Laporan Kasus Colelitiasis
Laporan Kasus Colelitiasis
LAPORAN KASUS
1.1. Identifikasi
Nama
: Ny. M
Umur
: 36 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
Status
: Menikah
Alamat
MRS
: 16 Maret 2012
merasa demam, mual dan muntah. Buang air kecil warna seperti
biasa, buang air besar warna seperti biasa. Penderita kemudian
dibawa berobat ke poli RSMH dan dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Riwayat sakit yang sama di dalam keluarga disangkal
Riwayat penyakit dahulu :
Penderita pernah sakit maag disangkal
Riwayat sakit hepatitis disangkal
Riwayat pernah mengalami trauma pada perut kanan atas disangkal
Riwayat pernah mengalami disentri disangkal
1.3.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 76 x/menit
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 37,3 C
Kepala
Mata
Kuping
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Status lokalis
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Gambar 1. Abdomen
1.4.
Diagnosis Banding
1. Kolelitiasis
2. Kolesistitis
3. Koledokolitiasis
4. Pankreatitis
1. Laboratorium
Hematologi (16 Maret 2012)
Hemoglobin
: 11,6 g/dl
Hematokrit
: 2,7 vol%
Leukosit
: 7.700 /mm3
Trombosit
: 297.000/mm3
Diff Count
:
Basofil
:0
Eosinofil : 4
Batang
:8
Segmen
: 58
Limfosit
: 31
Monosit
:7
Kimia Klinik (16 Maret 2012)
BSS
:116 mg/dl
Ureum
: 14 mg/dl
Creatinin
: 0,7 mg/dl
Protein total
: 7,0 g/dl
Albumin
: 5,39 g/dl
Globulin
: 1,79 g/dl
Bilirubin total : 0,6 mg/dl
Bilirubin direk : 0,32 mg.dl
Bilirubin indirek : 0,28 mg/dl
Natrium
: 146 mmol/l
Kalium
: 3,2 mmol/l
Ginjal Kanan : bentuk dan ukuran normal, batas sinus parenkim tegas,
pelvikaseal tidak melebar, tak tampak batu.
Ginjal Kiri : bentuk dan ukuran normal, batas sinus parenkim tegas,
pelvikaseal tidak melebar.
Buli-Buli : bentuk dan ukuran normal, dinding rata tidak menebal,
mukosa reguler, tak tampak masa/ batu
Uterus : bentuk dan ukuran normal, intensitas ekoparenkim homogen,
tak tampak massa/ kalifikasi.
Kesimpulan :
Cholelithiasis
Diagnosis Kerja
Kolelitiasis
1.7.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa :
a. IVFD RL
b. Diet rendah lemak
c. Analgetik
d. Antibiotik
2. Operatif :
Kolesistektomi
1.8.
Prognosis
Qua ad vitam
Qua ad fungtionam
: bonam
: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi
Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar, disimpan dan dipekatkan
di dalam vesika biliaris,kemudian dikeluarkan ke dalam duodenum.
Ductus biliaris hepatis terdiri atas ductus hepatis destra dan sinistra, ductus
hepatis comunis, ductus choledochus, vesica biliaris dan ductus cysticus.1
2.1.1. Ductus hepaticus
Ductus hepaticus dextra dan sinistra keluar dari lobus
hepatis dextra dan sinistra pada port hepatis. Keduanya bersatu
membentuk ductus hepatis comunis. Panjang ductus hepatis
comunis sekitar 1,5 inchi (4 cm) dan berjalan turun di pinggir
bebas omentum
medial
pars
descendens
duodenum
kira-kira
di
serta
memekatkan
empedu
dengan
cara
Lemak
empedu terkonsentrasi pada hingga 20%/ jam. Na+ dan HCO3- atau
Cl- secara aktif ditransport dari lumennya selama absorpsi.3
Ada tiga faktor yang meregulasi aliran empedu yaitu :
sekresi hepatik, kontraksi vesica biliaris, dan tahanan spincter
choledochal. Dalam keadaan puasa, tekanan di ductus choledocus
adalah 5-10 cm H2O dan empedu yang dihasilkan di hati disimpan
di
dalam
vesica
biliaris.
Setelah
makan,
vesica
biliaris
intermiten
yang
melebihi
tahanan
spincter.
