Anda di halaman 1dari 23

1

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Tn. U
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 58 Tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Cidahu
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Masuk RS : 21 Agustus 2014
Ruang : Dahlia

II. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesa
Tanggal : 21 April 2014
a. Keluhan Utama
Tidak bisa buang air kecil

b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Subang dengan keluhan tidak bisa buang
air kecil sejak 5 hari yang lalu.Sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal serupa
berulang kali dalam kurun waktu 1,5 tahun yang lalu. Keluhan tidak bisa buang air
kecil ini dikeluhkan pasien hilang timbul.Jika pasien sedang tidak bisa buang air kecil
dirasakan nyeri pada perut bagian bawah dan perut terasa kembung.Pasien mengakui
aliran urin terkadang lancar dan terkadang tidak lancar.Ketika buang air kecil pasien juga
merasakan seperti ada panas pada daerah perut bagian bawah.Pasien juga menyampaikan
2

terkadang urinnya disertai dengan darah.Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter dan
hanya diberikan obat per oral, tetapi pasien lupa nama obatnya. Setelah sekian lama tidak
dirasakan perubahan yang signifikan pada keluhan tersebut, akhirnya pasien datang ke
RSUD Subang untuk memeriksakan penyakitnya tersebut.

c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami kejadian seperti ini beberapa kali dalam kurun
waktu 1,5 tahun.
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Alergi obat disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyatakan tidak ada dalam keluarga yang pernah mengalami kejadian
seperti ini sebelumnya.
Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan pasien adalah meminum air tanah yang dimasak dan pasien jarang
meminum air putih setiap harinya.

III. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130 /80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36.70 C
3

BB : 55 Kg
Status generalis

Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupi bulat isokor, refleks pupil
+/+ normal
Telinga : Normotia, tidak ditemukan serumen pada telinga kanan maupun kiri, tidak ada
nyeri tekan pada tragus kanan maupun kiri.
Hidung :Normal, Septum terletak ditengah dan simetris, Mukosa hidung : tidak hiperemis.
Mulut : Normal, tidak sianosis. Mukosa mulut normal, tidak hiperemis.Lidah
normoglosia, tidak tremor, tidak kotor.Tonsil ukuran T1/T1, tenang, tidak
hiperemisFaring tidak hiperemis, arcus faring simetris, uvula di tengah.
Leher : Trakea ditengah, pembesarak KGB (-).

Thoraks :
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga 5 linea mid clavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Inspeksi : Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan dinamis simetris
kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus vocal dan taktil hemitoraks kanan dan kiri simetris,
tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SN Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Tampak sedikit cembung, simetris.
Palpasi : Supel , NT/NL -/- ; hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Tympani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
4

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

STATUS LOKALIS a/r suprapubis
Inspeksi :
Terlihat wajah penderita pucat dan tampak lemas.
Perut pasien terlihat sedikit kembung.
Tidak terdapat kelainan pada daerah suprapubis, rambut kemaluan tumbuh normal.
Palpasi :
Terdapat masa pada suprapubis dengan konsistensi keras.
Nyeri tekan (+) pada suprapubis.

IV. RESUME
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang ke RSUD Subang dengan keluhan tidak bisa
buang air kecil sejak 5 haru yang lalu yang disertai nyeri daerah suprapubis dan juga perut
sedikit kembung. Keluhan diakui oleh pasien sudah dirasakan 1,5 tahun yang lalu dan hilang
timbul. Terkadang pasien bisa buang air kecil secara lancar dan terkadang pasien tidak dapat
buang air kecil secara lancar.Ketika buang air kecil pasien mengeluhkan panas pada daerah
suprapubis tanpa adanya keinginan untuk mengedan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital yakni, keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 72 x/menit, frekuensi
napas 24x/menit, suhu 36.7 C, berat badan 55 kg. Selain itu pada Inspeksi Terlihat wajah
penderita pucat dan terlihat lemas, perut pasien terlihat sedikit kembung.Palpasi Terdapat masa
pada daerah suprapubis, dengan konsistensi keras, Nyeri tekan (+) pada daerah suprapubis.

