Kt. Lumpoer
Kt. Lumpoer
7.
162
7.1 Pendahuluan
Walaupun
telah
ada
usaha
untuk
merencanakan
sebuah
bangunan
163
layang yang harus diendapkan, diandaikan 0,60/00 (permil) dari volume air
yang mengalir melalui kantong.
Ukuran butir yang harus diendapkan bergantung kepada kapasitas angkutan
sedimen di jaringan saluran selebihnya. Dianjurkan bahwa sebagian besar (60
70%) dari pasir halus terendapkan: partikel-partikel dengan diameter di atas
gambar
tersebut,
jelas
bahwa
perencanaan
pengambilan
juga
dimaksudkan untuk mencegah masuknya lapisan air yang lebih rendah, yang
banyak bermuatan partikel-partikel kasar.
7.3.2 Jaringan Saluran
Jaringan saluran direncana untuk membuat kapasitas angkutan sedimen
konstant atau makin bertambah di arah hilir. Dengan kata lain: sedimen yang
memasuki jaringan saluran akan diangkut lewat jaringan tersebut ke sawahKriteria Perencanaan Bangunan Utama
164
sawah. Dalam kaitan dengan perencanaan kantong lumpur, ini berarti bahwa
kapasitas angkutan sedimen pada bagian awal dari saluran primer penting
artinya untuk ukuran partikel yang akan diendapkan.
Biasanya ukuran partikel ini diambil 0,06 0,07 mm guna memperkecil
kemiringan saluran primer.
a
1.00
2.00
3.00
sungai ngasinan
0
0
C
1.00
2.00
0
0
b
1.00
2.00
3.00
sungai brantas
0
d
1.00
2.00
Gambar 7.1
0.07 mm
165
7.3.3 Topografi
Keadaan topografi tepi sungai maupun kemiringan sungai itu sendiri akan
sangat berpengaruh terhadap kelayakan ekonomis pembuatan kantong
lumpur.
Kantong lumpur dan bangunan-bangunan pelengkapnya memerlukan banyak
ruang,
yang
tidak
selalu
tersedia.
Oleh
karena
itu,
kemungkinan
Pada Gambar 7.2 diberikan tipe tata letak kantong lumpur sebagai bagian dari
bangunan utama.
a
b2
b1
gai
sun
d1
a
b1
b2
c
Gambar 7.2
bendung
pembilas
pengambilan utama
kantong lumpur
d1
d2
e
f
d2
pembilas
pengambilan saluran primer
saluran primer
saluran pembilas
166
A v
v
w
H
w
Gambar 7.3
Jadi:
H
L
Q
= , dengan v =
w
v
HB
di mana:
ini menghasilkan: LB =
Q
W
Karena sangat sederhana, rumus ini dapat dipakai untuk membuat perkiraan
awal dimensi-dimensi tersebut. Untuk perencanaan yang lebih detail, harus
dipakai faktor koreksi guna menyelaraskan faktor-faktor yang mengganggu,
seperti:
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
turbulensi air
167
Q 2 v ( H 0.5 0.2) 2
w 7.51 w
H
Pengukuran di tempat
(2)
Dengan rumus/grafik
(1)
168
(2)
(2)
(3)
(4)
kecepatan aliran tidak boleh kurang dari 0,30 m/dt, guna mencegah
tumbuhnya vegetasi.
(5)
169
Ps = 2650 kg/m
Pw = 1000 kg/m
F.B = faktor bentuk = C a.b
(F.B = 0.7 untuk pasir alamiah)
c kecil ; a besar ; b sedang
a tiga sumbu yang saling
tegak lurus
Red = butir bilangan
Reynolds = w.do/U
6.00
4.00
2.00
1.00
0.80
10
8
6
4
2
= 10
00
10.00
8.00
R ed
0.60
R ed
R ed
= 0.
1
= 10
R ed
= 0.
001
R ed
0.06
0.04
R ed
= 0.
