Anda di halaman 1dari 7

Jetty Testing

Didit H

Dear rekan-rekan,

Rekan-rekan barangkali ada yang punya pengalaman untuk test jetty.


Vibration/ simpangan pada waktu jetty dibentur kapal (berthing) bagaimana ngukurnya ?
Terima kasih atas bantuannya.

roeddy setiawan

Dear Pak Didit,

sebelumnya sori ini kalau salah, saya bukan civil atau geotech by training.
tapi kalau mau kuat atau tidak nya, barangkali ngak sulit pak, kita kembali ke wejangan nya mbah
Newton.

F = m a. kita pasang saja accelerometer di berting bapak dari displacement

yang terekord = X ,,,, d (dx/dt)/dt = a acceleration, massa nya kapal kk yang di pakai buat
ngegoyang kan ada di kapal . kalau F < dr F design sudah okay .

saya kira nanti banyak rekan mi;lis yg lain menambahkan.

Sadikin, Indera

Menarik sekali pertanyaannya Pak Didit. Ini buat jetty di Merak ya, Pak?
Kalau benar kayanya saya dulu pernah ikut survery. Feeling saya memang jettynya agak goyang.

Yang dikatakan Pak Roeddy benar. Saya coba lengkapi aja. Jetty didesign berdasarkan velocity
kapal saat berthing, jadi bukan acceleration. Velocity dan mass kapal menghasilkan energi
berthing yang oleh rubber fender diserap dan dikonversi menjadi gaya statik tekan ke struktur jetty.
Kalau mau pasang accelerometer tempatnya bukan di berth, tapi di kapal. Dari acceleration yang
terbaca dan mass kapal didapat gaya berth F. Kalau pasang accelerometer di berth yang mau
didefinisikan sebagai mass berth yang mana? Apakah mass girder? Atau girder + pile? Atau girder
+ pile + tanah dibawahnya?
Informasinya akan meaningless. Informasi gaya F juga meaningless kalau ga dihubungkan dengan
reaksi struktur.
Untuk assessment kekuatan jetty maka Bapak bisa minta hitungan dari civil engineer berapa besar
defleksi teoretik jetty terhadap gaya reaksi fender.
Misalkan untuk reaksi fender sebesar 100 ton, jetty terdefleksi 10 mm. Nah berikutnya yang
menarik adalah data akuisisinya. Bapak butuh displacement measurement system yang time
based. Misalnya 10 data/second atau lebih. Yang diukur adalah defleksi dinamik karena setelah
berth kapal akan sedikit bounce balik lagi. Jadi mungkin defleksi maksimum ini hanya terbaca
dalam beberapa second. Bapak bisa pakai laser displacement measurement system yang umum
digunakan untuk monitoring struktur jembatan atau rel kereta. Saya ga tau disini ada yang jual apa
nggak. Biasanya dipakai untuk ukur defleksi dan vibration di jembatan yang dilewati kereta.

Pak Didit bisa pasang di, misalnya, pier jetty No. 1 yang paling ujung dan ga kena berth. Pier No. 1
kita jadikan sebagai titik referensi. Sensor dipasang di pier yang mau kena berth. Kalau bisa minta
sama barge master dan tug untuk approach dengan sedikit sudut biar hull kena 1 pier aja
walaupun mungkin susah karena kapten kapal biasanya ga mau disuruh yang aneh2 dan risky
terhadap hull-nya.

Kalau defleksi jetty behave ga jauh dengan defleksi teoretik, maka struktur OK. Kalau excessive
berarti something wrong. Kalau ga sesuai maka Bapak punya kerjaan tambahan lagi. Yang bikin
over defleksi, struktur atau pondasi seabed-nya? Kalau pier jetty pakai steel pipe kita bisa cek
dengan pasang strain gage. Kalau setelah dicek stressnya OK maka tanahnya yang ga kuat.