V. DIAGNOSA KERJA
Vesicolithiasis

5

VI. DIAGNOSIS BANDING
- Ureterolithiasis
- Nephrolithiasis
- Carcinoma Vesica Urinaria
VI. RENCANA PEMERIKSAAN
- Laboratorium darah Lengkap ( hemoglobin, Hematokrit, trombosit, Leukosit).
- Pemeriksaan faal ginjal, ureum, kreatinin.
- GDS, GDP.
- Foto polos Abdomen
- BNO IVP
VII. RENCANA TERAPI
- Infus RL 500 cc / 24 jam.
- Inj IV/IM Ketolorac 3 x 10mg/ hari.
- Inj IM Seftriakson 1 x 1g/ hari.
- Persiapan Operasi.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam






6

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN KEMIH
Sistem saluran kemih adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).Sistem saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter, kandung
kemih (vesika urinaria) dan uretra. Sistem saluran kemih pada manusia dapat dilihat pada
gambar berikut :











Gambar 1. Sistem Saluran Kemih Pada Manusia
1.1 Ginjal
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian
paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang abdomen.Ginjal kanan
terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan.Ginjal memiliki tiga bagian
penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal.Bagian paling superfisial adalah korteks renal,
yang tampak bergranula.Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal,
yang berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papilla renal.Di antara piramid terdapat jaringan korteks, disebut
kolum renal (Bertini).Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut
pelvis renal.Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing
7

bercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung menutupi papilla renal dari
piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks
minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya
ditampung di dalam kandung kemih.
Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler.Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh darah, yaitu
glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli.Komponen tubuler berawal dengan
kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa Henle dan tubuli
kontortus distal.Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus koligens (saluran
penampung atau pengumpul). Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari
jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai urin.
Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi kelebihan
air dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi hormon, berperan
dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obat-obatan dan mengekskresi renin
yang turut dalam pengaturan tekanan darah. Berikut ini adalah gambar anatomi ginjal :











Gambar 2. Anatomi Ginjal
1.2 Ureter
Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing menyambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria). Panjangnya kira-kira 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
8

Ureter mempunyai membran mukosa yang dilapisi dengan epitel kuboid dan dinding otot yang
tebal.Urin disemprotkan ke bawah ureter oleh gelombang peristaltik, yang terjadi sekitar 1-4 kali
per menit dan urin memasuki kandung kemih dalam bentuk pancaran.

1.3 Vesica Urinaria
Kandung kemih adalah kantong yang terbentuk dari otot tempat urin mengalir dari
ureter.Ketika kandung kemih kosong atau terisi setengahnya kandung kemih tersebut terletak di
dalam pelvis, ketika kandung kemih terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih tersebut
menekan dan timbul ke atas dalam abdomen di atas pubis.Dinding kandung kemih terdiri dari
lapisan sebelah luar (peritonium), Tunika muskularis (lapisan otot), Tunika sabmukosa, dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

1.4 Uretra
Bagian akhir saluran keluar yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh ialah
uretra.Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita.Pada laki-laki, sperma berjalan melalui uretra
waktu ejakulasi.Uretra pada laki-laki merupakan tuba dengan panjang kira-kira 20 cm dan
memanjang dari kandung kemih ke ujung penis. Uretra pada laki-laki mempunyai tiga bagian
yaitu : uretra prostatika, uretra membranosa dan uretra spongiosa. Uretra wanita jauh lebih
pendek daripada pria, karena hanya 4 cm panjangnya dan memanjang dari kandung kemih ke
arah ostium diantara labia minora kira-kira 2,5 cm di sebelah belakang klitoris. Uretra ini
menjalar tepat di sebelah depan vagina. Lapisan uretra wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongiosa dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).

