpa dengan memakai
(Cpf −Cpa)
rumus cp= , dimana sebelumnya dicari terlebih dahulu dari grafik No.39
2

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 47


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

dalam Ikeda Masaharu halaman 53. Dari grafik tersebut didapat harga Cpf – Cpa = 0,065,
maka dilakukan perhitungan :

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.3. Nilai CPF

- Koefisien Prismatik Depan (Cpf) :

(Cpf −Cpa)
Cpf =Cp+
2
(0,065)
¿ 0,690+
2
= 0,722

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 48


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.4. Nilai CPA

- Koefisien Prismatik Belakang (Cpa) :

(Cpf −Cpa)
CpA =Cp−
2
(0,065)
¿ 0,690−
2
= 0,657

Setelah harga koefisien prismatic depan (Cpf) dan belakang (Cpa) diketahui
kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai perhitungan Bulbos Bow.

3. Perhitungan Bulbous Bow


Perhitungan Bulbos Bow ini diambil dari buku BKPM Merancang Kapal 1
Karangan Ir. M. J. Tamela hal 172
Abt/Am = 0.06 – 0.13
Lp/LPP = 2% - 4%
Hof/T = 20% - 60%
Bb/B = 10% - 20%
Hb/T = 0,9 – 1,1

Abt = 0,074 x Am
= 0,074 x 78,254 m2
= 5,790 m2
Lb = 3,75% x LPP
= 3,75% x 93 m

= 3,487 m

Hof = 50 % x 4,3 m

= 2,150 m

Bb = 12,42 % x 18,50 m

= 2,297 m

Hb = 1 x 4,30 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 49


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 4,30 m

4. Menentukan Luas Tiap Section


Menentukan luas tiap-tiap section berdasarkan grafik presentase luasan tiap-tiap
section dengan presentase luasan terhadap luasan midship dari grafik No.40-41
dalam ikeda masaharu halaman 53-54 dan dilanjutkan dengan pembuatan grafik
CSA.
Adapun luasan tiap section terhadap luasan midship kapal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Luasan Tiap Section

ORDINAT PRESENTASE LUAS (m2)


AP 1,53 1,200
0,5 5,23 4,1
1 22,35 17,500
1,5 45,10 35,300
2 68,36 53,500
3 93,28 73
4 100,00 78,254
5 100,00 78,254
6 100,00 78,254
7 94,56 74
8 70,28 55
8,5 47,91 37,500
9 30,66 24
9,5 14,69 11,5
FP 6,00 4,695

Sumber : Perhitungan Pribadi

Selanjutnya dari tabel tersebut dibuat kurva prismatic (CSA) dan dilanjutkan
perhitungan pemeriksaan volume displasemen dan letak LCB kapal. Yang
didapatkan sesuai dengan koreksi displasemen dan CSA terhadap LCB

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 50


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

5. Menentukan Main Part dan Cant Part

Luasan Produk
Ord No. FS Produk I Lever
( m^2 ) II
AP 1,200 0,5 0,600 -5 -3,000
0,5 4,100 2 8,200 -4,5 -36,900
1 17,500 1 17,500 -4 -70,000
1,5 35,300 2 70,600 -3,5 -247,100
2 53,500 1,5 80,250 -3 -240,750
3 73,000 4 292,000 -2 -584,000
4 78,254 2 156,508 -1 -156,508
5 78,254 4 313,017 0 0
6 78,254 2 156,508 1 156,508
7 74,000 4 296,000 2 592,000
8 55,000 1,5 82,500 3 247,500
8,5 37,500 2 75,000 3,5 262,500
9 24,000 1 24,000 4 96,000
9,5 11,500 2 23,000 4,5 103,500
FP 4,695 0,5 2,348 5 11,738
    E1 1598,03 E2 131,488
Dari hasil pembacaan presentase Grafik Ikeda masharu, maka dimasukan kedalam
table 3.2 dan selanjutnya dihitung luasan tiap stationnya kemudian dilakukan
metode Trial and Error sampai ditemukannya koreksi yang sesuai pada Volume
Displacement dan LCB.
A. Perhitungan Main Part dan Cant Part
Tabel 3.2. Prismatic Curve Main Part

Sumber : Perhitungan Pribadi

Table 3.3 Cant Part CSA Kapal Rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 51


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Produk
Ord NO. Luas ( m^2 ) FS Produk I Lever
II
AP 1,200 1 1,200 0 0
PP 0,376 4 1,504 -1 -1,504
AE 0 1 0 -2 0
    E3 2,704 E4 -1,504

Sumber : Perhitungan Pribadi

Table 3.4 Bulbous Bow CSA Kapal Rancangan

Produk
Ord NO. Luasan FS Produk I Lever
II
FP 4,695 1 4,695 0 0
PP 3,607 4 14,428 1 14,428
PE 0 1 0 2 0
    E5 19,123 E6 14,428

Sumber : Perhitungan Pribadi

B. Menentukan Volume Displacement CSA (  )


Untuk menentukan volume displacement (  ) dari kurva prismatic,
maka langkah – langkah yang harus di lakukan adalah :
1. Menentukan Volume Main Part ( MP )
Untuk menentukan volume dari main part digunakan rumus yang
terdapat dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul merancang kapal
hal. 14, yaitu:
1
MP = 3 x h1 x 1
Dimana :
MP =Volume displacement main part CSA kapal rancangan
LPP
h1 =
10
93
=
10
= 9,3 m
1 = Jumlah Luasan Main Part CSA kapal rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 52


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 1598,030 m2
Maka :
1
MP = 3 x 9,3 x 1598,030
= 4767,89 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga MP = 4767,89 m3

2. Menentukan Volume Cant Part ( CP )


Untuk menentukan volume dari cant part digunakan rumus yang
terdapat dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul merancang kapal
hal. 14, yaitu:
1
CP = 3 x h2 x 3
Dimana :      
CP    = Volume displacement cant part CSA kapal rancangan

     =

=
                       = 1,00  m
3       = Jumlah luasan Cant Part CSA kapal rancangan
                       = 2,704 m2
Maka :

         CP      =  x 1,00 x 2,704


                                                            = 0,901 m3

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga CP = 0,901 m3

3. Menentukan Volume Bulbos Bow ( BB )


1
BB = 3 x h3 x 5

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 53


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

BB = Volume displacement bulbos bow CSA kapal rancangan

Lb
h3 =
2
3,487
=
2
= 1,743 m
5 = Jumlah luasan Bulbos Bow CSA kapal rancangan = 19,123 m2

Maka :
1
BB = 3 x 1,743 x 19,123
= 11,110 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga BB = 11,110 m3
4. Menentukan Volume Total (TOT )
TOT = MP + CP + BB
= 4767,89 + 0,901 + 11,110
= 4779,901 m3
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga TOT = 4779,901 m3
C. Menentukan Longitudinal Center Of Buoyancy ( LCB )
Untuk menentukan perhitungan pada Longitudinal Center Of Buoyancy (
LCB ) dari CSA , maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Menentukan LCB Main Part
Untuk menentukan LCB main part digunakan rumus yang terdapat
dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul merancang kapal hal. 14,
yaitu:
Σ2
LCB MP =
Σ1
x h1

Dimana:
2 = Jumlah produk 2 pada main part CSA kapal rancangan
= 131,488 m2

1 = Jumlah produk 1 pada main part CSA kapal rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 54


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 1598,030 m2

LPP
h1 =
10
93
=
10
= 9,3 m
Maka:
131,488
LCB MP = x 9,3
1598,030
= 0,765 m

= 0,765 di depan midship.

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga LCB MP = 0,765 m


2. Menentukan LCB Cant Part
Untuk menentukan LCB cant part digunakan rumus yang terdapat
dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul merancang kapal hal. 14,
yaitu:
Σ4
LCB CP = xh [m]
Σ3 2
Dimana:
4      = Jumlah produk 2 pada cant part CSA kapal rancangan
                = -1,504 m2
3      = Jumlah produk 1 pada cant part CSA kapal rancangan
                = 2,704 m2

     =

=
                       = 1,150  m
Maka :

                =  x 1,150
                                                            = -0,639 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 55


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

                            = 0,639 m dibelakang AP

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga  = 0,639 m


3. Menentukan LCB Bulbos Bow
Σ6
LCB BB = x h3 [m]
Σ5
Dimana:
6      = Jumlah produk 2 pada Bulbos Bow CSA kapal rancangan
          = 14,428 m2
5      = Jumlah produk 1 pada Bulbos Bow CSA kapal rancangan
         = 19,123 m2

     =

=
         =1,743  m
 
Maka :

                =  x 1,743
                           = 1,315 m
                            = 1,315 m di depan FP

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga  = 1,315 m


4. Menentukan LCB Total

LCB TOT = [ (
( LCB MP x ∇ MP )− LCB CP +
Lpp
(2) )(
x ∇ CP + LCB BB +
Lpp
(2)
x ∇ BB
)]
∇Total

[ ( 0.765 x 4767.89 )− −0.639+( ( 93.00


2 ) ) (
x 1.03 + 1.315+(
2 )
93.00
x 11.110
)]
4779.99
= 0,861 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 56


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 0,861 m di depan midship

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga LCB T = 0,861 m di depan midship

3.3 KOREKSI VOLUME DISPLACEMENT DAN LCB


Harga koreksi untuk volume displasemen harus berada kurang dari 0,5%.
Sedangkan harga koreksi untuk LCB harus berada kurang dari 0,1%. Perhitungan koreksi
:
a. Koreksi Volume Displasemen (∇ Displasemen )
Dimana :

    = Volume displacement CSA dari kapal rancangan

            = 4779,901

    = Volume displacement dari kapal rancangan

      =

Koreksi      = | Vol . ∆ Perhitungan |


Vo l. ∇ Perhitungan−Vol . ∇TOT
x 100%..... < 0.5%

                         = |4779,901−5030,742
4779,901 | x  x 100%....... < 0.5%
                       = 0,049% ........... < 0,5% (Koreksi Memenuhi)

b. Koreksi LCB dari CSA

Koreksi LCB = | LCB Awal −LCB CSA


LPP |x 100%........ <0,1%

Dimana :