Ribet juga ya Pak. Soalnya barang yang mau dites besar sekali dan kondisinya dinamik.
Pertanyaan Pak Didit bagi saya sangat menarik karena selama ini test jetty hanya "ceremonial"
saja. Dihadiri pejabat dan lain2, kalau udah berth dan ga ambruk terus tepuk tangan. Tapi
kekuatan dan kekakuan strukturnya tetap misteri :)

Didit H

Pak Sadikin benar Jetty ini untuk di Merak.


Perusahaan tempat dimana saya kerja akan expansi existing Jetty yang ada (dari 35.000 DWT ke
55.000 DWT).
semua data dan facility ok. Simpangan/ vibrasi dapat diestimasi secara statical calculation, dari
transfer Energi Kinestis dibagi dengan simpangan yang ada (rencana) akan didapat gaya yang
harus dipikul oleh tiang pancang/ Jetty.
Permasalahan yang ada seperti Pak Sadikin bilang, selama ini test untuk cek vibrasi (actual) saya
belum pernah melakukan (hanya tepuk tangan pejabat untuk ceremonial saja yang sering).
Ok, terima kasih buat pak Sadikin atas informasinya sudah agak mendekati dengan yang saya
maksud, mungkin dari rekan-rekan ada yang dapat memberikan informasi yang lebih detail ?

Feri Herliawan
Pak Didit,

Kapal yg akan bersandar (berthing) memiliki energy nah energy yg terjadi akibat tumbukan kapal
ke struktur biasanya diredam dahulu oleh fender sehingga energy yg masih tersisa akibat
tumbukan kapal masih acceptable oleh struktur.

Biasanya setelah Jetty selesai dibangun dilakukan first berthing (test) untuk sertifikasi yg
disaksikan oleh dishub, ditjen hubla, adpel dan otoritas pelabuhan setempat secara visual.

uci sanusi

Iya pa Didit,

sesuai email saya japri itu, dengan LVDT (load transducer, load cell) kita bisa mengukur
persamaan gelombang dan dapat dikonversi menjadi gaya.

Kalau PIANC mensyaratkan E = 0.5 Md Vkuadrat Cc Cb Cs Cm, koefisien2 tersebut bervariasi


tergantung dari cara berthing kapal, ada yang 1/3 point, 1/4 point, back berthing, parallel berthing
dll. Jadi memang allowance untuk dynamic load sudah di dalam rumus tadi. Dari E ini kita bisa
mencari berthing load dan shear load yang terjadi di titik dermaga jetty tersebut.

Zainal Abidin

Pak Didit Yth,

Getaran dapat diukur dengan sensor Acceleration special Pak, yaitu ultra low frekuensi & ultra
high sensitivity.

Simpangan dapat diperoleh dengan cara mengintegrasikan sinyal tersebut 2 kali. Tapi memang
perlu pengalaman untuk melakukannya.

Pengukurannya perlu pre-trigger agar data yang terjadi tidak terpotong. Jadi mirip pengujian bump
test untuk mesin rotasi tetapi parameter pengukurannya tidak sama karena getaran struktur jetty
saya rasa frekuensi naturalnya ada yang di bawah 0.5 Hz.

Hendrarto Setyadji

Pak Didit,
kalau yg dimaksud 'displacement' disarankan kurang dari 1/200 dari tinggi struktur (jarak dek jetty
dan dasar tanah dibawah air).
Cara mengukurnya menggunakan gauge.

Semoga membantu,

roeddy setiawan

pak Didit,

dulu saya dapat bantuan dr rekan dept teknik sipil itb, tidak persis untuk jetty, tapi buat struktur di
wtr depth 200 meteran. hasilnya memuaskan. dg alat yang memadai just accelerometer, dg wave (
yang ini saya lupa dr mana ambilnya, mungkin kita pasang juga ) semua parameter penting, keluar
dan struktur layak pakai. coba kontak2 dg ahli2 disana.

Indra Wanto

Dear,

Ya ini termasuk Structural Modal Analysis Testing.


