Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
Masalah obesitas pada saat ini adalah merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dunia. Saat ini
banyak sekali jumlah masyarakat yang menderita obesitas dengan berkembangnya jaman
serta perubahan kehidupan modern dan pola hidup yang kurang sehat.
Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakitpenyakit non infeksi (Non Communicable Diseases) yang saat ini banyak terjadi di
negara-negara maju maupun negara berkembang, seperti Indonesia.
Faktor-faktor diet dan aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
keseimbangan energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang dapat diubah,
dimana faktor-faktor tersebut memiliki banyak kekuatan dari luar yang dapat memicu
penambahan berat badan. Faktor yang tidak dapat diubah, salah satunya adalah faktor
genetik. Orang dengan riwayat keluarga menderita obesitas, berkemungkinan besar untuk
menderita obesitas juga. Pola makan yang tidak beraturan dan berlebihan juga sangatlah
berpengaruh terhadap risiko obesitas.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam diskusi kasus dengan topik obesitas
menjadi sangat menarik untuk diangkat dan dipelajari, semoga apa yang saya tulis dalam
karya saya dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas PalangkaRaya khususnya dan Khalayak ramai pada umumnya.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh

sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis
umum

untuk

peningkatan

dan

mempertahankan

penurunan

berat

badan buruk.Namunkeinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko
sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti
diet dan program penurunan berat badan.

Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak
yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan
kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro
nutrien. Nutrien yang kelak dapat merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai jenis
penyakit degeneratif seperti ; DM, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik dan
berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain yang akan
memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar.

2. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5%
dari antara orang-orang yang gemuk)

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI

Klasifikasi

< 18.5

berat badan di bawah normal

18.524.9

Normal

25.029.9

normal tinggi

30.034.9

Obesitas tingkat 1

35.039.9

Obesitas tingkat 2

40.0

Obesitas tingkat 3

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan


(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2

Rumus :BMI = b / t2
Dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan
dalam meter.
Tipe-tipe obesitas :
Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan Dalam beberapa tipe (Purwati,
2001) yaitu :
1) Tipe Hiperplastik, adalah kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih
banyak dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran
sel normal terjadi pada masa anak-anak.Upaya menurunkan berat badan ke kondisi
normal pada masa anak-anak akan lebih sulit.
2) Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar
dibandingkan ukuran sel normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan

upaya untuk menurunkan berat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe
hiperplastik.
3) Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan
ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak dan
terus berlangsung sampai setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada
tipe ini merupakan yang paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi
penyakit, seperti penyakit degeneratif.
Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu :
a. Tipe buah apel (adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhan lemak yang
berlebih di bagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher dan muka.
Tipe ini pada umumnya dialami pria dan wanita yang sudah menopause. Lemak
yang menumpuk adalah lemak jenuh.
b. Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah,
yaitu sekitar perut, pinggul, paha dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh
perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah tidak jenuh.

3. Patofisiologi

Obesitas

Pengaturan jumlah energi yang kita ambil dari makanan melibatkan


beberapa jaringan dan mekanisme yang menghubungkan otak dengan
usus. Proses ini merupakan kunci dari pengaturan BB dan modifikasi
perilaku makan jangka panjang. Obesitas ditandai dengan peningkatan
jaringan adiposa subkutan. Konsekuensi metaboliknya seperti resistensi
insulin terutama terjadi akibat deposit lemak pada tempat2 tertentu seperti
omentum, hati dan otot-otot rangka. Akhir-akhir ini telah pula ditemukan
sejenis virus yang menyertai terjadinya obesitas. Human adenovirus Ad-36
menyebabkan peningkatan diferensiasi dan akumulasi lipid pada manusia.
Pre adiposit 3T3-L1 dapat menerangkan efek adipogenik dari Ad-36.
Regulasi BB dapat terjadi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Obesitas terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan dalam asupan dan
pengeluaran energi. Sejumlah informasi telah tersedia tentang gen,
peptida, neurotransmiter dan reseptor di hipothalamus serta area
disekitarnya yang mengatur nafsu makan dan berat badan.
Neuropeptida utama yang meningkatkan nafsu makan adalah neuropeptida
Y. Namun masih terdapat berbagai neuropeptida lain yang dapat
meningkatkan nafsu makan, antara lain :
- Orexin A dan B
- Agouti related peptides (AgRP)
- Melanin concentrating hormones (MCH)
Sebaliknya, neuropeptida yang dapat menurunkan nafsu makan antara lain
adalah :
- Pro-opio melanocortin (POMC) yang bekerja pada reseptor MC4
- Cocaine and amphetamine related transcript (CART)
- Corticotropin releasing hormone (CRH)

