Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Pedoman Pengelolaan

Program Hibah
Australia-Indonesia
untuk Pembangunan
Sanitasi

April 2012

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Kata Pengantar
Pengelolaan lingkungan dalam bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), khususnya
sektor air limbah dan persampahan di kawasan permukiman dimaksudkan untuk memperbaiki
kondisi permukiman yang berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Kawasan
permukiman selayaknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana sistem pengelolaan air limbah
dan persampahan yang layak. Tidak memadainya prasarana bidang PLP di kawasan permukiman
akan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan
terhadap tingkat perekonomian keluarga.
Sampai saat ini Kabupaten/Kota yang sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan sarana
bidang PLP relatif sedikit. Dengan mengikuti Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi/Australia Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG) ini pemerintah daerah penerima
hibah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah dan persampahan.
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya berinisiatif untuk mendorong
kabupaten/kota dan provinsi selaku penangggung jawab pembangunan bidang PLP untuk dapat
mengembangkan prasarana pengelolaan limbah domestik dan persampahan. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan penyediaan prasarana bidang air limbah
dan persampahan, serta mendorong pemerintah daerah agar bersedia meningkatkan alokasi dana
yang selama ini dirasakan masih kurang kepada sektor tersebut. Melalui programini diharapkan
adanya penambahan jumlah masyarakat yang mendapatkan akses terhadap sistem pengelolaan air
limbah dan persampahan dan pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Buku pedoman pelaksanaan program ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para pelaksana
yang terkait dengan pengelolaan program ini baik di tingkat pusat maupun daerah. Bila dalam
pelaksanaannya terdapat masukan yang bersifat konstruktif, dapat diusulkan untuk penyempurnaan
program ini, sehingga program ini dapat diselenggarakan dengan lebih baik.

Jakarta, April 2012


Direktur Jenderal Cipta Karya

Budi Yuwono P.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Daftar Isi

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 4

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN 7

SINGKATAN 8
DEFINISI

1 GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN


1.1

Umum

10

1.2

Tujuan dan Sasaran Kegiatan

10

1.3

Lingkup Kegiatan

11

2 KRITERIA DAERAH PENERIMA HIBAH PROGRAM HIBAH AUSTRALIA INDONESIA


UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI

2.1.

Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota)

12

2.2.

Jenis Kegiatan

13

3 BESARAN DANA HIBAH


3.1

Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan

14

3.2

Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan

14

4 BANTUAN TEKNIS

4.1

Jenis Bantuan Teknis

15

4.2

Teknis Pelaksanaan

15

5 SYARAT-SYARAT KESIAPAN DAERAH DAN PENCAIRAN DANA


5.1

Syarat Kesiapan Daerah

16

5.2

Syarat Pencairan Dana Hibah

16

6 PERUNTUKAN DANA HIBAH

17

7 ORGANISASI PENGELOLA

7.1

Komite Pemerintah

18

7.2 Central Project Management Unit (CPMU)

18

7.3 Provincial Project Management Unit (PPMU)

19

7.4 Project Implementation Unit (PIU)

20

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

7.5

SKPD

20

7.6

Tim Konsultan

20

8 SURVEY KESIAPAN, BASELINE dan VERIFIKASI


8.1

Kegiatan analisa usulan program

22

8.2

Baseline Survey

22

8.3

Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan

23

9 TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM AUSTRALIA INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN


SANITASI

9.1

Mekanisme Hibah

24

9.2

Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah

24

9.3

Mekanisme Pelaksanaan

25

9.4

Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah

25

9.5

Mekanisme Pencairan Dana Program Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

25

9.6

Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan

26

10 PELAPORAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

27

11
PENUTUP

28

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

: Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi

21

Gambar L2.1 : Sistem Sambungan Rumah

33

Gambar L2.2 : Anaerobic Baffled Reactor

35

Gambar L2.3 : Anaerobic Upflow Filter

35

Gambar L2.4
Gambar L2.5
Gambar L2.6
Gambar L2.7

36
37
38
39

:
:
:
:

Contoh Gambar Typical Bak Kontrol


Contoh Gambar Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4
Contoh Gambar Potongan Bak Kontrol
Contoh Gambar Jenis Pemasangan Perpipaan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran- 1 : Prinsip-prinsip Good Governance 30
Lampiran- 2 : Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah dan Persampahan
31
Lampiran- 3 : Kesetaraan Gender
41
Lampiran- 4 : Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi
44
Lampiran- 5 : Format Surat Minat untuk Mengikuti Program
45
Lampiran- 6 : Format Permintaan Penyaluran Hibah
46
Lampiran- 7 : Surat Ketersediaan untuk Diverifikasi
47
Lampiran- 8 : Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
48
Lampiran- 9 : Surat Pernyataan dan Jaminan
49
Lampiran- 10 : Surat Rekomendasi
50
Lampiran- 11 : Contoh Format Rencana Komprehensif Kegiatan Hibah
51
Lampiran- 12 : Format Rencana Penggunaan Hibah dan Dana Pendamping
52
Lampiran- 13 : Contoh Format Rencana Tahunan Kegiatan Hibah (sAIIG)
53
Lampiran- 14 : Draft Format Laporan Tahunan Pelaksanaan (sAIIG)
54
Lampiran- 15 : Draf Format Rencana Tahunan Pelaksanaan (sAIIG)
55
Lampiran- 16 : Format Bukti Penerimaan Hibah/Kuitansi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

56

SINGKATAN
AMDAL
:
APBD
:
APBN
:
BLUD
:
CPMU
:
DAK
:
DAU
:
DBH
:
DED
:
DJCK
:
DJPK
:
DPA
:
IPAL
:
IPLT
:
ITF
:
MBR
:
MCK
:
PPH
:
PAD
:
PD
:
PIU
:
PLP
:
PPKD
:
PPMU
:
PPSP
:
RKA
:
RPIJM
:
sAIIG
:

SK
:
SKPD
:
SP2D
:
SPA
:
SPM
:
SR
:
SSK
:
TA
:
TPA
:
TPST
:
UKL
:
UPL
:
UPTD
:

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Badan Layanan Umum Daerah
Central Project Management Unit
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Umum
Dana Bagi Hasil
Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kementerian Pekerjaan Umum)
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (Kementerian Keuangan)
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Instalasi Pengolahan Air Limbah
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Intermediate Treatment Facility
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Mandi Cuci Kakus
Perjanjian Penerusan Hibah
Pendapatan Asli Daerah
Perusahaan Daerah
Project Implementation Unit
Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Provincial Project Management Unit
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Rencana Kerja Anggaran
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Australia Indonesia Infrastructure Grant for Sanitation(Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangu-
nan Sanitasi)
Surat Keputusan
Satuan Kerja Pemerintah Daerah
Surat Perintah Pencairan Dana
Stasiun Peralihan Antara
Surat Perintah Membayar
Sambungan Rumah
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Tempat Pemrosesan Akhir
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya Pemantauan Lingkungan
Unit Pelaksana Teknis Daerah

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

PERISTILAHAN
Pemerintah Daerah

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota

Perjanjian
Penerusan Hibah

Perjanjian penerusan hibah antara Pemerintah Pusat cq. Menteri Keuangan


atau kuasanya dengan Kepala Daerah untuk pelaksanaan kegiatan yang didanai dari pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri

Donor/Lender

Lembaga Multilateral atau Bilateral

Program Hibah

Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

1. Gambaran Singkat Kegiatan


1.1 Umum
Sampai dengan saat ini, kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan sarana bidang
penyehatan lingkungan permukiman relatif sedikit. Disamping itu anggaran yang dialokasikan di masing-masing
kabupaten/kota untuk kegiatan bidang tersebut masih relatif rendah. Sementara itu kebutuhan masyarakat atas
sarana tersebut sudah semakin mendesak. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus penyakit yang terjadi akibat tidak
sehatnya lingkungan permukiman, akibat dari buruknya sistem pengelolaan air limbah dan persampahan.
Pemerintah pusat mempunyai komitmen untuk mendorong pemerintah daerah dalam pembangunan bidang
penyehatan lingkungan permukiman yang lebih tinggi di tahun 20102014, hal ini tercermin dari meningkatnya
alokasi dana yang dianggarkan sebesar hampir tujuh kali dari anggaran yang dialokasikan lima tahun sebelumnya.
Pemerintah kabupaten/kota telah mulai memberikan perhatiannya kepada bidang penyehatan lingkungan
permukiman, dengan telah dialokasikannya anggaran yang lebih besar untuk beberapa kegiatan terkait sektor
air limbah dan persampahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan juga dengan mulai disusunnya
dokumen perencanaan bidang sanitasi antara lain dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan/atau
dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Cipta Karya.
Salah satu upaya pemerintah pusat dalam mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan pembangunan
sarana bidang penyehatan lingkungan permukiman adalah melalui Program Hibah Australia-Indonesia untuk
Pembangunan Sanitasi/Program Australia-Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG). Melalui program
ini Pemerintah memberikan dana hibah untuk kabupaten/kota yang telah melaksanakan kegiatan sektor
tersebut dengan menggunakan dana APBD pada tahun anggaran berjalan.
Pelaksanaan Program Hibah ini akan menggunakan mekanisme penerusan hibah sebagaimana diatur dalam
PMK 168/2008 tentang Hibah Daerah dan PMK 169/2008 tentang Tata Cara Penyaluran Hibah Kepada Pemerintah
Daerah, atau Peraturan Perundangan-undangan terkait hibah daerah dan tata cara penyaluran hibah kepada
pemerintah daerah.
Hibah ini akan diberikan berdasarkan kinerja yang terukur (output based) atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah pada TA 2012, 2013, dan 2014, yang kemudian akan dilakukan verifikasi oleh Ditjen Cipta
Karya. Apabila hasil verifikasi menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria teknis yang ditetapkan, dana hibah
akan dibayarkan sesuai dengan nilai yang telah disepakati.
Pedoman ini berisi penjelasan mengenai petunjuk pelaksanaan Program Hibah bagi kabupaten/kota yang
mengikuti program tersebut.
1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan
Program ini ditujukan untuk mempercepat pencapaian pembangunan bidang air limbah dan persampahan.
Sasaran program ini adalah kabupaten/kota yang telah mempunyai dokumen perencanaan pengelolaan bidang
PLP (air limbah dan persampahan) berupa dokumen SSK dan RPIJM Bidang PU Cipta Karya.

