Anda di halaman 1dari 29

Anamnesa Dan Pemeriksaan Fisik Gangguan Perkemihan

Sistem Urogenitalia
Urologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit dan kelainan
traktus urogenitalia pria dan traktus urinaria wanita. Organ urinaria terdiri atas ginjal dan
salurannya, ureter, buli-buli dan uretra. Organ reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, vas
deferens, vesikula seminalis, prostat dan penis. Kebanyakan organ urogenitalia terletak di rongga
retroperitoneal, kecuali testis, epididimis, vas deferens, penis dan uretra.
Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitonial bagian atas,
berbentuk mirip kacang dengan sisi cekung menghadap ke medial. Pada hilus terdapat pembuluh
darah, sistem limfatik, sistem saraf dan ureter meninggalkan ginjal. Secara anatomis ginjal
terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta
nefron, sedangkan di dalam medula banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional
terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis dan
duktus kolegentes. Urin yang terbentuk di dalam nefron akan disalurkan melalui piramida ke
sistem pelivaklises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises ginjal
terdiri atas kalis minor, infundibulum, kalis major dan pielum/pelvis renalis.
Fungsi ginjal, selain membuang sisa-sisa metabolisme tubuh melaljui urine, ginjal berfungsi juga
dalam (1) mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone)
dalam mengatur jumlah cairan tubuh, (2) mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, (3)
menghasilkan beberapa hormon, antara lain eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel
darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta hormone prostaglandin.
Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari pielum
ginjal ke dalam buli-buli. Jika terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi kontraksi otot polos
yang berlebihian yang bertujuan untuk mendorong/mengeluarkan sumbatan itu dari saluran
kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan
irama peristaltik ureter. Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara
anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada di
tempat lain, sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari gunjal seringkali tersangkut di
tempat itu. Penyempitan tersebut adalah (1) perbatasan antara pelvis renalis dan ureter, atau
pelvi-ureter junction, (2) tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan (3) pada saat
ureter masuk ke buli-buli.
Buli-Buli
Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman.
Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1) permukaan superior yang
berbatasan dengan rongga peritonium, (2) dua permukaan inferiolateral, dan (3) permukaan
posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.
Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkan melalui uretra
dalam mekanisme miksi (berkemih). Kapasitas buli-buli dalam menampung urin pada orang

dewasa kurang lebih adalah 300-450 ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut
formula dari Koff adalah:
Kapasitas buli-buli = {Umur (tahun) + 2} x 30 ml.
Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas
simfisis sehingga dapat dipalplasi dan diperkusi.
Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke laur dari buli buli melalui proses miksi,
dan secara anatomis dibagi menjadi uretra posterior dan uretra anterior. Panjang uretra pada
wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan pada pria kurang lebih 23-25 cm. Perbedaan panjang
inilah yang menyebabkan hambatan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada pria. Uretra
posterior pria terdiri atas uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar
prostat, dan uretra pars membranacea. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh
korpus spngiosum penis, dan terdiri atas (1) pars bulbosa, (2) pars pendularis, (3) fossa
navikularis, dan (4) meatus uretra eksterna. Di dalam lumen anterior terdapat beberapa muara
kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi.
Panjang uretra wanita kurang lebih 4 cm dengan diameter 8 mm, dan berada di bawah simfisis
pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, di
antaranya kelenjar skene.
Kelenjar Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan rektum dan
membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk sebagai buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm
dan beratnya kurang lebih 20 gram. Prostat menghasilkan suatu cairan yang meruapakn salah
satu komponen dari cairan ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara
di uretra posterior dan dikeluarkan berasama cairan semen lain saat ejakulasi. Jika kelenjar ini
mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas, dapat mengobstruksi uretra
posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.
Testis
Testis adalah organ genetalia pria yang terletak dalam skrotum. Ukuran pada orang dewasa
adalah 4x3x2,5 cm, dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid. Di luar tunika albuginea terdapat
tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dartos. Secara
histopatologis, testis terdiri atas 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Testis
mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1) arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, (2) arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan (3)
arteri kremastika yang merupakan arteri epigastrika.
Epididimis
Epididimis adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas kaput, korpus dan kauda
epididimis. Kauda epididimis terhubung dengan testis melalui duktus eferentes. Vaskularisasi
epididimis berasal dari arteri testikularis dan arteri deferensialis. Di sebelah kaudal, epididimis
berhubungan dengan vasa deferens.

Vas Deferens
Vas deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 30-35 cm, bermula dari kauda
epididimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Dalam perjalanannya
menuju duktus ejakulatorius, duktus deferens dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu (1) pars
tunika vaginalis, (2) pars skrotalis, (3) pars inguinalis, (4) pars pelvikum dan (5) pars ampularis.
Duktus ini terdiri atas otot polos yang mendapatkan persarafan dari sistem simpatik sehingga
dapat berkontraksi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke uretra posterior.

Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di dasar buli buli dan disebelah kranial dari kelenjar. Panjangnya
kurang lebih 6 cm berbentuk sakula-sakula. Vesikula smeinlais menghasilkan cairan yang
merupakan bagian dari semen.
Penis
Penis terdiri atas 3 buah korpora berbentuk silindris, yaitu 2 buah korpora kavernosa yang saling
berpasangan dan sebuah korpus spongiosum yang berada di sebelah ventralnya. Korpus
spongiosum membungkus uretra mulai dari diafragma urogenitalis dan dis sebelah distal dilapisi
oleh otot bulbo-kavernosis. Korpus spongiosum ini berakhir pada sebelah distal sebagai glans
penis. Korpus kavernosa dibungkus oleh jaringan fibroelastik tunika albuginea menjadi satu
kesatuan, sedangkan di sebelah proksimal terpisah menjadi duda sebagai krura penis. Di dalam
setiap korpus yang terbungkus tunika albugenia terdapat jaringan erektil yang berupa jaringan
kavernus. Jaringan ini terdiri atas sinusoid atau rongga lakuna yang dilapisi oleh endotelium dan
otot polos kavernosis, dan dapat menampung darah yang cukup banyak sehingga terjadi
ketegangan batang penis. Ketiga korpora itu dibungkus oleh fasia Buck dan lebih superfisial lagi
oleh fasia Colles atau fasia Dartos.

Pemeriksaan Urologi
Untuk menegakkan diagnosis kelainan-kelainan urologi, seorang dokter dituntut untuk dapat
melakukan pemeriksaan-pemeriksaan dasar urologi dengan seksama dan sistematik mulai dari:
1. Pemeriksaan subyektif untuk mencermati keluhan yang disampaikan oleh pasien yang
digali melalui anamnesis yang sistematik,
2. Pemeriksaan obyektif yaitu melakukan pemeriksaan fisis terhadap pasien untuk mencari
data-data objektif mengenai keadaan pasien,
3. Pemeriksaan penunjuang yaitu melalui pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium, radiologi
atau imaging, uroflometri atau urodinamika, elektromiografi, endourologi, dan
laparoskopi.
Anamnesis dan Riwayat Penyakit

Anamnesis yang sistematik mencakup (1) keluhan utama pasien, (2) riwayat penyakit lain yang
pernah dideritanya maupun pernah diderita keluarganya, dan (3) riwayat penyakit yang diderita
saat ini. Pasien datang ke dokter mungkin dengan keluhan (1) sistemik yang merupakan penyulit
dari kelainan urologi, seperti malaise, pucat, uremia yang merupakan gejala gagal ginjal, atau
demam akibat infeksi, dan (2) lokal, seperti nyeri, keluhan miksi, disfungsi seksual, atau
infertilitas.
Nyeri
Nyeri yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada organ urogenitalia dirasakan sebagai
nyeri lokal (nyeri yang dirasakan di sekitar organ tersebut) atau berupa referred pain (nyari yang
dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit). Inflamasi akut pada organ padat traktus
urogenitalia seringkali dirasakan sangat nyeri, hal ini disebabkan karena regangan kapsul yang
melingkupi organ tersebut. Maka dari itu, pielonefritis, prostatitis, maupun epididimitis akut
dirasakan sangat nyeri, berbeda dengan organ berongga sperti buli-buli atau uretra, dirasakan
sebagai kurang nyaman/discomfort.

Nyeri Ginjal
Nyeri ginjal terjadi akibat regangan kapsul ginjal. Regangan kapsul ini dapat terjadi pada
pielonefritis akut yang menumbulkan edema, pada obstruksi saluran kemih yang menjadi
penyebab hidronefritis, atau pada tumor ginjal.
Nyeri Kolik
Nyeri kolik terjadi pada spasmus otot polos ureter karena gerakan peristaltik yang terhambat
oleh batu, bekuan darah atau corpus alienum lain. Nyeri ini sangat sakit, namun hilang timbul
bergantung dari gerakan perilstaltik ureter. Nyeri tersebut dapat dirasakan pertama tama di
daerah sudut kosto-vertebra, kemudian menjalar ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal
hingga ke daerah kemalian. Sering nyeri ini diikuti keluhan pada sistem pencernaan, seperti mual
dan muntah.
Nyeri Vesika
Nyeri vesika dirasakan pada daerah suprasimfisis. Nyeri terjadi akibat overdistensi vesika
urinaria yang mengalami retensi urin atau terdapatnya inflamasi pada buli buli. Nyeri muncul
apabila buli-buli terisi penuh dan nyeri akan berkurang pada saat selesai miksi. Stranguria adalah
keadaan dimana pasien merasakan nyeri sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan
kadang disertai hematuria.
Nyeri Prostat
Nyeri prostat disebabkan karena inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar postat dan
distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri sulit ditentukan, namun umunya diaraskan pada abdomen
bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rektum. Nyeri prostat ini sering diikuti keluhan
miksi seperti frekuensi, disuria dan bahkan retensi urine.
Nyeri testis/epididimis

Nyeri dirasakan pada kantong skrotum dapat berupa nyeri primer (yakni berasal dari kelainan
organ di kantong skrotum) atau refered pain (berasal dari organ di luar skrotum). Nyeri akut
primer dapat disebabkan oleh toriso testis atau torsio apendiks testis, epididimitis/orkitis akut,
atau trauma pada testis. Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan pergangan pada
kapsulnya dan sangat nyeri. Nyeri testis sering dirasakan pada daerah abdomen, sehingga sering
dianggap disebabkan kelainan organ abdominal. Blunt pain disekitar testis dapat disebabkan
varikokel, hidrokel, maupun tumor testis.
Nyeri penis
Nyeri yang dirasakan pada penis yang sedang flaccid (tidak ereksi) biasanya merupakan refered
pain dari inflamasi pada mukosa buli buli atau ueretra, terutama pada meatus uretra eksternum.
Nyeri pada ujung penis dapat disebabkan parafimosis atau keradangan pada prepusium atau
glans penis. Sedangkan nyeri yang terasa pada saat ereksi mungkin disebabkan oleh penyakit
Peyronie atau priapismus (ereksi terus menerus tanpa diikuti ereksi glans).
Keluhan miksi
Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan iritasi, obstruksi,
inkontinensia dan enuresis. Keluhan iritasi meliputi urgensi, poakisuria atau drekuensi, nokturia
dan disuria; sedangkan keluhan obstruksi meluiputi hesitansi, harus mengejan saat miksi,
pancaran urine melemah, intermitensi dan menentes serta masih terasa ada sisa urine sehabis
miksi. Keluhan iritasi dan obstruksi dikenal sebagai lower urinary tract syndrome.

