Anda di halaman 1dari 5

Rigging Method for "Critical Lift" Heavy

Equipment

Pertanyaan dari Pak Riksha
Mohon sumbang sarannya dari para professional Rigging Indonesia.
Kumpeni tempat saya kerja berencana akan Major Turnaround di 1Q 2015.
Dan salah satu agendanya adalah replacement Heavy equipment (Settler Pressure Vessel, dimensi :
18m Length x 7m (Width) x 8m Tot Height (incl.saddles + Nozzles), berat kosong 210 metric Ton.
Dimensi vessel lama vs baru, adalah sama.
Tapi vessel baru kami lebih berat, karena shell menggunakan thickness yg lebih tebal sesuai req.
baru di plant kami.
Rigging study sedang dilakukan oleh satu perusahaan spesialis Heavy Lift.
Mengingat lokasi vessel lama ini berada di tempat yg "sudah padat oleh pipings, structures & other
equipments", maka pengerjaan Rigging nantinya juga memperhitungkan Demolition & Re-Installation
equipments + Pipings sekitar lokasi, etc yg terkena jalur pengangkatan.
Termasuk "Critical Lift" karena punya lebih dari satu High Risk Factor yg teridentifikasi saat ringging
study
Riset sementara dari Rigging Study, direkomendasikan memakai Crawler Crane kapasitas 1600Ton
dengan Main Boom Length 84m, SL Mast Length 50m.







note : Kumpeni kami punya Prosedur untuk kategori Critical Lifting & tiap tahun di review untuk
memastikan tetap applicable.
Pertanyaan saya,
1. Faktor atau hal hal apa lagi yg mesti dipertimbangkan selain melakukan Lifting Assessment, JSA,
Pre-Lift meeting, Permitt, Trained Man Power, Scope of Work, etc ?
2. Riset dari kumpeni Heavy Lifting belum memasukkan data perhitungan kekuatan tanah / Ground
Bearing Capacity.
3. Dari segi finansial, Cost-cost apalagi yg mesti diperhitungkan selain biaya asuransi, sewa crane,
Mob-Demob, Man-Power, security + Road permitt ?
Terima kasih atas sharing knowledge-nya dari para Professional Rigging Indonesia





Respon 1 : Isa
Ground bearing requirement di bawah crawler crane pada saat pengangkatan sangat penting dan
sangat mempengaruhi cost dari project untuk ground preparation (di crane position). Pemilihan crane
adalah yang sesuai untuk pengangkatan tersebut, crane yang over capacity mungkin bukan solusi
yang baik terutama jika menggunakan floating superlift counterweight.

Respon 2 : Agussur
Sedikit menambahkan, menimbang lokasinya yg crowded maka perlu dipertimbangkan juga hal-hal
sbb:
1. - Rigging plan harus dimodelkan benar2 sesuai area dgn mempertimbangkan swing cranenya.
(lebih baik jika dimodelkan 3D, spy bisa diputar2 untuk mengetahui apakah masih bertabrakan dgn
struktur sekitar).
- untuk menjaga posisi vessel tetap ontrack perlu ditambahkan tagline (karena saat crane swing
pergerakan benda yg diangkat tidak beraturan).
2. - jika daya dukung tanah rendah, untuk mengurangi tekanan ke tanah bisa ditambahkan plate baja
sebagai landasan roda crane.
- perlu dipertimbangkan juga efek pergerakan tanah lateral akibat beban crane terhadap pondasi
(pile) equipment disekitarnya. (kasus pile conveyor batubara yg riskan/patah terhadap timbunan
batubara disampingnya). mungkin bisa dimodelkan dgn Plaxis.
3. - ini mau sewa vendor heavy lifting atau mau diangkat sendiri pak? kalau diangkat sendiri perlu
dipastikan semua alat (padeye, sackle, sling, crane) dalam tagging warna hijau :D