            = LCB dari perhitungan CSA            


                        = 0,861 m  di belakang midship

          = LCB dari perhitungan awal


                        = 1,302 m di belakang midship

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 57


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

LPP                 = 93,00 m
Maka :

Koreksi LCB      =  x 100 %.......... <0.1%


= 0,004 %........ <0,1% (Koreksi Memenuhi)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.5. CSA Kapal Rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 58


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

3.4 PERHITUNGAN LUAS GARIS AIR (AWL)


Dalam Ikeda Masaharu, 1981.
Setelah perhitungan dan pembuatan Curve of Sectional Area (CSA) selesai,
dilanjutkan dengan pemeriksaan luas bidang garis air pada sarat maksimum (AWL),
dimana luas bidang garis air tersebut adalah :
AWL = LWL x B x Cw [m2]
= 95 m x 18,50 m x 0,823
= 1450,990 m2
Hasil Awl dan Cw perhitungan harus dibandingkan baik dengan Awl maupun Cw
perencanaan dengan toleransi kesalahan yang diizinkan sebesar <0,5%. Jika hasil
hitungan dan perencanaan Awl dan Cw telah memenuhi persyaratan yang diizinkan maka
untuk selanjutnya dilakukan penggambaran body plan untuk kapal yang direncanakan
tersebut.
1. Perhitungan Luasan Bidang Garis Air (AWL)
a) Perhitungan Area Waterline Main Part ( A MP)
Table 3.5. Area Waterline Main Part

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 59


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Ord Produk Produk


1/2 B ( m ) FS Lever
No. I II
AP 2,500 0,5 1,250 -5 -6,250
Ord Produk Produk
-
0.5 Luas ( m^2 )
5,300 FS
2 10,600 Lever
-4.5
NO. I II
47,700
AP 2,500 1 2,500 0 0-
1
PP 7,000
0,737 14 7,000
2,948 -4
-1 -2,948
28,000
AE 0 1 0 -2 0-
1.5
  8,000
  2
E2 16,000
5,448 -3.5E4 -2,948
56,000
-
2 8,600 1.5 12,900 -3
38,700
-
3 9,000 4 36,000 -2
72,000
-
4 9,250 2 18,500 -1
18,500
5 9,250 4 37,000 0 0
6 9,250 2 18,500 1 18,500
7 8,800 4 35,200 2 70,400
8 7,100 1.5 10,650 3 31,950
8.5 5,900 2 11,800 3.5 41,300
9 4,200 1 4,200 4 16,800
9.5 2,400 2 4,800 4.5 21,600
FP 0 0.5 0 5 0
224,40
  E1      
0
Sumber : Perhitungan Pribadi

b) Perhitungan Area Waterline Cant Part ( A¿¿ CP)¿


Table 3.6. Area Waterline Cant Part

Sumber : Perhitungan Pribadi

3.4.1 Menentukan Area Waterline Main Part dan Cant Part


a. Menentukan Area Waterline Main Part
Untuk menentukan area waterline main part digunakan rumus yang
terdapat dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul Merancang Kapal hal, 18,
yaitu :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 60


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1
A MP = 2 x 3 x h1 x Ʃ 1

Dimana :               = Area waterline main part kapal rancangan

                    =  

                             =  
                              = 9,3 m
Ʃ1         = Jumlah pada main part AWL kapal rancangan
= 224,400 m2
Maka :            

         = 2 x  x 9,3 x 224,400

                                                = 13912,80

Dari perhitungan diatas ditetapkan   = 1391,280 m2

b. Menentukan Area Waterline Cant Part


Untuk menentukan area waterline cant part digunakan rumus yang
terdapat dalam Buku Soekarsono N.A dengan judul Merancang Kapal hal,18
yaitu:
1
ACP =2x x h2 x Ʃ 2
3

Dimana :                   = Area waterline kapal rancangan

                 =

=
                                   = 1.150 m

                               = Penjumlahan pada cant part AWL kapal rancangan


                            = 5.448 m2
Maka :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 61


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

                      = 2 x  x 1.150 x 5.448

                                                            = 4,176  

Dari perhitungan diatas ditetapkan  = 4,176 m2

c) Area Waterline Total


ATOT = A MP + ACP
                        = 1391,280 + 4,176
                              = 1395,456 m2

Dari perhitungan diatas ditetapkan ATOT = 1395,456 m2


3.4.2. Koreksi Area Waterline ( AWL )

Koreksi = x 100%....... ≤ 0.5%

      =  x 100%
       = 0,038 %......... ≤ 0.5% (Koreksi Memenuhi)
 

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 62


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 63


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

3.1 PERENCANAAN BODY PLAN


Setelah semua data-data untuk Pembuatan body plan telah selesai dilakukan,
seperti kurva prismatik (CSA), luasan bidang garis air, serta jari-jari bilga. Maka
dilanjutkan dengan penggambaran Body Plan seperti yang terdapat dalam buku
Ikeda Masaharu halaman 56 – 63. Adapun langkah – langkah pembuatan body
plan adalah sebagai berikut :
1. Membuat empat persegi panjang dengan sisi mendatar adalah lebar kapal dan
sisi vertikal adalah tinggi air kapal.
2. Pada sarat air maksimum di tengah kapal, ditarik garis diagonal dengan sudut
sembarang ke arah setengah lebar kapal, dalam penggambaran ini ditentukan
besar sudutnya = 45o
3. Pada setengah lebar kapal ditentukan titik dengan menggunakan rumus
B x cm
, kemudian pada garis diagonal panjang maksimum garis tersebut
2
dengan mengambil tinggi maksimum dari kurva prismatik (untuk section 5),
kemudian dihubungkan antara kedua titik tersebut.
4. Untuk section berikutnya, pada garis diagonal diambil dari kurva prismatik
untuk tiap – tiap section dan dibuat sejajar dengan section 5 dan ditarik tegak
lurus bidang setengah lebar kapal.
5. Setelah semua garis pembagi untuk setiap section selesai dilakukan,
dilanjutkan dengan mengukur panjang setiap section dari luas bidang garis
air. Dengan menggunakan List di AutoCad dan gambar kapal pembanding
dilakukan Zerro setting.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 64


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

Gambar 3.7. Body Plan awal Kapal Rancangan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 65


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 66


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Gambar 3.8. Lines Plan Kapal Rancangan


3.2 PERHITUNGAN KURVA HIDROSTATIK DAN KURVA BONJEAN
3.2.1 Perhitungan Kurva Hidrostatik
Kurva Hidrostatik merupakan kurva yang menggambarkan karakteristik dari
sebuah kapal yang diperlukan untuk mendesain, membangun dan pengoperasian kapal
tersebut. Kurva hidrostatik menunjukkan kemampuan apung serta berbagi parameter
dalam berbagai kondisi kapal tersebut.
Untuk pembuatan kurva hidrostatik dibuat dahulu perhitungan hidrostatik atau
yang biasa disebut Hydrostatic Calculation, dan data-data perhitungan tersebut diambil
dari Offset Table pada gambar rencana garis (Lines Plan).
Hasil dari perhitungan hidrostatik adalah penjumlahan hasil dari Main Part
ditambah dengan hasil perhitungan dari Cant Part, dan dari hasil perhitungan tersebut
yang digunakan untuk penggambaran kurva hidrostatik.
Cara penggambaran kurva hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu yang
saling tegak lurus, yaitu sumbu y sebagai sarat air (Draf) kapal dan sumbu x sebagi hasil
dari kurva hidrostatik. Adapun kurva-kurva yang digunakan dalam diagram tersebut
meliputi :
Tabel 3.7. Kurva kurva dalam Hydrostatic curve
Simbo
No Nama Kurva Satuan
l
1 Luas Bidang Garis Air (Water Plane Area) WPA m2
2 Luas Section Midhsip (Midship Section Area) MSA m2
3 Displacement Moulded dan Including ∆ mld Ton
Luas Permukaan Bidang Air Basah (Wetted Surface
4 WSA m2
Area)
Letak Titik Berat Garis Air Terhadap Penampang Tengah
5 LCF m
Kapal (Longitudinal Center of Floatation)
Letak Titik Tekan Terhadap penampang Tengah Kapal
6 LCB m
(Longitudinal Center of Bouyancy)
Letak Titik Tekan Terhadap Keel (Vertical Center of
7 KB m
Bouyancy)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 67


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

8 Coeffisien Block CB

9 Coeffisien prismatik CP
Lanjutan Tabel 3.7. Kurva kurva dalam Hydrostatic curve
10 Coeffisien Midship CM
11 Coeffisien Waterline CW
12 Metacentra Melintang Diatas Air TKM m
13 Metacentra Memanjang Diatas Air LKM m
Momen Inersia Memanjang pada Setiap Luasan Garis Air
14 LBM m
(Longitudinal Bouyancy Metacenter)
Momen Inersia Melintang Pada Setiap Luasan Garis Air
15 TBM m
(Longitudinal Bouyancy Metacenter)
16 Ton Per Centimeter TPC Ton
Momen Untuk Mengubah Trim Sebesar 1 cm (Moment to Change
17 MTC Ton/m
Trim 1 cm)
Perubahan Displacement Karena Kapal Mengalami Trim Buritan
18 DDT Ton
Sebesar 1 Cm (Displacement Due to 1 cm Change of Trim by Stren)
Sumber : Perhitungan Pribadi