Gejala iritasi
Urgensi adalah rasa sangat ingin kencing hingga terasa sakit, merupakan akibat hiperiritabilitas
dan hiperaktivitas buli-buli sehingga inflamasi, terdapat benda asing di dalam buli-buli, adanya
obstruksi intravesika atau karena kelainan buli-buli nerogen. Frekuensi, atau polaksuria, adalah
frekuensi berkemih yang lebih dari normal (keluhan ini paling sering ditemukan pada pasien
urologi). Hal ini dapat disebabkan karena produksi urine yang berlebihan atau karena kapasitas
buli buli yang menurun. Nokturia adalah polaksuria yang terjadi pada malam hari. Pada malam
hari, produksi urin meningkat pada pasien-pasien gagal jantung kongestif dan odem perifer
karena berada pada posisi supinasi. Pada pasien usia tua juga dapat ditemukan produksi urine
pada malam hari meningkat karena kegagalan ginjal melakukan konsenstrasi urine.
Gejala Obstruksi
Normalnya, relaksasi sfingter uretra eksternum akan diikuti pengeluaran urin. Apabila terdapat
obstruksi infravesika, awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan sering pasien harus mengejan
untuk memulai miksi. Setelah urine keluar, seringkali pancarannya lemah dan tidak jauh, bahkan
urine jatuh dekat kaki pasien. Di pertengahan miksi seringkali miksi berhenti dan kemudian
memancar lagi (disebut dengan intermiten), dan miksi diakhiri dengan perasaan masih terasa ada
sisa urine di dalam buli buli dengan masih keluar tetesan urine (terminal dribbling). Apabila bulibuli tidak mampu lagi mengosongkan isinya, akan terasa nyeri pada daerah suprapubik dan
diikuti dengan keinginan miksi yang sakit (urgensi). Lama kelamaan, buli-buli isinya makin
penuh hingga keluar urin yang menetes tanpa disadari yang dikenal sebagai inkontinensia

paradoksa. Obstruksi uretra karena striktura uretra anterior biasanya ditandai dengan pancaran
kecil, deras, bercabang dan kadang berputar putar.
Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah ketidak mampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar dari
buli buli, baik disadari ataupun tidak disadari. Terdapat beberapa macam inkontinensia urine,
yaitu inkontinensia true atau continuous (urine selalu keluar), inkontinensia stress (Tekanan
abdomen meningkat), inkontinensia urge (ada keinginan untuk kencing) dan inkontinensia
paradoksa (Buli-buli penuh).
Hematuria
Hematuria adalah didapatkannya darah atau sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu
dibedakan dengan bloody urethral discharge, yaitu adanya perdarahan per uretram yang keluar
tanpa proses miksi. Porsi hematuria perlu diperhatikan apakah terjadi pada awal miksi
(hematuria inisial), seluruh proses miksi (hematuria total) atau akhir miksi (hematuria terminal).
Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kelainan pada saluran kemih, mulai dari infeksi
hingga keganasan.
Pneumaturia
Pneumaturia adalah berkemih yang tercampur dengan udara, dapat terjadi karena adanya fistula
antara buli-buli dengan usus, atau terdapat proses fermentasi glukosa menjadi gas
karbondioksida di dalam urine, seperti pada pasien diabetes mellitus.
Hematospermia
Hematospermia atau hemospermia adlah adanya darah di dalam ejakulat, biasa ditemukan pada
pasien usia ubertas dan paling banyak pada usia 30-40 tahun. Kurang lebih 85-90% mengeluhkan
hematospermia berulang. Hematospermia paling sering disebabkan oleh kelainan pada prostat
dan vesikula seminalis. Paling banyak hematospermia tidak diketahui penyebabnya dan dapat
sembuh sendiri. Hematospermia sekunder dapat disebabkan oleh paska biopsi prostat, adanya
ingeksi vesikula seminalis atau prostat, atau oleh karsinoma prostat.
Cloudy urine
Cloudy urine adalah urine bewarna keruh dan berbau busuk akibat adanya infeksi saluran kemih.
Keluhan pada skrotum dan isinya
Keluhan pada daerah ini yang menyebabkan pasien datang berobat ke dokter adalah, pembesaran
buah akar, varikokel, atau kriptorkismus. Pembesaran skrotum dapat disebabkan tumor testis,
hidrokel, spermatokel, hematokel atau hernia skrotalis.
Keluhan disfungsi seksual
Termasuk disfungsi seksual adalah penurunan libido, kekuatan ereksi menurun, disfungsi ereksi,
ejakulasi retrograd (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi ), tidak pernah merasakan orgasmus
atau ejakulasi dini.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien meliputi pemeriksaan tentang keadaan umum pasien dan
pemeriksaan urologi. Kalainan-kelainan pada sistem urogenitalia dapat memberikan manifestasi
sistemik, atau tidak jarang pasien-pasien dengan kelainan di bidang urogenitalia kebetulan
menderita penyakit lain. Hipertensi, edema tungkai, dan ginekomasti dapat merupakan tanda dari
kelainan sistem urogenitalia.
Pemeriksaan Ginjal
Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomean sebelah atas harus diperhatikan saat
melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh hidronefrosis atau
tumor pada daerah retroperitonial. Palpasi dilakukan secara bimanual (dengan dua tangan).
Tangan kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas, sedangkan
tangan kanan meraba ginjal dari depan. Perkusi, yaitu dengan pemeriksaan ketok ginjal
dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kostovertebra.
Pemeriksaan Buli-buli
Pemeriksaan buli buli harus memperhatikan adanya benjolan atau jaringan parut bekas
irisan/operasi di suprasiimfisis. Mass di daerah tersebut dapat merupakan tumor ganas buli buli
atau adanya buli buli yang terisi penuh oleh adanya retensi urine. Dengan palpasi dan perkusi
dapat ditentukan batas atas buli buli.
Pemeriksaan genetalia eksterna
Pada inspeksi genetalia eksterna diperhatikan ada kelainan penis seperti mikropenis, makropensi,
hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis, fistel uretro kutan,
dan tumor penis. Striktura uretra anterior yang berat dapat menyebabkan fibrosis korpus
spongiosum yang teraba pada palpasi di sebelah ventral penis, berupa jaringan keras yang
dikenal sebagai spongiofibrosis.
Pemeriksaan skrotum dan isinya
Perhatikan adanya pembesaran pada skrotum, perasaan nyeri saat diraba, atau adanya hipoplasia
pada kulit skrotum yang sering dijumpai pada kriptokismus. Untuk membedakan antara massa
padat dengan massa kistus pada isi skrotum dapat dilakukan pemeriksaan transiluminasi pada isi
skrotum.
Colok dubur (Rectal Toucher)
Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk (yang sudah diberikan pelicin) ke
dalam lubang dubur. Pada pemeriksaan ini, dinilai (1) tonus sfingter ani dan refleks bulbokavernous (BCR), (2) adanya massa di lumen rektum, dan (3) menilai keadaan prostat. Penilaian
refleks bulbo-kavernosus dinilai dengan merasakan adanya reflek jepitan ani pada jari akibat
rangsangan sakit yang diberikan pada glans penis. Pada wanita yang sudah berkeluarga dapat
dilakukan pula colok vagina untuk menilai kemungkinan adanya kelainan pada alat kelamin
wanita, seperti massa di serviks, darah di vagina, dan massa di buli-buli.
Pemeriksaan neurologi