10

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

1.3 Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan program ini adalah penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai pembangunan sektor air limbah dan persampahan sesuai dengan
syarat dan ketentuan teknis dari Direktorat Jenderal Cipta Karya serta persyaratan lainnya terkait penyaluran
dana hibah sesuai ketentuan dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

11

2. Kriteria Daerah Penerima Hibah


Program Hibah Australia
Indonesia Untuk Pembangunan
Sanitasi
Pemerintah Daerah yang berencana mengikuti Program Hibah ini harus memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat bersama dengan pihak donor sebagai dasar dalam menetapkan daerah penerima hibah dan
program/kegiatan yang dinilai layak untuk menentukan besaran dana hibah. Kriteria Pemerintah Daerah penerima
hibah dan jenis kegiatannya adalah sebagai berikut:
2.1. Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
a. Memiliki dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan RPIJM Bidang PU Cipta Karya yang disetujui
oleh Kepala Daerah masing-masing dan masih berlaku hingga TA 2014;
b. Memiliki rencana komprehensif untuk kegiatan fisik pembangunan air limbah dan/atau persampahan Tahun
Anggaran 2012 2014;
c. Mempunyai dokumen anggaran (DPA) yang dilengkapi dengan dokumen perencanaan untuk kegiatan air
limbah dan/atau persampahan pada Tahun Anggaran berjalan sampai dengan berakhirnya program hibah;
d. Bersedia mengalokasikan anggaran untuk kegiatan air limbah dan persampahan untuk TA 2012-2014 yang
mencakup pembangunan prasarana fisik yang ditunjukkan dalam bentuk surat komitmen kepala daerah
yang dirinci dalam program tahunan;
e. Pemda bersedia untuk memperluas cakupan pelayanan dan meningkatkan kinerja sektor air limbah dan
persampahan;
f. Pemda telah menyediakan lahan untuk pembangunan prasarana air limbah dan/atau persampahan yang
akan dibangun;
g. Pemda menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance);
h. Pemda bersedia membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem pengelolaan air limbah dan
persampahan yang dibangun yang ditunjukkan dengan surat pernyataan dari kepala daerah (terlampir);
i. Pemda bersedia menyusun dan/atau memperbaiki peraturan perundangan terkait sektor air limbah dan
persampahan;
j. Pemda bersedia melakukan kegiatan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat termasuk kelompok pe
rempuan terkait kesetaraan gender untuk sektor air limbah dan persampahan (penjelasan tentang kesetaraan
gender terlampir);
k. Sudah dan akan mempunyai institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan air limbah dan
persampahan yang sesuai dengan ketentuan perangkat peraturan yang ada.

12

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

2.2. Jenis Kegiatan


Program/kegiatan yang dinilai layak untuk menentukan besaran dana hibah Program Hibah tersebut adalah
kegiatan bidang air limbah dan/atau persampahan yang didanai melalui APBD (PAD, DAU dan DBH) untuk TA
2012-2014.
Jenis kegiatan yang dapat digantikan oleh dana hibah:

a. Sektor Air Limbah


(i) Pembangunan sistem pengolahan air limbah terpusat skala lingkungan untuk 200-400 KK.
Pekerjaan ini harus menghasilkan sistem yang lengkap, terdiri dari: sambungan rumah, pipa air limbah,
bak kontrol dan instalasi pengolahan;
(ii) Pembangunan jaringan air limbah terpusat skala lingkungan untuk minimal 50 KK yang akan dihubungkan
dengan sistem air limbah terpusat yang sudah ada (skala kota);
(iii) Detail kegiatan dapat dilihat pada lampiran L2.

b. Sektor Persampahan

(i) Pembangunan Transfer Station (SPA) yang terdiri dari:


- Hanggar*)
-
Luas minimal 20.000 m2*)
- Pagar
-
Bak pengendap untuk lindi*)
- Sumur resapan*)
- Area parkir*)
- Mesin pemadat*)
Keterangan: *) komponen minimal yang harus dibangun

(ii) Detail kegiatan dapat dilihat pada lampiran L2.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

13

3. Besaran Dana Hibah


Dana hibah Program Hibah tersebut telah ditetapkan besaran serta mekanisme pembayaran oleh Pemerintah Pusat
beserta pihak donor. Penjelasan mengenai penentuan besaran dana hibah berdasarkan kegiatan yang diusulkan dan
pembayaran hibah berdasarkan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
3.1 Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan
a. Besaran dana hibah yang akan digantikan untuk pembangunan SPA adalah 50% yang telah disetujui oleh
Appraisal Consultant secara tahunan dari total biaya pembangunan.
b. Besaran dana hibah yang akan digantikan untuk sektor air limbah:
(i) Pembangunan sistem pengolahan air limbah terpusat skala lingkungan adalah Rp 4.000.000/Sambungan
Rumah;
(ii) Pembangunan jaringan air limbah terpusat skala lingkungan yang akan dihubungkan dengan sistem air
limbah terpusat yang sudah ada (skala kota) adalah Rp 3.000.000/Sambungan Rumah.
Kegiatan yang dibiayai dari DAK dan dana pendamping kegiatan yang bersumber dari hibah luar negeri/APBN
tidak dapat digantikan oleh dana hibah.
3.2 Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan
Jumlah hibah akan dibayarkan berdasarkan hasil verifikasi atas program yang telah disetujui pada tahun berjalan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah yang hibah akan dibayarkan maksimum sebesar jumlah hibah yang telah ditetapkan dalam PPH;
b. Untuk Sektor Persampahan, jumlah hibah yang akan dibayarkan adalah sebesar 50% yang telah disetujui oleh
Konsultan Apraisal secara tahunan dari nilai prasarana yang telah selesai dibangun dan berfungsi serta dinilai
layak. Bila penyelesaian kegiatan tidak sesuai dengan perencanaan (volume/unit lebih kecil), maka kegiatan
tersebut dinilai tidak layak untuk dibayar (kecuali perubahan tersebut sudah diajukan dan disetujui dalam
APBD-P, dan nilainya tidak melebihi jumlah PPH yang sudah ditetapkan);
c. Untuk Sektor Air Limbah, jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah Sambungan
Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi;
d. Untuk setiap akhir tahun anggaran akan dilaksanaan evaluasi terhadap kinerja prasarana yang dibangun
tahun berjalan yang menjadi dasar dalam penentuan program dan jumlah hibah yang akan dibayarkan tahun
berikutnya;
e. Hasil evaluasi menjadi pertimbangan untuk mengalihkan dana hibah yang tidak diserap kepada Pemerintah
Daerah lainnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

14

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

4. Bantuan Teknis
Bantuan teknis akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang didukung oleh Donor kepada Pemerintah
Daerah peserta Program Hibah. Penjelasan mengenai jenis bantuan teknis dan teknis pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
4.1 Jenis Bantuan Teknis

a. Kegiatan Appraisal pelaksanaan program/kegiatan;


(i) Pendampingan dalam penyusunan DED;
(ii) Review atas DED yang sudah disusun oleh daerah.
b. Kegiatan baseline survey;
c. Verifikasi pelaksanaan kegiatan.

4.2 Teknis Pelaksanaan


Teknis pelaksanaan pemberian bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah akan disesuaikan dengan kebutuhan
tiap-tiap daerah dalam bentuk pendampingan tenaga ahli.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

15

5. Syarat-Syarat Kesiapan Daerah


dan Pencairan Dana
Agar Pemerintah Daerah dapat mengikuti dan mendapatkan dana hibah Program Hibah tersebut, Pemerintah Daerah
disyaratkan memenuhi syarat kesiapan daerah dan syarat pencairan dana hibah. Penjelasan mengenai syarat kesiapan
daerah dan syarat pencairan dana hibah adalah sebagai berikut:
5.1 Syarat Kesiapan Daerah:
a. Proyek/kegiatan yang diusulkan tercantum dalam RPIJM Bidang PU Cipta Karya dan Memorandum
Program yang mengacu ke SSK. Dokumen SSK menjadi acuan penyusunan Rencana Komprehensif dan
Rencana Tahunan;
b. Untuk daerah yang sudah memiliki program sanitasi untuk tahun 2012 bisa mengikuti program hibah ini
dengan syarat program/kegiatan tersebut sudah memiliki DED, dan dokumen lingkungan sesuai dengan
penjelasan terlampir;
c. Pemda sudah menyiapkan lembaga yang akan mengelola fasilitas/prasarana yang dibangun (misalnya dinas,
UPTD, BLU, PD atau kelompok masyarakat);
d. Surat pernyataan ketersediaan lahan dari kepala daerah untuk seluruh kegiatan yang diusulkan;
e. Pemerintah Daerah bersedia mengalokasikan dana APBD (yang bersumber dari PAD, DBH dan DAU) untuk
membiayai pelaksanaan proyek/kegiatan hingga selesai yang akan diajukan untuk diganti dengan dana hibah
pada TA berikutnya.
5.2 Syarat Pencairan Dana Hibah

16

Pencairan dana hibah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


a. Realisasi pelaksanaan proyek/kegiatan pada tahun anggaran yang diajukan untuk mendapatkan penggantian
hibah telah diverifikasi dan mendapatkan rekomendasi dari CPMU untuk mengajukan permintaan pembayaran
hibah;
b. Daerah mengajukan surat permintaan penyaluran dana hibah kepada Ditjen Perimbangan Keuangan,
Kementerian Keuangan dengan dilengkapi dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam PMK 169/2008 dan
peraturan lainnya terkait pencairan dana hibah.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

6. Peruntukan Dana Hibah


Dana hibah merupakan penggantian atas pelaksanaan pembangunan fisik prasarana air limbah dan/atau persampahan
yang telah selesai dibangun. Dana hibah tersebut harus digunakan kembali untuk pengembangan sektor air limbah
dan/atau persampahan tahun selanjutnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