Data acqusitionnya bisa menggunakan Accelerometer, Strain Gauge dan Spectrum Anlyzer, dll.
kalu di Jetty beban eksitasinya cukup beban gelombang saja (random excitation).

1. Di ITB lab Mesin ada pakarnya, pak Dr. Komang Bagiasna


2. Di IPN/PTDI juga ada yg biasa melakukan test ini (biasanya untuk pesawat tapi similar untuk
bangunan2 struktur lainnya), coba hubungi bagian Aeroelasticity, dng Dr. Erwin Sulaeman.

Arif.Wibisono

Saya coba menambahkan uraian Mas Sadikin,

Memang benar jetty didesign untuk menahan beban kapal pada proses berthing (kapal merapat)
dan mooring (kapal ditambat). Hitungan berthing dan mooring loads bisa mengacu ke PIANC
(Eropa) dan saya pribadi lebih suka refer ke OCIMF yang emang udah well known untuk masalah
ini. Kalo mo hitungan sederhana, bisa pakai manual. Contoh itungan ada di OCIMF Mooring
Equipment Guidelines atau bisa liat di brosur-brosur Fender (misal Fentek). Atau kalau mau pake
software, bisa pake OPTIMOOR (silakan googling, mereka sediain download untuk demo version-
nya). Sebagai catatan, fender load (akibat proses berthing dan/atau mooring) dan mooring load
(akibat proses mooring) ini saling berinteraksi terhadap struktrur jetty. Fender load akan
memberikan gaya tekan pada fender yang akan diteruskan ke jetty, sehingga struktur cenderung
ter-defleksi ke arah darat, sedangkan mooring load memberikan gaya tarik lewat mooring line
yang biasanya diikat ke bollard atau hook sehinggan struktur cenderung terdefleksi ke arah laut.
Perlu diketahui bahwa fender load tidak 100% tersalurkan ke struktur jetty, karena ada sebagian
yang diserap oleh fender dalam bentuk fender yang terdefleksi. Kalo liat di brosur fender, bisa
ditemui fender dengan dimensional yang sama mempunyai kemampuan Energy Absorption dan
Reaction yang berbeda karena penggunaan material yang berbeda. Biasanya material atau type
fender dengan kemampuan Energy Absorption yang besar (dan otomatis Reaction Energy-nya
kecil) mempunyai harga lebih mahal (jelas dong, he3x).

Begitu kita tau fender load dan mooring load, dengan ditambah dengan beban-beban lain (i.e.:
beban mati, beban hidup, beban ombak/angin/arus, beban gempa, dll) kita bisa melakukan
analisa struktur dari jetty. Biasanya orang civil pake software SAP2000, SACS atau STAAD. Kalau
pakai SAP2000 or SACS dan jika jetty kita pakai pile, kita bisa lakukan Soil Structure Interaction.
Jadi struktur dan pile kita modelling menjadi satu. SACS lebih mudah, karena kita tinggal
membuat modelling struktur dan memasukan parameter-parameter tanah. Dia otomatis akan
hitung sesuai dengan code yang kita pilih untuk struktur atasnya dan desain pile sesuai API
RP2A. Sedang kalau pakai SAP2000, emang agak sedikit ribet. Kita harus memodelkan tanah
dalam bentuk non-linear spring (as per p-y, t-z dan Q-z API RP2A), baru setelah itu kita
aplikasikan ke model kita.

Dari analisa struktur, kita bisa tahu defleksi/displacement teoritis yang terjadi akibat beban yang
bekerja (tinggal dilihat load combination-nya saja). Mungkin ini bisa kita jadikan guidance untuk
mengukur defleksi aktual yang terjadi dilapangan (Maaf, saya lebih suka mengunakan
terminology 'defleksi/displacement' dari pada 'vibration/simpangan', karena 'vibration/simpangan'
memberi kesan dimanis.Memang dinamis siy, tapi proses berthing/mooring relatif dalam waktu
singkat dibanding umur dari struktur itu sendiri).