Pemeriksaan neurologi ditujukan mencari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang


berakibat kelainan pada sistem urogenitalia, seperti lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang
merupakan penyebab dari buli buli neurogen.
Referensi:
Purnomo, B.B. 2008. Dasar-dasar Urologi (edisi kedua). Sagung Seto, Jakarta.

Sistem Reproduksi Pria


Genitalia Eksterna Pria
Genetalia eksterna pria terdiri dari penis, skrotum, dan isi skrotum. Publisitas media telah
meningkatkan meningkatkan kesadaran pria muda tentang kemungkinan buruk benjolan diatas
testis. Sebagian besar benjolan diskrotum dapat dipastikan bersifat jinak hanya dengan periksaan
klinis, tetapi kadang diperlukan pemeriksaan khusus. Kelainan penis tersering adalah fimosis
(menyempitnya orivisium prepusium), yang dapat disebabkan oleh infeksi sekaligus
memudahkan terjadinya infeksi dan dapat menyebabkan nyeri pada saat ereksi. Berbagai
kelainan kulit dapat mengenai penis, termasuk karsinoma sel skuamosa (lihat bawah).
Penyakit Pada Genetalia Pria
Pembengkakan Skrotum Yang Tidak Nyeri
Hidrokel
Kista epididimis
Hernia inguinoskrotalis
Lesi dikulit skrotum
Edema skrotum idiopatik (remaja pria)
Tumor testis
Nyeri Skrotum
Torsio testis
Torsi apendiks testis
Epididimitis (lokal dan generalisata)
Orkitis, epididimo-orkitis
Trauma
Lesi Prepusium
Fimoses
Pelekatan prepusium (normal sampai 9 tahun)
Parafimosis
Balanitis
Kondiloma akuminata, herpes, chancre
Lesi kulit lain
Karsinoma sel skuamosa
Penyakit Penis Lainnya
Hipospadia (minor atau mayor)
Penyakit Peyrronie

Duh uretra (gonorea, uretritis non spesifik)

Anatomi dan Fisiologi Terapan


Penis terdiri dari sepasang korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum yang mengelilingi
uretra dan membesar disebelah distal sebagai glens. Bersama batang penis, struktur-struktur ini
dibungkus oleh selubung fibrosa dan dilapisi oleh kulit yang sangat mobil dan elastik, yang
memanjang dibagian distal sebagai prepusium atau kulup. Korpus melekat dibagian proksimal
ramus pubis inferior (214)
Testis turun dari abdomen melalui kanalis inguinalis untuk mencapai skrotum pada usia
gestasi sekitar 38 minggu. Vas deferen dan pembuluh testis berjalan melalui kanalis inguinalis
didalam funikulus spermatikus yang memeproleh selubung dari setiap lapisan yang ditembus
oleh testis.
Fasia kremasterika mengandung otot yang kontraksinya dapat menyebabkan testis
tertarik dari skrotum, terutama pada anak sehingga sering disangka undesensus testis. Selama
testis dapat dimanipulasi ke dasar skrotum maka testis akan berada di skrotum permanen setelah
pubertas. Sewaktu turun, testis ikut menarik peritonium, prosesus vaginalis yang normalnya
mengalami oblite-rasi pada usia 1-2 tahun, kecuali bagian yang membungkus testis.
Disekeliling testis, peritoneum tersebut menetap sebagai rongga serosa yang mengelilingi
tiga perempat dari testis (kecuali bagian testis yang berkontak dengan epididimis), yang dikenal
sebagai tunika vaginalis.
Epididimis terletak menutupi seluruh bagian posterior testis dan merupakan bagian
khusus dari aparatus pengumpul tempat spermatozoa mengalami pematangan dan disimpan
sebelum dialirkan melalui vas deferens ke fesikula seminalis. Normalnya, epididimis tidak
terbungkus oleh tunika vaginalis seluruhnya dan permukaan posteriornya melekat kebagian
belakang skrotum. Perlekatan tersebut mencegah testis terpuntir pada tangkai vaskularnya.
Apendiks testis, atau hidatid morgagni, mungkin adalah sisa embriologis duktus mulleri
yang berkembang menjadi tuba falopii pada wanita. Apendiks testis adalah struktur kecil
bertangkai yang terletak di kutub atas testis, tepat di depan epididimis. Struktur ini dapat
mengalami torsio, dan menimbulkan nyeri skrotum akut menyerupai torsio testis.
Pemeriksaan dan Diagnosis