Untuk memudahkan pembacaan, maka setiap kurva yang bersangkutan diberikan


petunjuk skala ukuran antara gambar yang sesungguhnya dan juga untuk mempersingkat
perhitungan tiap-tiap kurva telah dimasukkan ke dalam tabel-tabel.
1. Water Plan Area (WPA)
WPA adalah luas bidang garis air yang telah kita rencanakan dalam Lines Plan
dari tiap-tiap waterline. Kemungkinan-kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari bentuk
alas kapal antara lain:
- Untuk kapal dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis air adalah nol karena luasan
waterline hanya berupa garis lurus (base-line), sehingga lengkung WPA dimulai dari
titik (0,0).
- Untuk kapal tanpa rise of floor, pada 0 mWL ada luasan yang terbentuk pada garis
dasar sehingga luas garis air tidak sama dengan nol.
2. Coefficient of Water Line (CWL) CW

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 68


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

CWL adalah nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap waterline dengan
sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah panjang maksimum
dari tiap waterline dan B adalah lebar maksimum dari tiap waterline. CWL dirumuskan
sebagai berikut:
WPA
CWL =
( L×B )

3. Ton Per Centimetre (TPC)


TPC adalah jumlah ton yang diperlukan untuk mengadakan perubahan sarat kapal
sebesar 1 cm. Bila kita menganggap tidak ada perubahan luas garis air pada perubahan
sarat sebesar 1 cm, atau pada perubahan 1 cm tersebut dinding kapal dianggap vertikal.
Jadi kalau kapal ditenggelamkan sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil kali
luas garis air dengan tebal pelat pada garis air tersebut. Dengan demikian penambahan
volume dan berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penambahan volume = t x WPA [ m3 ]
Penambahan berat = t x WPA x 1.025 [ ton ]
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan 1,025 adalah berat jenis air laut.
4. Midship of Section Area (MSA)
MSA adalah luas moulded kapal pada section midship untuk tiap-tiap sarat kapal.
Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari Tabel B pada Perhitungan Hidrostatik
untuk Main Part.
5. Midship Coefficient (CM) CO
CM adalah perbandingan luas penampang midship kapal dengan luas suatu
penampang dengan lebar B dan tinggi T untuk tiap waterline.
MSA
C M=
( B×T )
6. Block Coefficient (CB)
CB adalah perbandingan isi karene dengan balok dengan panjang L, lebar B dan
tinggi T. Hal ini juga berlaku untuk tiap-tiap water line. Dengan demikian CB dapat
dirumuskan sebagai berikut :

C B=
( L×B×T )

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 69


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

7. Transverse Center of Bouyancy to Metacenter (TBM)


TBM adalah jarak titik tekan bouyancy ( gaya tekan ke atas air ) secara melintang
terhadap titik metasentra. Satuannya dalam meter (m).
8. Prismatic Coefficient ( ) CP
Cp adalah perbandingan volume karene dengan volume prisma dengan luas
penampang midship kapal dan panjang L. Dengan perhitungan lebih lanjut Cp dapat
dirumuskan sebagai berikut:
∇ CB
ϕ= =
( MSA×L ) C M
9. Moment to change Trim one Centimeter (MTC)
MTC adalah momen yang diperlukan untuk mengadakan trim sebesar 1 cm.
Satuannya dalam Ton meter. Secara matematis MTC dirumuskan sebagai berikut:
( LBM ×Δ )
MTC=
( 100×L PP )
10. Displacement Due to one centimeter of Trim by stern (DDT)
DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang diakibatkan oleh
perubahan trim kapal sebesar 1 cm. Perumusan DDT adalah sebagai berikut:
(ΦF ×TPC )
DDT =
LPP
11. Displacement ()
Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya volume badan
kapal yang tercelup ke dalam air (karene) termasuk juga akibat tambahan adanya pelat
karene. Jadi displacement di sini adalah penjumlahan dari displacement moulded dengan
shell displacement.
12. Displacement Moulded ( mld )
Displacement moulded adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya
volume karene tanpa kulit. Nilai ini didapat dari perkalian volume karene dengan berat
jenis air laut yaitu 1,025.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 70


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

13. Wetted Surface Area (WSA)


WSA adalah luas permukaan badan kapal yang tercelup dalam air pada setiap
waterline-nya. WSA didapat dari jumlah perkalian half girth dengan faktor luas pada
setiap station dan setiap waterline-nya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
2 L
WSA= × PP ×Σ 8
3 20
Dimana 8 = jumlah perkalian half girth dengan faktor luas.
14. Sheel Displacement
Shell Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya
kulit/pelat pada karene. Semua satuan displacement dalam ton.
15. Longitudinal Center of Bouyancy to Metacenter (LBM)
LBM adalah jarak titik tekan bouyancy secara memanjang terhadap titik
metasentra. Satuannya dalam meter (m).
16. Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)
LKM adalah letak metasentra memanjang terhadap lunas kapal untuk tiap-tiap
sarat kapal. Satuannya dalam meter(m). LKM didapat dari penjumlahan LBM dengan
KB.
17. Longitudinal Center of Bouyancy ( LCB)
Lcb atau B adalah jarak titik tekan bouyancy terhadap penampang midship kapal
untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Tanda negatif (-) dan positif (+)
menunjukkan letaknya ada di depan midship (+) dan di belakang midship (-).
18. Longitudinal Center of Floatation (LCF)
Lcf atau F adalah jarak titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal
untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Seperti juga Lcb tanda (-) dan (+)
menunjukkan bahwa titik Lcf terletak didepan dan di belakang midship.
19. Keel to Center of Bouyancy (KB)
KB adalah jarak titik tekan bouyancy ke lunas kapal. Satuannya dalam meter (m).
20. Transverse of Keel to Metacenter (TKM)
TKM adalah letak titik metasentra melintang terhadap lunas kapal untuk tiap-tiap
waterline-nya. Satuannya dalam meter (m).

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 71


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 72


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 73


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 74


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 75


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 76


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 77


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 78


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 79


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 80


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lanjutan Tabel 3.8 Hydrostatic calculation of main part

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 81


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 82


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 83


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 84


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 85


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 86


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 87


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 88


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 89


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 90


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Kurva Bonjean adalah kurva yang dibentuk dari luasan tiap-tiap ordinat garis air
yang terbenam pada kondisi sarat yang telah ditentukan dan diteruskan sampai ke
bangunan atas (super structure) kapal atau dengan kata lain bahwa kurva bonjean itu
adalah kurva yang menunjukan luasan tiap station sebagai fungsi dari sarat air.
Untuk menggambarkan kurva bonjean terlebih dahulu menghitung tiap-tiap
station untuk beberapa macam tinggi sarat. Karena kurva bonjean digambarkan sampai
ke garis geladak kapal (sheer), maka kita harus menghitung luas sampai garis geladak di
samping kapal (sheer).
Cara penggambaran kurva bonjean, mula-mula digambarkan garis dasar, tinggi dan
bentuk dari haluan dan buritan kapal, garis geladak, letak station dan garis-garis air. Skala
tinggi sarat air tidak perlu sama dengan skala panjang kapak. Kegunaan dari kurva
bonjean (Bonjean Curve) dapat digunakan untuk perencanaan kapal, seperti :
 Perhitungan peluncuran kapal
 Perhitungan rencana kapasitas
 Perhitungan displacement kapal tanpa kulit untuk kapal baja dalam berbagai macam
keadaan sarat air.
 Perhitungan GRT dan NRT dan lain-lain.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 91


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 92


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 93


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : DataPribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 94


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 95


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

BAB IV

HAMBATAN DAN PROPULSI KAPAL

4.1 HAMBATAN KAPAL

Kapal yang berlayar diibaratkan seperti sebuah benda yang bergerak melalui
media air dan udara, ini berarti bahwa benda itu akan mengalami gaya hambat
(resistance force) dari media yang dilaluinya.

Hambatan-hambatan yang dialami oleh sebuah kapal yang bergerak melalui air
dan udara itu dapat diuraikan atas :

 Hambatan Gesek ( Frictional Resistance ).


Sumber : DataPribadi
 Hambatan Gelombang ( Wave Making Resistance ).
 Hambatan Bentuk ( Eddy Making Resistance ).
 Hambatan Udara ( Air Resistance ).
 Hambatan Tambahan ( Appendage Resistance ).
 Hambatan Bow truster ( Bow Thruster Resistance ).

4.1.1 Hambatan Gesek (Frictional Resistance)


Hambatan gesek adalah suatu keadaan yang terjadi dikarenakan adanya
partikel atau volume air yang melekat pada bagian kapal yang tercelup dengan air
( WSA ) yang sedang bergerak dan biasa disebut lapisan atas (Boundary Layer). Di
dalam daerah lapisan batas tersebut kecepatan gerak dari partikel-partikel zat cair dalam
hal ini air laut, bervariasi dari 0 (nol) pada permukaan kulit kapal menjadi maksimum
sama dengan besarnya kecepatan gerak aliran zat cair pada tepi dari lapisan batas
tersebut. Dengan adanya perbedaan kecepatan partikel tersebut menimbulkan suatu
perbedaan gaya viscositas yang mengakibatkan terjadinya gaya gesek.

4.1.2 Hambatan Gelombang (Wave Making Resistance)


Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan sehingga menimbulkan
gelombang yang terbentuk akibat terjadinya variasi tekanan air terhadap lambung kapal
pada saat kapal bergerak dengan suatu kecepatan tertentu.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 96


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.1.3 Hambatan Bentuk ( Eddy Making Resistance )


Hambatan bentuk atau Eddy Making Resistance adalah suatu keadaan yang
terjadi dikarenakan partikel fluida yang bergerak melewati WSA kapal sebagiannya ada
yang terpisah pada buritan kapal. Partikel air yang terpisah pada buritan kapal tersebut
membuat suatu pusaran dan pusaran tersebut membuat gaya yang berlawanan dengan
arah maju kapal sehingga menimbulkan hambatan.

4.1.4 Hambatan Udara (Air Resistance)


Hambatan Udara atau Air Resistance adalah suatu hambatan yang terjadi pada
bagian diatas freeboard kapal sampai dengan bangunan atas kapal, yang terjadi
dikarenakan adanya gaya pada udara yang arahnya berlawanan dengan arah kapal.
Hambatan udara di perkirakan sebesar 2% ~ 4% dari hambatan total kapal.