17

7. Organisasi Pengelola
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi ini akan dikelola secara berjenjang dari tingkat Pusat,
Provinsi hingga Kab/Kota, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
7.1 Komite Pemerintah
Atas nama Pemerintah, Komite Pemerintah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya
untuk mengelola kegiatan. Komite Pemerintah terdiri atas Tim Pengarah yang beranggotakan unsur eselon 1
dan 2 dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, dan Bappenas, serta Team for Counterparts
of Planning for IndII Stage 2 yang beranggotakan unsur eselon 3 dan 4 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
instansi terkait pelaksanaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi.
a. Tim Pengarah bertugas untuk:
Memberikan arahan mengenai kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan program hibah secara
keseluruhan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Pengarah dibantu sepenuhnya oleh Team for Counterparts of
Planning for IndII Stage 2 (Tim Teknis).
b. Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2 bertugas untuk:
(i) Melakukan sosialisasi rencana program hibah kepada provinsi dan/atau kab/kota;
(ii) Menyusun Dokumen Pedoman Pelaksanaan Program termasuk kriteria Pemerintah Daerah dan kriteria
penilaian;
(iii) Melakukan penilaian Pemda yang memenuhi kriteria program hibah;
(iv) Memberikan pembinaan teknis kepada Pemda penerima hibah terhadap hal-hal terkait pelaksanaan
kegiatan di provinsi/kab/kota;
(v) Memberikan laporan kepada Tim Pengarah mengenai progress pelaksanaan program hibah.
Program Hibah akan dilaksanakan oleh provinsi/kabupaten/kota dengan berpedoman pada Pedoman
Pengelolaan Program Hibah. Organisasi pengelola program ini terdiri dari CPMU di tingkat pusat, PPMU di tingkat
provinsi dan PIU ditingkat kabupaten/kota.
7.2 Central Project Management Unit (CPMU)
Central Project Management Unit (CPMU) ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya. Tugas ketua
CPMU adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program dan proyek lintas intansi dan tingkat pusat
dan kabupaten/kota pada pelaksanaan Program Hibah;
b. Berkoordinasi dengan wakil ketua CPMU untuk pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program;
c. Menyampaikan laporan triwulan tingkat kemajuan pelaksanaan Program untuk disampaikan kepada
Direktur Jenderal Cipta Karya dan instansi pusat terkait;
d. Memberikan rekomendasi kelayakan pencairan dana hibah masing-masing kabupaten/kota kepada
Kementerian Keuangan berdasarkan hasil verifikasi yang dilaporkan oleh Wakil Ketua CPMU;
e. Melaksanakan kegiatan verifikasi, monitoring dan evaluasi tahunan;

18

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

f.

Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program di provinsi dan kab/kota bersama
dengan wakil ketua CPMU, PPMU dan PIU;
g. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua CPMU akan dibantu oleh wakil ketua CPMU masing-masing bidang
dan Tim Konsultan independen yang akan bekerjasama dengan PPMU untuk pelaksanaan baseline survey
dan verifikasi. Tugas dari Wakil Ketua CPMU adalah sebagai berikut:
(i) Membantu ketua CPMU dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan pada
masing-masing bidang;
(ii) Menyampaikan rencana kegiatan tahunan masing-masing kab./kota kepada Ketua CPMU;
(iii) Membantu ketua CPMU dalam berkoordinasi dengan PPMU untuk melakukan monitoring pengelolaan
program di masing-masing kab./kota sesuai dengan bidangnya masing-masing;
(iv) Membantu ketua CPMU dalam melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan Program
Hibah Bantuan Pemerintah Australia secara nasional di masing-masing bidang;
(v) Membantu ketua CPMU dalam menyusun laporan progress pelaksanaan Program Hibah Bantuan
Pemerintah Australia untuk disampaikan kepada Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2;
(vi) Membantu ketua CPMU dalam menyiapkan laporan verifikasi terhadap usulan pencairan dana hibah
dari masing-masing kabupaten/kota;
h. Dalam pelaksanaan tugasnya CPMU dibantu oleh Tim Konsultan Manajemen dan Tecnical Advisory selama
periode program hibah yang dikontrak secara multi tahun.
7.3 Provincial Project Management Unit (PPMU)
PPMU ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya dan bertugas untuk:
a. Berkoordinasi dengan PIU di masing-masing kab./kota dalam pengelolaan program termasuk penyusunan
rencana kegiatan tahunan, penganggaran, kegiatan baseline, verifikasi dan fasillitasi audit;
b. Melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan Program Hibah di tingkat provinsi;
c. Menyusun laporan progres pelaksanaan triwulan Program Hibah untuk disampaikan kepada wakil ketua
CPMU;
d. Melaksanakan verifikasi sebagai dasar penyusunan rekomendasi kelayakan pembayaran hibah untuk
dilaporkan kepada wakil ketua CPMU;
e. PPMU dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tim konsultan.
7.4 Project Implementation Unit (PIU)
Project Implementation Unit (PIU) adalah Pejabat yang ditetapkan berdasarkan SK Kepala Daerah dan bertugas
untuk membantu Kepala Daerah melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pelaksanaan Program Hibah ini,
antara lain:
a. Mengirimkan rencana komprehensif dan rencana tahunan Program Hibah;
b. Menyiapkan dan menyampaikan kepada PPMU surat permintaan verifikasi serta dokumen yang dibutuhkan
untuk proses pencairan dana hibah;
c. Menyusun dan mengirimkan laporan progres triwulan kepada PPMU, CPMU, dan Kementerian Keuangan cq.
Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

19

DJPK yang terdiri dari laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi dana;
d. Menyusun laporan akhir pelaksanaan program;
e. Berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota untuk menyampaikan progres pelaksanaan program
hibah ke dalam National Water Supply and Sanitation Information Services (NAWASIS).
7.5 SKPD
SKPD merupakan institusi yang akan melaksanakan kegiatan Program di kab./kota, dengan tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana komprehensif 2012-2015 (sampai berakhirnya program hibah) dan rencana tahunan
pelaksanaan kegiatan program hibah untuk disampaikan kepada PIU;
b. Melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur sesuai dengan kriteria sebagaimana tercantum pada Bab
2 di atas;
c. Fasilitasi pelaksanaan verifikasi;
d. Menyusun laporan progres fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Program;
e. Setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan, menyampaikan laporan pekerjaan selesai tersebut kepada
PIU untuk dilakukan verifikasi;
f. Membuat laporan akhir penyelesaian Program Hibah.
7.6 Tim Konsultan
Tim konsultan dalam rangka mendukung program ini terdiri dari:

20

a. Tim konsultan Assessment, Baseline Survey dan Verifikasi yang dibiayai oleh Donor
(i) Konsultan Assessment bertugas membantu CPMU untuk analisa usulan program, pendampingan
penyusunan dan review DED;
(ii) Konsultan baseline bertugas melaksanakan baseline survey;
(iii) Konsultan verifikasi bertugas melaksanakan verifikasi pelaksanaan pembangunan dan menyampaikan
hasil verifikasi kepada PPMU dan CPMU.
b. Tim konsultan manajemen dan technical advisory
Konsultan ini bertugas untuk mendampingi CPMU dalam melaksanakan tugas- tugasnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Struktur organisasi pengelolaan program adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1 berikut ini :

DJPK

KOMITE
PEMERINTAH

DJCK

Dir. PPLP

Dir. BP

Ketua CPMU

Wakil Ketua CPMU


Pusat

Kepala Dinas PU
Cipta Karya
Provinsi

Tim
Konsultan

PPMU

Provinsi

Kepala Daerah
(Penerima Hibah)

PIU

SKPD

Kab/Kota
Keterangan :

Garis Koordinasi
Garis Pelaporan

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

21

8. Survei Kesiapan, Baseline


dan Verifikasi
Penilaian kelayakan Pemerintah Daerah dalam mengikuti Program Hibah akan dilakukan berdasarkan survei kesiapan
serta baseline survey. Sedangkan kelayakan bagi peserta Program Hibah dalam mendapatkan pencairan dana hibah
akan dilakukan proses verifikasi. Penjelasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut:
8.1 Kegiatan analisa usulan program

Program Hibah ini menggunakan Output Based, sehingga diperlukan analisa kesiapan daerah sebelum
dilaksanakannya program tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan dokumen
perencanaan dan dokumen anggaran yang sesuai dengan SSK atau RPIJM Bidang PU Cipta Karya yang siap untuk
dilaksanakan.

Kegiatan analisa kesiapan ini akan dilakukan Team Appraisal Consultant dari Donor, berkoordinasi dengan CPMU
bekerja sama dengan konsultan Management dan Technical Advisory.

8.2 Baseline survey


Kegiatan baseline bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari masyarakat penerima manfaat sebelum
intervensi program dilakukan. Informasi awal yang akan dikumpulkan meliputi praktek sanitasi dan higiene
saat ini serta kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima manfaat. Selain itu, kegiatan baseline juga bertujuan
untuk mengetahui tingkat kinerja Pemerintah Daerah dalam pembangunan sektor sanitasi yang mencakup
aspek perencanaan, penganggaran dan tata pemerintahan yang baik (good governance). Kedua kondisi dasar
(baseline) ini, baik di tingkat penerima manfaat maupun Pemerintah Daerah, akan digunakan sebagai dasar bagi
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Hibah.
Kegiatan baseline akan dilakukan setelah persetujuan program tahunan diperoleh. Kegiatan ini akan dilaksanakan
oleh Tim Konsultan yang didanai oleh Donor, berkoordinasi dengan CPMU dan PPMU. Tim Konsultan Baseline
akan bekerja sama dengan Tim Konsultan Penilaian Kesiapan Daerah khususnya dalam pengumpulan data
baseline yang terkait dengan kinerja Pemerintah Daerah.

Adapun lingkup tugas Tim konsultan Baseline adalah:


a. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat kinerja Pemerintah Daerah peserta program dalam
pembangunan sektor sanitasi, termasuk di dalamnya adalah data-data yang dapat digunakan untuk
pengukuran indikator good governance seperti transparansi, akuntabilitas, pelibatan partisipasi publik;
b. Mengumpulkan data dan informasi dari penerima manfaat di setiap lokasi kegiatan yang telah disetujui
dengan metode survei yang relevan. Data yang akan dikumpulkan meliputi komposisi dan ukuran rumah
tangga, kondisi sosial ekonomi/tingkat kemiskinan, praktek sanitasi dan higiene, serta tingkat partisipasi
perempuan dalam pembangunan sanitasi;
c. Membuat database yang terintegrasi untuk memudahkan kegiatan verifikasi dan evaluasi program;
d. Menyusun laporan baseline survey.