- Prolactin releasing peptide (PrRP)


- a-melanocyte stimulating hormone (a-MSH)
- 5- hydroxy triptamine (5-HT)
- Serotonin
- Leptin Receptor (LEPR)

Ada 4 hipotesis yang dapat menerangkan mekanisme yang terlibat dalam


regulasi nafsu makan, yaitu :
1. Hipotesis lipostatik
Berdasarkan hipotesis ini, jaringan adiposa menghasilkan sinyal hormonal
yang proporsional dengan jumlah lemak. Obesitas dikatakan sebagai
kondisi inflamasi didalam tubuh. Saat ini telah ditemukan beberapa
adipositokin yang terlibat dalam proses inflamasi, yaitu :
- IL-1 beta - IL-10 - TGF-beta
- IL-6 - IL-18
- IL-8 - TNF-alpha

Disamping itu respons fase akut berupa serum amyloid A dan PAI-1,
ditemukan meningkat pada sindrom metabolik. Dari jaringan lemak putih
(White Adipose Tissue) terjadi pelepasan leptin dan resistin yang
menurunkan nafsu makan. Juga terjadi pelepasan adiponektin dan
adipocytokine like TNF-a dan IL-6 yang meningkatkan nafsu makan.
Jaringan lemak coklat (Brown Adipose Tissue) juga melepaskan PPAR-g
dan uncoupled protein-1 (UCP-1) yang bertanggung jawab dalam
terjadinya peningkatan laju metabolisme dan penurunan BB.

2. Hipotesis peptida usus


Didalam lambung dilepaskan berbagai peptida yang berhubungan dengan
asupan makan, antara lain GRP (Gastrin Related Peptide). Glukagon dan
somatostatin dari pankreas menyebabkan penurunan nafsu makan dan
berperan dalam mengendalikan berat badan.
Beberapa peptida lain seperti Cholecystokinin dan PYY yang dilepaskan
dari usus dan kolon juga bertanggung jawab dalam pengaturan nafsu
makan dan berat badan. Polipeptida ghrelin yang dilepaskan dari gaster
memiliki efek Oreksigenik melalui jalur NPY/AGRP didalam nucleus
arcuatus.
3. Hipotesis glukostatik
Hipotesis ini menyatakan bahwa penurunan kadar glukosa darah akan
meningkatkan nafsu makan.
4. Hipotesis thermostatik
Hipotesis ini menyatakan bahwa penurunan suhu tubuh dibawah normal
akan merangsang nafsu makan dan sebaliknya peningkatan suhu tubuh
akan mengurangi nafsu makan.

4. Komplikasi Obesitas

Obesitas dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang akan menurunkan kualitas
hidup, meningkatkan morbiditas dan kematian prematur, antara lain :
1. Sindrom Dismetabolik
Dikenal juga dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin atau sindrom X yang
merupakan kumpulan faktor-faktor risiko metabolik untuk terjadinya Penyakit Jantung
Koroner.
Gambaran sindrom ini meliputi :

resistensi insulin disertai hiperinsulinemi

gangguan toleransi glukosa

diabetes melitus tipe 2

dislipidemi yang ditandai dengan hipertrigliseridemi dan kadar HDL kholesterol yang
rendah

hipertensi
Faktor risiko metabolik lain berupa peningkatan kadar apolipoprotein B, partikel2 small
dense LDL, dan PAI1 disertai dengan gangguan fibrinolisis dapat terjadi pada obesitas
abdominal.
Sindrom dismetabolik biasanya terjadi pada individu dengan obesitas yang nyata, namun
beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa sindrom ini dapat terjadi pada individu dengan
BB yang normal namun memiliki jumlah lemak abdominal yang berlebihan. Patogenesis
yang mendasari sindrom dismetabolik sampai saat ini belum jelas, namun terdapat hipotesis
yang kuat bahwa resistensi insulin merupakan dasar patogenik yang umum.
2. Diabetes Melitus tipe 2
Peningkatan yang tajam dari prevalensi obesitas memainkan peran penting dalam terjadinya
peningkatan prevalensi diabetes selama 20 tahun terakhir di Amerika Serikat.
Berdasarkan data dari NHANES III, dua pertiga dari laki-laki dan wanita di Amerika Serikat
yang didiagnosis DM tipe 2 mempunyai IMT 27 kg/m2.
Risiko terjadinya diabetes meningkat secara linear dengan IMT, sebagai contoh, prevalensi
diabetes dalam penelitian NHANES III meningkat dari 2 % pada kelompok individu dengan
IMT antara 25 sampai 29,9 kg/m2 menjadi 8% pada IMT antara 30 - 34,9 kg/m2 dan 13%
pada IMT yang lebih dari 35 kg/m2.
Dalam the Nurses Health Study, risiko diabetes mulai meningkat bila IMT melampaui nilai
normal 22 kg/m2. Risiko diabetes juga meningkat dengan meningkatnya berat badan selama
masa remaja. Diantara laki-laki dan wanita umur 35 sampai 60 tahun, risiko diabetes 3 kali

lebih besar pada kelompok yang mengalami penambahan berat badan seberat 5 sampai 10 kg
sejak mereka berusia 18 sampai 20 tahun, dibandingkan dengan mereka yang hanya
mengalami penambahan berat badan tidak lebih dari 2 kg.
3. Dislipidemi
Obesitas disertai dengan abnormalitas lipid didalam serum, berupa hipertrigliseridemi, kadar
HDL yang menurun dan peningkatan fraksi small dense LDL. Abnormalitas lipid ini terutama
jelas terlihat pada individu dengan obesitas abdominal. Disamping itu banyak studi yang
membuktikan bahwa kadar kolesterol total dan kolesterol LDL mengalami peningkatan pada
obesitas. Data dari NHANES III menunjukkan bahwa pada laki-laki terjadi peningkatan
progresif dari prevalensi hiperkolesterolemi (total kolesterol 240 mg/ dl atau 6.21 mmol/L)
dengan meningkatnya IMT. Sebaliknya pada wanita, prevalensi hiperkolesterolemi tertinggi
pada IMT 25 - 27 kg/m2, dan tidak meningkat lebih lanjut pada IMT yang lebih tinggi.
Abnormalitas lipid yang menyertai obesitas merupakan faktor risiko penting untuk terjadinya
Penyakit Jantung Koroner.
4. Hipertensi
Terdapat hubungan linear antara hipertensi dan Indeks Massa Tubuh. Dalam studi NHANES
III, prevalensi hipertensi pada laki-laki dan wanita obes sebesar 42% dan 38%.
Angka ini 2 kali lebih tinggi dibandingkan pada laki2 dan wanita dengan BB normal
(diperkirakan 15%). Risiko hipertensi juga meningkat dengan penambahan BB.
Diantara subjek pada Studi Framingham, terjadi peningkatan tekanan darah sebesar 6,5
mmHg pada setiap 10% peningkatan berat badan.
5. Penyakit Jantung Koroner
Risiko penyakit jantung koroner pada individu obes meningkat terutama pada individu
dengan distribusi lemak abdominal yang dominan dan yang memiliki berat badan berlebih
mulai usia dewasa muda. Dalam the Nurses Health Study, risiko infark miokard fatal dan non
fatal lebih besar pada wanita yang mempunyai IMT yang terendah tapi dengan rasio lingkar
perut-paha yang paling tinggi dibandingkan dengan wanita dengan IMT tertinggi namun
dengan rasio lingkar perut-paha terendah.
6. Penyakit Tromboemboli dan Serebrovaskular
Risiko terjadinya stroke iskemik fatal dan non fatal 2 kali lebih tinggi pada individu obes
dibandingkan individu kurus dan akan meningkat secara progresif dengan pertambahan IMT.
Risiko terjadinya stasis vena, trombosis vena dalam dan emboli paru juga meningkat pada
obesitas, terutama pada individu dengan obesitas abdominal. Penyakit trombosis vena

ekstremitas bawah dapat terjadi akibat meningkatnya tekanan intraabdominal, gangguan


fibrinolisis dan peningkatan mediator2 inflamasi.
7. Batu empedu
Obesitas disertai dengan meningkatnya produksi kolesterol didalam empedu, disertai
supersaturasi cairan empedu dan tingginya insiden batu empedu, terutama batu empedu yang
mengandung kolesterol.
Individu yang mempunyai kelebihan berat badan 50% diatas berat badan ideal mempunyai
risiko untuk mengalami batu empedu sebesar 6 kali dibandingkan individu dengan berat
badan normal.
8. Kanker
Obesitas pada laki-laki disertai dengan angka kematian yang tinggi akibat kanker, termasuk
kanker esofagus, kolon, rektum, pankreas, hati dan prostat; sedangkan obesitas pada wanita
disertai dengan angka kematian yang tinggi akibat kanker kantong empedu, saluran empedu,
payudara, endometrium, cervix uteri dan ovarium. Data terbaru menunjukkan bahwa angka
kematian akibat kanker pada obesitas di Amerika sebesar 14% pada laki-laki dan 20% pada
wanita.
9. Penyakit tulang, sendi dan kulit
Obesitas disertai dengan peningkatan risiko osteoartritis, yang terjadi akibat beban berat
badan yang disanggah oleh persendian. Diantara kelainan kulit yang menyertai obesitas
adalah acanthosis nigricans, yang ditandai dengan penebalan kulit yang kehitaman dari
lipatan kulit didaerah leher, siku dan ruang interfalang dorsal. Acanthosis nigricans
menunjukkan beratnya resistensi insulin dan akan berkurang dengan penurunan berat badan.
Disamping itu stasis vena meningkat pada individu obes.
10. Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan kelainan pernafasan pada saat tidur, dimana
terjadi penurunan aliran udara pada saat bernafas yang akan menyebabkan hipoksemia dan
hiperkapnia. Periode apnoe atau hipopnoe okstruktif ini disebabkan karena penutupan
sempurna atau sebagian dari aliran udara faring. Hal ini terjadi karena otot2 dibelakang lidah
mengalami relaksasi pada saat tidur. Akibatnya akan menutup saluran nafas yang akan
menyebabkan penghentian total atau sebagian dari proses bernafas, yang berlangsung sekitar
10 detik. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan saturasi oksigen didalam darah sehingga
dapat terjadi hipoksemia dan hiperkapnia. Obstructive sleep apnea ditandai dengan
mendengkur (snoring) yang dapat terjadi berulang-ulang selama tidur. Pasien biasanya
disertai rasa mengantuk pada siang hari. Diagnosis klinik OSA ditegakkan bila frekwensi

apnoe/hipopnoe per jam selama tidur (apnea-hypopnea index [AHI]) lebih dari 5 kali pada
orang dewasa. Berat ringannya OSA ditentukan berdasarkan perhitungan AHI :
OSA ringan > AHI 6 - 10 kali perjam
OSA sedang > AHI 21-40 kali perjam
OSA berat > AHI lebih dari 40 kali perjam
Bukti terbaru menunjukkan bahwa OSA merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya
hipertensi, morbiditas dan mortalitas kardiovaskular serta mati mendadak.

III.

DAFTAR PUSTAKA
1. Misnadiarly. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta:
Pustaka
Obor Populer, 2007.
2. Mutadin, Z. Obesitas dan Faktor Penyebabnya.[serial online]. 2002. [cited
2011 oct 6]. Avaible from: URL :
http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=378
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC,
2001.

OBESITAS
MODUL METABOLIK ENDOKRIN

NAMA : NI WAYAN LISTARI SETIA WATI


NIM : FAA 111 0047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015

Anda mungkin juga menyukai