4.1.5 Hambatan Appendage ( Appendage Resistance )


Hambatan Appendage adalah hambatan yang disebabkan karena adanya
penambahan-penambahan pada bagian badan kapal. Penambahan dari perhitungannya
adalah dengan menambahkan sebesar 5% sampai dengan 8% dari pada hambatan total
kapal rancangan.

4.1.6 Hambatan Bow Thruster ( Bow Thruster Resistance )


Hambatan bow thruster adalah hambatan yang terjadi pada bow thruster yang
dipasang pada lambung kapal bagian halauan yang tercelup dengan air. Besar kecilnya
hambatan yang terjadi pada bow thruster dipengaruhi oleh besar kecilnya diameter dari
bow thruster itu sendiri.

Dalam tugas merancang kapal ini, perhitungan hambatan yang digunakan adalah
perhitungan yang terdapat dalam Sv. Aa. Harvald terjemahan Sutomo Jusuf (1992:95 -
134) dan dalam buku Hambatan Kapal dan Daya Mesin Penggerak karangan Teguh
Satrodiwongso

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 97


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.2 PERHITUNGAN HAMBATAN KAPAL RANCANGAN

4.2.1 Data-Data Kapal Rancangan

Data diambil dari perhitungan hydrostatic bonjean

 Length Over All ( LOA ) = 102,50 m.


 Length Between Perpendicular ( LBP ) = 93,00 m.
 Length Water Line ( LWL ) = 95,00 m.
 Breadth Moulded ( B mld ) = 18,50 m.
 Height Moulded ( H mld ) = 9,70 m.
 Draft Moulded ( T mld ) = 4,30 m.
 Block Coefficient ( Cb ) = 0,684
 Midship Coefficient ( Cm ) = 0,971
 Waterline Coefficient ( Cw ) = 0,788
 Prismatic Coefficient ( Cp ) = 0,704
 Displcement (  ) = 5183,995 ton.
 Volume Displacement (  ) = 5027,663 m3.
 Velocity Speed ( Vs ) = 15,3 knots.
 Longitudinal Center of Buoyancy ( LCB ) = -1,635 m (dibelakang .)

Perhitungan hambatan dan propulsi kapal merupakan salah satu perhitungan yang
dilakukan untuk mengetahui nilai hambatan pada kapal dan kapasitas mesin yang
digunakan kapal rancangan. Hal tersebut berpengaruh pada tahapan perencanaan yang
selanjutnya, seperti dalam perencanaan ruang muat kamar mesin dan ukuran baling –
baling kapal.

Perhitungan ini dilakukan dengan 5 kecepatan yaitu satu atau dua kecepatan
masing-masing ke atas dan ke bawah dari di antara kecepatan dinas (Vs) dengan
menggunakan metode Harvald adn Guldhammer. Adapun perhitungan 5 kecepatan dalam
perencanaan kapal rancangan ini antara lain :

 Perhitungan Hambatan untuk Kecepatan 11 Knots


 Perhitungan Hambatan untuk Kecepatan 13 Knots

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 98


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Perhitungan Hambatan untuk Kecepatan 15 Knots (Vs)


 Perhitungan Hambatan untuk Kecepatan 17 Knots
 Perhitungan Hambatan untuk Kecepatan 19 Knots

4.2.2.1 Froude Number ( Fn )


Untuk menentukan Froude Number ( Fn ) kapal rancangan digunakan
rumus Froude yang terdapat dalam Sv. Aa Harvald halaman 118 (5.5.9),
(lampiran 10, hal 318), yaitu :

Vs
Fn=
√ g×LWL
Dimana :

Fn = Froude Number.

Vs = Kecepatan kapal rancangan ( m/s ) = 15,3 knots = 7,870 m/s.

g = Gravitasi = 9,81 m/s2.

LWL = Panjang garis air = 95 m.

Maka :

7,870
Fn = √ 9,81×95

= 0,257

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Fn = 0,257

4.2.2.2 Koefisien Hambatan Sisa ( CR )


Untuk menentukan Koefisien hambatan sisa ( C R ) kapal rancangan
digunakan grafik pada buku Sv. Aa. Harvald halaman 120 s/d 128 disesuaikan
dengan Coefficient prismatic ( Cp ), L/1/3 dan juga Fn dari pada kapal tersebut.
Grafik L/1/3 ( lampiran 11, hal 319).

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 99


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Dimana :

Fn = Froude Number kapal rancangan. = 0.257

L = Panjang garis air kapal rancangan = 95 m

1/3 = Volume displacement kapal rancangan

= 5027,663 m3

Cp = Coeffisient Prismatic kapal rancangan = 0,704

95
1/3
L/1/3 = ( 5027,663 ) = 5,545

Untuk menentukan 103CR pada L/1/3 = 5,36 digunakan cara interpolasi,


yaitu dengan L/1/3 = 5,50 dan L/1/3 = 5,00.

L/1/3 = 5,500 Fn = 0,257 103CR = 2,5 (Grafik 5.5.6)

L/1/3 = 5,600 Fn = 0,257 103CR = 2,0 (Grafik 5.5.7)

L/1/3 = 5,545 Fn = 0,257 103CR = ………

[
5,545−5,000
]
103CR = 2,5+ 5,600−5,000 x (2,0 – 2,5)

= 2,04

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 103CR = 2,04

4.2.2.1 Koreksi B/T


Pada buku Sv. Aa. Harvald halaman 119 dinyatakan standar untuk kurva
CR adalah untuk ratio perbandingan B/T = 2,5.

Dimana :

B = Lebar kapal rancangan.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 100


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 18,50 m.

T = Draft kapal rancangan.

= 4,30 m.

Maka :

B/T = 18,50/4,30

= 4,302 > 2,5

Diketahui B/T = 4.302 dan hasilnya lebih besar dari 2.5 Maka harga CR
harus dikoreksi dengan :

103CR = 0,16 x ( B/T – 2,5 )

Dimana :

B/T = Ratio perbandingan Lebar dengan draft.

= 4,302

Maka :

103CR = 0,16 x ( 4,302 – 2,5 )

= 0,288

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi B/T = 0,288

4.2.2.2 Koreksi LCB


Untuk menentukan koreksi LCB dari kapal rancangan digunakan rumus
dan grafik pada buku Sv. Aa. Harvald halaman 130 yaitu :

LCB = LCBRancangan – LCBStandard ( % L )

Dimana :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 101


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

LCB = Penyimpangan LCB

LCBRancangan = LCB dari data hydrostatic curve.

= -1,635 m.

LCB
×100 %
= LWL

−1,635
×100%
= 95,00

= -1,721 % (di belakang .)


LCBStandard Diambil dari grafik LCB kapal standard
Guldhammer dan Harlvad pada buku karangan Teguh
Sastrodiwongso hal, 95
= 2.00 % di belakang .

Gambar 4.2 Grafik LCB standard


Sumber : Sv. Aa. Harvald, Ship Resistance and Propultion

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 102


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Maka :

LCB = -1,721 % – (-2,0) %


= 0,279 %
= 0,279 % di depan .
Sedangkan untuk koreksi LCB standarnya adalah terdapat dalam grafik
koreksi CR pada buku karangan Teguh Sastrodiwongso hal, 96 (Lampiran
13, hal 321), yaitu :
3
∂10 C R
×|Δ LCB|
Koreksi LCB = ∂ LCB
Cp = 0,704

∂103 C R
∂ LCB = 0,288

∂103 C R
Gambar 4.3 Grafik ∂ LCB
Sumber : Sv. Aa. Harvald, Ship Resistance and Propultion

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 103


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Maka koreksi LCB kapal tersebut adalah :

103CR = 0,288×[0,279]
103CR = 0,108
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi LCB= 0,108

4.2.2.3 Koreksi Penampang Bentuk Depan dan Belakang Kapal


Kurva Cr yang disajikan adalah bagi kapal berbentuk badan standard
dengan penampang bukan bentuk ekstrim “U” ataupun ekstrim “V”. Adapun bila
kapal rancangan bagian depan atau bagian belakang midship dipilih
berpenampang ekstrim “U” ataupun ekstrim “V”, maka perlu koreksi terhadap
103CR sebagai berikut :

Ekstrem U Ekstrem V

Badan Depan -0,1 +0,1

Badan Belakang -0,1 +0,1

Karena bentuk bagian depan ekstrem “V” dan belakang kapal


berpenampang ekstrem “U”, maka koreksi terhadap 103CR yaitu:

103CR = (0,10) + (-0,10)

=0

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi Bentuk Penampang = 0

4.2.2.4 Koreksi Adanya Bulbous Bow


Menurut Guldhammer dan Harvald dalam bukunya yang berjudul Ship
Resistance nilai Cr karena adanya bulbous bow yaitu :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 104


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Gambar 4.4 Nilai 103Cr karena adanya bulbous bow

Sumber : Sv. Aa. Harvald, Ship Resistance and Propultion

Jadi nilai 103 Cr = - 0,280

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi Bulbous Bow = -0,280

4.2.2.5 Koreksi Anggota Badan kapal


Menurut Sv. Aa. Harvald pada halaman 132 koreksi yang dilakukan untuk
bentuk anggota badan kapal terdiri atas :

 Daun Kemudi
= Tidak ada koreksi ( 0 ).

 Lunas Bilga
= Tidak ada koreksi ( 0 ).

 Bos Baling-baling
= ( 3% ~ 5% ) x 103CR
= 3 % x 103CR
= 3 % x 2,04
= 0,061

 Bracket Dan Poros Propeller


= ( 5% ~ 8% ) x 103CR
= 5 % x 103CR
= 5 % x 2,04
= 0,102

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 105


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Koreksi Anggota Badan Kapal


103CR = 0 + 0 + 0,061 + 0,102
103CR = 0,163
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga koreksi Anggota Badan Kapal = 0,163

4.2.2.6 Koefisien Hambatan Sisa Total


Menurut Sv. Aa. Harvald dalam buku Tahanan Dan Propulsi Kapal setelah
dilakukannya pengoreksian terhadap 103CR, maka selanjutnya adalah
dilakukannya penjumlahannya terhadap seluruh komponen 103CR.