Respon 3 : David
Sesuai narasi Bapak bahwa ada perusahaan spesialis heavy lift yang akan mengeksekusi pekerjaan
tersebut, maka dari Kumpeni Bapak tinggal mereview lifting plan yang mereka ajukan apakah sesuai
dengan standard/prosedur di tempat Bapak.
Mengenai kriteria kritikal lift, setiap perusahaan mempunyai kebijakan masing2. Umumnya hal ini
berkaitan dengan berat total beban vs. rated capacity crane, kondisi disekitar lifting area (near power
line, underground facilities, over operating facilities, dan adanya obstacle lainnya), dan jenis barang
yang diangkat itu sendiri (explosive, radioactive, & other high risk factor).
karena secara global Bapak sebenarnya sudah mengetahui apa yang menjadi concern, saya coba
menjawab pertanyaan yang ketiga, karena akan berpengaruh pada pertanyaan yang pertama dan
kedua. berikut adalah concern tambahan dari saya;
1. Ground bearing capacity seharusnya ada tercapture di lifting plan. Karena kombinasi jenis crane +
load yang akan diangkat akan banyak berpengaruh pada ground pressure yang diciptakan olehnya.
2. Road/ground bearing capacity improvement akan ditanggung oleh siapa? hal ini harus tercapture di
kontrak. ground beraing capacity bisa di akali misalnya dengan penggunaan crane mats. siapa yang
provide?
3. Proses assembling/dismantle crane besar akan membutuhkan crane + equipment pembantu. siapa
yang menyediakan kebutuhan ini?
4. Apakah efisien dengan menggunakan crane besar ini. Seharusnya ada Engineer dari kumpeni
Bapak yang bisa mengkalkulasi (rough calculation) tentang kebutuhan crane. Kadang perusahaan
lifting sengaja menjual crane besar mereka yang sebenarnya belu tentu kita butuhkan.
Sekian dari saya, semoga bisa sedikit mengingatkan apa yang sudah Bapak pikirkan sebelumnya.


Respon 4 : Riksha
Pak Syarif & Pak David,
Terima kasih atas tanggapan & sarannya. Sangat bermanfaat & akan saya masukkan di dalam
agenda meeting untuk di bahas bersama sama.
Untuk informasi, Rigging Study yg dilakukan belumlah sampai tahap final.
Laporan beserta sketsa gambar yg mereka propose ke kita pun banyak kita beri komentar. Terutama
dari divisi Heavy Lifting Dept kami di sini.
Pada proposal kedua, mereka merekomendasikan penggunaan Crane kapasitas 1600Ton dengan
total Boom Length 84m. Karena memang posisi vessel tua kami ini berada di tempat yg sempit sekali.
Terjepit di antara 1 sister vessel yg dimensinya sama persis (2 horiz. vessel identik yg posisinya
hanya terpisah 15 meter).
Vessel tua ini di pasang saat development plant kami dahulu tahun 2000 an & belum se padat plant
skrg.
Penggunaan lebih dari 1crane kapasitas kecil juga tidak memungkinkan karena dekat vessel ini ada
pipe rack beton setinggi 12 meter yg mengelilingi.
Makanya direkomendasikan memakai crane yg punya boom sepanjang 84m itu, agar vessel ini
nantinya akan diangkat melewati Pipe Rack + semua equipments yg berdekatan. Crane + SPMT pun
hanya bisa sampai di luar pipe rack karena memang space longgar berada di luar pipe rack.
Dari riset sementara, ada menggunakan Crane Mats sebagai alas cranenya. Itu mungkin kenapa
tidak ada perhitungan Ground Bearing Capacity dari mereka.


Respon 5 : Syarif
Memang untuk membicarakan lifting study/plan tanpa melihat plan layout itu agak susah karena
obstacle nya tidak terlihat. Item-item yang diinfokan Pak David itu itu benar, tetapi untuk gamblangnya
biasanya Ground Preparation itu ditanggung oleh project owner/main contractor. Untuk crane yg
cukup besar, misalnya crane dg kapasitas 1600T, terkadang ground improvement harus dipancang
untuk memenuhi ground bearing pressure pada saat pengangkatan (cost tambahan utk piling cukup
lumayan).
Pemilihan crane juga dipengaruhi oleh policy di perusahaan bapak/project owner/main contractor,
beberapa owner menentukan allowable percentage lifting capacity utk di area mereka. Kalo owner
menetukan percentage lifting capacity cukup rendah (<80%), maka pasti crane yang dibutuhkan itu
akan lebih besar dan secara lifting operation untuk crane yg menggunakan floating superlift agak
sulit. Untuk info, crane loadchart yang ada di crane itu dibuat manufacture 75%-85% (tergantung
crane manufacture) dari tipping load. Beberapa owner/main contractor sebaiknya memperhatikan ini,
sehingga tidak memilih crane yang over capacity yang bahkan bikin susah nantinya.
Tidak semua heavy lifting company mencantumkan Ground bearing pressure requirement di lifting
plan drawing nya, tetapi bisa di mintakan caculation sheet tersendiri.

Respon 6 : Tohari
Ijin menyimak tentang lifting complex dimana operasi ini melewati pipe
rack HC yg nilainya fantastis. Apa spesifikasi crane dan load chart
bisa di share juga pak?
Karena dengan kapasitas 1600 T pasti sangat banyak prosedur yg harus
dibuat, apalagi dengan kondisi yg serba terbatas.
Thanks atas sharing-nya senior.
Pak Herry,
Sepertinya sudah layak milist ini dibuatkan KBK Lifting pak, semoga
segera hadir KBK tersebut.