DEFINISI
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat
terbentuk pada :
1. Ginjal (Nefrolithiasis)
2. Ureter (Ureterolithiasis)
9

3. Vesica urinaria (Vesicolithiasis)
4. Uretra (Urethrolithiasis).
Batu vesika urinaria (Vesicolithiasis) adalah suatu keadaan ditemukannya batu di dalam
vesika urinaria. Pada anak 75% ditemukan di bawah usia 12 tahun dan 57% pada usia 1-6 tahun.
Beberapa faktor resiko terjadinya batu kandung kemih :
1. obstruksi infravesika,
2. neurogenic bladder,
3. infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),
4. adanya benda asing,
5. divertikel kandung kemih.
Di Indonesia diperkirakan insidensinya lebih tinggi dikarenakan adanya beberapa daerah
yang termasuk daerah stone belt dan masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet
rendah protein, tinggi karbohidrat dan dehidrasi kronik. Pada umumnya komposisi batu kandung
kemih terdiri dari : batu infeksi (struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat.

ETIOLOGI
Berasal dari batu ginjal atau ureter yang turun, akibat statis pada striktur uretra, kontraksi
leher buli-buli, sistokel, buli-neurogenik dan divertikel, infeksi traktus urinarius, hiperparatiroid
atau adenoma paratiroid, diet yang banyak mengandung kalsium dan oksalat

PATOGENESIS
Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam pembentukan
batu.Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal.Batu kalsium oksalat dengan
inhibitor sitrat dan glikoprotein.Beberapa promotor (reaktan) dapat memacu pembentukan batu
seperti asam urat, memacu pembentukan batu kalsium oksalat.Aksi inhibitor dan reaktan belum
diketahui sepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi
kristal, progresi kristal atau agregasi kristal. Penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat
mencegah agregasi kristal kalsium oksalat dan mungkin
dapat mengurangi risiko agregasi kristal dalam saluran kemih.
Secara pasti etiologi batu saluran kemih belum diketahui dan sampai sekarang banyak teori
dan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya batu saluran kemih, yaitu:
10

4.1 Teori Fisiko Kimiawi
Prinsip teori ini yaitu terbentuknya batu saluran kemih karena adanya proses kimia, fisiko
maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui terjadinya batu di dalam sistem
pielokaliks ginjal sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk batu dalam tubulus
renalis. Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori pembentukan batu sebagai berikut:
a. Teori Supersaturasi
Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk batu merupakan dasar terpenting dan
merupakan prasyarat untuk terjadinya presipitasi (pengendapan). Apabila kelarutan suatu produk
tinggi dibandingkan titik endapnya, maka terjadi supersaturasi sehingga menimbulkan
terbentuknya kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu. Supersaturasi dan kristalisasi terjadi
bila ada penambahan yang bisa mengkristal dalam air dengan pH dan suhu tertentu, sehingga
suatu saat terjadi kejenuhan dan selanjutnya terjadi kristal. Bertambahnya bahan yang dapat
mengkristal yang disekresikan oleh ginjal, maka pada suatu saat akan terjadi kejenuhan sehingga
terbentuk kristal. Proses kristalisasi dalam pembentukan batu saluran kemih berdasarkan adanya
4 zona saturasi, terdapat tiga zona yaitu:
1) Zona stabil, tidak ada pembentukan inti batu
2) Zona metastabil, mungkin membesar tetapi tidak terjadi disolusi batu, bisa ada agregasi
dan inhibitor bisa mencegah kristalisasi
3) Zona saturasi tinggi.