Tabel 4.1. Koefisien Hambatan Sisa Total

NO Komponen 103CR Hasil


1 Koefisien hambatan sisa ( CR‘ ) 2,040

2 Koreksi B/T 0,288

3 Koreksi LCB 0,279

4 Koreksi penampang depan dan belakang kapal 0

5 Koreksi adanya bulbous bow -0,280

6 Koreksi anggota badan kapal 0,163

∑ 3,050

Sumber : Perhitungan Pribadi

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 103CR = 3,050

4.2.2.7 Menentukan Reynold Number ( Rn )


Untuk menentukan Reynold number ( Rn ) dari kapal rancangan digunakan
rumus Reynold, yaitu :

Vs×LWL
Rn=
ν

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 106


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Dimana : Rn = Reynold number kapal rancangan.

Vs = Kecepatan kapal rancangan.

= 15,3 Knots = 7,870 m/s.

LWL = Panjang garis air kapal rancangan. = 95,00 m.

ν = Viskositas = 1,188 x 10-6 kg/m3

Maka :

7 ,870×95,00
−6
Rn = 1,188.10

= 0,629 x 109

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Rn = 0,629 x 109

4.2.2.8 Koefisien Hambatan Gesek ( CF )


Guldhammer & Harvald memakai formulasi ITTC-1957 (International
Towing Tank Conference, Madrid 1957) untuk Frictional Resistance Coefficient :

0,075
Cf = 2
( log 10 Rn−2 )
0,075
¿ 2
( log10 0,629 x 109−2)
−3
¿ 1,231 x 10
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga CF = 1,231 x 10-3

4.2.2.9 Koefisien Tambahan ( CA )


Untuk menentukan CA (CF) diambil dari tabel 5.5.23 pada buku Harvald
halaman 132 yang didasarkan pada panjang kapal.
Dimana :

LWL = Panjang garis air kapal rancangan.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 107


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 95,00 m

Untuk kapal dengan L ≤ 100 , 103Cr = 0.4

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 103CA = 0.4

4.2.2.10 Koefisien Hambatan Udara ( CAA )


Menurut Sv. Aa. Harvald dalam buku Tahanan dan Propulsi Kapal
halaman 132 ( 5.5.26 ) jika data mengenai angin tidak diketahui dalam
perancangan maka koefisien hambatan udaranya adalah :
103CAA = 0,070

4.2.2.11 Koefisien Hambatan Kemudi ( CAS )


Menurut Sv. Aa. Harvald dalam buku Tahanan dan Propulsi Kapal
halaman 132 ( 5.5.27 ) koreksi yang digunakan untuk koefisien hambatan kemudi:
103CAS = 0,040

4.2.2.12 Koefisien Hambatan Total ( CT )


Menurut Sv. Aa. Harvald dalam buku Tahanan dan Propulsi Kapal
koefisien hambatan total adalah penjumlahan dari koefisien-koefisien yang
berpengaruh pada kapal tersebut.
Koefisien - koefisien yang mempengaruhi dari koefisien hambatan total tersebut
adalah :

NO Koefisien Hasil

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 108


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1 Koefisien hambatan sisa ( 103CR ) 3,050

2 Koefisien hambatan gesek ( 103CF ) 1,231

3 Koefisien hambatan appendage ( 103CA ) 0,400

4 Koefisien hambatan udara ( 103CAA ) 0,070

5 Koefisien hambatan kemudi ( 103CAS ) 0,040

103CT 4,791

Tabel 4.2. Koefisien Hambatan Total

Sumber : Perhitungan Pribadi

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 103CT = 4,791

4.2.2.13 Hambatan Total ( RT )


Dalam buku Sv. Aa. Halvard Tahanan Dan Propulsi Kapal halaman 133
( 5.5.29 ) bahwa hambatan total adalah :
1
RT '=C T × ×ρ×WSA×Vs 2
2

Dimana :

RT = Hambatan total kapal rancangan.

CT = Koefisien hambatan total.

= 4,791 x 10-3

 = Berat jenis air laut.


= 104,5 kg.s2/m4.

WSA = Wetted Surface Area kapal rancangan.

= 1800,731 m2.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 109


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Vs = Kecepatan kapal rancangan

= 15,3 Knots x 0,5144 = 7,871 m/s

Maka :

1
4,791 x 10−3 × × 104,5×1800 ,731×7 , 8712
RT = 2

= 27926,797 kg

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga RT = 27926,797 kg

4.2.3 Perhitungan Daya Mesin Utama Kapal


4.2.3.1 Efektif Horse Power ( EHP )
Untuk menentukan Efektif Horse Power ( EHP ) kapal rancangan
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal (Ship Propulsion )
oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE pada halaman 25, yaitu :

Vs×RT
EHP = 75

Dimana :

EHP = Efektif Horse Power kapal rancangan.

Vs = Kecepatan kapal rancangan.

= 15,3 Knot = 7,871 m/s

RT = Hambatan total kapal rancangan.

= 27926,797 kg
Maka :
7 ,871×27926,797
EHP = 75
= 2930,824 HP

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 110


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.2.3.2 Shaft Horse Power ( SHP )


Shaft Horse Power adalah Power yang diterima propeller. Untuk
menentukan besarnya SHP kapal rancangan untuk kapal dengan 2 propeller(twin
screw) digunakan rumus yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal (Ship
Propulsion) oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso, MSE pada halaman 25, yaitu :
1 EHP
x
SHP = 2 PC

Dimana,

SHP = Shaft Horse Power kapal rancangan

PC = Propulsive Coefficient.

= H x rr x PO

H = Hull Efficiency.

1−t 1−t
H = 1−w = 1−w

Faktor Arus Ikut ( Wave Current ) untuk twin screw :

Menurut Taylor

w = - 0,2 + 0,50 x δ

= - 0,2 + 0,50 x 0,684

= 0,141

t ≈ w

Efisiensi lambung kapal (H) :

1−t
H = 1−w

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 111


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

1−0,141
= 1−0,141

= 1

rr = Efisiensi Rotary relatif

= 1,00

po = Efisiensi baling-baling = 0.55 ~ 0.65

= 0,60

1 2930,824
x
SHP = 2 1,00 x1,00 x0,60

= 2442,353 HP

4.2.3.3 Brake Horse Power ( BHP )


Dimana koreksi yang dilakukan adalah
 Koreksi pemakaian gear box 2% ~ 3% = 2%
 Koreksi letak kamar mesin dibelakang = 3%
 Kelonggaran Dinas ( Sea Margin ) = 12 %

Maka :

BHP = SHP + ( 2 + 3 + 12 ) % x SHP

= 2442,353 + 17% x 2442,353

= 2857,553 HP

= 2130,876 KW

Maka ditetapkan BHP untuk kapal rancangan = 2130,876 KW (2 mesin)

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 112


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Gambar 4.5 Daya Mesin Kapal

Sumber : Google

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 113


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Tabel 4.3. Daya Kurva 5 kecepatan

Sumber : Perhitungan Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 114


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Gambar Pribadi


Gambar 4.6 Kurva Daya 5 Kecepatan

Tabel 4.4 Daya 5 Kecepatan

Sumber : Perhitungan Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 115


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.2.4 Penentuan Mesin Utama Kapal


Dari tabel hasil perhitungan hambatan dengan menggunakan metode Sv. Aa.
Harvald, maka dapat ditentukan besarnya daya mesin yang digunakan untuk kapal
rancangan ini. Pada kapal rancangan ini menggunakan 2 (dua) mesin utama. dengan
spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 4.7. Mesin Utama

Dengan demikian dipilih 2 unit Diesel Merek CATERPILLAR dengan data


sebagai berikut :
 Type : C 32 IMO II
 Daya : 1081 KW (1450 HP)
 Cylinders : 16 buah
 Stroke : 215 mm
 Cylinder bore : 170 mm
 Speed : 1800 rpm
 SFOC : 226,8 g/KWh
 PxLxT : 2284 mm x 1578 mm x 1528 mm
Dari data mesin diatas hanya untuk 1 mesin , maka untuk 2 unit mesin adalah:
BHP = 2 x 1450 HP
= 2900 HP

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 116


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.2.5 Penentuan Mesin Bantu Kapal


Untuk membantu pengoperasian pada kapal selama kapal tersebut berlayar, seperti
menghidupkan mesin-mesin geladak, pompa-pompa hidrolik, lampu-lampu, Air
Condition, navigasi dan lain sebagainya diperlukannya listrik.
PAE = 21,5 % x BHP
Dimana : PAE = Daya mesin bantu kapal rancangan
BHP = Daya mesin utama kapal rancangan = 1450 HP
Maka : PAE = 21,5 % x 1450
= 311,75 HP
= 505,025 KW

Sumber : Katalog Mesin Caterpillar

Gambar 4.8. Mesin Bantu


Untuk kapal rancangan ini menggunakan 3 Mesin Bantu dengan spesifikasi sebagai
berikut:
 Merk : Caterpillar
 Type : C9.3
 Daya : 325 KW (436 HP)
 Cylinders : 12
 Stroke : 149 mm
 Cylinder bore : 145 mm
 Speed : 1800 rpm
 SFOC : 212 g/KWh
 PxLxT : 2179 mm x 1436 mm x 1260 mm

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 117


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.2.6 Penentuan Gearbox

Sumber : Katalog Gearbox Zf-Transmission

Gambar 4.9. Gearbox

Untuk kapal rancangan ini menggunakan Gearbox dengan spesifikasi sebagai berikut :

 Merk : Zf – Marine Transmission

 Type : ZF 9311 C

 Daya : 2196 KW

 Speed : 1800 rpm

 PxLxT : 1640 mm x 570 mm x 968 mm

 Berat : 1910 Kg

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 118


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.3 PENENTUAN UKURAN UTAMA BALING-BALING KAPAL

Baling-baling adalah suatu alat penggerak kapal yang dapat menghasilkan daya
dorong yang melebihi hambatan total kapal, sehingga kapal dapat bergerak dengan
kecepatan yang direncanakan. Sebagai alat penggerak kapal, kondisi kerja baling-baling
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; hubungan kerjanya dengan lambung kapal,
pengaruh kavitasi, bentuk dan ukuran geometris baling-baling tersebut.