Anamnesis
Pasien sering merasa malu dengan masalah genitalia mereka. Oleh karena itu pertanyaan yang
harus diajukan dengan hati-hati.
Keluhan Utama
Pembengkaan tidak Nyeri pembengkakan skrotum yang tidak nyeri pada bayi mungkin terjadi
akibat hernia atau hidrokel. Hidrokel terjadi akibat obliterasi prosesus vaginalis parsial yang
membentuk katup sehingga cairan peritoneum dapat mengalir disekeliling testis, tetapi tidak
mudah kembali ke abdomen. Tekanan intra-abdomen menjadi lebih tinggi dari pada tekanan
intraskrotum. Ukuran pembengkakan dapat bervariasi, dan berkurang setelah tidur malam.
Hidrokel infantil dapat muncul setiap saat sejak lahir sampai usia 18 bulan, dan sering hilang
sendiri sebelum usia 2 tahun, seiring dengan lengkapnya obliterasi prosesus vaginalis. Hidrikel
yang menetap setelah usia 2 tahun merupakan indikasi bedah ligasi prosesus vaginalis.
Orang tua anak yang mengalami hernia inguinalis akan mengeluhkan melihat benjolan
dilipat paha (kadang dilipat kedua paha) yang hilang, dan dapat meluas kesekrotum. Benjolan
tidak menyebabkan nyeri, tetapi besar kemungkinan muncul saat anak mengalami distres karena
menangis meningkatkan tekanan intra-abdomen. Sering kali hernia tidak muncul saat
pemeriksaan, tetapi dapat didiagnosis pasti hanya berdasarkan anamnesis. Hernia inguinalis lebih
sering dijumpai pada anak laki-laki dari pada perempuan, tetapi pada anak perempuan 25%
hernia inguinalis adalah hernia bilateral. Hernia femoralis pada anak sangat jarang dijumpai
(kurang dari 1%).

varikokel
Hidrokel dan kista epididimis pada orang dewasa terbentuk dalam beberapa bulan sampai
tahun, dan bermanifestasi sebagai benjolan skrotum yang tidak nyeri. Pasien datang karena
khawatir benjolan tersebut berbahaya atau karena benjolan tersebut membuatnya tidak nyaman.
Mungkin terdapat riwayat pembedahan lipat paha ipsilateral, biasanya tidak ada faktor
predisposisi. Tidak seperti hernia, hidrokel dan kista epididimis tidak berubah ukuranya dari harikehari.
Pasien varikokel (215) mungkin mengeluhkan pembengkakan dibagian atas skrotum
(disisi kiri pada 95% kasus ) yang dapat mengakibatkan pegal ringan, tetapi sering kali pasien
tudak mengeluhkan gejala apa pun. Farikokel perlu mendapatkan perhatian khusus terutama
karena menyebabkan penurunan fertilitas.
Benjolan pada testis kemungkinan adalah keganasan (216). Tidak seperti sebagian besar
keganasan padat, tumor testis terjadi pada pria muda, misalnya insiden teratoma memuncak pada
usia 20-30 tahun, dan seminoma 1 dekade kemudian. Biasanya tidak timbul nyeri, walau pun