Untuk ngukur defleksi struktur jetty, bisa aja pakai ide Mas Sadikin. Kalau mau yang sederhana,
kasih aja penggaris dibagian belakang jetty (bukan sisi jetty untuk kapal merapat). Trus bikin
jarum untuk membaca pergeseran/displacement dan jarum ini harus diikat ke struktur yang TIDAK
berhubungan dengan jetty. Jadi ketika jetty+penggaris bergerak akibat berthing/mooring, jarum
penunjuk tetap pada posisi semula. Mau penggaris atau jarum penunjuk yang di jetty itu terserah,
tapi jangan dua-duanya (he3x) Atau yang lebih canggih lagi, bisa saja dipasang tranducer disuatu
tempat yang dimana kemungkinan defleksi maksimum terjadi, trus tranducer tersebut
dihubungkan ke DGPS untuk mengetauhui posisi awalnya. Pada saat kapal merapat, kita bisa
perhatikan perubahan koordinat tranducer. Menurut saya cari ini paling bagus, karena kita bisa tau
defleksi untuk semua arah (sumbu x, y dan z)

Oh ya, kalau ada budget (he3x), mungkin perlu juga dipertimbangkan untuk digunakannya
semacam Integrated Berthing System. Silakan googling Harbour Marine Engineering (Australia),
Mampaey (Belanda), Strainstall (Belgia), atau vendor yang lainya. Mereka punya system yang
bisa digunakan untuk mempermudah proses berthing/mooring, dengan memonitor arah kapal,
kecepatan kapal dan kondisi lingkungan (ombak/arus/angin). Jadi kemungkinan terjadi berthing
yang tidak dikehendaki dapat diminimalkan.
Pengalaman saya, proses berthing/mooring saya tergantung pada kondisi lingkunan
(ombak/arus/angin) dan kelihaian dari mooring master. Saya pernah lihat, pada kondisi cuaca
yang bagus, mooring master tersebut bisa merapat ke jetty yang baru kita bangun dengan sangat-
sangat smooth. Hampir ga kerasa efek benturan oleh kita yang berdiri di jetty. Emang system ini
(mungkin tidak) memberikan data tentang defleksi yang terjadi, tapi dengan memonitor kondisi
kapal dan lingkungan, diharapkan berthing yang tidak dikehendaki (misal karena over speed, dll)
bisa dieliminir.
Semoga membantu

Zainal Abidin

Pak Indra Sadikin Yth,


Kami memiliki beberapa jenis laser, seperti laser interferometer (untuk mengukur ketelitian mesin
perkakas), laser vibrometer (untuk mengukur velocity getaran), maupun laser triangu- lation untuk
mengukur ketebalan & simpangan getaran tapi saya pikir akan sulit untuk menggunakannya
untuk pengujian impak pada jetty testing karena laser tersebut harus dipegang oleh sesuatu yang
tidak bergerak sama sekali!
Karena itu saya sarankan menggunakan accelerometer yang hasilnya merupakan gerak absolut
terhadap tanah yang diam. Pengukuran gaya yang terjadi juga dimungkinkan menggunakan load
cell yang kapasitasnya besar. Load cell kemungkinan bisa dipasang pada fender atau kapal, jelas
perlu dibuatkan adapter khusus. Kami punya load cell yang kapasitasnya 50 ton. Teman2 Sipil
punya load cell yang kapasitasnya sd 200 ton.