Kapal yang sedang berlayar merupakan suatu benda yang bergerak di air dan
udara. Pada saat kapal bergerak maka dengan sendirinya kapal tersebut akan mengalami
gaya lawan ( Resisting Force ) dari media yang dilaluinya. Gaya yang menahan tersebut
harus diatasi dengan gaya dorong ke depan yang diberikan oleh suatu mekanisme
penghasil gaya dorong. Mekanisme demikian adalah baling-baling. Baling-baling ini
menghasilkan gaya dorong searah dengan gerakan kapal. Gaya dorong ini ditimbulkan
dari gaya angkat ( lift ) yang timbul pada semua bagian yang bergerak.

Sistem propulsi yang terdiri dari propulsi (baling-baling kapal), mesin


penggerak dan badan kapal ( hull ) harus dirancang yang paling efisien. Yaitu jumlah
energi yang diperlukan untuk gaya dorong kapal harus sekecil mungkin. Dengan kata
lain, semua elemen dalam dari sistem propulsi harus saling secocok mungkin. Sementara
itu, kapal harus mempunyai kemampuan oleh gerak dan untuk kerja yang baik.

Adapun beberapa hal yang berpengaruh terhadap perencanaan baling-baling kapal


adalah antara lain :

 Diameter baling-baling optimum


 Thrust horse power
 Putaran baling-baling
 Jumlah daun baling-baling
 Efek kavitasi terhadap baling-baling
 Kekuatan baling-baling.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 119


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Dalam tugas merancang kapal 1 ini, perhitungan yang digunakan adalah


perhitungan yang terdapat dalam buku Sv. Aa. Hrvald terjemahan Sutomo Jusuf dan
Diktat Propulsi Kapal (Ship Propulsion), karangan Teguh Sastrodiwongso, MSE.

Istilah-istilah yang digunakan dalam perencanaan baling-baling ini adalah :

 Faktor Arus Ikut ( w )


Faktor arus ikut atau wake fraction adalah perbandingan antara kecepatan wake
( Vw ) dengan kecepatan kapal ( Vs ).

 Advance Speed ( Va )
Advance Speed ( Va ) adalah selisih dari pada pitch baling-baling dengan harga
slip baling-baling dalam knot.

 Advance Speed dari Propeller ( e )


Advance Speed dari Propeller ( e ) adalah selisih dari pada pitch baling-baling
dengan harga slip baling-baling dalam meter per second.

 Revolution Per Minute ( RPM )


Revolution Per Minute ( RPM ) adalah kecepatan putar yang dapat dicapai oleh
propeller untuk satu kali putaran dalam meter per minute.

 Revolution Per Second ( Rps )


Revolution Per Second ( Rps ) adalah kecepatan putar yang dapat dicapai oleh
propeller untuk satu kali putaran dalam meter per second.

 Pitch Ratio ( Ho/Do )


Pitch Ratio ( Ho/Do ) adalah jarak axial yang dapat dicapai oleh propeller untuk
satu kali putaran.

 Diameter Tentative ( D )
Diameter Tentative adalah tinggi maksimum propeller rancangan. Sehingga untuk
perencanaan propeller tingginya tidak boleh lebih besar dari pada tinggi dari propeller
tentavie.

 Konstanta kavitasi (  )
Penetapan perhitungan kavitasi pada jari-jari yang telah ditentukan (R). Pada
perhitungan kavitasi yang dipakai adalah 0,7 karena pada jari-jari 0,7 tempat biasanya
terjadi kavitasi.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 120


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Project Blade Area ( Fp )


Project blade Area ( Fp ) adalah luasan dari daun baling-baling kapal.

 Developed Blade Area ( Fa )


Developed blade Area ( Fp ) adalah selisih luasan dari daun baling-baling kapal
dengan luasan disk propeller.

 Expanded Ratio ( Fa/F )


Expanded Area Ratio adalah ratio perbandingan antara developed area dengan
disc area dari propeller.

4.3.1 Perencanaan Baling-Baling Kapal

Perencanaan penentuan dimensi baling-baling akan sangat menentukan terhadap


hasil dari kinerja kapal rancangan. Adapun perencanaan baling-baling tersebut adalah
sebagai berikut.

4.3.1.1 Faktor Arus Ikut ( w )


Untuk menentukan faktor arus ikut atau wake friction dari kapal rancangan
digunakan rumus Taylor dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso
MSE, halaman 99 untuk kapal Twins screw adalah :

w = -0,20 + ( 0,50 x Cb )

Dimana :

w = Wake Friction

Cb = Coefficient Block kapal rancangan

= 0,684

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 121


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Maka :

w = -0,20 + ( 0,50 x 0,684 )

= 0,141

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga w = 0,141

4.3.1.2 Advance Speed ( Va )


Untuk menentukan advance speed dari kapal rancangan digunakan rumus
yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE,
halaman 27 adalah :

Va = ( 1 – w ) x Vs

Dimana :

Va = Advance speed of propeller.

w = Wake Friction

= 0,141

Vs = Kecepatan kapal rancangan.

= 15,3 Knots

Maka :

Va = ( 1 – 0,141 ) x 15,3

= 13.31 Knots.

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Va = 13,31 Knots.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 122


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

4.3.1.3 Advance Speed Dari Propeller ( e )


Untuk menentukan advance speed of propeller dari kapal rancangan
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh
Sastrodiwongso M.SE, halaman 27 adalah :

e = ( 1 – w ) x Vs x 1,025

Dimana :

e = Advance speed of propeller.

w = Wake Friction

= 0,141

Vs = Kecepatan kapal rancangan.

= 15,3 Knots

Maka :

e = ( 1 – 0,141 ) x 15,3 x 1,025

= 13,647 m/s

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga e = 13,647 m/s.

4.3.1.4 Koreksi RPM Baling-baling ( NK )


Karena memakai diagram Bp-δ dilakukan koreksi Scale effect untuk N
sebesar 2%.

Rpm = Putaran mesin utama kapal rancangan

= 1800 rpm
= digunakan reduction gear 1 : 4,522
= 398 rpm
Maka :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 123


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

NK = 0,98 x 398
= 390,04
Dari perhitungan diatas di tetapkan harga N= 390,04 rpm

4.3.1.5 Diameter Baling-Baling Tentative ( D )


Untuk menentukan diameter tentative digunakan rumus yang terdapat
dalam Ship Design Project and presentation , yaitu :
D = 0,7 x T
Dimana :
D = Diameter Propeller
T = Draft kapal rancangan.
= 4,3 m.
Maka :
D = 0,7 x 4,3
= 3,00 m.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga D = 3,00 m.

4.3.1.6 Gaya Dorong Atau Thrust ( T )


Untuk menentukan gaya dorong atau thrust ( T ) digunakan rumus yang
terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso, MSE pada
halaman 21, yaitu :
RT
T=
1−t

Dimana :
T = Trust atau Angka Dorong.
RT = Hambatan total kapal rancangan.
= 27926,797 Kg
t ≈ w

t = 0,141

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 124


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Maka :

27926,797
T = 1−0 , 141
= 32510,823 Kg.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga T = 32510,823 Kg

4.3.1.7 Penentuan Jumlah Daun Baling-Baling (Z)


 Bila harga koefisien K’d  2 atau K’n  1,0 ; maka disarankan memilih
jumlah daun Z = 3.
 Bila harga koefisien K’d  2 atau K’n  1,0 ; maka disarankan memilih
jumlah daun Z = 4.
Untuk kapal rancangan ini adalah :

ρ
K’d = D x e x T . √
Dimana :
D = Diameter Propeller.
= 3.00 m.

e = Advance speed of propeller.


= 13,647 m/s
T = Gaya dorong ( Thrust ).
= 32510,823 Kg.

 = Density air laut.


 = 104,5 Kg.s2/m4
Maka :

K’d √
104 , 5
= 3,00 x 13,647 x 32510,823
= 2,321
Sedangkan untuk nilai K’n untuk kapal rancangan ini adalah :

νe ρ
K’n = √ n x T .√
PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 125
TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Dimana :

e = Advance speed of propeller.


= 13,647 m/s
T = Gaya dorong atau Thrust
= 32510,823 Kg

 = Density air laut.


 = 104,5 Kg.s2/m4
n = Koreksi putaran baling-baling per detik
= 6,502 Rps.
Maka :

K’n
13,647

104 ,5
= √6,502 x 32510,823

= 0,299

Karena harga koefisien K’n  1, maka dipilih baling-baling berdaun 4


untuk kapal rancangan.

4.3.1.8 Diameter Optimum, Pitch Ratio dan Propeller Efficiency


 Koefisien Baling-Baling
Untuk menentukan koefisien baling-baling menggunakan rumus, yaitu :

N ×√ SHP
Bp=
Va 2 . 5

Dimana :

NK = Koreksi Putaran baling-baling

= 390,04 Rpm.

SHP = Shaft Horse Power

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 126


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

= 3150 HP

Va = Advance speed of propeller.

= 13,31 Knots.

Maka :

390 , 04× √3150


2.5
Bp = 13 ,31

= 33,870

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Bp = 33,870

Tabel 4.5 Koefisien Baling – Baling

NO Item B4-40 B4-55 B4-70 B4-85

1 Advance Coefficient () 245 240 230 225

Sumber : Perhitungan Pribadi

 Koreksi Advance Coefficient ( K )


Dalam perencanaan baling-baling ganda (twin screw) ini dari “Open condition”
menjadi “Behind condition” perlu dilakukan koreksi. Untuk menentukan koreksi
advance Coefficient ( K ) digunakan pernyataan yang terdapat dalam buku
Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE halaman 116 untuk kapal
dengan twin screw, yaitu :

K =  - ( 4% ~ 5% )

Dimana :

K = Koreksi Advance Coefficient.x

% = Persentase koreksi.

