STRATEGIS
Disusun Oleh :
Desy Wulandari
Ellys Febrianti
Iwan Saputra
Nike
Riski Rian Nainggolan (C1C012103)
Program Studi S1 Akuntansi Universitas Bengkulu
Target costing
Theory of constraints (TOC)
Life-cycle costing
Strategic pricing
TARGET
Produksi
Pemasaran dan Distribusi
Pelayanan pada Pelanggan
Tahapan diatas merupakan siklus hidup suatu produk atau jasa dari sudut
pandang biaya yang dikeluarkan.
Siklus hidup pada sebuah perusahaan harus diperhatikan dari dua aspek
yaitu biaya selama siklus hidup produk (cost life cycle ) dan penjualan
selama siklus hidup produk (sales life cycle)
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam
industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
KARAKTERISTIK PLC
Aplikasi konsep PLC tidaklah terbatas pada product form life cycle saja, tetapi juga
meliputi product line life cycle, product category life cycle, industry product life cycle,
individual product life cycle, bahkan brand life cycle.
Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak
pernah melewati tahap perkenalan.Umumnya produk yang gagal memasuki semua
tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode .
PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaanperusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak
menurun tetapi malahan terus meningkat. Untuk contoh di Indonesia, misalnya Rinso
yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso
Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent
yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi dsb.
Dengan demikian pandangan Product Life Cycle terkait hubungan pencapaian strategi produk
atas laba dan pendapatan adalah
Produk, pasar (permintaan konsumen), dan pesaing akan
berubah sepanjang siklus hidup produk.
Produk memiliki umur yang terbatas.
1.
TARGET COSTING
DEFINISI
Target Costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan.
Target Costing menentukan biaya berdasarkan harga yang kompetitif sehingga penggunaan
target costing harus sering mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya yang ketat atau
merancang ulang produk atau proses produksi agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar
namun tetap mendapatkan laba.
Target Costing dapat dicapai apabila ada keseriusan untuk melakukan efisiensi / pengeliminasian
terhadap pemborosan-pemborosan agar mencapai maksimalisasi efisiensi tertinggi.
Banyak perusahaan menyadari bahwa merupakan hal yang sulit untuk bersaing secara sukses
dalam hal cost leadership atau diferensiasi, mereka harus bersaing dalam hal harga maupun
fungsionalitas. Target costing merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengelola
kebutuhan terhadap trade off antara peningkatan fungsionalitas dan semakin tingginya biaya.
biaya
3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
4. Penggunaan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat
digunakan agar terjadi penurunan biaya produk
5. Estimasi Biaya setelah rekayasa nilai
6. Aktivitas-aktivitas untuk mencapai Biaya target Keizen Costing / Genkakaizen
Cara ke-4 hingga ke-6 dapat dikatakan sebagai cara untuk mencapai target biaya.
produk
yang
fungsionalitasnya
relatif
mudah
terjadi
perubahan
model).
Produk
dalam
golongan
ini,
tercapai
Gunakan
cara-cara
manufaktur
maju
seperti
Fungsionalitas
Industri
Pendekatan
Strategi
Penurunan
Biaya
Nissan/Auto
Peningkatan secara
Rekayasa nilai :
Harga
meningkatkan
ditentukan
menambah atau
harga atau
oelh
menghilangkan
menurunkan
harapan
fungsionalitas
fungsionalitas
pelanggan,
target
penghemat
an
khsusunya
dari
supplier
Komatsu/
Fokus
peralatan
dirancang
utama pada
konstruksi
pengendalia
n biaya
daripada
desain
ulang atau
analisis
fungsionalit
as
Olympus/
Analisis desain
Fokus pada
Camera
penentuan desain
pengelolaan
alternatif
fungsionalit
Analisis fungsional
fungsionalitas
as seperti
trade-off biaya
nissan
tetapi lebih
penting
harga.
Oleh karena itu, HPI harus mengurangi biaya sampai $ 500 ($ 600 - $ 100)
untuk memenuhi tujuan laba sehingga ada penurunan biaya sebesar $150
Apabila HPI menggunakan analisis desain dengan melakukan berbagai
alternative perubahan perubahan dan penghematan penghematan sebagai
berikut :
Menurunkan pengeluaran untuk riset dan pengembangan dengan
mengganti prosedur inspeksi yang terintegrasi
Mengganti amplifier yang mempunyai kekuatan terndah yang tidak
terlalu dirasakan perbedaanya oleh konsumen
Meningkatkan aktivitas riset dan pengembangan dengan jenis
terinovatif seperti pesaing.