Saat
(CCK)
adalah
stimulus
utama
untuk
Dari Hati
97,5 gm %
1,1
gm %
0,04 gm %
0,1
gm %
0,12 gm %
0,04 gm %
-
1. Garam Empedu6
Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari
hati ada dua macam yaitu : Asam Deoxycholat dan Asam
Cholat.
Fungsi garam empedu adalah :
a.
b.
Kolelitiasis
Kolelitiasis disebut juga Sinonimnya adalah batu empedu, gallstones,
biliary calculus. Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu
di dalam kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan
beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk
di dalam kandung empedu.
2.2.1. Epidemiologi
Kolelitiasis di Negara barat adalah 20% pada orang dewasa tua
dan lanjut usia. Kebanyakan kolelitiasis tidak bergejala dan bertanda.
Angka kejadian penyakit batu empedu dan penyakit saluran empedu
11
kolesterol,
pembentukkan
nidus,
kristalisasi
dan
oleh
bertambahnya
sekresi
kolesterol
atau
batu.
Pertumbuhan
batu
terjadi
karena
kandung
empedu
juga
berperan
dalam
bahwa
bakteri
berperan
penting
dalam
13
Batu campuran
Batu campuran terdiri atas batu kolesterol dan batu pigmen.
2.2.3. Patogenesis
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap: (1)
pembentukan
empedu
yang
supersaturasi,
(2)
nukleasi
atau
atau
setelah
makan
makanan
berlemak.
Nyeri
seringkali
15
empedu.
Selain
itu
digunakan
juga
asam
16
Wanita hamil
Penyakit hati yang kronis
Kolik empedu berat atau berulang-ulang
Kandung empedu yang tidak berfungsi. 5
Efek samping pengobatan CDCA yang terlalu lama
Lithotripsy
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL
menggunakan gelombang kejut yang terfokus. Gelombang ini
dapat melalui jaringan dan cairan hingga batu empedu. Batu
17
Kolesistektomi
Kolesistektomi diindikasikan pada sebagian besar pasien
batu empedu. Sebagian besar tindakan kolesistektomi dilakukan
secara laparoskopi. Tindakan ini memiliki beberapa keuntungan
yaitu tindakan bedah dengan minimal invasive, dan resiko
komplikasi akibat operasi lebih rendah bila dibandingkan
operasi secara terbuka (laparotomi).7 Namun, ketika laparoscopi
merupakan kontraindikasi (misalnya pada keadaan banyak adesi
atau tidak berhasil, kolesistektomi dilakukan secara laparotomi.
kandung empedu.
Adanya penyakit lain yang mempermudah timbulnya
komplikasi misalnya Diabetes Mellitus, kandung empedu
yang tidak tampak pada foto kontras dan sebagainya.
2.2.6. Komplikasi
Komplikasi dari kolelitiasis antara lain kolesistitis akut, kolesistitis
kronis, koledokolitiasis, pankreatitis, kolangitis, sirosis bilier sekunder,
ileus batu empedu, abses hepatik dan peritonitis karena perforasi
kandung
empedu.
Komplikasi
tersebut
akan
mempersulit
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang wanita berusia 36 tahun dating ke RSMH dengan
keluhan nyeri perut kanan atas. Dari anamnesis didapatkan bahwa
pasien Kurang lebih 5 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita
mengeluh nyeri perut di sebelah kanan atas yang menyebar ke
punggung sebelah kanan, nyeri perut hilang timbul dan nyeri perut
bertambah setelah penderita makan makanan terutama saat makan
makanan bersantan dan berlemak. Penderita juga menderita mualmuntah, muntah apa yang dimakan, dan penurunan nafsu makan
serta sering merasa mudah lelah. Riwayat buang air kecil
normal,warna seperti biasa. Riwayat buang air besar normal, warna
seperti biasa. Penderita kemudian berobat ke dokter umum dan
diberi obat sakit maag namun gejala tidak berkurang.
19
0,6 mg/dl ,
Dari hasil USG diperoleh data bahwa Kandung Empedu dinding rata,
tak tampak pelebaran saluran empedu, tampak batu dua buah dengan
ukuran 7,8 mm dan 8,1 mm yang menunjukkan adanya kolelitiasis.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan USG
ditegakkan diagnosis pada pasien ini yaitu kolelitiasis. Terapi definitif
pada pasien ini adalah kolesistektomi Prognosis pasien ini qua ad vitam
bonam dan qua ad fungtionam bonam. Pasien tidak akan mengeluh
sakit lagi setelah dilakukan pengambilan batu di saluran empedunya .
21