= 4%

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 127


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Maka Koreksi Advance Coefficient. ( K ) adalah :

Tabel 4.6 Koreksi Koefisien Advance


NO Item B4-40 B4-55 B4-70 B4-85

1 Advance Coefficient () 245 240 230 225

2 Koreksi 4% 4% 4% 4%

3 (K ) 235,3 230,4 220,8 216

4 Pitch Ratio (Ho/Do) 0,64 0,66 0,78 0,78

5 Propeller Efficiency (ηp) 55% 55% 52% 52%

Sumber : Perhitungan Pribadi

 Diameter Optimum ( Do )
Untuk menentukan Diameter Optimum ( Do ) digunakan rumus yang
terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE
halaman 117, yaitu :

δk ×Va
×0 ,3048
Do = NK ………..(m)

Dimana : Do = Diameter Optimum.

K = Koreksi Advance Coefficient.

Va = Advance Speed dari propeller.

= 13,31 Knots.

NK = Koreksi Putaran baling-baling

= 390,04 Rpm.

Maka Diameter Optimumnya ( Do ) adalah :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 128


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

-Untuk B4-40 Dan K = 235,3


235,3×13,31
×0,3048
Do = 390,04 = 2,447 m

-Untuk B4-55 Dan K = 230,4


230,4×13,31
×0,3048
Do = 390,04 = 2,396 m

-Untuk B4-70 Dan K = 220,8


220,8×13,31
×0,3048
Do = 390,04 = 2,296 m

-Untuk B4-85 Dan K = 216


216×13,31
×0,3048
Do = 390 ,04 = 2,246 m

Dari perhitungan diatas ditetapkan :

Tabel 4.7 Diameter Optimum

NO Item B4-40 B4-55 B4-70 B4-85

1 Koreksi Advance Coefficient (k) 235,3 230,4 220,8 216

2 Diameter Optimum 2,447 m 2,396 m 2,296 m 2,246 m

Sumber : Perhitungan Pribadi

4.3.2 Perhitungan Kavitasi


Kavitasi terjadi karena adanya butiran-butiran gelembung-gelembung pada daun
propeller yang disebabkan karena adanya penurunan tekanan sampai dengan temperatur
setempat. Gelembung-gelembung tersebut lalu berpindah, namun karena tekanan pada
sekitar propeller tersebut besar sehingga gelembung-gelembung tersebut pecah. Dengan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 129


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

pecahnya gelembung-gelembung udara tersebut, menimbulkan suatu gaya. Walaupun


gaya tersebut kecil namun apabila gelembung-gelembung terebut pecah pada dan dekat
dengan daun baling-baling yang terjadi secara terus menerus akan mengakibat erosi pada
baling-baling.
Akibat terjadi kavitasi dapat menyebabkan :
1. Berkurangnya gaya dorong kapal.
2. Berkurangnya propulsive efficiency ( p ).
3. Terjadinya getaran pada lambung kapal.
4. Terdengarnya suara berisik pada bagian buritan kapal.
5. Terjadinya erosi pada baling-baling kapal.
6. Apabila ini berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan propeller retak dan akan
mengakibatkan daun baling-baling patah.
Oleh sebab itu untuk menentukan diameter baling-baling yang optimal, bebas
kavitasi, serta mempunyai efisiensi yang cukup baik, maka harus diadakan perhitungan-
perhitungan untuk penentuan diameter baling-baling.

Pemilihan ukuran baling-baling dengan resiko kavitasi terkecil dengan memakai


diagram kavitasi ( Burrill ).

4.3.2.1 Konstanta Kavitasi


Untuk menentukan kavitasi pada propeller yaitu pada posisi 0,7
digunakan rumus yang terdapat dalam buku Propulsi kapal oleh terjemahan Ir.
Teguh Sastrodiwongso MSE, yaitu :

(
( P−Pv )− 0,7×
D
2
×γ )
0,7 = 0,5×ρ ( Va + ( 0,7×π ×D×n ) )
2 2

P-Pv = Beda tekanan statik pada sumbu propeller.

Do = Diameter optimum.

 = Kerapatan air laut.


 = 104,5 Kg.s2/m4.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 130


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Va = Advance Speed dari propeller.

= 13.31 Knot = 6.847 m/s

n = Koreksi putaran baling-baling per detik

= 6,502 Rps

4.3.2.2 Beda Tekanan Statik Pada Sumbu Baling-Baling ( P-Pv )


Untuk menentukan beda tekanan statik pada sumbu baling-baling
digunakan cara yang terdapat dalam buku Propulsi Kapal oleh Ir. Teguh
Sastrodiwongso halaman 125, yaitu :
Tekanan hidrostatis di posisi sumbu shaft propeller :
Draft kapal : T = 4,3 m
Jarak Base Line ke sumbu shaft propeller E = 1,95 m (-)
T – E = 2,35 m
Ketinggian permukaan gelombang
diukur dari Tip Propeller Blade s = 0,70 m (+)
Ketinggian air laut diukur dari = 3,05 m
sumbu shaft propeller
Water head di sumbu shaft propeller = 3,00 m
Tekanan hidrostatis di posisi sumbu shaft propeller :
p = 3,05 m x 1025 kg/m3 = 3126,25 kg/m2
Tekanan 1 atm. (= po) – vapour pressure (= e) :

( po – e ) = 10100 kg/m2

Harga (P-Pv) : = 13232,30 kg/m2

Dari perhitungan ditetapkan Harga P-Pv = 13232,30 kg/m2

 Untuk B4-40 dan Do = 2,447 m

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 131


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

(
13232 ,30− 0,7×
2 , 447
2
×1025 )
0,7 = 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 447×6 , 502 ) )
2 2

0,7 = 0,186

 Untuk B4-55 dan Do = 2,396 m

(
13232 ,30− 0,7×
2 ,396
2
×1025 )
= 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 396×6 ,502 ) )
2 2
0,7

0,7 = 0,194

 Untuk B4-70 dan Do = 2,296 m

(
13232 ,30− 0,7×
2 ,296
2
×1025 )
= 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 296×6 ,502 ) )
2 2
0,7

0,7 = 0,211

 Untuk B4-85 dan Do = 2,246 m

(
13232 ,30− 0,7×
2 ,246
2
×1025 )
0,7 = 0,5×104 , 5×( 6 , 847 + ( 0,7×3 ,14×2 , 246×6 ,502 ) )
2 2

0,7 = 0,220

4.3.2.3 Koefisien Gaya Dorong ( c )


Untuk menentukan koefisien gaya dorong ini digunakan diagram Burril pada
buku Principles of Naval Architecture halaman 409. Dari diagram tersebut didapatkan
harganya adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 132


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

T
2
1 / 2. .Fp.V
=

4.3.2.4 Penentuan Thrust ( T )


Untuk menentukan trust digunakan rumus yang terdapat dalam buku
Propulsi Kapal ( Ship Propulsion ) oleh Ir. Teguh Sastrodiwongso MSE halaman
126, yaitu :

SHP×η P ×η rr ×75
T=
Va

T = Thrust.

SHP = Shaft Horse Power

= (3150 – 5%)

= 3149,95 HP

P = Propulsive Effisiency.

rr = Rotative Effisiency = 1,00

a = Advance speed of propeller = 13,31 knots = 6,847 m/s

 Untuk B4-40 dan P = 55%


3149,5×0,55×1,00×75
T= 6,847 = 18974,277 Kg

 Untuk B4-55 dan P = 55%


3149,5×0,55×1,00×75
T= 6,847 = 18974,277 Kg

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 133


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Untuk B4-70 dan P = 52%


3149,5×0,52×1,00×75
T= 6,847 = 17939,316 Kg

 Untuk B4-85 dan P = 52%


3149,5×0,52×1,00×75
T= 6,847 = 17939,316 Kg

4.3.2.5 Penentuan Project Blade Area ( FP )


Untuk menentukan project blade area digunakan rumus :

Fp = (1.067 – 0.229 Ho/D)Fa

Dimana :

FP = Project blade area.

Ho/D = Pitch ratio

Fa = Expanded Blade Area

 Untuk B4-40
Expanded Blade Ratio

Fa Expanded Area of The Blades


F = Disc Area of TheScrew
Fa
F = 0.4
Fa = 0,4 x F
Disc Area of The Screw ( F )
π
×D 2
F = 4

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 134


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

3 , 14
×2, 4472
= 4

= 4,700 m2.
Expanded Blade Area (Fa)

Fa = 0.40 × 4,700 m²
= 1,88 m²
Maka :
Fp = (1,067 – ( 0,229 × 0,64)) x 1,88
= 2,745 m²

 Untuk B4-55
Expanded Blade Ratio

Fa Expanded Area of The Blades


F = Disc Area of TheScrew
Fa
F = 0.55
Fa = 0,55 x F
Disc Area of The Screw ( F )
π
×D 2
F = 4

3 , 14
×2, 3962
= 4

= 4,506 m2
Expanded Blade Area (Fa)

Fa = 0,55 × 4,506 m²
= 2,478 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,66)) x 2,478
= 3,618 m²

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 135


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Untuk B4-70
Expanded Blade Ratio

Fa Expanded Area of The Blades


F = Disc Area of TheScrew
Fa
F = 0.70
Fa = 0,70 x F
Disc Area of The Screw ( F )
π
×D 2
F = 4

3 ,14
×2, 296 2
= 4
= 4,138 m2
Expanded Blade Area (Fa)

Fa = 0,70 × 4,138 m²
= 2,896 m²
Maka :
Fp = (1,067 –( 0,229 × 0,78)) x 2,896
= 4,136 m²

 Untuk B4-85
Expanded Blade Ratio

Fa Expanded Area of The Blades


F = Disc Area of TheScrew
Fa
F = 0,85
Fa = 0,85 x F
Disc Area of The Screw ( F )

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 136


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

π
×D2
F = 4

3 , 14
×2, 246 2
= 4

= 3,959 m2
Expanded Blade Area (Fa)

Fa = 0,85 × 3,959 m²
= 3,365 m²
Maka :
Fp = (1,067 – ( 0,229 × 0,78)) x 3,365
= 4,806 m²
Maka koefisien gaya dorongnya adalah :

 Untuk B4-40
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =

18974,277
= 0,5 x 104,5 x 2,745 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,447 x 3,64 ) )
2

= 0,338

 Untuk B4-55
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 137


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

18974,277
= 0,5 x 104,5 x 3,618 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,396 x 3,64 ) )
2

= 0,256

 Untuk B4-70
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =

17939,316
= 0,5 x 104,5 x 4,136 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,296 x 3,64 ) )
2

= 0,212

 Untuk B4-85
T
2
1 / 2. .Fp.V
c =

17939,316
= 0,5 x 104,5 x 4,806 x ( 6,849+ ( 0,7 x 3,14 x 2,246 x 3,64 ) )
2

= 0,182

Setelah didapat dilakukan perhitungan kavitasi diatas, langkah selanjutnya


adalah untuk melakukan penggambaran grafik rancangan baling-baling. Berikut
dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan kavitasi.