22

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

8.3 Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan




Kegiatan Verifikasi akan dilaksanakan oleh PPMU setiap tahun anggaran dibantu oleh Tim Konsultan Verifikasi
yang meliputi:
a. Melakukan verifikasi atau penilaian atas proyek/kegiatan sektor air limbah dan persampahan yang diusulkan
oleh pemerintah daerah untuk mendapatkan penggantian hibah melalui Program Hibah;
b. Verifikasi bahwa rencana pelaksanaan kegiatan/proyek sektorail limbah dan persampahan untuk TA 20122014 telah dianggarkan dalam APBD 2012, 2013, dan 2014 dan tercantum dalam RKA-SKPD atau DPA-SKPD
TA 2012, 2013, dan 2014;
c. Penilaian kelayakan prasarana yang telah dibangun menggunakan APBD TA 2012, 2013, dan 2014 yaitu
pemenuhan standar teknis pembangunan dan sesuai dengan DPA tahun berjalan;
d. Verifikasi bahwa prasarana/fasilitas yang dibangun telah difungsikan dan dikelola dengan baik;
e. Penyusunan laporan kondisi prasarana yang telah dibangun dan memberikan rekomendasi kepada PPMU
mengenai kelayakan pembayaran dana hibah yang akan dicairkan.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

23

9. Tata Cara Pelaksanaan Program


Australia Indonesia Untuk
Pembangunan Sanitasi
Tata cara pelaksanaan Program Hibah mulai dari mekanisme hibah, pengusulan calon penerima hibah, pelaksanaan
program, permintaan pencairan dana hibah, pencairan dana hibah hingga kelengkapan dokumen yang harus
dilampirkan untuk pencairan dana hibah akan dijelaskan sebagai berikut:
9.1 Mekanisme Hibah
a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Identifikasi awal dan sosialisasi program;


Persetujuan program pembangunan sarana sanitasi pertahun;
Penyusunan rencana komprehensif pemda ;
Penerbitan Surat Persetujuan Penerusan Hibah oleh DJPK, Kemenkeu;
Penandatanganan PPH (Perjanjian Penerusan Hibah);
Baseline Survey;
Pelaksanaan konstruksi yang didanai APBD;
Oversite pelaksanaan kegiatan;
Verifikasi pelaksanaan kegiatan;
Rekomendasi CPMU;
Pengajuan pencairan dana hibah oleh Pemda;
Pembayaran dana hibah.

9.2 Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

24

DJCK menyiapkan kriteria calon penerima hibah;


DJCK melakukan pendataan pemerintah daerah calon penerima hibah;
DJCK melakukan sosialisasi rencana program hibah kepada kab/kota;
DJCK menerima surat minat dan kesanggupan dari Pemerintah provinsi/kab./kota untuk mengikuti Program
Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi;
DJCK dibantu oleh konsultan menilai dokumen usulan kegiatan dari masing-masing pemerintah daerah;
DJCK menyiapkan daftar calon penerima hibah;
DJCK merekomendasikan daftar calon penerima hibah kepada Kementerian Keuangan c.q. DJPK;
DJPK melakukan penilaian terhadap kesiapan dan kelayakan masing-masing calon penerima hibah dan
menyiapkan rekomendasi penetapan penerima hibah kepada Menteri Keuangan;
Menteri Keuangan menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPH);
DJPK menyiapkan konsep dokumen PPH;
Menteri Keuangan dan Kepala Daerah penerima hibah melakukan penandatanganan PPH.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

9.3 Mekanisme Pelaksanaan


a. Setelah Pemerintah Daerah menyampaikan surat minat dan menyiapkan RKA-SKPD atau DPA-SKPD TA 2012
2014 yang memuat usulan kegiatan yang akan digantikan dengan menggunakan dana hibah, Ditjen Cipta
Karya dan Donor akan menilai kegiatan yang diusulkan;
b. Daerah menetapkan kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk diganti dengan dana hibah, menyiapkan dana
APBD (PAD, DAU, DBH) untuk membiayai pelaksanaannya, mengalokasikan kegiatan tersebut dalam APBD
tahun bersangkutan termasuk penyiapan dokumen perencanaannya;
c. DJCK akan melakukan penilaian terhadap usulan kegiatan, apabila usulan kegiatan sesuai dengan persyaratan
DJCK akan merekomendasikan Pemda untuk mendapatkan hibah kepada Kementerian Keuangan (DJPK);
d. DJPK akan menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPH) dan Perjanjian Penerusan Hibah (PPH);
e. Setelah penerbitan PPH, Kepala Daerah sebagai Penerima Hibah menetapkan unit kerja yang akan
melaksanakan kegiatan;
f. Daerah melaksanakan kegiatan/program yang disebut dalam butir b di atas dan yang tercantum dalam
RKA-SKPD atau DPA-SKPD TA 2012 - 2014, yang pelaksanaannya akan dimonitor oleh DJCK;
g. Ditjen Cipta Karya (CPMU) akan melakukan baseline survey untuk menilai kesiapan pelaksanaan kegiatan;
h. Ditjen Cipta Karya (CPMU) akan mengeluarkan persetujuan pelaksanaan kegiatan yang disepakati untuk
digantikan dana hibah sebagai dasar pelaksanaan pembangunan prasarana.
9.4 Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah

Pencairan dana hibah dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:


a. DCJK menetapkan jadwal verifikasi dan menugaskan konsultan independen untuk melakukan verifikasi;
b. Dilakukan verifikasi terhadap pekerjaan yang dibiayai dari dana APBD TA 2012, 2013, dan 2014 yang telah
selesai dilaksanakan;
c. Verifikasi selanjutnya dilakukan setiap akhir tahun anggaran atas pelaksanaan proyek/kegiatan yang
diusulkan;
d. Hasil verifikasi digunakan sebagai bahan rekomendasi DJCK untuk pencairan dana hibah melalui Kementerian
Keuangan kepada Pemerintah Daerah;
e. CPMU selanjutnya atas nama DJCK akan menerbitkan surat kepada DJPK menyampaikan rekomendasi
pencairan dana hibah kepada kab/kota.

9.5 Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah


Tata cara pencairan dana Program Hibah dilakukan melalui mekanisme yang diatur lebih lanjut dalam PPH, dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait hibah daerah dan tata cara penyaluran hibah kepada

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

25

pemerintah daerah.
9.6 Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan

Setiap permintaan pencairan dana hibah dari penerima hibah, harus dilampiri dokumen sebagai berikut:
a. Rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan, yang meliputi:
(i) Copy SPM;
(ii) Copy SP2D.
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala Daerah mengenai penggantian dana hibah (sesuai format
terlampir);
c. Copy DPA SKPD TA berjalan;
d. Rencana pengunaan dana hibah di tahun berjalan;
e. Surat Rekomendasi dari DJCK mengenai hasil verifikasi pelaksanaan kegiatan pada setiap tahun anggaran;
f. Dokumen pendukung lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang terkait.

26

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

10. Pelaporan, Pemantauan,


dan Evaluasi
Pelaporan dilaksanakan oleh setiap unit di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan dalam
bab 7 tersebut di atas. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh PPMU dibantu oleh tim konsultan yang ditunjuk.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan PPMU (perprovinsi) dan CPMU (nasional) mencakup:
1. Kemajuan pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan sesuai skema Program Hibah;
2. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan TA 2012, 2013, dan 2014
dengan program;
3. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan TA 2012, 2013, dan 2014
dengan rencana program dan untuk menilai keberlanjutan prasarana sanitasi yang dibangun melalui Program
Hibah.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

27

11. Penutup
Sumber dana Program Hibah berasal dari dana hibah Pemerintah Australia yang akan diberikan kepada Pemerintah
Daerah. Program Hibah ini dimaksudkan sebagai insentif bagi Pemerintah Daerah agar bersedia meningkatkan alokasi
dana kepada sektor air limbah dan persampahan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang selama ini dirasakan
masih kurang.
Dengan mengikuti Program Hibah ini Pemerintah Daerah penerima hibah diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan air limbah dan persampahan yang aman bagi lingkungan.

28

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

LAMPIRAN

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

29

Lampiran- 1: Prinsip-prinsip Good Governance


Pemilihan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota penerima Program Hibah dilakukan berdasarkan penilaian atas :
a. Penyampaian Peraturan Daerah APBD Tahun Anggaran 2012 tepat waktu;
b. Penyampaian laporan berkala (triwulan) atas pelaksanaan Program Hibah tepat waktu.
Penilaian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut:
Akuntabilitas

: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang


menyangkut kepentingan masyarakat.
Pengawasan
: Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pemba
ngunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
Daya Tanggap
: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat
tanpa kecuali.
Profesionalisme
: Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu
memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
Efisiensi & Efektivitas : Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal & bertanggung jawab.
Transparansi
: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penye
diaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
Kesetaraan
: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
Keadilan Gender
: Menciptakan kondisi dan situasi yang mempertimbangkan persoalan dan kebutuhan yang
berbeda dari laki-laki dan perempuan dan kelompok rentan lainnya untuk dapat berpartisipasi
secara setara, mendapatkan akses terhadap sumber daya dan manfaat yang adil.
Wawasan ke Depan : Membangun daerah berdasarkan visi & strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam
seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab
terhadap kemajuan daerahnya.
Partisipasi
: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat
dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penegakan Hukum : Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung
tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

30

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran- 2 : Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah dan Persampahan


Lampiran-2. a: Sektor Air Limbah
1.

Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal

Gambaran Umum
Kriteria daerah yang dapat diusulkan untuk dilayani dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal ini
adalah :
a. Perkampungan dengan kepadatan tinggi;
b. Sebagian besar penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dari PDAM atau sumur pompa yang terjamin
kontinuitasnya;
c. Lokasi tidak di lewati oleh kendaraan berat dan;
d. Memiliki kemiringan tanah sebesar >1%.
Komponen sistem ini adalah :
a. Sambungan Rumah
Sambungan rumah terdiri dari pipa persil dan Bak Kontrol (Inspection chamber) atau Clean Out. Pipa persil
adalah pipa saluran yang terletak di halaman rumah dan langsung menerima air buangan dari instalasi
plambing bangunan. Memiliki diameter minimal 75 mm dengan kemiringan pipa 2%. Bak kontrol adalah
lubang (tempat) untuk melakukan perawatan dan kontrol aliran dalam pipa persil.
b. Pipa Servis
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil (rumah) yang kemudian akan
menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter pipa servis minimal 100 mm dengan kemiringan
pipa 0.5 - 1%.
c. Pipa Lateral
Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis untuk dialirkan ke IPAL, terletak di
sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan. Diameter pipa induk 100 mm sampai 200 mm, dengan kemiringan
pipa sebesar 0,5 - 1%.
d. Bak Kontrol
Bak kontrol adalah salah satu bangunan perlengkap sistem penyaluran air buangan yang berfungsi sebagai
tempat memeriksa, memperbaiki, dan membersihkan jaringan pipa dari kotoran yang mengendap dan
benda-benda yang tersangkut selama pengaliran, serta untuk mempertemukan beberapa cabang saluran
dari pipa servis dan lateral baik dengan ketinggian sama maupun berbeda. Bak kontrol dapat ditempatkan
pada: (i) permulaan pipa servis, (ii) setiap perubahan arah, (iii) setiap perubahan diameter (iv) setiap
pertemuan atau percabangan beberapa pipa.
e. IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah )
IPAL adalah bangunan yang berfungsi mengolah air limbah yang dialirkan melalui sistem perpipaan. Setelah
melalui proses pengolahan, effluent IPAL tersebut diharapkan sudah memenuhi persyaratan kualitas air
limbah yang ditetapkan sehingga dapat dibuang ke badan air disekitarnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

31

2.

Peraturan Sektor Air Limbah


Standar Nasional Indonesia yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksaan Sistem Air Limbah Perpipaan
Lingkungan adalah :
Table 1: Standar Terkait Sektor Air Limbah
Nomor SNI

Deskripsi

SNI 06-0162-1987

Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan

SNI 03-6481-2000

Sistem Plambing

SNI 03-6379-2000

Spesifikasi dan tata cara pemasangan perangkap bau

SNI 19-6409-2000

Tata cara pengambilan contoh limbah tanpa pemadatan dari truk

SNI 19-6447-2000

Metode pengujian kinerja lumpur aktif

SNI 19-6466-2000

Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga

SNI 2835:2002

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

SNI 03-2398-2002

Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan

SNI 03-2399-2002

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

SNI 03-6368-2002

Spesifikasi pipa beton tidak bertulang untuk saluran air limbah, saluran air hujan, dan
gorong-gorong

SNI 1976-2008

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

SNI 1972:2008

Cara uji slump beton

SNI 1973:2008

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

SNI 2442:2008

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

SNI 2458:2008

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

SNI 4817:2008

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

SNI 3472:2009

Pengelasan saluran pipa dan fasilitas yang terkait

32

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

3.

Spesifikasi Teknis
a. Sambungan Rumah
Sambungan rumah terdiri dari pipa persil dengan diameter minimal 75 mm: dilengkapi dengan Bak Kontrol
atau Clean Out (CO). Spesifikasi pipa persil dan CO mengikuti spesifikasi perpipaan jaringan (pipa servis dan
lateral). Pemasangan pipa persil pada kedalaman 50 cm sampai 80 cm dilengkapi dengan trust block pada
sambungannya. Pada Sambungan rumah ini harus dilengkapi dengan Out let Trap/(S-bend ) untuk mencegah
aliran balik bau menuju toilet.

Gambar L2.1 Sistem Sambungan Rumah

b. Jaringan Perpipaan Air Limbah


Pipa yang digunakan adalah PVC khusus untuk air limbah dengan mengacu pada standar Tata Cara
Perencanaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman Perencanaan dari Kementerian Pekerjaan Umum. Pipa
PVC tersebut mempunyai panjang 6 m yang dilengkapi dengan: i) Nama pabrik, (ii) No produksi, (iii) Nominal
diameter. Pipa harus sama dan seragam antara satu dengan yang lainnya, dan tidak mengalami retak-retak
atau cacat lainnya. Assesoris yang digunakan harus dibuat oleh pabrik yang sama dengan pipa.
Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

33

c.

Bak Kontrol
Terdapat beberapa bentuk yang dapat digunakan untuk daerah pelayanan dengan kondisi tertentu:
1. Bentuk persegi panjang atau bujur sangkar, digunakan apabila:
(i) Beban yang diterima kecil;
(ii) Kedalaman kecil (75-90 cm);
(iii) Ukuran 60 cm x 60 cm atau 60 cm x 40 cm.
2. Bentuk bulat, digunakan apabila:
(i) Beban yang diterima besar, baik vertikal maupun horizontal;
(ii) Kedalaman besar > 100 cm;
(iii) Diameter 60 cm sd 90 cm.
3. Spesifikasi Bak Kontrol:
(i) Tutup bak kontrol dari beton precast atau Cast Iron dilengkapi dengan frame yang bisa disesuaikan
mengikuti level permukaan jalan;
(ii) Bahan yang digunakan adalah konstruksi beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata;
(iii) Dinding dan Pondasi bak kontrol harus kedap air. Ketebalan dinding 10 sd 12,5 cm;
(iv) Saluran dalam bak kontrol berbentuk U (U-shaped) atau setengah lingkaran. Kedalaman saluran
sama dengan diameter pipa air buangan agar tidak terjadi luapan pada lantai dasar. Kemiringan
salurannya 2.5%. Permukaan saluran dilapisi dengan semen sehingga halus. Untuk kondisi tanah
yang buruk, digunakan sambungan flexible point.

d. Water Test
Setelah sistem perpipaan terpasang harus dilakukan water test untuk menguji tingkat kebocoran sambungan
pipa serta kualitas pemasangan pipa. Water test ini mengacu kepada standard of BS 8005:Part 1 or EN 1610.
Water test dilakukan dengan cara tanpa tekanan dengan mengisi penuh pipa dengan air kemudian didiamkan
selama selama 2 jam. Kemudian dilakukan pencatatan setiap 5 menit untuk mengetahui tinggi permukaan
air. Kemudian di catat kehilangan air setiap 30 menit untuk mengetahui tingkat kebocoran. Kebocoran yang
diperbolehkan maksimum 0,5 liter per m panjang pipa per m diameter pipa selama 30 menit.

34

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

4. IPAL
a. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Berupa bak dengan beberapa kompartemen dimana air limbah akan diolah secara anaerob. ABR dapat
terbuat dari beton maupun Glass Reinforced Fiber (GRF).

Gambar L2.2 Anaerobic Baffled Reactor

b. Anaerobic Upflow Filter (AUF)


Berupa bak dengan beberapa kompartemen yang dilengkapi dengan filter (batu vulkano, bioball, atau media
lain). Air limbah akan diolah secara anaerob. Aerobic Filter dapat terbuat dari beton maupun GRF.

Gambar L2.3 Anaerobic Upflow Filter

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

35

Typical Bak Kontrol

Gambar L2.4 Contoh Gambar Typical Bak Kontrol

36

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4

Gambar L2.5 Contoh Gambar Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

37

Tampak Atas dan Potongan Bak Kontrol

Gambar L2.6 Contoh Gambar Potongan Bak Kontrol

38

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Jenis Pemasangan Perpipaan

Gambar L2.7 Contoh Gambar Jenis Pemasangan Perpipaan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

39

Lampiran 2.b: Sektor Persampahan


Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Gambaran Umum
Stasiun Peralihan Antara yang selanjutnya disingkat SPA adalah sarana pemindahan dan pengolahan sampah dari alat
angkut kecil (truk) ke alat angkut lebih besar (trailer/prime mover) dan diperlukan untuk kabupaten/kota yang memiliki
lokasi TPA jaraknya lebih dari 25 km (Pasal 1 Draft Rapermen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Pengelolaan Sampah).
Adapun persyaratan bagi kabupaten/kota dalam membangun SPA, harus memenuhi persyaratan teknis (Pasal 33 Draft
Rapermen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah):
a.
b.
c.
d.
e.
f.

40

luas SPA, lebih besar dari 20.000 m2;


produksi timbulan sampah lebih besar dari 500 ton/hari;
penempatan lokasi SPA dapat di dalam kota;
fasilitas SPA dilengkapi dengan ramp dan sarana pemadatan dan penampungan lindi;
pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA atau TPA;
lokasi penempatan SPA ke permukiman terdekat paling sedikit 500 m.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran- 3: Kesetaraan Gender


Aspek kesetaraan gender telah diatur secara khusus melalui Instruksi Presiden No 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Inpres tersebut menginstruksikan semua pejabat dari
tingkat menteri sampai walikota/bupati untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan nasional.
Demikian juga kebijakan program bantuan Pemerintah Australia (AusAID) yang menetapkan aspek kesetaraan dan
keadilan gender harus dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam pengelolaan program bantuan.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program ini, maka aspek gender akan dipertimbangkan dalam beberapa aspek
terutama menyangkut keterlibatan anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam proses perencanaan
program, pemberian informasi serta penyadaran publik tentang pengelolaan air limbah dan persampahan serta
keterwakilan perempuan dalam pengelolaan progam.
Aspek gender akan diintegrasikan dalam hal:
1.

Melibatkan anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam kegiatan perencanaan kegiatan air
limbah dan persampahan.

Perencanaan program dan kegiatan pengelolaan air limbah dan persampahan perlu melibatkan partisipasi
masyarakat untuk memastikan proses dan hasil program sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Partisipasi
masyarakat dalam perencanaan juga dapat membangun kesadaran dan rasa memiliki masyarakat terhadap
program sehingga dapat menjamin keberlangsungan program. Partisipasi kelompok perempuan merupakan
keniscayaan karena perempuan memiliki peran yang sangat dekat dengan persoalan pengelolaan air limbah dan
persampahan.