Untuk Pak Arief:

Untuk mengamati effek benturan diperlukan pengukuran dinamik (apalagi kalau ordenya singkat).
Semakin singkat fenomena yang terjadi, semakin lebar kandungan frekuensinya (artinya semakin
banyak sinyal berfrekuensi tinggi). Oleh karena itu pengukuran menggunakan jarummungkin tidak
akan menghasilkan apa-apa,karena frekuensi responnya sangat rendah. Kalau kita menggunakan
dial indikator untuk mengukur getaran yang frekuensinya di atas 3 Hz maka tdk akan terbaca apa-
apa. Apalagi impak yang terjadinya sangat singkat. Setahu saya (CMIIW) DGPS hanya bisa
mengukur teliti dengan ketelitian mm, bila waktu pengamatannya cukup lama. Untuk GPS
kendaraan sudah coba ketelitiannya Pak? Coba baca, lalu bapak pergi 25 meter, lalu kembali ke
tempat yang sama, apa hasilnya sama? Bedanya berapa meter Pak? :-)

Untuk Pak Didit:

Adalah penting untuk mendefinisikan kembali, apa yang mau diukur? Sensor apa yang sebaiknya
digunakan untuk mengukurnya? Pengukuran temperatur misalnya, bisa menggunakan
termometer, termokoper, termistor, IC, pyrometer (CMIIW), infrared termometer maupun
termography dll. Masing-masin punya kelebihan dan kekurangan. Salah mendefinisikan apa yang
mau diukur, pengukuran sia-sia. Salah memilih alat ukur, hasilnya tidak akan akurat (bahkan bisa
salah). Kadang2 pakai alat lain bisa tetapi untuk menghasilkan data yang sama dengan alat
pertama, effort yang diperlukan jauh lebih banyak.
Bagaimanapun, saya menghargai keinginan Pak Didit untuk mengukur karena kalau hanya
menggunakan komputer modelling saja dan terlalu banyak asumsi, bisa jadi overdesign atau
bahkan rubish in rubish out!
Semoga berguna,

Sadikin, Indera
Pak Zainal,

Thanks atas masukannya Pak. Bapak benar sekali. Setelah saya pikir2 memang pasang
accelerometer bisa juga dapat defleksi secara tidak langsung. Hasil record accelerometer kita
masukkan spreadsheet dan integrasikan secara numerik dx = v x dt = a x dt x dt seperti yang
sudah disebutkan Pak Roeddy sebelumnya. Dulu saya pernah melakukan measurement
acceleration yang sama pakai spreadsheet juga di material handling equipment. Tapi saat itu
hanya sebatas sampai vibration saja.

Untuk marine structure saya lebih banyak pengalaman pakai laser buatan sendiri dan so far hasil
measurement dan analisis cukup memuaskan. Kalau Pak Zainal punya laser triangulation boleh
cerita2 lebih banyak Pak. Siapa tahu suatu saat bisa saya pinjam hehehe. Saya kira pakai laser di
jetty masih bisa. Kebetulan saya pernah main2 ke jetty Pak Didit di Merak. Di sana ada trestle ke
ujung mooring point yang strukturnya independen dari jetty. Saya kira laser beam bisa
ditembakkan dari sana ke point of berth. Hasil yang terbaca adalah real displacement bukan
displacement turunan seperti kalau kita pakai accelerometer.

Untuk pasang load cell theoretically sangat bagus tapi saya kira kurang practical. Anda harus bikin
steel structure tambahan untuk adaptor dudukan rubber fender dan konsekuensinya harus sedikit
merusak struktur betonnya supaya fender load cell masih sama rata dengan fender lainnya. Bloody
big job. Belum lagi harus masukin mobile crane buat handle fender. Mau mobilize lewat mana?
Masak kita harus sewa satu barge crane cuma buat masang load cell kecil hehehe. Jadi mending
pasang accelerometer juga di kapal dan baca load pakai persamaan F = m x a seperti usul Pak
Roeddy.

Afterall, saya salut dengan Pak Didit yang care dengan measurement. Menurut saya measurement
adalah ultimate engineering skill yang kadang di underestimate. A good designer tidak bisa
sekedar piawai dalam modelling dan calculation di komputer saja. Butuh pemahaman yang
mendalam tentang sistem
sebelum kita bisa melakukan measurement yang tepat.

"... when you can measure what you are speaking about, and express it in numbers, you know
something about it." -- Lord Kelvin

Anda mungkin juga menyukai