Gambar 3. Proses kristalisasi Batu Saluran Kemih.
11

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa saturasi dalam pembentukan batu saluran kemih
dapat digolongkan menjadi 3 bagian berdasarkan kadar bahan tersebut dalam air kemih. Bila
kadar bahan pengkristal air kemih sangat rendah maka disebut zona stabil saturasi rendah. Pada
zona ini tidak ada pembentukan inti batu saluran kemih, bahkan bisa terjadi disolusi batu yang
sudah ada. Bila kadar bahan pengkristal air kemih lebih tinggi disebut zona supersaturasi
metastabil. Pada zona ini batu saluran kemih yang ada dapat membesar walaupun tidak terbentuk
inti batu saluran kemih yang baru, tetapi tidak dapat terjadi disolusi dan dapat terjadi agregasi
kristal-kristal yang sudah terbentuk. Inhibitor sangat penting pada zona ini, yaitu untuk
mencegah terjadinya kristal batu saluran kemih. Bila kadar bahan pengkristal air kemih tinggi
disebut zona saturasi tinggi. Pada keadaan ini mudah terbentuk inti batu saluran kemih spontan,
batu begitu cepat membesar karena terjadi agregasi. Inhibitor tidak begitu efektif untuk
mencegah terbentuknya kristal batu saluran kemih.
Tingkat saturasi dalam air kemih tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah bahan pembentuk
BSK yang larut, tetapi juga oleh kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih. Secara
kasar separuh total konsentrasi kalsium dan oksalat berada dalam bentuk ion bebas, sisanya
dalam bentuk kompleks. Kekuatan ion terutama ditentukan oleh natrium, kalsium dan klorida.
Bila kekuatan ion naik, maka akan menyebabkan CaOx turun dan risiko pembentukan kristal
kalium oksalat, sebab jumlah konsentrasi ion biasanya akan menurun. Kalsium dapat membentuk
kompleks dengan sitrat yang larut dalam air. Keasaman air kemih akan mempengaruhi
pembentukan kompleks maupun aktivitas ion bebas. Pada kenaikan pH terjadi kenaikan
kompleks kalsium sitrat dan kalsium fosfat serta penurunan kompleks kalsium sulfat pada pH 6,5
atau lebih. Hampir semua ion sitrat terionisasi sehingga sangat mudah membentuk kompleks
dengan 3 ion kalsium.Pada penurunan pH terjadi sebaliknya yaitu penurunan kemampuan ion
sitrat untuk mengikat kalsium sehingga lebih mudah membentuk kompleks kalsium oksalat.Pada
pH tinggi terjadi suasana basa, maka ion hidrogen bebas turun sehingga menaikkan ion fosfat
bebas.
b. Teori matrik
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan mitochondria sel tubulus
renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel
pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti
sarang laba-laba yang berisi protein 65%, Heksana10%, Heksosamin 2-5% sisanya air. Pada
12

benang menempel kristal batu yang sebabkan batu makin lama makin besar. Matrik tersebut
merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.
c. Teori Inhibitor
Pada penelitian diketahui bahwa walaupun kadar bahan pembentuk batu sama tingginya
pada beberapa orang tetapi tidak semua menderita penyakit batu. Hal tersebut disebabkan pada
orang yang tidak terbentuk batu dalam air kemihnya mengandung bahan penghambat untuk
terjadinya batu (inhibitor) yang lebih tinggi kadarnya dibanding pada penderita batu.Dikenal 2
jenis inhibitor yaitu organik yang sering terdapat adalah asam sitrat, nefrokalsin dan tamma-
horsefall glikoprotein dan jarang terdapat yaitu gliko-samin glikans, uropontin.Inhibitor
anorganik yaitu pirofosfat, magnesium dan Zinc.
Menurut penelitian inhibitor yang paling kuat yaitu sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan
kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal
kalsium oksalat, mencegah agregasi dan mencegah perlengketan kristal kalsium oksalat pada
membran tubulus. Magnesium mencegah terjadinya kristal kalsium oksalat dengan mengikat
oksigen menjadi magnesium oksalat. Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi
kadar tertinggi pada jeruk. Pada penelitian diketahui bahwa kandungan sitrat jeruk nipis lebih
tinggi daripada jeruk lemon (677 mg/10ml dibanding 494 mg/10ml air perasan jeruk.
d. Teori Epitaksi
Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda
sehingga cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen
dan yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat menempel pada krital asam urat yang ada.
e. Teori kombinasi
Banyak ahli berpendapat bahwa batu saluran kemih terbentuk berdasarkan campuran dari
beberapa teori yang ada.
f. Teori Infeksi
Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari kuman tertentu.
Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah sebagai berikut:
1) Teori terbentuknya batu struvit
Batu struvit disebut juga batu infeksi mempunyai komposisi magnesium amonium fosfat.
Terjadinya batu jenis ini dipengaruhi pH air kemih 7,2 dan terdapat amonium dalam air kemih,
misalnya pemecah urea (urea splitting bacteria). Akibat reaksi ini maka pH air kemih akan naik
13