HUBUNGAN TARGET COSTING DENGAN TUJUAN PENCAPAIAN
STRATEGI
Mendorong perusahaan berupa untuk melakukan peningkatan laba
dengan melakukan perbaikan yang mendasar sehingga keselerasan
visi dan misi akan direalisasikan oleh tindakan manajemen yang
didasarkan pada upaya maksimalisasi laba
2.
KENDALA
Setiap
perusahaan
menghadapi
sumber
daya
yang
terbatas
dan
Pengukuran TOC
Ada tiga pengukuran yang digunakan dalam theory of constraint throughput
Throughput adalah harga yang dihasilkan suatu sistem melalui penjualan.
Throughput tidak sama dengan penjualan.
Untuk menghitung throughput dapat diilustrasikan sebagai berikut:
apabila perusahaan menjual produk sebesar Rp.50.000,00 Jika produk
mengandung komponen yang dibeli dari supplier sebesar Rp.35.000,00
Maka throughput adalah Rp. 15.000,00 yang diperoleh dari (Rp. 50.000,00
Rp. 35.000,00) jumlah sebesar Rp. 15.000,00 yang dihasilkan oleh
perusahaan. Nilai lain juga harus dikurangi dari pendapatan penjualan ketika
menghitung throughput termasuk
biaya: 1) subkontrak, 2) Komisi penjualan yang dibayarkan, 3) Biaya dinas,
dan 4) transportasi jika perusahaan tidak memiliki alat transportasi sendiri.
Pada konsep TOC biaya tenaga kerja tidak langsung tidak dikurangi dengan
penjualan, kerena seringkali tenaga kerja sekarang apalagi ternaga ahli
Biaya Operasi
Biaya operasional adalah suatu biaya langsung kecuali untuk biaya bahan
langsung yang dibutuhkan untuk memperoleh kontribusi throughput. Jangka
waktu biaya operasional menunjukkan semua yang dalam sebuah sistem
pembelian pada perhitungan persediaan terhadap throughput.
Biaya tersebut diantaranya adalah: 1) biaya tenaga kerja langsung,2) biaya
personel penjualan, 3)
produk dalam suatu industri. Salah satu instrumen yang penting untuk
mengelola aliran produk yaitu dengan Drum-Buffer-Rape
(DBR) yaitu suatu sistem untuk meyeimbangkan aliran produk melalui
kendala yang mengikat sehingga mengurangi jumlah persediaan pada
kendala meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Drum-Buffer-Rape menjelaskan bahwa pada semua pabrik manufaktur
memiliki kejadian yang bebas dan perubahaan yang statis, maka ini harus
dikelola agar perusahaan mencapai tujuannya. Kemudahan dalam
pemrosesan siklus manufaktur yaitu berubahnya barang setengah jadi me
njadi barang jadi dan perubahan statis mempertimbangkan setiap fase
dalam prosesnya.
FASE 4 : MENAMBAH KAPASITAS PADA KENDALA YANG MENGIKAT
Pada fase ini merupakan upaya manajemen untuk meningkatkan throughput
jangka panjang dan mengurangi terjadinya pemborosan yaitu menambah
atau
memperbaiki mesin dan menambah tenaga kerja langsung. Pada fase ini
menunjukan usaha manajemen untuk mengubah dari suatu kendala menjadi
tidak ada kendala.
FASE 5 MERANCANG ULANG PROSES PEMANUFAKTURAN KE ARAH
FLEKSIBILITAS DAN THROUGPUT YANG CEPAT
Respon stratejik yang paling lengkap untuk situasi pemborosan adalah
merancang ulang proses produksi, diantaranya meliputi pengenalan
teknologi pemanufakturan baru, menghilangkan hal-hal yang menyulitkan
produksi, dan mendesain ulang beberapa produk sehingga lebih mudah
diproduksi.
dan
Siklus
memonitor
hidup
produk
biaya
produk
meliputi
selama
semua
tahap,
siklus
hidup
mulai
dari
perusahaan
untuk
perusahaan
tersebut,
siklus
akuntansi
biaya
dimulai
dengan
dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian
produksi ke bagian gudang.