Respon 7 : Effendy
Pak Riksha,
Berapakah Jarak Lifting Radius Vessel Bapak? Kami Juga mempunyai proyek Shut Down 2014
Heavy Lifting yang berat vesel hampir sama dengan khasus bapak, detail proyek kami adalah:
1. Berat 220 Ton, Vertical Vessel Panjang 27 M, Dia 2.1 Meter
2. Lifting Radius 40 M
3. Kapasitas Crane 1250 Ton Crawler : Boom=84 Meter, Super Lift Boom 40,5 M, Super Lift Radius=
18 M, Counter Weight 250 Ton, Super Lift Counter Weight - 450 Ton
4. Maximun Ground Bearing Pressure 0,45 Ton/M2
Melihat berat vessel kita hampir sama, dan apabila lifting radius bapak kecil dari 40 M saya rasa 1250
Ton Crane sudah cukup.
Walaupun menggunakan crane mat Ground Bearing juga harus di perhitungkan. Ini bisa di dapatkan
dari Crane Supplier atau Heavy Lift contarktor. Mereka cuma memasukkan Crane configurasi di
dalam software dan akan keluar hasil Ground bearing. Kami juga akan melalukan Ground Preparation
dengan menggunakan Sertu/kerikil dengan ketebalan 200 MM, di compact dan akan dilakukan
Ground Bearing Tes di 4 titik dan Crane Mat juga digunakan.
Hal-Hal Lain yang perlu di perhatikan adalah:
A. Karena bapak akan menggunakan crane 1600 Ton (Kemungkinan Besar akan menggunakan CC-
8800) maka tempat untuk assembly crane harus cukup besar karena bapak akan menggunakan
crane 500 Ton untuk assembly Crawler Crane (Berat Rantai Crawler = 45 Ton) dan assembly boom
84 Meter akan butuh tempat yang cukup panjang.
Selain itu sewaktu actual lifting bapak memerlukan crane 50 Ton untuk mengangkat Super Lift
Counter Weight, tempat parkir SPMT, dan lain lain.
B. Cost tambahan yang perlu di perhitungkan, apakah ada removal existing Structure, piping, dan
infrastructure lain nya (Fire water Hydrant, Lamp post, Platform, cabel tray), termasuk Biaya Jack
Down Vessel dari SPMT (Terbaik adalah Lifting Langsung ke SPMT)
D. Kalau untuk Rigging Tackle (Spreader Beam, Shackel, Sling, dan lain2) termasuk Crane Mat harus
di sediakan oleh heavy lift kontarktor.
E. Butuh waktu yang cukup untuk melakukan Litting Study, saya rasa dengan AutoCad Plot Plan,
elevation view, dan structure drawing serta site visit Lifting study bisa dilakukan dengan baik.
Pertimbangan lainnya adalah perlu waktu 1 Tahun untuk Booking Crane berkapasitas besar apalagi
crane 1600 Ton. (contoh kasus kami heavy lift kami di Asia Tenggara tetapi Crane 1250 Ton
sekarang berada di Timur Tengah) Crane supplier minta tambahan mobilisasi dari timur tengah ke
Asia Tenggara 1,2 Juta USD, apabila kita booking di bawah waktu 1 Tahun

Respon 7 : Syarif
Pemilihan crane kita sesuaikan dg beban yg akan diangkat, kondisi area , dan penggunaan superlift
counterweight (termasuk crane operationnya). Dalam project yang pasti ground preparation akan
menjadi cost, kalo GBP (ground bearing pressure) requirement lbh kecil otomatis cost nya akan
menjadi lbh kecil.
Untuk lifting yang menggunakan superlift counterweight, harap dicountercheck apakah dgn
percentage lifting capacity (terutama kalao lifting study menunjukkkan <85%) tidak menjadi masalah
pada pengoperasiannya (apakah SL Counterweight akan floating).
Safety factor akan menentukan besarnya crane, makin besar safety factor maka makin besar crane
yg akan digunakan dan kemungkinan mengharuskan crane besar tanpa superlift counterweight
secara operational. Cost nya pasti juga akan lebih tinggi. Published loadchart itu 75%-85% tipping
load, jadi kita bisa menghitung berapa persen safety allowance nya sendiri.

Respon 8 : Syarif
Pak Effendy,
Untuk sharing aja, kalo Pak Effendy pake Demag CC6800 sebaiknya di extend SL Counterweight
radiusnya ke 21 m (klo msh ada space). Ground bearing pressure yg diinfo mgkn bisa dichek lagi, dg
konfigurasi dan beban yg diinfo GBP requirement menurut kalkulasi itu sekitar 22T/m2 under mats. Ini
sharing aja.


Read more: http://perantaubatam.blogspot.com/2014/05/rigging-method-for-lift-heavy-
equipment.html#ixzz36BKEXIn8

Anda mungkin juga menyukai