lebih dari 7 dan terjadi reaksi sintesis amonium yang terbentuk dengan molekul magnesium dan
fosfat menjadi magnesum amonium fosfat (batu struvit). Bakteri penghasil urease sebagian besar
Gram negatif yaitu golongan proteus, klebsiela, providensia dan pseudomonas. Ada juga bakteri
gram positif yaitu stafilokokus, mikrokokus dan korinebakterium serta golongan mikoplasma,
seperti T strain mikoplasma dan ureaplasma urelithikum.
2) Teori nano bakteria
Nanobakteria merupakan bakteri terkecil dengan diameter 50-200 nanometer yang hidup
dalam darah, ginjal dan air kemih.Bakteri ini tergolong Gram negatif dan sensitif terhadap
tetrasiklin. Dinding sel bakteri ini mengeras membentuk cangkang kalsium (karbonat apatite)
kristal karbonat apatit ini akan mengadakan agregasi dan membentuk inti batu, kemudian kristal
kalsium oksalat akan menempel disitu sehingga makin lama makin besar. Dilaporkan bahwa
90% penderita BSK mengandung nano bacteria35,36.
3) Oxalobacter
Dalam usus manusia terdapat bakteri pemakan oksalat sebagai bahan energi yaitu
Oxalobacter formigenes dan Eubacterium lentrum tetapi hanya Oxalobacter formigenes saja
yang tak dapat hidup tanpa oksalat.

4.2 Teori vaskuler
Pada penderita batu saluran kemih sering didapat adanya penyakit hipertensi dan kadar
kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk terjadinya batu
saluran kemih.
a. Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolis 140 mm Hg atau lebih, atau
tekanan darah diastolis 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi. Pada
penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal sedangkan pada orang yang tidak
hipertensi yang mempunyai perkapuran ginjal sebanyak 52%.Hal ini disebabkan aliran darah
pada papilla ginjal berbelok 1800 dan aliran darah berubah dari aliran laminer menjadi
turbulensi.Pada penderita hipertensi aliran turbulen ini berakibat penendapan ion-ion kalsium
papilla (Ranalls plaque) disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah menjadi batu.


14

b. Kolesterol
Pada penelitian terhadap batu yang diambil dengan operasi ternyata mengandung kolesterol
bebas 0,058-2,258 serta kolesterol ester 0,012-0,777 mikrogram per miligram batu. Adanya
kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi melalui glomerulus ginjal dan tercampur
didalam air kemih. Adanya butiran kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal
kalsium oksalat dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori
epitaksi).

JENIS BATU PADA SALURAN KEMIH
Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih dapat diketahui
dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk mengetahui adanya kalsium, magnesium,
amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat dan sistin.
5.1. Batu kalsium oksalat
Kalsium oksalat adalah yang paling banyak menyebabkan batu saluran kemih (70-75%),
batu terdiri dari kalsium oksalat, laki-laki 2 kali lebih sering daripada wanita. Angka kejadian
tertinggi usia 30-50 tahun. Batu kalsium oksalat terjadi karena proses multifaktor, kongenital dan
gangguan metabolik sering sebagai faktor penyebab. Dua bentuk yang berbeda yaitu:
a. Whewellite (Ca Ox Monohidrate), berbentuk padat, warna cokat/ hitam dengan konsentrasi
asam oksalat yang tinggi pada air kemih.
b. Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (Ca Ox Dihidrat): batu berwarna
kuning, mudah hancur daripada whewellite, namun tipe ini memiliki angka residif yang tinggi.
Batu kalsium oksalat dapat dianalisis melalui darah dan air kemih.Sering terjadi gangguan
metabolisme kalsium seperti hiperkalsiuria dan hiperkalsemia atau keduanya
(normal>2,5mmol/l). Gangguan metabolisme urat merupakan tanda pembentukan batu kalsium
oksalat, sehingga perlu diperhatikan bila kadar asam urat >6,4 mg/100 ml. Peningkatan ekskresi
asam oksalat terjadi pada 20-50% pasien dengan batu oksalat. Tingginya ekskresi oksalat
berhubungan dengan pembentukan batu rekuren.Sitrat dan magnesium merupakan unsur penting
yang dapat menghambat terjadinya kristalisasi. Ekskresi yang rendah dari sitrat akan
meningkatkan risiko pembentukan batu kalsium oksalat.