mungkin ada rasa pegal. Riwayat trauma pada skrotum bukan jaminan tidak ada keganasan
karena kadang benjolan baru diketahui karena ada trauma. Saat datang pasien biasanya belum
menunjukan gejala penyebaran keganasan. Karsinoma testis yang telah dieksisi diperlihatkan di
217.
Nyeri Skrotum Torsio testis menimbulkan nyeri unilateral hebat yang timbul mendadak
dan biasanya menyebabkan pasien berobat dalam beberapa jam. Mungkin dijumpai riwayat
serangan serupa yang lebih ringan, tetapi menghilang spontan. Torsio terutama mengenai remaja
pria. Nyeri skrotum unilateral juga dapat disebabkan oleh torsio apendiks testis atau trauma,
walau pun nyeri traumatik cepat mereda kecuali pada kasus yang parah. Pada pria yang lebih tua,
nyeri testis menetap biasanya disebabkan oleh epididimo-orkitis karena terjadi pembengkakan,
nyeri tekan dan mungkin demam. Mungkin dijumpai riwayat gejala frekwensi dan disuria yang
terjadi akhir-akhir ini, yang mengisaratkan infeksi saluran kemih, disertai gejala frekwensi,
nokturia, gangguan aliran kemih dan terminal dribbling yang kronis mengisaratkan obstruksi
aliran kandung kemih
Lesi Prepusium Biasanya perpusium baru dapat ditarik kebelakang setelah usia 9 tahun.
Sebelumnya, prepusium yang tidak dapat ditarik, penis kembung saat berkemih, dan lecet
disekitar lubang prepusium bukan indikasi sirkumsisi, kecuali bila ada riwayat infeksi yang nyata
dengan duh purulen yang keluar dari prepusium disertai parut (fimosis fibrosa). Pada orang
dewasa, prepusium yang tidak dapat ditarik merupakan keadaan abnormal, menimbulkan
masalah higiene, sering menggangu aktivitas seksual, dan merupakan indikasi sirkumsisi
Parafimosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan edema nyata di sebelah
distal prepusium yang dibiarkan tertarik. Parafimosis menimbulkan rasa tidak nyaman,
memalukan, dan dapat menyebabkan ulserasi. Bila perpusium tidak berkurang setelah cairan
edema diperas kearah proksimal, sirkumsisi darurat mungkin tidak dapat dihindari.
Semua lesi kulit umum dapat terjadi di penis. Pada kasus veruka atau kemungkinan
chancer sifilis antara glans dan perpusium. Kelainan ini jarang dijumpai di negara barat dan pria
yang disunat. Karsinoma penis dapat berupa benjolan atau duh berdarah atau berbau dari balik
prepusium yang biasanya tidak dapat ditarik. Kelainan prepusium tersebut lebih sering
merupakan penyebab daripada penyulit penyakit.

karsinoma testis yang sudah di eksisi

parafimosis

Lesi penis lainnya Pertanyaan mengenai lesi penis harus diajukan dengan hati-hati
karena sering kali pasien sangat malu.
Hipospadia adalah suatu anomali kongenital yang ditandai dengan adanya muara uretra
lebih proksimal daripada normal. Hipospadia minor mungkin tidak menimbulkan masalah, atau
menyebabkan urine berpencar. Lubang dibatang penis, atau bahkan skrotum, menyebabkan
kesulitan miksi dan fungsi seksual yang serius. Kelainan ini disertai oleh chordee (kurvatura
penis). Pasien hipospadia sering memiliki prepusium dorsal yang abnormal yang tidak boleh
disirkumsisi karena perpusium tersebut mungkin diperlikan untuk bedah rekontruksi.
Penyakit Peyronie adalah fibromatosis lokal pada batang penis yang menyebakan penis
melengkung saat ereksi dan menyebakan kesulitan seksual. Terdapat keterkaitan dengan
kontraktur Dupuytren, tetapi belum diketahui adanya faktor kausal.
Duh uretra biasanya disertai dengan disuria dan disebabkan oleh infeksi klamidia atau
gonore. Riwayat seksual harus ditanyakan dan pasien seyogyanya dirujuk ke klinik penyakit
menular seksual.
Pemeriksaan
Mula-mula pasien diperiksa dalam keadaan terlentang dengan abdomen dan genetalia terbuka
penuh.
Inspeksi
Inspeksi harus mencakup abdomen (massa, distensi kandung kemih) dan lipat paha (hernia,
kelenjar limfe), serta penis dan skrotum. Sering kali, penyakit yang dikeluhkan dapat dilihat
dengan mudah. Pada remaja dan dewasa, prepusium harus ditarik untuk memastikan tidak ada
fimosis atau kelainan lain. Bila fimosis menghambat penarikan prepusium, dianjurkan dilakukan
sirkumsisi.
Palpasi
Pada palpasi penis dapat diidentifikasi adanya fibrosis dibatang penis pada penyakit Peyronie,
tetapi umumnya tidak banyak bermanfaat. Palpasi isi skrotum ditujukan untuk mengidentifikasi
struktur normal dan hubungan kelainan dengan struktur-struktur tersebut. Dengan menggunakan

kedua tangan, tiap-tiap testis dipegang bergantian. Testis sangat sensitif sehingga harus dipegang
dengan hati-hati. Konsistensinya harus seragam dan kenyal tanpa benjolan diskret atau indurasi
yang mungkin mengisyaratkan tumor. Pembesaran difusi dan nyeri tekan hebat pada testis pria
berumur mengisyaratkan orkitis, sedangkan testis yang sangat nyeri, tertarik kearah pangkal
skrotum, terletak melintang pada remaja kemungkinan besar mengalami torsio.
Epididimis harus dipalpasi dibelakang testis. Epididimis normal teraba lunak, tetapi dapat
membengkak, memadat, dan nyeri pada epididimitis. Perubahan-perubahan tersebut mungkin
bersifat lokal bila ringnan. Nodus nyeri dikutub atas epididimis kemungkinan adalah torsio
apendiks testis.
Pada pasien hidrokel, cairan didalam tunika vaginalis dapat menghalangi perabaan testis.
Epididimis normal seharusnya dapat dipalpasi diposterior. Kista epididimis muncul dibelakang
testis dan menyebabkan perabaan bagian epididimis lainnya lebih sulit, tetapi testis normal
seharusnya dapat teraba dianterior. Mula-mula, hidrokel dan kista epididimis mungkin rancu
dengan hernia inguinoskrotalis, tetapi dapat dibedakan dengan palpasi korda spermatika. Kita
tidak mungkin mencapai bagian atas pembengkakan yang disebabkan oleh hernia
inguinoskrotalis, sedangkan korda sprematika normal selalu dapat diraba antara jari dan ibu jari
diatas hidrokel dan kista epididimis.
Selain palpasi, pembengkakan skrotum seharusnya diberikan dengan transiluminasi (219)
menggunakan senter pena diruang gelap. Hidrokel dan kista epididimis menyala terang saat
cahaya diletakkan dibelakangnya, membuktikan isi pembengkakan adalah cairan. Pemeriksaan
tersebut juga memungkinkan kita membedakan dari testis normal didekatnya, dan hidrokel dan
kista epididimis dari hernia (walaupun seharusnya sudah bisa dibedakan dari palpasi), kecuali
pada hernia bayi yang mungkin memperlihatkan transiluminasi karena volumenya yang relatif
kecil.

