Materi Dasar
Arus Listrik dan Arus Elektron
1. Arus listrik adalah mengalirnya muatan listrik pada rangkaian tertutup, dari
potensial tinggi (+) ke potensial rendah (-).
2. Arus elektron adalah mengalirnya muatan elektron pada rangkaian tertutup, dari
potensial rendah (-) ke potensial tinggi (+).
3. Arus listrik disebabkan karena adanya arus elektron, jadi dimana ada arus
listrik pasti ada elektron yang bergerak pada rangkaian tersebut.
Tegangan listrik adalah beda potensial pada dua titik yang menyebabkan sejumlah
muatan listrik mengalir.
Energi listrik adalah besarnya energi yang digunakan atau
Daya listrik adalah
Beban listrik adalah komponen atau benda yang menghambat aliran arus listrik. Beban ini
bisa berupa resistor, lampu, speaker, LED, mesin, dinamo, motor, TV, kulkas, atau benda
apapun yang membutuhkan listrik agar mampu digunakan.
Frekuensi adalah banyaknya gelombang listrik (biasanya pada AC) yang terbentuk dalam
1 detik. Standar frekuensi pada PLN adalah 50 Hz, yang artinya terbentuk 50 gelombang
listrik dalam 1 detik. Karena pada arus DC tidak membentuk gelombang, maka frekuensi
tegangan listrik DC adalah 1 Hz.
Arus listrik yang baik akan mengalir apabila:
(Pada arus AC ) dari kutub/terminal F Beban kutub/terminal N
(Pada arus DC) dari kutub/terminal (+) Beban kutub/terminal (-)
Jika tidak melewati beban, yang terjadi adalah hubung singkat/short/konsleting listrik.
Gejala kelistrikan sehari-hari:
1. Jika pada sumber bertegangan AC, kita menyentuh terminal F, maka kita akan
kesetrum dan listrik tetap menyala (MCB tidak turun).
2. Jika pada sumber bertegangan AC, kita menyentuh terminal N, maka kita tidak akan
mengalami apapun dan listrik tetap menyala (MCB tidak turun).
3. Jika kita menghubungkan terminal F dan N dengan seutas kabel, yang terjadi adalah
hubung singkat dan listrik akan terputus (MCB turun/tripping).
4. Jika kita menghubungkan lampu dengan terminal F dan N, maka lampu akan
menyala. Namun, setelah lampu menyala, kita hubungkan lagi terminal F dan N pada
sumber ataupun pada lampu secara hubung singkat, maka lampu akan padam dan
listrik akan terputus (MCB turun/tripping). Lampu masih bisa digunakan.
5. Jika sebuah lampu diberikan tegangan yang melebihi tahanannya, misal pada lampu
tertulis 15 W, 220 240 V, namun diberikan tegangan yang melebihi (di atas 240 V),
maka lampu akan putus dan rusak. Jika lampu diberikan tegangan dibawah 220 V,
maka lampu akan menyala lebih redup jika dibanding dengan diberi tegangan 220 V.
Rumus:
Hukum Ohm
V=IxR
Menghitung Daya
Rangkaian seri
+....dst
....dst
artinya, tegangan listrik pada beban 1 nilainya akan sama dengan tegangan
listrik pada beban 2 nilainya akan sama besar dengan tegangan listrik pada
listrik pada beban 2, dst. Juga akan sama dengan tegangan listrik pada
sumber. Jika bebannya lebih dari 2, tambahkan lagi Vnya sebanyak bebanny
sumber.
berapa biji.
artinya, arus listrik pada sumber tegangan, pada beban 1, dan pada beban 2
artinya, arus listrik pada sumber tegangan nilainya adalah penjumlahan arus
nilainya akan sama besar. Dinamakan sebagai arus rangkaian (I). Jadi kalau
Rtotal
= RBeban 1 + RBeban 2
+....dst
artinya, untuk mencari R total atau hambatan total hanya dengan
1
R total
1
R Beban1
1
R Beban2
+....dst
Ingat bahwa 1/R tidak sama dengan R/1, jadi perlu diperhatikan perhitungan
matematikanya.
Kapasitor
Induktor
Simbol
Simbol
Simbol
Nilai resistansi
Lambang: R
Satuan : dibaca Ohm
Nilai kapasitas
Lambang: C
Satuan : F atau Farad
Nilai induktivitas
Lambang: L
Satuan : H atau Henry
Kapasitansi
Lambang/Satuan: XC /
Ohm
Induktansi
Lambang/Satuan: XL /
Ohm
XC =
1
2f C
f: frekuensi (Hz)
C: kapasitas kapasitor
(Farad)
Pengisian Kapasitor:
Proses membuat
kapasitor menjadi
bermuatan penuh,
XL = 2 f L
f: frekuensi (Hz)
L: induktivitas induktor
(Henry)
Resistor 5 Gelang