15

5.2. Batu asam urat
Lebih dari 15% batu saluran kemih dengan komposisi asam urat.Pasien biasanya berusia 60
tahun.Pada pasien berusia lebih muda biasanya juga menderita kegemukan.Laki-laki lebih sering
daripada wanita.Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat.Diet menjadi risiko penting
terjadinya batu tersebut.Diet dengan tinggi protein dan purin serta minuman beralkohol
meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Sebanyak 20-40%
pasien pada Gout akan membentuk batu, oleh karena itu tingginya asam urat yang berakibat
hiperurikosuria. Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah dengan obat-obatan.
Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis. Analisis darah dan air kemih pada batu
asam urat: asam urat >380 mol/dl (6,4 mg/100 ml), pH air kemih 5,8.









Gambar 4. batu asam urat

5.3. Batu kalsium fosfat
Dua macam batu kalsium fosfat terjadi tergantung suasana pH air kemih. Karbonat apatite
(dahllite) terbentuk pada pH>6,8 dengan konsentrasi kalsium yang tinggi dan sitrat rendah.
Seperti pada batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat juga merupakan batu campuran.Terjadi
pada suasana air kemih yang alkali atau terinfeksi.Terjadi bersama dengan CaOx atau struvit.
Brushite (kalsium hydrogen fosfat) terbentuk pada pH air kemih 6,5-6,8 dengan konsentrasi
kalsium dan fosfat yang tinggi.
Batu ini mempunyai sifat keras dan sulit dipecah dengan lithotripsy, cepat terbentuk dengan
angka kekambuhan yang tinggi. Sebanyak 1,5% monomineral, 0,5% campuran bersama dengan
CaOx. Analisa darah dan air kemih menunjukkan hiperkalsemia(>2-2,5 mmol/l). Penyebab
16

terbentuknya batu kalsium oksalat renal tubular asidosis dan infeksi saluran kemih. Kalsium
dalam air kemih>2,5 mmol/liter dan pH air kemih>6,8).
5.4. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri yang memproduksi urease (proteus,
providentia, klebsiella dan psedomonas).Frekuensi 4-6%, batu struvit lebih sering terjadi pada
wanita daripada laki-laki.Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium
dan pH air kemih>7.Pada kondisi tersebut kelarutan fosfat menurun yang berakibat terjadinya
batu struvit dan kristalisasi karbon apatite, sehingga batu struvit sering terjadi bersamaan dengan
batu karbonat apatite.Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk
membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.Di samping pengobatan terhadap
infeksinya, membuat suasana air kemih menjadi asam dengan methionine sangat penting untuk
mencegah kekambuhan. Analisis darah dan air kemih didapatkan pH air kemih >7, juga
didapatkan infeksi pada saluran kemih dan kadar ammonium dan fosfat air kemih yang
meningkat.








Gambar 5. batu struvit

5.5. Batu Cystine
Batu Cystine terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal.Frekuensi
kejadian 1-2%.Reabsorbsi asam amino, cystine, arginin, lysin dan ornithine berkurang,
pembentukan batu terjadi saat bayi, walaupun manifestasi paling banyak terjadi pada dekade
dua.Disebabkan faktor keturunan dengan kromosom autosomal resesif, terjadi gangguan
transport amino cystine, lysin, arginin dan ornithine.Memerlukan pengobatan seumur hidup.
17

Diet mungkin menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan
asupan protein hewani yang tinggi menaikkan ekskresi cystine dalam air kemih.Penting apabila
produksi air kemih melebihi 3 liter/hari. Alkalinisasi air kemih dengan meningkatkan pH 7,5-8
akan sangat bermanfaat untuk menurunkan ekskresi cystine dengan tiopron dan asam askorbat.
Analisis darah dan air kemih menunjukkan cystein darah dalam batas normal, cystine air kemih
0,8 mmol/hari. Kalsium, oksalat dan urat meningkat.
Komposisi batu dari hasil pemeriksaan laboratorium adalah:
Tabel 1
Komposisi Batu dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium















Gambar 6. batu cystine

GEJALA KLINIS
1) BSK bagian atas seringkali menyebabkan nyeri karena turunnya BSK ke ureter yang sempit.
Kolik ginjal dan nyeri ginjal adalah dua tipe nyeri yang berasal dari ginjal. BSK pada kaliks
dapat menyebabkan obstruksi, sehingga memberikan gejala kolik ginjal, sedangkan BSK
non obstruktif hanya memberikan gejala nyeri periodik. Batu pada pelvis renalis dengan
18

diameter lebih dari 1 cm umumnya menyebabkan obstruksi pada uretropelvic juction
sehingga menyebabkan nyeri pada tulang belakang. Nyeri tersebut akan dijalarkan
sepanjang perjalanan ureter dan testis. Pada BSK ureter bagian tengah akan dijalarkan di
daerah perut bagian bawah, sedangkan pada BSK distal, nyeri dijalarkan ke suprapubis
vulva (pada wanita) dan skrotum pada (pria).
2) Hematuria
Pada penderita BSK seringkali terjadi hematuria (air kemih berwarna seperti air teh)
terutama pada obstruksi ureter.
3) Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan
stasis di proksimal dari sumbatan.Keadaan yang cukup berat terjadi apabila terjadi pus yang
berlanjut menjadi fistula renokutan.
4) Demam
Adanya demam yang berhubungan dengan BSK merupakan kasus darurat karena dapat
menyebabkan urosepsis.
5) Mual dan muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas seringkali menyebabkan mual dan muntah, dapat juga
disebabkan oleh uremia sekunder.

PENATALAKSANAAN
Non Operatif
1. Non Medikamentosa
Pengenceran air kemih
Terapi terpenting terhadap terbentuknya batu adalah pengenceran air kemih. Air
kemih akan encer apabila dalam waktu 24 jam jumlah air kemih antara 2-2,5 liter.
Tergantung dari suhu lingkungan dan aktivitas fisik.Biasanya minum antara 2-3 liter
untuk mendapatkan volume tersebut. Pengenceran air kemih harus dilakukan tanpa
mengubah komposisi dari air kemih sehingga ditekankan untuk memilih minuman
dengan pertimbangan jumlah kalorinya:
- Jumlah yang diminum 2,5-3 liter per hari dengan air kemih 2,5 liter per hari.
19

- Air yang diminum harus terdistribusi sepanjang hari, minum 2 cangkir setiap 2
jam dan minum sebelum tidur dan setelah buang air kecil.
- Jenis minuman yang sesuai fruit tea, herba tea, air mineral bergaram rendah.
- Minuman yang kurang sesuai kopi, teh pahit, jus buah yang pekat.
- Minuman yang tidak sesuai minuman yang beralkohol, cola, lemon.

Perubahan Pola makan
Kebiasaan diet yang tidak sesuai dapat meningkatkan risiko pembentukan batu.
Diet seharusnya terdiri dari bahan-bahan alami yang direkomendasikan adalah buah
segar, sayuran dan selada, lemak nabati dan susu rendah lemak. Sedangkan yang dibatasi
adalah daging, ikan, sosis sebesar 150 gr per hari, sedangkan yang dihindari adalah lemak
dan gula serta garam yang terlalu banyak.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:
- Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
- Rendah oksalat
- Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
- Rendah purin
- Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

2. Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5mm, karena diharapkan batu dapat
keluar secara spontan. Tujuan dari terapi adalah untuk mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urine dengan pemberian diuretikum dan minum banyak agar dapat mendorong batu
keluar dari saluran kemih

Operatif
Pada saat ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangani kasus batu kandung
kemih. Diantaranya : vesikolitolapaksi, vesikolitotripsi dengan berbagai sumber energi
(elektrohidrolik, gelombang suara, laser, pneumatik), vesikolitotomi perkutan, vesikolitotomi
terbuka dan ESWL.
20

1. Vesikolitolapaksi
Merupakan salah satu jenis tindakan yang telah lama dipergunakan dalam menangani kasus batu
kandung kemih selain operasi terbuka.
Kontraindikasi :
- kapasitas kandung kemih yang kecil,
- batu multiple,
- batu ukuran lebih dari 20 mm,
- batu keras,
- batu kandung kemih pada anak dan
- akses uretra yang tidak memungkinkan.