Partisipasi masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam perencanaan program dan kegiatan dapat dilakukan di
tingkat kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, RW atau RT. Oleh karena itu rencana pertemuan perencanaan
dengan masyarakat dan kelompok perempuan perlu dibuat dan dimonitor pelaksanaannya. Matriks berikut ini
dapat dijadikan salah satu contoh untuk mengembangkan rencana pertemuan perencanaan yang partisipatif:

No

Kegiatan
(methode untuk melibatkan
perempuan)

Lokasi

Waktu

Sasaran
(Prosentase
perempuan)

1.
Rapat Perencanaan Program.....
Kec. X/ Kelurahan X/ RT X
Tanggal dan Jam

Sejumlah
orang/Warga

(jumlah perempuan
yang hadir?) PKK
mungkin bisa
diundang.

2.
3.

Pemerintah kabupaten/kota dapat membuat rencana kegiatan yang melibatkan perempuan dengan
menggunakan format lain. Rencana kegiatan tersebut dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi daerah
penerima dana hibah.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

41

2.

Melibatkan anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam kegiatan sosialisasi dan penyadaran
publik tentang persampahan dan air limbah;

Aspek lain yang paling penting dalam program pengelolaan air limbah dan persampahan adalah sosialisasi dan
penyadaran publik kepada anggota masyarakat termasuk kelompok perempuan. Sosialisasi dan penyadaran
publik dilakukan untuk memberikan informasi tentang program, meningkatkan pemahaman serta membangun
kesadaran masyarakat tentang program dan persoalan air limbah dan persampahan.

Memastikan bahwa kegiatan-kegiatan sosialisasi dan penyadaran publik menyertakan perempuan merupakan
kebutuhan program. Dengan mengetahui informasi dan persoalan program, masyarakat dapat berkontribusi dan
menyiapkan diri mereka selama jalannya pelaksanaan program. Kelompok perempuan seperti yang tergabung
dalam Tim Penggerak PKK sangat potensial untuk membangun wacana dan mempengaruhi daya terima
masyarakat terhadap program pengelolaan air limbah dan persampahan.

Kegiatan sosialisasi dan penyadaran publik dibedakan dari kegiatan perencanaan partisipatif. Dalam kegiatan
sosialisasi dan penyadaran ini, pemerintah daerah perlu mengundang kelompok perempuan terutama di
daerah-daerah program sampai di tingkat RW dan RT. Rencana kegiatan sosialisasi dapat dituangkan dengan
menggunakan form di atas dengan contoh sebagai berikut:

No

Kegiatan
(methode untuk melibatkan
perempuan)

Lokasi

Waktu

Sasaran
(Prosentase
perempuan)

1.
Sosialisasi Kegiatan.....
Kec. X/ Kelurahan X/ RT X
Tanggal dan Jam

Sejumlah
orang/Warga

(jumlah perempuan
yang hadir?)

PKK mungkin bisa


diundang.

2.
3.

Pemerintah kabupaten/kota dapat membuat rencana kegiatan yang melibatkan perempuan dengan
menggunakan format lain. Rencana kegiatan tersebut dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi daerah
penerima dana hibah.

3.

Mempertimbangkan keterwakilan perempuan dalam organisasi pengelola program Australia-Indonesia untuk


Pembangunan Sanitasi yakni CPMU di tingkat pusat, PPMU di tingkat provinsi dan PIU di tingkat kabupaten/kota
termasuk keterwakilan perempuan dalam tim verifikasi.

42

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Selain partisipasi dalam perencanaan dan sosialisasi kegiatan, peran perempuan juga dipertimbangkan dalam
proses pengelolaan program. Program ini mensyaratkan keterwakilan perempuan dalam organisasi pengelola
program yaitu di CPMU di tingkat pusat, PPMU di tingkat provinsi, PIU di tingkat kabupaten/ kota dan di tim
verifikasi. Jika memungkinkan keterwakilan perempuan didorong mencapai minimum 30 persen dari jumlah
pengelola program.

4. Kebijakan

Aspek kesetaraan gender sebagaimana disebut pada bagian atas akan dituangkan dalam kebijakan pemerintah.
Pemerintah kabupaten dan kota penerima dana hibah akan diminta untuk membuat kebijakan yang mengatur
tiga tersebut yakni partisipasi perempuan dalam proses perencanaan program, partisipasi perempuan dalam
kegiatan sosialisasi dan keterwakilan perempuan dalam organisasi pengelola program. Form Rencana Pertemuan
Perencanaan (No. 1), Form rencana Kegiatan Sosialisasi (No.2) dan struktur pengelola program yang mengakomodir
keterwakilan perempuan (No.3) akan menjadi lampiran dalam kebijakan ini.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

43

Lampiran- 4: Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi


1. Peraturan
Sebagai salah satu program yang didanai oleh Pemerintah Australia, sAIIG diminta untuk mengikuti peraturan
Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia mengenai perlindungan lingkungan dan perjanjian multilateral
terkait. Di bawah Commonwealth of Australia Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC
Act) IndII secara hukum wajib untuk memastikan bahwa kriteria yang sesuai dalam hal kepatuhan dan perlindungan
lingkungan telah dimasukkan dalam semua kegiatan sAIIG. Peraturan di Indonesia yang sesuai dengan manajemen
dan perlindungan lingkungan mencakup UU No. 32/2009 tentang Manajemen dan Perlindungan Lingkungan, PP
No. 27/1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11/2006 tentang
Jenis-jenis Usaha dan/atau Kegiatan-kegiatan yang memerlukan Analisa Dampak Lingkungan.

2. ECOMAP
Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan (ECOMAP) menggabungkan
antara peraturan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia dalam mengukur manajemen dan perlindungan
lingkungan untuk semua kegiatan IndII, termasuk sAIIG harus diikuti disetiap tahap perencanaan sub-proyek.
Beberapa langkah dalam usaha perlindungan lingkungan tersebut antara lain:
Langkah pertama adalah Pemerintah Australia mengkaji kegiatan untuk menentukan sejauh mana analisa
lingkungan diperlukan, baik sebagai strategi Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisa Dampak
Lingkungan yang lebih rinci.
Langkah kedua adalah menerapkan kriteria-kriteria sebagaimana dalam peraturan Pemerintah Indonesia yang
berkaitan dengan aspek lingkungan seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11/2006 (untuk AMDAL)
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.17/KPTS/M/2003 (untuk UKL/UPL) untuk menentukan level pelaporan
lingkungan yang diiperlukan.
3. Analisis Dampak Strategi
Usulan kegiatan Pemda untuk program sAIIG yang memerlukan Analisa Dampak Strategis berdasarkan UU
No. 32/2009 tentang Manajemen dan Perlindungan Lingkungan harus dikonsultasikan dengan Kementrian
Lingkungan Hidup untuk mengkonfirmasi format dan tingkat kedalaman analisis tersebut.
4. Manajemen Lingkungan/Rencana Monitoring
Apabila kegiatan sAIIG berpotensi menimbulkan dampak negatif hanya terhadap lingkungan dan sosial tertentu,
makadiperlukan UKL/UPL sesuai Peraturan Menteri PU No. 17/KPTS/M/2003.
5. Analisa Dampak Lingkungan
Jenis kegiatan yang memerlukan analisa dampak lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.11/2006 tentang Jenis-jenis Usaha dan/atau Kegiatan-kegiatan yang memerlukan Analisa Dampak Lingkungan.

44

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran-5 : Format Surat Minat untuk Mengikuti Program

BUPATI/WALIKOTA

No.:

Kepada Yth.:
Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya

Kota/ Kabupaten, .. 20.

Kementerian Pekerjaan Umum


Jl. Pattimura no. 20, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12110

Perihal: Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)

Menindaklanjuti acara Sosialisasi Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG), pada
tanggal., di..., /surat dari Direktur Jenderal Cipta Karya No..tanggal ..
perihal Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) (bila ada) serta melengkapi surat
kami tertanggal (bila sudah pernah mengirim).., bersama ini kami sampaikan minat dan
kesanggupan Pemkab/Pemkot .. untuk mengikuti program hibah tersebut pada tahun 2012 dan/atau 2013
dan 2014, dan bersedia mengalokasikan dana APBD/ APBD-P (*) DPAD TA 2012 dan/ atau 2013 dan 2014,
sebesar RP(milyar Rupiah), untuk membiayai fasilitas pengelolaan air limbah dan persampahan,
yang direncanakan sebagaimana terlampir. (mohon dilampirkan rencana komprehensif kegiatan yang akan
dilakukan, format terlampir)
Demikian disampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota

Tembusan Kepada Yth :


1. Direktur Bina Program, Ditjen Cipta Karya
2. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Ditjen Cipta Karya
3. Ketua DPRD Kab/Kota
4. Kepala Bappeda Kab/Kota ..
5. Direktur PD Kebersihan/PD PAL Kab/Kota ..
(*): dalam hal akan dialokasikan di APBD-P, mohon dapat dilengkapi dengan surat persetujuan DPRD

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

45

Lampiran-6 : Format Permintaan Penyaluran Hibah

PERMINTAAN PENYALURAN HIBAH


GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ............
Nomor

......................

............, ........... 20....

Lampiran :

......................

Kepada

Perihal :

Permintaan Penyaluran

Yth. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Hibah

Kementerian Keuangan RI

Jln. Wahidin No. 1

Jakarta

Berdasarkan PPH No............, tanggal.........20...., bersama ini kami mengajukan Permintaan Penyaluran Hibah
untuk kegiatan............................Tahun Anggaran 20.... sebesar Rp. ........................... (..................................Rupiah)
untuk digunakan sesuai dengan Rencana Penggunaan Hibah terlampir.
Penyaluran hibah dimaksud agar dilaksanakan dengan pemindahbukuan ke Rekening Kas Umum Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota ......................................, pada Bank .......................... dengan No. Rekening : ...............................
Untuk mendukung Permintaan Penyaluran Hibah tersebut, dengan ini kami lampirkan :
1. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak;
2. Rencana penggunaan hibah;
3. Copy SPM dan dokumen pendukung terkait;
4. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report) dan dokumen pendukung terkait;
5. Copy SP2D untuk tahap sebelumnya dan dokumen pendukung terkait;
6. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana pendamping untuk tahap sebelumnya dan dokumen
pendukung terkait.
Demikian, dan atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

.................................................

Tembusan: Yth,
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara
2. ..(Pejabat berwenang di Kementerian/Lembaga terkait)
3. Arsip.