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 138


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Sumber : Buku Propulsi Kapal Karangan Teguh Sastrodiwongso

Gambar 4.10 Diagram Burril

Tabel 4.8 Perhitungan Kavitasi


N
B4-40 B4-55 B4-70 B4-85
O Item

1 Diameter optimum ( Do ) 2,447 2,396 2,296 2246

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 139


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

2 Thurst koefisien (tc) 0,338 0,256 0,212 0,182

3 Pitch Ratio (Ho/Do) 0,64 0,66 0,78 0,78

55,00 55,00 52,00 52,00


4 Propeller Efisiensi (np) % % % %

5 Konstanta Kavitasi () 0,186 0,194 0,211 0,220


Developed Blade Ratio
6 (Fp/Fa)
1,460 1,460 1,428 1,428

7 Disk Area of The Screw (F) 4,700 4,506 4,138 3,959

8 Developed Blade Area (Fa) 1,880 2,478 2,896 3,365

9 Projected Blade Area (Fp) 2,745 3,618 4,136 4,806

Sumber : Perhitungan Pribadi

4.3.3 Pemilihan Baling-Baling


Dari gambar 4.4 didapatkan spesifikasi baling-baling yang diperlukan untuk
penggerak kapal rancangan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9. Pemilihan Baling - Baling

Tipe baling-baling B4-40

Diameter baling-baling ( D ) 2,447 m

Pitch Ratio baling-baling ( Ho/D ) 0,64

Developed Blade Ratio ( Fp/Fa ) 1,460

Efisiensi baling-baling ( p ) 55,00%

Jumlah daun baling – baling (Z) 4 buah

Sumber : Data Pribadi

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 140


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Gambar 4.11 Propeller Kapal

Sumber : Gambar Prib

BAB V

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 141


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Dengan terselesaikannya tugas desain kapal 1 ini, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan yang berhubungan dengan perancangan kapal Passenger 6500 GT sebagai sarana
angkut penumpang dan barang. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik penulis adalah
sebagai berikut :

Ukuran Utama Kapal Rancangan


 Length Over All ( LOA ) = 102,50 m.
 Length Between Perpendicular ( LBP ) = 93,00 m.
 Length Water Line ( LWL ) = 95,00 m.
 Breadth Moulded ( B mld ) = 1,50 m.
 Height Moulded ( H mld ) = 9,70 m.
 Draft Moulded ( T mld ) = 4,30 m.
 Block Coefficient ( Cb ) = 0,684
 Midship Coefficient ( Cm ) = 0,971
 Waterline Coefficient ( Cw ) = 0,788
 Prismatic Coefficient ( Cp ) = 0,704
 Displcement (  ) = 5183,995 ton.
 Volume Displacement (  ) = 5027,663 m3.
 Velocity Speed ( Vs ) = 15,3 knots.

1. Dalam merencanakan sebuah kapal, perlu berbagai pertimbangkan yang harus


dipikirkan. Berbagai faktor yang patut dipertimbangkan dalam menentukan ukuran
kapal yaitu dari segi teknis harus memenuhi koefisien yang ditetapkan, pemberdayaan
ruangan untuk penempatan kapal dan muatan daya angkut,sarat kapal sesuai dengan
alur pelayaran yang akan dilintasi, kesesuaian dan memenuhi syarat-syarat teknis
yang ada.
2. Pada pemilihan mesin harus dipertimbangkan daya yang sesuai dengan kebutuhan
kapal, tidak terlalu berlebih dan tidak kurang dari daya yang dibutuhkan. Kemudian
dipilih mesin mendekati, dengan penggunaan bahan bakar pelumas yang irit dengan

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 142


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

merek yang sudah familiar, agar sparepart mudah didapat dan dengan harga yang
murah.

5.1.2 Mesin Penggerak Kapal Rancangan

 Type : C32 IMO II


 Daya : 1081 KW (1450 HP)
 Cylinders : 16 buah
 Stroke : 215 mm
 Cylinder bore : 170 mm
 Speed : 1800 rpm
 SFOC : 226,8 g/KWh
 PxLxT : 2284 mm x 1578 mm x 1528 mm
Dari data mesin diatas hanya untuk 1 mesin , maka untuk 2 unit mesin adalah:
BHP = 2 x 1450 HP
= 2900 HP (2162)

5.1.3 Jenis Propeller Kapal Rancangan


Tabel 5.1 Propeller Kapal Rancangan

Tipe baling-baling B4-40

Diameter baling-baling ( D ) 2,447 m

Pitch Ratio baling-baling ( Ho/D ) 0,64

Developed Blade Ratio ( Fp/Fa ) 1,460

Efisiensi baling-baling ( p ) 55,00%

Jumlah daun baling – baling (Z) 4 buah

Sumber : Data Pribadi

5.2 SARAN

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 143


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

 Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan tugas


desain kapal 1 ini, baik karena salah dalam hal koreksi maupun perhitungan serta
terbatasnya data yang dimiliki atau didapat .
 Dalam mengerjakan tugas desain kapal 1 ini, hendaknya membuat suatu planning
dalam menyelesaikan bagian-bagian dan perhitungan-perhitungan agar dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
 Ada baiknya melihat dan membandingkan beberapa buku untuk menjadi acuan
selain menambah wawasan juga mengurangi sedikit banyak kesalahan yang
dibuat untuk mencapai keakuratan.
 Untuk desain kapal, jika menggunakan metode kapal pembanding hendaknya
benar-benar tepat dalam memilih kapal pembanding, sesuai waktu dan
perkembangan teknologi dan penyesuaian dengan tipe kapal yang dirancang, agar
tercapainya kapal yang up to date dan sesuai dengan kebutuhan pemesan kapal.
 Ada baiknya belajar software – software mengenai desain kapal. Di samping itu
sebaiknya banyak juga mengetahui dasar-dasar dari perhitungan dan cara
menggambarnya. Agar tidak ketinggalan dengan perkembangan tetapi tetap
mempunyai pegangan dasar.

DAFTAR PUSTAKA

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 144


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

DNVGL,2016 : Allowable thickness diminution for hull structure. Høvik : Det Norske Veritas –
germanischer Lloyd

De Heere, Scheltema dkk. 1969. Bouyancy and Stability of Ships. Netherlands: Technical
Pulications H. Stam Culemborg – The Netherlands
Harvald, Sv. Aa. 1983. Resistance and Propulsion of ship. Lyngby: Department of Ocean
Enginering The Thecnical University of Denmark.
Poehls, Harald. 1979. Ship Design and Ship Theory. Germany; University of Hannover.
Sastrodiwongso, Teguh. 1982. Propulsi Kapal. Surabaya: Fakultas Teknik Perkapalan ITS.
Sastrodiwongso, Teguh. 2005. Hambatan Kapal dan Daya Mesin Penggerak. Jakarta: Universitas
Darma Persada.
Schneekluth, H. & Bertram, V. 1998. Ship Design for Efficiency and Economy Second
edition. Oxford : Butterworth-Heinemann.

Smith, D.L. 2006. Marine Design. Glasgow : Universities of Glasgow & Strathclyde.

SNAME. 1988. Principles of Naval Architecture Volume 1. US : SNAME.


Soekarsono, NA. 1995. Merancang Kapal. Jakarta : PT. Pamator Pressindo.

Sofi’i, Moch dkk. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Suhardjito, Gaguk. 2006. Merencana Garis. (http:www.gakukesha.tk)


Tupper, E.C. & Rawson, K.J. 2001. Basic Ship Theory. Oxford : Butterworth -Heinemann.
Tupper, E.C. 1996. Introduction To Naval Architecture. Oxford : Butterworth-Heinemann.

Watson, D.G.M. 1998. Practical Ship Design. Oxford : Elsevier.

DAFTAR LAMPIRAN

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 145


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 1

Grafik lcb Ikeda Masaharu

Lampiran 2

Grafik (Cpf-Cpa) Ikeda Masaharu

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 146


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 3

LCB Standart

Lampiran 4

Koreksi CR

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 147


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 5

Diagram Kurva Residual Resistance Coefficient

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 148


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 6

Diagram Kurva Residual Resistance Coefficient

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 149


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 7

Diagram Bp 4.40 dan 4.55

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 150


TUGAS DESAIN KAPAL I KM. SRIWULAN
CINDANA DJUHAN (2017310014)

Lampiran 8

Diagram Bp 4.70 dan 4.85

PERENCANAAN PASSENGER SHIP 6500 GT Page 151

Anda mungkin juga menyukai