Life
cycle
costing
memberikan
perspektif
jangka
panjang
karena
1. Biaya Hulu
a.
Desain
b. Pengujian
Proses dan materi pengujian yang dipilih biasanya dilakukan dengan
menerapkan dengan teknik-tenik ekperimental secara formal dan sekaligus
dijadikan
landasan
untuk
tahap
perencanaan
berikutnya
yang
lebih
mendetail, yang nantinya akan diuji. Pada tahap pelaksanaan masih akan
dilakukan pengujian lebih lanjut, sampai dihasilkan produk yang benar-benar
optimal hingga dapat dianggap selesai.
c. Pengembangan Kualitas
Dalam zaman quality assurance, konsep kualitas mengalami perluasan,
dari konsep yang sempit, hanya terbatas pada tahap produksi, ke tahap
desain dan koordinasi dengan departemen jasa (seperti perencanaan dan
pengendalian produksi, pergudangan).
Dalam zaman ini pula diperkenalkan konsep total quality control (TQC)
oleh armand Feigenbaum pada tahun 1956. Menurut Feigenbaum, kualitas
produk tidak hanya ditentukan oleh pekerjaan manufaktur, namun lebih luas
dari itu, keterlibatan pemasok, desain dan pengembangan produk, dan kerja
tim antar fungsi.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai yang siap untuk dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke
dalam tiga kelompok yaitu :
a.
tenaga
kerja
langsung
dan
jejaknya
manfaatnya
dapat
dan biaya tenaga kerja langsung, contohnya seprti biaya reparasi dan
pemeliharaan aktiva tetap pabrik.1[6]
Biaya Produksi Langsung
Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dan dapat ditelusuri
ke obyek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektifbiaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh botol.
Biaya Produksi Tak Langsung
berkaitan dengan obyek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke
obyek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor
3. Biaya Hilir
Biaya pemasaran
Biaya Pemasaran adalah meliputi semua dalam melaksanakan
kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa
perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang
menjadi kas. Sesuai dengan fungsi pemasaran, biaya pemasaran
digolongkan menjadi :
1). Biaya untuk menimbulkan pesanan, contohnya seperti biaya promosi dll.
2). Biaya untuk melayani pesanan, diantaranya :
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
fungsi
fungsi
fungsi
fungsi
Biaya Promosi
Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan perusahaan ke
dalam promosi untuk meningkatkan penjualan. Biaya Promosi dapat
dikategorikan sebagai biaya langsung apabila terkait langsung dengan suatu
produk atau proyek. Tetapi apabila Biaya Promosi ini bersifat umum untuk
Pertanyaan:
1. Apakah laporan rugi/laba selama siklus hidup produk berbeda dari laporan
rugi/laba per tahun?
2. Buatlah laporan rugi/laba untuk tiga tahun kedua jenis produk tersebut,
produk manakah yang lebih menguntungkan?
3. Buatlah daftar yang menunjukkan setiap kategori biaya dalam bentuk
persentase terhadap biaya total per tahun. Berilah perhatian khusus untuk
kategori riset & pengembangan dan pelayanan kepada pelanggan.
Penyelesaian:
1 Laporan R/L selama siklus hidup produk berbeda dari laporan R/L per
tahun, karena laporan R/L siklus produk seharusnya memaparkan total
dalam setiap kategori pendapatan dan biaya selama siklus hidup
produk. Apabila siklus hidup produk diharapkan selama 10 tahun,
Laporan ini membutuhkan forecast selama 7 tahun ke depan.
2 Laporan R/L selama siklus hidup produk (3 tahun) dipaparkan sebagai
berikut:
Produk TM200 memiliki total biaya lebih rendah disbanding produk TM800,
akan tetapi persentase biaya pelayanan pelanggan terhadap biaya total
lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk TM800.
Riset & Pengembangan dan Prototipe produk TM200 lebih rendah dibanding
produk TM800, akan tetapi kedua biaya tersebut dapat meningkatkan biaya
pelayanan pada pelanggan. Selanjutnya prediksi yang akurat tidak dapat
dibuat hanya berdasarkan informasi ini, karena perlu melihat juga prospek
dari produk TM800 mengalokasikan biaya pada Riset & Pengembangan dan
Prototipe lebih besar dibanding produk TM200 dengan harapan tingkat
pengembalian yang lebih besar di masa endatang.