46

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran-7 : Surat Ketersediaan untuk Diverifikasi


Surat Hasil Verifikasi
Provinsi.................................................
No.

Kota, ................................20....

Kepada Yth.
Direktur Jenderal Cipta Karya
Cq. Wakil Ketua CPMU Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
diJakarta
Perihal : Hasil Verifikasi Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
Berdasarkan hasil verifikasi yang telah yang telah kami lakukan, serta dibantu oleh............................................., bersama
ini kami sampaikan hasil penilaian pelaksanaan kegiatan Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) pada Kab./Kota.................................. adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan terkait persampahan dan air limbah melalui dana APBD kab./kota TA 20.... telah sesuai dengan
Rencana Kegiatan sebagaimana tercatat dalam Rencana Komprehensif (copy Berita Acara pelaksanaan pekerjaan,
SPM, dan SP2D terlampir).
2. Telah diterbitkannya surat pernyataan dari Kepala Daerah berupa pernyataan dan jaminan (copy surat terlampir).
3. Telah dialokasikannya dana hibah di TA 20.... sebesar Rp............................ (...............) sebesar Rp............................
(................) (copy RKA SKPD atau DPA TA 20.... terlampir).
4. Rencana penggunaan dana hibah di TA 20.... (terlampir).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Ketua PPMU Program Hibah

Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan

Sanitasi (sAIIG)
Provinsi...................................

..............................................

Tembusan Kepada Yth.


1. Ka Dinas PU Provinsi........................

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

47

Lampiran-8 : Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

CONTOH SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini, Gubernur/Bupati/Walikota ...... sebagai Pengguna


Penerusan Hibah sebagai Hibah pada Propinsi/Kabupaten/Kota.... sesuai dengan Perjanjian Penerusan Hibah (PPH) Nomor:. tanggal dengan ini menyatakan
bahwa saya bertanggung jawab mutlak terhadap kebenaran penetapan dan perhitungan biaya sebagaimana tertuang
dalam Rencana Komprehensif dan Rencana Tahunan Kegiatan Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)...
Apabila di kemudian hari diketahui terjadi penyimpangan terhadap pembangunan sarana/ fasilitas sehingga
kemudian menimbulkan kerugian negara, maka saya bersedia mengganti dan menyetorkan kerugian tersebut ke Kas
Negara dan bersedia dituntut sesuai dengan peraturan perundangan.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya sebagai salah satu syarat/lampiran surat permintaan penyaluran hibah Nomor .. tanggal untuk penarikan hibah tahap
sebesar Rp. ..
Demikian surat ini saya buat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup.

(tempat, tanggal, bulan, tahun)

Pengguna dana

Bupati/Walikota.................

48

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran-9 : Surat Pernyataan dan Jaminan

CONTOH SURAT PERNYATAAN DAN JAMINAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Bupati/Walikota selaku Penerima Hibah/Pengguna Dana Hibah
untuk Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi (sAIIG) sesuai dengan Surat Penetapan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri kepada Pemerintah Kabupaten/Kota..Nomor:... tanggal...., dengan ini menyatakan bahwa:
1) Saya menjamin tercapainya maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
dalam PPH Nomor: tanggal dan Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia - Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG).
2) Dalam hal terjadi pengeluaran ineligible yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota . maka Pemerintah Kabupaten/Kota . bersedia mengganti sejumlah nilai pengeluaran yang ineligible tersebut dalam
mata uang Rupiah setara dengan nilai yang dinyatakan ineligible oleh donor dan/atau Executing Agency.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota . akan menyediakan dana pengganti sebagaimana dimaksud pada butir (2)
dalam APBD tahun anggaran berjalan atau tahun anggaran berikutnya.
4) Pemerintah Kabupaten/Kota bersedia untuk diperhitungkan dana perimbangan yang menjadi hak
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengganti dana sebagaimana dimaksud butir (2) jika dana tersebut
tidak dianggarkan/dicantumkan dalam APBD Kabupaten/Kota .
Demikian Surat Pernyataan dan Jaminan ini dibuat dengan sebenarnya sebagai salah satu syarat/lampiran surat permintaan penyaluran hibah Nomor tanggal untuk penarikan hibah sebesar Rp..
Demikian surat ini saya buat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup.

(tempat, tanggal, bulan, tahun)

Pengguna dana

Bupati/Walikota.................

..

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

49

Lampiran-10 : Surat Rekomendasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
No.

Kota, ................................20....

Kepada Yth.
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan
Jl. Wahidin No. 1
Jakarta
Perihal : Rekomendasi Pencairan Dana Hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan

Sanitasi (sAIIG)

Berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh.................................... sebagaimana tertuang pada Surat No....
.............................. tanggal......................................., bersama ini kami sampaikan rekomendasi untuk dapat dilakukan
pencairan dana hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) kepada Pemerintah
Daerah Kab./Kota ......................................... sebesar Rp.................................. (........................).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

a.n. Direktur Jenderal Cipta Karya

Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Bantuan

Pemerintah Australia

.......................................................

Tembusan Kepada Yth.


1.

Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya

2.

Dir. Pengembangan PLP, DJCK

3.

PPMU Program Hibah sAIIG Provinsi..................

50

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi


DANA PENDAMPING *)
4

20....
HIBAH

Keterangan
*) Jika dipersyaratkan
**) dijabarkan pertahun sampai dengan tahun terakhir pelaksanaan (201X,201X,201X, .dst)

JUMLAH

KEGIATAN

NO

RENCANA KOMPREHENSIF PENGGUNAAN HIBAH


TAHUN 20.SAMPAI DENGAN TAHUN 20.
PPH/PHD : NO..Tanggal..

Lampiran- 1: Contoh Format Rencana Komprehensif Kegiatan Hibah

HIBAH
6

DANA PENDAMPING

20....)*

8 = 4+6

DANA PENDAMPING

TOTAL PENGGUNAAN DANA

..
NIP ...

.., .20.
KETUA PIU

7 = 3+5

HIBAH

9 = 7+8

JUMLAH

Lampiran-11 : Contoh Format Rencana Komprehensif Kegiatan Hibah

51

52

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi


-

Hibah
-

Dana Pendamping )**

NILAI KONTRAK )*

6 = 4+5

Jumlah
7

Hibah
-

Dana Pendamping )**

RENCANA PENCAIRAN TAHAP INI

9 = 7+8

Jumlah

CONTOH FORMAT RENCANA PENGGUNAAN HIBAH DAN DANA PENDAMPING

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Keterangan:
*) Jika dilaksanakan oleh pihak ketiga
**) Jika dipersyaratkan

JUMLAH

NAMA KONTRAKTOR
NO. &TGL KONTRAK
(SPK) )*

URAIAN KEGIATAN

NO.

RENCANA PENGGUNAAN HIBAH DAN DANA PENDAMPING


TAHAP
: ...
PPH
: NO..............Tanggal
KEGIATAN
: ..................
NOMOR DPA-SKPD
: .
TAHUN
: ...

TANGGAL
MULAI
10

...........................................
NIP. ....................................

12

KEMAJUAN (%)

.................., ................20....
Kepala SKPD/PIU

TANGGAL
BERAKHIR
11

RENCANA PELAKSANAAN

13

KET

L-1

Lampiran-12 : Format Rencana Penggunaan Hibah dan Dana Pendamping

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Sub Jumlah I

II

Jumlah (I + II)
Pembulatan

Sub Jumlah I

URAIAN KEGIATAN

NO.

HIBAH

RENCANA TAHUNAN PENGGUNAAN HIBAH


TAHUN
: .
PPH
: NO..............Tanggal..

DANA
PENDAMPING *)

NILAI (Rp.)

.........
NIP..

KETUA PIU

5=3+4

JUMLAH
6

KETERANGAN

Lampiran-13 : Contoh Format Rencana Tahunan Kegiatan Hibah (sAIIG)

53

54
: ..
: ..

Kemajuan kegiatan (%)

Tanggal ..


TOTAL
TOTAL
I & II I&II

dst

Dibuat oleh:

Project Implementation Unit (PIU)

I TAHUN 20..
I
TAHUN 20
TRIWULAN KE -I
TRIWULAN KE -I
Pembangunan Sarana Bidang Air Limbah
Pembangunan Sarana Bidang Air Limbah

a Jenis Sarana
a Jenis Sarana

b Jenis Sarana
b Jenis Sarana
SUB JUMLAH Sarana Bidang Air Limbah
SUB JUMAH Sarana Bidang Air Limbah

Pembangunan Sarana Bidang Persampahan
Pembangunan Sarana Bidang Persampahan

Jenis Sarana
a aJenis
Sarana
b b
Jenis
Sarana
Jenis
Sarana
SUB
SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Persampahan
JUMAH
Sarana
Bidang
Persampahan
TRIWULAN KE -II
TRIWULAN KE -II
Pembangunan Sarana Bidang Air Limbah
Pembangunan Sarana Bidang Air Limbah

a Jenis Sarana
a Jenis Sarana

b Jenis Sarana
b Jenis Sarana
SUB JUMLAH Sarana Bidang Air Limbah
SUB JUMAH Sarana Bidang Air Limbah

Pembangunan Sarana Bidang Persampahan
Pembangunan Sarana Bidang Persampahan

a Jenis Sarana
a Jenis Sarana
b b
Jenis
Sarana
Jenis
Sarana
SUB
SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Persampahan
JUMAH
Sarana
Bidang
Persampahan
dst

Lokasi

Dana (Rp)

Kemajuan kegiatan (%)

Dana (Rp)

Kemajuan kegiatan (%)

Dana (Rp)

Walikota/Bupati

PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN
Diketahui


PEKERJAAN
YANGYTELAH
DILAPORKAN
PEKERJAAN
YANG
AKAN
DILAPORKAN
SISA
PEKERJAAN
ANG TELAH
DILAPORKAN
PEKERJAAN
YANG
AKAN
DILAPORKAN
SISA YYANG
ANG BBELUM
ELUM DDILAPORKAN
ILAPORKAN
URAIAN KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
NoNo
Kemajuan Kegiatan (%)
Dana (Rp)
Kemajuan Kegiatan (%)
Dana (Rp)
Kemajuan Kegiatan (%)
Dana (Rp)