01
0.10
0.08
R ed
0.20
= 10
0
=1
0.40
0.02
0
t=
0
2 0
0
1
4
30
Gambar 7.4
0.2
0.4 0.6
6 8
20
10
40 60
170
1.5
1
alternatif 2
1
1
1
1
kantong lumpur
kantong lumpur
potongan melintang
pada pengambilan
potongan melintang
pada ujung kantong lumpur
kantong lumpur
lebar dasr
diperkecil
.
alternatif
dengan lebar
dasar konstan
muka air
pada akhir pembilasan
Is
kantong lumpur
pembilas
pengambilan
IL
ds ISL
Is
kantong lumpur
L
L
e potongan melintang (skematik)
d1
ds = diperdalam
Gambar 7.5
lebar dasar
.
konstan
pembilas
pengambilan
alternatif
dengan cara
mengecilkan
lebih dasar
pembilas
pengambilan
ISL
IL
ds
Banyaknya sedimen yang terbawa oleh aliran masuk dapat ditentukan dari:
(1) pengukuran langsung di lapangan (2) rumus angkutan sedimen yang
cocok (Einstein Brown, Meyer Peter Mueller), atau kalau tidak ada data
yang andal: (3) kantong lumpur yang ada di lokasi lain yang sejenis. Sebagai
perkiraan kasar yang masih harus dicek ketepatannya, jumlah bahan dalam
aliran masuk yang akan diendapkan adalah 0,5.
171
Pembersihan
Pembersihan
kantong
lumpur,
pembuangan
endapan
sedimen
dari
172
Pasir lepas, dalam hal ini parameter yang terpenting adalah ukuran
butirnya, atau
(2)
Jika bahan yang mengendap terdiri dari pasir lepas, maka untuk menentukan
besarnya tegangan geser yang diperlukan dapat dipakai grafik Shields. Lihat
Gambar 7.6. Besarnya tegangan geser dan kecepatan geser untuk diameter
pasir terbesar yang akan dibilas sebaiknya dipilih di atas harga kritis. Dalam
grafik ini ditunjukkan dengan kata bergerak (movement).
Untuk
keperluan
perhitungan
pendahuluan,
kecepatan
rata-rata
yang
100
80
0.6
0.5
0.4
60
50
40
0.3
r:
30
BERGERAK
0.2
20
r ::
U.c
10
8
0.10
0.08
cr = 800d
0.06
0.05
0.04
d > 4.10
6
5
4
-3
0.03
TIDAK BERGERAK
U.cr
1.0
0.8
0.006
0.005
0.004
S
LD
IE
SH
0.003
0.6
0.5
0.4
cr
0.3
0.2
0.002
Ps = 2.650 kg/m
0.001
0.01
Gambar 7.6
N/m
0.01
0.008
cr dalam
U
g( )
C
dalam m/dt
0.02
u.cr =
173
0.1
2
3 4 5 6 8 0.1
d dalam milimeter
3 4 5 6 8 1.0
4 5 6 8 10
4 5 6
8 100
174
10
8
data - ussr
(ref.11,LANE 1955)
6
5
4
3
l em
pun
g
pa
si
ra
lepas
n
(k
1.0
ad
ar
pa
t an
0.6
ah
l em
ng
cukup
padat
ra
ku
rus
padat
)
%
50
pasir non-kohesit
<0.2 mm
0.3
ku
ri
0.4
da
0.5
pu
si
0.8
sangat
padat
0.2
0.1
0.8 1.0
10
20
30
40 50 60
80 100
Gambar 7.7
manual.
Dalam
hal-hal
tertentu,
pembersihan
secara
manual
bahan-bahan
Dengan
menggunakan tongkat, bahan endapan ini dapat diaduk dan dibuat lepas
sehingga mudah terkuras dan hanyut.
Pembersihan secara mekanis bisa menggunakan mesin penggeruk, pompa
(pasir), singkup tarik/backhoe atau mesin-mesin sejenis itu. Semua peralatan
ini mahal dan sebaiknya tidak usah dipakai.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
175
v
5
>
w
3
di mana:
176
Untuk kantong kosong, kecepatan minimum harus dicek. Kecepatan ini tidak
boleh
terlalu
kecil
yang
memungkinkan
tumbuhnya
vegetasi
atau
w
1,61
= kecepatan rata-rata, m/dt
= kemiringan energi
semua bahan dengan kecepatan endap w akan berada dalam suspensi pada
sembarang konsentrasi.