2. Vesikolitotripsi
Elektrohidrolik (EHL)
- Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk menghancurkan batu
kandung kemih.
- Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu yang lebih lama dan
fragmentasinya inkomplit.
- EHL tidak dianjurkan pada kasus batu besar dan keras.
- Angka bebas batu : 63-92%.
- Penyulit : sekitar 8%, kasus ruptur kandung kemih 1,8%.
- Waktu yang dibutuhkan : 26 menit.

Ultrasound
- Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan pada kasus batu kandung kemih, dapat
digunakan pada batu besar, dapat menghindarkan dari tindakan ulangan dan biaya tidak
tinggi.
- Angka bebas batu : 88% (ukuran batu 12-50 mm).
- Penyulit : minimal (2 kasus di konversi).
- Waktu yang dibutuhkan : 56 menit.

21

Laser
- Yang digunakan adalah Holmium YAG. Hasilnya sangat baik pada kasus batu besar,
tidak tergantung jenis batu.
- Kelebihan yang lain adalah masa rawat singkat dan tidak ada penyulit.
- Angka bebas batu : 100%.
- Penyulit : tidak ada.
- Waktu yang dibutuhkan : 57 menit.

Pneumatik
- Litotripsi pneumatik hasilnya cukup baik digunakan sebagai terapi batu kandung kemih.
Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan EHL pada kasus batu besar dan
keras.
- Angka bebas batu : 85%.
- Penyulit : tidak ada.
- Waktu yang dibutuhkan : 57 menit.

3. Vesikolitotomi perkutan
- Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak atau pada penderita dengan
kesulitan akses melalui uretra, batu besar atau batu mltipel.
- Tindakan ini kontra indikasi pada adanya riwayat keganasan kandung kemih, riwayat
operasi daerah pelvis, radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen.
- Angka bebas batu : 85-100%.
- Penyulit : tidak ada.
- Waktu yang dibutuhkan : 40-100 menit.

4. Vesikolitotomi terbuka
- Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras, kesulitan akses melalui
uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau divertikelektomi.
- Angka bebas batu : 100%.


22

5. ESWL
- Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak memungkinkan untuk operasi.
Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan.
- Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan menurunkan angka
keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus
untuk mengeluarkan pecahan batu.
- Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu kali untuk terapi
batu kandung kemih.
- Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan obstruksi dan 96% pada
kasus non obstruksi. Bila menggunakan piezoelektrik didapatkan hanya 50% yang
berhasil.

Dari sekian banyak pilihan untuk terapi batu kandung kemih yang dikerjakan oleh para ahli
di luar negeri maka di Indonesia hanya beberapa tindakan saja yang bisa dikerjakan, dengan
alasan masalah ketersediaan alat dan sumber daya manusia. Penggunaan istilah standar,
rekomendasi dan opsional digunakan berdasarkan fleksibilitas yang akan digunakan sebagai
kebijakan dalam penanganan penderita.
Pedoman untuk batu ukuran kurang dari 20 mm.
1) Litotripsi endoskopik
2) Operasi terbuka
Pedoman untuk batu ukuran lebih dari 20 mm.
1) Operasi terbuka
2) Litotripsi endoskopik







23


DAFTAR PUSTAKA
1. R. Sjamsuhidajat., Wim de Jong. : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman. 758.
2. Hassan, Rusepno. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta :Penerbit UI, 1985.
840-843
3. Alia. Profil Analisis Batu Saluran Kemih Departemen Bedah Urologi RSU Dr Saiful
Anwar: 2011
4. Lina, N. Faktor-Faktor Risko Kejadian Batu Saluran Kemih pada Laki-Laki (Studi Kasus
di RS Dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan Agung Semarang). 2008
5. www.repository.usu.com
6. www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai