Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Agen Kimia Terhadap Perubahan Sel dan Penyakit yang Ditimbulkannya

Dalam kehidupan, tidak ada yang dapat terpisah dengan agen kimia, baik di kota maupun di
desa. Agen Kimia: zat-zat kimia (organik/anorganik) yang berada di lingkungan yang dapat
memberikan efek pada manusia, baik Eugenik (menguntungkan) maupun Disgenik (merugikan).
Agen kimia yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Karbon Monoksida (CO)
Sifat
: gas, tidak berwarna, dan tidak berbau, afinitasnya terhadap Hb 210 kali afinitas
O2 terhadap Hb
Sumber
: pembakaran yang tidak sempurna (80% kendaraan bermotor)
Mekanisme : HbO2 + CO HbCO + O2
Efek
: pusing, disorientasi, gangguan ssp, paru, jantung, pingsan (250 ppm), dan
meninggal (750 ppm)
2. Sulfur Dioksida (SO2)
Sifat
: gas, tidak berwarna, iritan kuat
Sumber
: gunung berapi, pembusukan, batubara, dan buangan industri
Efek
: iritasi kuat terhadap kulit dan selaput lendir, spasme otot polos bronchioli,
produksi lendir dan peradangan dan metaplasia sel epitel
3. Nitrogen Oxida (NO)
Sifat
: gas yang beracun
Sumber
: pembakaran dan kendaraan bermotor (50%)
Efek
: radang paru-paru, bronchiolitis fibrosis obliterans dan meninggal (500 ppm)
4. Hidrokarbon (CH2O)
Sifat
: gas beracun dan karsinogenik
Sumber
: kendaraan bermotor, tanaman
Efek
: tergantung reaksi fotokimianya (peroksi asetil nitrat = PAN, keton dan aldehid)
sehingga berisiko menimbulkan kanker
5. Air Raksa (Hg)
Sifat
: metal, menguap pada temperatur kamar, racun sistemik (hati, ginjal, limpa,
tulang)
Sumber
: industri (amalgam, perhiasan)
Efek
: gejala ssp (tremor, pikun, insomnia), stomatitis, gigigivitis, ulcer, cacat bawaan
(minamata dan niigata), dan meninggal
6. Cadmium (Cd)
Sifat
: metal, kristal putih keperakan, lunak
Sumber
: industri, pestisida
Efek
: pada hati, ginjal, paru-paru, tulang, otot polos, hipertensi
7. Cobalt (Co)
Sifat
: metal, warna biru cerah, tahan oksidasi, dan magnetik yang baik
Sumber
: pabrik elektronik, bir
Efek
: gondok, polisitemia (bersama vit. B12) hipertensi, kematian karena gagal
jantung
8. Arsen (As)
Sifat
: metal, mudah patah, warna keperakan dan sangat toksin
Sumber
: alam, pabrik
Efek
: akut muntaber (darah), koma, dan kematian
kronis anoreksia, kolik, ikterus, ginjal, kanker kulit, alergi, dan cacat bawaan
9. Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT)
Sifat
: persisten (menetap), mudah terakumulasi, menghambat enzim Asetilkolin

Esterase terutama di otot rangka


Sumber
: pestisida
Efek
: pusing, mual, tremor, konvulsi, rusak hati, SSP, dan ginjal
Selain zat kimia diatas, masih banyak lagi zat-zat yang bisa menyebabkan perubahan pada tingkat sel,
seperti obat-obatan yang dikonsumsi serta bumbu penyedap makanan. Semua zat kimia tersebut dapat
disebut dengan xenobiotik, yang merupakan suatu zat asing bagi tubuh dan tidak digunakan dalam
proses metabolisme tubuh secara normal.
Dalam keadaan normal, xenobiotik akan diekskresikan dari tubuh. Cara yang dipakai untuk
mengekskresikannya adalah mengubahnya dari lipofilik menjadi hidrofilik dengan 2 tahap untuk
mengubahnya yaitu:
1. Hidroksilasi
Dalam prosesnya, enzim yang digunakan adalah sitokrom P450 dan monooksigenase, namun
yang utama adalah sitokrom P450. Pemberian nama sitokrom P450 karena enzim ini ditemukan
saat diketahu bahwa preparat mikrosom yang telah diredukse secara kimiawi dan kemudian
dipajankan dengan karbondioksida memperlihatkan puncak tersendiri di 450 nm. Salah satu
alasan mengapa enzim ini penting adalah kenyataan bahwa sekitar 50% dari obat yang sering
dikonsumsi manusia dimetabolisme oleh berbagai isoform sitokrom P450. Beberapa hal penting
dari Sitokrom P450 adalah:
Seperti hemoglobin, sitokrom P450 adalah hemoprotein
Keberadaan enzim ini hampir diseluruh jaringan, kecuali di tulang dan eritrosit.
Enzim sitokrom P450 yang utama dalam metabolisme obat adalah anggota famili
CYP1, CYP2, dan CYP3
Diantara ketiga jenis isoform tersebut, CYP3 adalah yang terpenting dalam
metabolisme obat karena jumlahnya yang banyak di hati dan usus serta enzim ini
dapat bekerja di berbagai obat dari hampir semua kelas
Dalam reaksinya, yang berperan adalah NADPH, bukan NADH
Lipid merupakan komponen penting sistem sitokrom P450 dan lipid yang disukainya
adalah fosfatidilkolin, yaitu lipid utama di membran retikulum endoplasma
Sebagian isoform dapat diinduksi
2. Konjugasi
Dalam prosesnya, enzim yang dipakai adalah transferase. Ada beberapa tipe konjugasi yaitu:
1. Glukuronidasi
Glukuronidasi xenobiotik pada dasarnya serupa dengan glukuronidasi bilirubin. Asam
UDP-glukuronat adalah donor glukuronil, dan berbagai glukuronosiltransferase yang
terdapat baik di retikulum endoplasma maupun sitosol adalah katalisnya. Glukuronida
dapat melekat pada gugus oksigen, nitrogen, atau sulfur substrat. Glukuronidasi
mungkin merupakan reaksi konjugasi yang paling sering terjadi
2. Sulfasi
Sebagian alkohol, arilamin, dan fenol mengalami sulfasi. Donor sulfat dalam reaksi
sulfasi berbagai molekul tersebut dan sulfasi biologis lain (sulfasi steroid,
glikosaminoglikan, glikolipid, dan glikoprotein) adalah adenosin 3 fosfat 5 fosfosulfat
(PAPS)
3. Konjugasi dengan Glutation
Glutation adalah suatu tripeptida yang terdiri dari asam glutamat, sistein, dan glisin.
Glutation sering disingkat GSH karena gugus sulfhidril sisteinnya, yaitu bagian molekul
yang aktif. Enzim yang mengatalisis reaksi ini disebut glutation S-transferase yang

terdapat dalam jumlah besar di sitosol hati dan dalam jumlah lebih sedikit di jaringan
lain. Selain untuk metabolisme xenobiotik, glutation memiliki beberpa peran lain yaitu:
ikut serta dalam dekomposisi hidrogen peroksida
merupakan reduktan intrasel yang penting yang membantu mempertahankan
gugus SH esensial enzim dalam keadaan tereduksi
Dalam pengangkutan asam amino tertentu yang menembus membran di ginjal,
diduga terdapat suatu siklus metabolik yang melibatkan GSH sebagai pembawa.
4. Asetilasi
Seperti reaksi asetilasi lain, asetil-KoA adalah donor asetil. Reaksi ini dikatalisis oleh
asetiltransferase yang terdapat di dalam sitosol berbagai jaringan, terutama hati.
5. Metilasi
Beberapa xenobiotik mengalami metilasi oleh metiltransferase dengan menggunakan Sadenosilmetionin sebagai donor metil

Anda mungkin juga menyukai