Dari penjelasan di atas bahwa manajer perlu mempertimbangkan biaya hulu
dan biaya hilir, demikian halnya pada tahap desain. Keputusan pada tahap
desain berdampak pada rencana produksi, pemasaran dan pelayanan
tertentu selama siklus hidup produk.
Untuk
meningkatkan
kesadaran
biaya.
Penerapan
LCC
akan
meningkatkan kesadaran akan manajemen dan insinyur pada faktorfaktor yang mendorong biaya dan sumber daya yang diperlukan oleh
LCC
termasuk
Penentuan harga jual strategis tergantung pada posisi produk atau jasa
dalam siklus hidup penjualan produk tersebut seperti yang dijelaskan pada
tabel berikut:
FASE 1
Pengenala
produk baru
FASE 2
Pertumbuh
an
FASE 3
Kedewasaa
Perusahaan menjadi lebih dari price taker dari proce setter dan disini terlihat
perusahaan berupaya untuk mengurangi biaya hulu dan hilir
n
FASE 4
Penurunan
SALES LIFE
FAKTOR KRITIS
STRATEGIC
CYCLE
KEBERHASILAN
PRICING
PRODUCT
Introduction
Differensiasi , inovasi,
Harga
tampilan
relative
tinggi
karena
pemenuhan
permintaan
produk dan
Growth
mengembangkan
diferensiasi
Masih
serupa
dengan
perusahaan digunakan
tahap
untuk mempertahankan
pengenalan
pertumbuhan,
perkembangan
distribusi dan
Maturity
pemasaran produk.
Pengendalian biaya
yang efektif, pelayanan,
pengembangan fitur
Decline
produk terbaru
Pengendalian dalam
biaya, pengurangan
kapasitas pemborosan,
efisiensi total waktu
Rumusnya :
(1+MUSP)
Dimana :
MUSP = mark up on sales price (mark-up yang didasarkan pada harga)
MUC = mark-up on cost (mark-up yang didasarkan pada biaya)
Jadi, dengan telah ditentukannya MUC = 20% maka MUSP dapat dicar
dengan cara sebagai berikut.
MUSP = MUC
(1+MUC)
= 20%
(1+20 %)
= 16,67%
2) Metode penetapan harga rate-of-return atau target return
Kebijakan penetapan harga untuk mencapai tingkat pengembalian investasi
(rate of return on investment) merupakan kebijakan yang banyak dipakai
oleh perusahaan-perusahaan besar. Dua faktor utama untuk dapat
dilaksanakannya prosedur tersebut adalah:
a) Estimasi permintaan;
b) Penggunaan fasilitas;
Adapun metode yang dipakai untuk menentukan harga setiap produknya
dapat ditunjukan seperti produk X yang telah disebutkan di muka.
Misalnya, diketahui bahwa:
a) Kapasitas pabrik = 100.000 unit
b) Kapasitas yang diharapkan dapat dicapai adalah 70%,
Maka perusahaan harus memperkirakan bahwa permintaannya paling tidak
sebesar 70.000 unit (atau 70% x 100.000 unit).
Jadi, dengan ditetapkannya harga jual untuk produk X sebesar Rp. 5.214,00
maka pengembalian investasinya adalah sebesar Rp 69.860.000,00. Jika
dinyatakan dalam persentase, tingkat pengembaliannya pada investasi
(return on investnment) adalah :
R.O.I = 69.860.000 x 1
Dari tinjauan yang praktis ini kita menemukan sedikit perbedaan antara
mark-up yang didasarkan pada biaya (MUC, mark-up on sales price). Untuk
mendapatkan harga jual yang sama, mark-up yang ditentukan atas dasar
biaya tidak sam besarnya dengan mark-up yang didasarkan pada harga jual.
Misalnya, kita sudah menentukan mark-up yang didasarkan biaya 20% maka
markup yang didasarkan pada harga jual akan sebesar 16,6%.
Skimming price yaitu menetapkan harga yang tinggi pada produk baru,
dengan disertai promosi yang besar besaran. Kemudian semakin
lama, harganya akan semakin turun. Misalnya pada produk elektronik
seperti handphone, laptop, ataupun computer.