177
aliran keluar
daerah sedimentasi
b.efisiensi sedimentasi partikel-patikel individual untuk aliran turbulensi
1.0
0.9
W
Wo
2.0
0.8
1.5
1.2
1.1
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.7
0.5
0.6
0.5
0.4
0.4
0.3
efisiensi
0.3
0.2
0.2
0.1
0.1
0
0.001
8
0.01
0.1
6 8
1.0
W/vo
Gambar 7.8
178
kecepatan yang cukup untuk menjaga agar tetap dalam keadaan suspensi
sesudah itu.
Gaya geser dapat dicek dengan grafik Shields (lihat Gambar 7.6); dan kriteria
suspensi dari Shinohara/Tsubaki (lihat persamaan 7.3).
7.7
salu
prim ran
er
pintu pengambilan
pembilas
kantong lumpur
saluran
pembilas
peralihan
tampungan sedimen
Gambar 7.9
pembilas
179
s al u
pem ran
bila
s
pintu pengambilan
kantong lumpur
dinding
pengarah rendah
pintu
pengambilan
saluran
primer
dinding
pengarah rendah
tampungan sedimen
Gambar 7.10
pintu
pengambilan
Tata letak kantong lumpur dengan saluran primer berada pada trase
yang sama dengan Kantong
Kecepatan aliran dalam saluran pengarah harus cukup memadai agar dapat
mengangkut semua fraksi sedimen yang masuk ke jaringan saluran pada
lokasi pengambilan ke kantong lumpur. Di mulut kantong lumpur kecepatan
aliran harus banyak dikurangi dan dibagi secara merata di seluruh lebar
kantong. Oleh karena itu peralihan/transisi antara saluran pengarah dan
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
180
berlangsung.
Dengan
demikian
pembilasan
tidak
akan
181
denah
saluran
primer
kantong
lumpur
dinding
pengarah
kehilangan
tinggi energi
sangat kecil
saluran
pembilas
pengambilan
saluran primer
pengelak sedimen
potongan A-A
Agar aliran melalui pembilas bisa mulus, lebar total lubang pembilas termasuk
pilar dibuat sama dengan lebar rata-rata kantong lumpur.
Pintu bangunan pembilas harus kedap air dan mampu menahan tekanan air
dari kedua sisi. Pintu-pintu itu dibuat dengan bagian depan tertutup.
7.7.3 Pengambilan saluran primer
Pengambilan dari kantong lumpur ke saluran primer digabung menjadi satu
bangunan dengan pembilas agar seluruh panjang kantong lumpur dapat
dimanfaatkan. Agar supaya air tidak mengalir kembali ke saluran primer
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
182
6 -1 0
k a n to n g
lu m p u r
d in d in g p e n g a ra h
1
6 -1 0
Selain mengatur debit, bangunan ini juga harus bisa mengukurnya. Kedua
fungsi tersebut, mengukur dan mengatur, dapat digabung atau dipisah.
Untuk tipe gabungan, pintu Romijn atau Crump-de Gruyter dapat dianjurkan
untuk dipakai sebagai pintu pengambilan.
Khususnya untuk mengukur dan mengatur debit yang besar, kedua fungsi ini
lebih baik dipisah. Dalam hal ini fungsi mengatur dilakukan dengan pintu
sorong atau pintu radial, dan fungsi mengukur dengan alat ukur ambang
lebar.
Pintu dari alat-alat ukur diuraikan dalam KP 04 Bangunan.
7.7.4 Saluran pembilas
Selama pembilasan, air yang penuh dengan sedimen dialirkan kembali ke
sungai asal, atau sungai yang sama tetapi di hilir bangunan utama, sungai lain
atau ke cekungan.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
183
Perencanaan Bangunan