TAHUN
PPH NO

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN HIBAH PEMBANGUNAN SANITASI (sAIIG)

KEMAJUAN
(%) (%)
KEMAJUAN

Lampiran 14 : Draft Format Laporan Tahunan Pelaksanaan (sAIIG)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lampiran-15 : Draf Format Rencana Tahunan Pelaksanaan (sAIIG)

DRAFT
DRAFT
FORMAT
FORMAT
DRAFT
DRAFT
RENCANA
FDRAFT
RORMAT
ENCANA
FORMAT
F TORMAT
RAHUNAN
ENCANA
TAHUNAN
RENCANA
RENCANA
P TELAKSANAAN
AHUNAN
P ELAKSANAAN
TAHUNAN
TAHUNAN
PELAKSANAAN
PHELAKSANAAN
IBAH
HIBAH
PELAKSANAAN
PROGRAM
PROGRAM
HIBAH
HIBAH
HPHIBAH
ROGRAM
IBAH
H PIBAH
ROGRAM
P PEMBANGUNAN
PROGRAM
EMBANGUNAN
HIBAH
HIBAH
PHEMBANGUNAN
IBAH
PEMBANGUNAN
SANITASI
PSEMBANGUNAN
ANITASI
(sAIIG)
S(sAIIG)
ANITASI
SANITASI
SANITASI
(sAIIG)
(sAIIG)
(sAIIG)
RENCANA
RENCANA
TRENCANA
AHUNAN
TAHUNAN
RENCANA
RENCANA
P TELAKSANAAN
AHUNAN
P ELAKSANAAN
TAHUNAN
TAHUNAN
PELAKSANAAN
PHELAKSANAAN
IBAH
HIBAH
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
HIBAH
HIBAH
PHEMBANGUNAN
IBAH
PEMBANGUNAN
SANITASI
PSEMBANGUNAN
ANITASI
(sAIIG)
S(sAIIG)
ANITASI
SANITASI
SANITASI
(sAIIG)
(sAIIG)
(sAIIG)
TAHUN
TAHUN ..
..
TAHUN
TAHUN
TAHUN
..
..
..
PPH
PPH
NONO ..
..
PPH PPH
NO NPPH
O..
N..
O ..

Tanggal
Tanggal

No URAIAN
URAIAN
KEGIATAN
NoNo
URAIAN
No
KEGIATAN
No
KEGIATAN
URAIAN
No
URAIAN
KURAIAN
EGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN

LOKASI
LOKASI

Tanggal
Tanggal
Tanggal
LOKASI
DANA
(Rp)
PROGRESS
LOKASI
LOKASI
LOKASIDANA
DANA
(Rp)(Rp)
DANA
DANA
(Rp)DANA
(Rp)PROGRESS
(Rp)
PROGRESS
(%)(PROGRESS
%) (%)
PROGRESS
KETERANGAN
PROGRESS
(%)
KETERANGAN
(%) (KETERANGAN
%)KETERANGAN
KETERANGAN
KETERANGAN

I I I
TAHUN
TAHUN
I201X
2I 01X
TAHUN
I TAHUN
201X
TAHUN
201X 201X
TAHUN
20..
TRIWULAN
TRIWULAN
KE K-TRIWULAN
IE
-ITRIWULAN
TRIWULAN
KE -IKE -I KE -I

TRIWULAN
KE
-I
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SAarana
ir ALSAir
ir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah

Pembangunan
Sarana
Bidang
Limbah
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
a aJenis
a Jenis
Jenis
Sarana
b
b
Jenis
Jenis
S
arana
S
arana
b
Jenis
b
Jenis
S
b
arana
S
Jenis
arana
S
arana

b Jenis Sarana
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SAarana
Jir
UMAH
ALSir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah
SUB JUMLAH Sarana Bidang Air Limbah
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SParana
ersampahan
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan

Pembangunan Sarana Bidang Persampahan
a aJenis
Jenis
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana

a Jenis Sarana
b bJenis
Jenis
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana

b Jenis Sarana
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SParana
ersampahan
JUMAH
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan
SUB JUMLAH Sarana Bidang Persampahan
TRIWULAN
TRIWULAN
KE K-TRIWULAN
IIE
-IITRIWULAN
TRIWULAN
KE -IIKE -II KE -II

TRIWULAN
KE
-II
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SAarana
ir ALSAir
ir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah

Pembangunan
Sarana
Bidang
Limbah
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
a aJenis
a Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana
b bJenis
b Jenis
Jenis
Sarana
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SAarana
Jir
UMAH
ALSir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah

SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Air
Limbah
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SParana
ersampahan
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
Bidang
Persampahan
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
a aJenis
a Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana
b bJenis
b Jenis
Jenis
Sarana

SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Persampahan
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SParana
ersampahan
JUMAH
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan

NEXT
NEXT
NEXT
NEXT
NEXT NEXT
TAHUN
II II II TAHUN
TAHUN
II II220..
01X
201X
IITAHUN
TAHUN
201X
TAHUN
201X 201X

TRIWULAN
KE
-I
TRIWULAN
TRIWULAN
KE K-TRIWULAN
IE
-ITRIWULAN
TRIWULAN
KE -IKE -I KE -I

Pembangunan
Sarana
Bidang
Limbah
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SAarana
ir ALSAir
ir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah
a aJenis
a Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
b bJenis
b Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana

SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Air
Limbah
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SAarana
Jir
UMAH
ALSir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
Bidang
Persampahan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SParana
ersampahan
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan
a aJenis
a Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
b bJenis
b Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana

SUB
JUMLAH
Sarana
Bidang
Persampahan
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SParana
ersampahan
JUMAH
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan

TRIWULAN
KE
-II
TRIWULAN
TRIWULAN
KE K-TRIWULAN
IIE
-IITRIWULAN
TRIWULAN
KE -IIKE -II KE -II
Pembangunan Sarana Bidang Air Limbah
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SAarana
ir ALSir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah

a Jenis Sarana
a aJenis
Jenis
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana
b bJenis
b Jenis
Jenis
Sarana
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana
SUB JUMLAH Sarana Bidang Air Limbah
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SAarana
Jir
UMAH
ALSir
imbah
arana
LBimbah
idang
Sarana
Bidang
Air
BLidang
Aimbah
ir Limbah
Air Limbah

Pembangunan Sarana Bidang Persampahan
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Sarana
SPembangunan
arana
Bidang
Pembangunan
Bidang
SParana
ersampahan
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan

a Jenis Sarana
a aJenis
Jenis
Sarana
Sarana
a Jenis
a Jenis
Saarana
SJenis
aranaSarana

b Jenis Sarana
b bJenis
Jenis
Sarana
Sarana
b Jenis
b Jenis
Sbarana
SJenis
aranaSarana
SUB JUMLAH Sarana Bidang Persampahan
SUB
SUB
JUMAH
JUMAH
Sarana
SUB
Sarana
SUB
JUMAH
Bidang
BJUMAH
SUB
idang
SParana
ersampahan
JUMAH
PSersampahan
arana
Bidang
Sarana
Bidang
Persampahan
Bidang
Persampahan
Persampahan
DST
DSTDST

DST DST DST

Jakarta
Jakarta
:..20..
:..20..
Jakarta
Jakarta
:..20..
Jakarta
:..20..
:..20..
Dibuat
Dibuat
oleh
oleh
: Dibuat
: Dibuat
oleh
Dibuat
o:leh : oleh :

Disetujui
Disetujui

Disetujui
Disetujui
Disetujui

Project
Project
Implementation
Implementation
Project
Project
Implementation
U
Project
nit
Implementation
Unit Implementation
UnitUnit Unit
Walikota/Bupati
Walikota/Bupati
Walikota/Bupati
Walikota/Bupati
Walikota/Bupati
(PIU)
(PIU)
(PIU)(PIU) (PIU)
MENTERI
MENTERI
KEUANGAN
KEUANGAN
MENTERI
MENTERI
MENTERI
KEUANGAN
KEUANGAN
KEUANGAN
ttdttd
ttd ttd ttd

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

55

Lampiran 14 : Format Bukti Penerimaan Hibah/Kuitansi

CONTOH FORMAT BUKTI PENERIMAAN HIBAH/KUITANSI


(KOP SURAT)

Telah terima dari


Untuk Keperluan :
Dengan rincian
:

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan selaku Kuasa


Pengguna Anggaran Hibah Kepada Pemerintah Daerah
Penyaluran Belanja Hibah untuk kegiatan........................ (1)

TAHAPAN
PENYALURAN

TANGGAL
DITERIMA

JUMLAH (Rp)

TERBILANG (dengan huruf)

(2)

(3)

(4)

(5)

Dana tersebut telah diterima pada :


Nomor Rekening : .................................................................................................................................(6)
Nama Rekening
: ....................................................................................................................................(7)
Nama Bank
: ............................................................................................................................................(8)

..............., tanggal.......................... (9)


..................................................... (10)
Materai Rp. 6000

(11)

......................................................(12)

NIP. ............................................. (13)

Catatan : mohon dibuatkan kuitansi/bukti penerimaan hibah per tahapan penyaluran

56

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

PETUNJUK PENGISIAN
BUKTI PENERIMAAN HIBAH/KUITANSI
NOMOR

URAIAN ISIAN

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Diisi nama kegiatan hibah


Diisi tahapan penyaluran hibah
Diisi tanggal dana diterima
Diisi jumlah dana yang diterima (dalam angka)
Diisi jumlah dana yang diterima (dalam huruf)
Diisi nomor rekening penerima dana
Diisi nama rekening penerima dana
Diisi nama bank penerima dana
Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat
Diisi jabatan penanda tangan (kepala daerah/pejabat yang dikuasakan)
Diisi tanda tangan (kepala daerah/bendaharawan)
Diisi nama penanda tangan (kepala daerah/bendaharawan)
Diisi nomor induk pegawai penanda tangan (kepala daerah/bendaharawan)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

57

Catatan

58

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Catatan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

59

Catatan

60

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

61

Catatan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

62

Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru


Jakarta Selatan 12110 Indonesia
Telp./Fax : +62-21-72796588
http://ciptakarya.pu.go.id
Email : subditkln@gmail.com
Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai