Pendahuluan
Ilmu ukur tambang adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran,
pengambilan
data
atau
informasi
dalam
dunia
pertambangan.
Untuk
mendapatkan informasi itu dibutuhkan alat ukur. Sedangkan Ilmu ukur tanah
sering digunakan dalam dunia sipil dan lebih mengarah pada semua yang
berkaitan dengan pembangunan sipil. Sedangkan Ilmu ukur tambang lebih
mengarah pada dunia pertambangan.
Alat-alat yang sering digunakan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Theodolite
Waterpass
Kompas
GPS
Rambu Ukur
Tripot beserta unting-untingnya
Alat-alat tersebut mempunya fungsi yang berbeda-beda. Theodolit adalah
alat ukur untuk mengukur sudut. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kedataran suatu permukaan. Kompas ini digunakan untuk mengukur
arah mata angin. Tetapi untuk kompas geologi sering digunkan untuk mengukur
straight dan dip suatu rekahan atau endapan ore yang berupa vein. GPS sering
digunakan untuk memplot lokasi yang kita inginkan juga untuk mengetahui
kontur dari suatu daerah. Rambu ukur ini berpasangan dari theodolit yang
digunakan sebagai acuan tinjauan. Tripod ini merupakan kaki-kaki yang
digunakan untuk menegakkan theodolit sedangkan unting-unting ini digunakan
sebagai alat bantu pengukuran.
Alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk pengambilan data / informasi
baik data-data pada dunia pertambangan ataupun geologi. Untuk lebih jelasnya
alat-alat ini akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini.
1. Theodolite
Teodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai
pada satuan sekon ( detik ).
Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, theodolite sering digunakan dalam
pengukuran
polygon,
pemetaan
situasi
maupun
pengamatan
matahari.
Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut
vertikalnya dibuat 90.
Dengan adanya teropong yang terdapat pada theodolite, maka theodolite
bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung,
theodolite
sering
digunakan
untuk
menentukan
sudut
siku-siku
pada
d. Nivo kotak
e. Sekrup gerak horisontal
d. Tribrach
e. Kiap
1.2 Pesawat Theodolite T1 AE
Gambar 1
Theodolite T1 AE
Keterangan :
1. Visir 11. Centring optis
2. Teropong 12. Sekrup gerak halus horisontal atas
3. Sekrup pengunci gerak vertikal 13. Sekrup gerak halus pengunci atas
4. Sekrup okuler 14. Sekrup pengunci grk halus hz bwh
5. Kaca penerang 15. Sekrup gerak halus horisontal bwh
6. Teropong pembaca sudut 16. Lensa penerang
7. Sekrup obyektif 17. Nivo kotak
1.4
Gambar 2
Sketsa theodolit
Gambar 3
Sketsa penggunaan theodolit
12. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung
dengan cara memutar teropong ke segala arah.
13. Bila ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi beberapa
kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah sebelumnya.
Penyetelan akan dianggap benar apabila gelembung nivo kotak dan
nivo tabung dapat di tengah-tengah, meskipun teropong diputar ke
segala arah.
14. Pesawat diarahkan ke segala arah.
15. Cara pembacaan bak ukur :
16. Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang
berwarna merah dan hitam yang berada di atas warna dasar putih.
Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya
1 cm.
2. Waterpass
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar
(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu
yang berdiri vertical. Maka beda tinggi dapat dicari dengan menggunakan
pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan, atau datum,
ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang
ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut,
dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.
Didalam Ilmu Ukur Tanah, istilah menyipat datar (levelling) adalah suatu
proses penentuan ketinggian relatif suatu titik di atas datum tertentu atau
penentuan beda tinggi dari titik-titik tertentu. Datum yang digunakan biasanya
tinggi muka laut rata-rata atau sering disebut Mean Sea level (MSL). Hasil
pengukuran sipat datar dapat digunakan untuk merancang jalan raya,
menghitung volume pekerjaan tanah, perencanaan saluran irigasi, pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan data ketinggian tanah yang lainnya.
Gambar 4
Waterpass
2.1
Fungsi Waterpass
a. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
c. Menghitung volume pekerjaan tanah.
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara
umum.
2.2
Macam-Macam Pengukuran
1. Pengukuran
sipat
datar
resiprokal
(reciprocal
levelling)
adalah
pengukuran sipat datar dimana alat sipat datar tidak dapat ditempatkan
antara dua station. Misalnya pengukuran sipat datar menyeberangi
sungai/lembah yang lebar.
2. Pengukuran sipat datar teliti (precise levelling) adalah pengukuran sipat
datar yang menggunakan aturan serta peralatan sipat datar teliti.
2.3
tendensi
panjangnya
akan
berubah,
apalagi
jika
menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur tidak betul atau
tidak memenuhi standar lagi. Patahnya pita ukur akibat terlalu
kencangnya menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser
(berkurang).
c. Kesalahan yang bersumber dari alam. Adanya angin yang membuat
rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri
dengan tegak. Angin yang merupakan faktor alam, membuat pita ukur
menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan menjadi
lebih panjang daripada jarak sebenarnya.
3. Kompas
Secara umum pengertian kompas adalah alat untuk menunjukkan arah
mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Dalam pemetaan partisipatif,
kompas digunakan untuk mengukur azimuth atau besar sudut berdasarkan
perhitungan arah magnetis utara bumi.
Kompas yang sering digunakan dalam pemetaan adalah kompas bidik.
Kompas ini banyak digunakan karena bentuknya yang ringan dan sederhana.
Selain itu, juga terdapat jenis kompas seperti ini yang dilengkapi dengan alat
pengukur kemiringan (klinometer).
Gambar 5
Kompas
Gambar 6
Rambu Ukur
5. GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang terdiri atas
satelit di angkasa dan instrumen (alat yang digunakan) di bumi untuk menerima
sinyal dari satelit.
Gambar 7
GPS
Karena menggunakan sistem satelit, GPS hanya bekerja dengan baik jika
digunakan di tempat terbuka, sehingga sinyal dapat diterima dengan baik. Halhal yang dapat mempengaruhi penggunaan alat GPS saat di lapangan adalah
kanopi (tajuk pohon hutan), awan yang tebal, lembah, kabut dan ruang tertutup.
6. Tripod
Alat yang digunakan selain theodolit yakni Statip yang berfungsi sebagai
penumpu alat dari theodolit pada saat melakukan pengukuran. Alat ini biasanya
terbuat dari kayu atau alumunium yang dapat disetel sesuai dengan ketinggian
yang diinginkan. Pada bagian bawah (pada kaki) alat ini, terdapat bagian yang
agak lancip, yang berfungsi untuk menancapkan alat pada tanah supaya kokoh
dan tidak bergerak, hal ini sangat penting karena jika statif bergerak sedikit saja,
maka sudut yang dihasilkan akan berubah. Alat ini juga dapat ditinggikan atau di
pendekkan kaki-kakinya sesuai yang kita inginkan.
Gambar 8
Statip
7. Unting-unting
Unting-unting digunakan sebagai alat bantu pengukuran. Biasanya alat ini
digantungkan pada statip dan tegak lurus tergantung di atas patok. Dan pada
pengukuran di dalam terowongan unting-unting digantungkan pada langit-langit
terowongan.
Gambar 9
Unting
KESIMPULAN
Ilmu Ukur Tambang hampir sama dengan ilmu tanah, hanya Ilmu tambang
mengarah kepada dunia pertambangan. Alat-alat tersebut yaitu theodolit, tripod,
rambu ukur, GPS, waterpass, kompas, dan unting-unting.
Theodolit adalah alat ukur untuk mengukur sudut. Waterpass adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kedataran suatu permukaan. Kompas ini
digunakan untuk mengukur arah mata angin. Tetapi untuk kompas geologi
sering digunkan untuk mengukur straight dan dip suatu rekahan atau endapan
ore yang berupa vein. GPS sering digunakan untuk memplot lokasi yang kita
inginkan juga untuk mengetahui kontur dari suatu daerah. Rambu ukur ini
berpasangan dari theodolit yang digunakan sebagai acuan tinjauan. Tripod ini
merupakan kaki-kaki yang digunakan untuk menegakkan theodolit sedangkan
unting-unting ini digunakan sebagai alat bantu pengukuran.
Sudut-sudut dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung sudut diukur di lapangan dengan kompas, theodolit kompas, theodolit
biasa ataupun sextan. Sedangkan secara tidak langsung dapat diukur dengan
metode pita, yang harganya dihitung dari hubungan kuantitas yang diketahui
dalam sebuah segitiga atau bentuk geometrik sederhana lainnya. Tiga
persyaratan dasar untuk menentukan sebuah sudut diantaranya adalah
garisawal atau acuan, arahperputaran dan jarak (besar) sudut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://geomatika07.wordpress.com/.15 Maret
2011
2.
Angkasa Bandung