memeriksa pembengkakan skrotum dengan transiluminasi


Pada kasus yang dicurigai torsio testis, periksa kembali pasien dalam posisi berdiri. Dalam
posisi tersebut, testis yang mengalami torsio akan tertarik keatas, dan bila ada perdis posisi
kongenital, testis kontralateral akan tampak melintang.
Kelanjar limfe inguinal harus selalu di palpasi sebagai bagian dari pemeriksaan genitalia pria.
Biasanya satu dari 2 kelenjar limfe yang menyerupai untaian mutiara dapat teraba di tiap-tiap
lipat paha, tetapi pembesaran yang lebih generalisata dapat terjadi pada penyakit peradangan dan
karsinoma penis. Tumor testis bermetastasis ke kelenjar aorto-iliaka, bukan ke lipat paha,
sehingga abdomen harus dipalpasi bila dicurigai ada metastasis.

Pemeriksaan prostat per rektum diindikasikan bila pasien memperlihatkan gejala obstruksi aliran
kandung kemih.
Keterampilan Terapeutik dan Intervensional
Kateterisasi kandungan kemih pria
Kateterisasi kandung kemih paling sering dilakukan pada pasien retensi urine akut. Pasien
biasanya adalah pria tua yang mungkin memiliki riwayat gejala prostat. Anda harus ingat bahwa
pasien yang memerlukan kateterisasi darurat kemungkinan besar merasa sangat tidak nyaman.
Lakukan pendekatan dengan penuh perhatian.
Selalu perkenalkan diri Anda, jelaskan prosedur yang akan Anda lakukan, dan alasannya.
Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya dan pastikan Anda mendapatkan persetujuan lisan
pasien.
Sebelum memulai setiap prosedur, pastikan semua peralatan yang diperlukan telah tersedia,
dan periksa troli. Daftar peralatan diperlihatkan dibawah.
Peralatan kateterisasi Kandung Kemih Pria

Gel liknokain

Bahan pembersih

Set kateter

Tabung suntik

Kateter steril

Air steri untuk balon

Kantong drainase kateter

Kateterisasi Kandung Kemih

Buka baju putih Anda, masukkan dasi, dan cuci tangan pada awal prosedur untuk
mengurangi resiko infeksi. Buka set kateter tanpa menyentuh bagian dalam kertas/duk.
Minta asisten untuk membuka sepasang sarung tangan yang ukurannya sesuai, dan
biarkan jatuh didaerah steril, yaitu dipermukaan dalam set kateter. Kenakan sarung
tangan tanpa menyentuh permukaan luarnya yang steril.

Tata peralatan di troli sehingga semua mudah diakses dengan tetap mempertahankan
teknik aseptik. Minta asisten membuka tabung suntik dan jarun ukuran 21, biarkan jatuh
di daerah steril, dan hubungkan keduanya. Sedot air steril dalam jumlah yang pas untuk

mengisi balon di kateter (volume tertulis di samping kemasan kateter) dan letakkan
didaerah steril. Minta asisten membuka kateter yang sesuai. Biarkan jatuh di daerah steril.
Minta asisten mengisi pot kecil dengan cairan pembersih yang sesuai (biasanya
klorheksidin).

Bersihkan penis pasien dengan teknik tanpa-sentuh dengan cara memegang penis melalui
perantara kassa steril (dengan tangan non dominan Anda). Ambil satu kassa steril dari set
kateter dengan forseps. Celupkan kedalam cairan pembersih dan bersihkan glens lebih
dulu. Ulangi dengan kassa baru, mulai dari bulbus (bagian terbersih) kesepanjang batang
penis. Mungkin Anda harus menarik prepusium pada awal prosedur dan
mengembalikannya pada akhir prosedur. Buang kassa setiap kali selesai melakukan
pembersihan, dan mulai lagi dibulbus dengan kasa baru. Setelah dirasa cukup bersih,
ambil duk steril dari set kateter dan lubangi dibagian tengah. Masukkan penis melalui
lubang tersebut dan biarkan penis berada diatas duk steril.

Anestesi daerah tersebut dengan menghubungkan ujung slang dari set kateter ketube gel
anastetik. Angkat penis ke posisi hampir tegak lurus dengan menggunakan tangan
nondominan Anda melalui sebuah perantara kassa seperti sebelumnya. Dorong ujung
slang ke dalam meatus, dan peras isinya (anestetik lokal) ke dalam uretra.

Ambil kateter dari daerah steril. Kateter terletak dalam pembungkus politen yang tertutup
sampai ujung kateter. Buka ujung politen sambil memegang kateter melalui pembungkus
tersebut, tetapi jangan menyentuh ujung kateter.

Celupkan ujung kateter ke dalam gel (diletakkan di kassa oleh asisten) dan masukkan ke
meatus. Pastikan ujung distal kateter terletak di bengkok dari set kateter atau Anda akan
kebasahan. Angkat penis, dan dorong kateter dengan kuat sampai terasa belokan prostat
(Anda mungkin perlu mengubah posisi penis ditahap ini). Lewati belokan tersebut pelanpelan tanpa memaksa dan dorong kateter kedalam kandung kemih. Anda akan tahu bila
sudah in situ karena urine mulai keluar.

Masukkan tabung suntik yang sudah terisi ke lengan samping kateter, dan suntikkan air
steril dalam jumlah yang sesuai. Kemudian, tarik kateter sampai Anda merasakan
tahanan. Sambung slang drainase ke kantong kateter, dan pastikan sambungan tetap steril.

Sebelum Anda pergi, upayakan pasien nyaman dengan membuat lengkungan di kateter
dan menempelkannya di tungkai. Ingat, kembalikan prepusium! Pastikan pasien sudah
tertutup sebelum Anda pergi.

Hernia
Hernia adalah kelemahan dinding rongga tubuh sehingga isi rongga dapat lewat dan menonjol.
Walaupun biasanya hernia menonjol kepermukaan tubuh, penonjolan juga dapat terjadi diantara
dua rongga tubuh yang bersebelahan (hernia diafragmatika, hernia hiatus), dan kadang antara
kopartemen-kompartemen yang berbeda didalam rongga utama yang sama (hernia internal
terjadi akibat pelekatan intra abdomen atau defek pada mesenterium).

Hernia paling sering terjadi di tempat kelemahan intrinsik, misalnya kanalis inguinalis,
kanalis femoralis, serta umbilikus. Kadang kelemahan disebabkan oleh trauma, terutama karena
pembedahan (hernia insisional). Pada orang dewasa, pembentukan dan pembesaran hernia
abdominalis dan inguinalis lebih mudah terjadi bila tekanan intra abdomen terlalu besar,
misalnya akibat obesitas atau mengejan saat mengangkat benda berat. Selain itu, diperkirakan
batuk kronis, konstipasi, dan retensi urine kronis ikut berperan.
Hernia dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kecacatan tetapi makna klinis hernia
yang terutama kecenderungannya menyebabkan usus terperangkap. Hernia yang isinya tidak
dapat didorong kembali kedalam abdomen disebut hernia ireponibilis. Usus yang terperangkap
didalam hernia dapat mengalami obstruksi yang menimbulkan gambaran klinis abstruksi usus
berupa nyeri kolik abdomen, distensi abdomen, muntah, dan kostipasi absolut. Usus yang
abstruksi mengalami edema sehingga tekanan didalam hernia meningkat. Akibat pasokan darah
terhenti dan timbul infark pada usus yang terperangkap (strangulasi). Tetapi bedah setelah
obstruksi atau srangulasi lebih sulit dan lebih berbahaya daripada pembedahan elektif sehingga
sebagian besar hernia harus diperbaiki secara elektif.
Hernia Dinding Abdomen
Hernia dinding abdomen (220) mencakup:

Hernia obturator melalui foramen obturator

Hernia spigelian melalui bagian bawah selubung otot rektus


abdominis (yang mengalami defisiasi di bagian posterior).

Hernia lumbalis melalui trigonum lumbal petit

Hernia glutealis melalui iasisura iskiadika mayor.

Anatomi Terapan
Hernia diafragmatika mungkin merupakan anomali kongental dan bermanifesatasi pada masa
neonatus sebagi distres pernafasan. Pada masa selanjutnya, hernia diafragmatika dapat terjadi
akibat trauma tumpul pada batang badan. Hernia hiatus, yang menyebabkan taut gastro-esofagus
mengalami herniasi ke dalam toraks, sangat mengkhawatirkan terutama karena esofagitis refluks
yang ditimbulkannya. Keduanya tidak dibahas lebih lanjut.

Hernia inguinalis Hernia inguinalis adalah jenis hernia yang paling sering dijumpai. Terdapat
dua varian hernia inguinalis yang secara anatomis berbeda, tetapi secara klinis sulit dibedakan,
disebut herhia inguinalis direk dan indirek.
Kegaglan prosesus vaginalis mengalami obliterasi menghasilkan kantung hernia inguinalis
indirek yang dapat segera tampak pada masa bayi atau tetap kolaps sampai akhirnya mengalami
pelemahan dan peregangan pada usia selanjutnya.
Hernia inguinalis indirek berjalan melalui annulus inguinalis interna (profunda), sepanjang
kanalis inguinalis, melalui analis inguinalis eksterna dan dapat mencapai skrotum (221)
Hernia inguinalis direk sebaliknya terjadi akibat kelemahan dinding posterior kanalis inguinalis
yang didapat. Oleh karena itu hernia tersebut muncul disebelah medial annulus inguinalis
interna, biasanya tetap terbatas didalam kanalis dan tidak pernah meluas ke skrotum. Hernia
direk sering memiliki cincin hernia yang lebih lebar dan jarang mengalami strangulasi dibanding
hernia indirek dengan cincin indirek yang biasanya lebih kecil. Secara klinis hernia direk tidak
mungkin dibedakan dari hernia inguinalis indirek yang kecil.
Hernia femoralis Hernia femoralis keluar melalui kanalis femoralis yang terletak disebelah
medial vasa femoralis dan muncul tepat diatas lengkungan lipat paha (222). Sebagian besar
kanalis femoralis dikelilingi oleh struktur yang kuat (ligamentum inguinal, periosteum, yang
menutupi ramus pubis superior). Oleh karena itu, hernia femoralis memiliki cincin hernia ynag
ketat dan sering terjadi strangulasi usus halus yang masuk kedalamnya.

Hernia Umbilikalis/Para-Umbilikalis, Epigastrium, dan Ventralis lain


Hernia umbilikalis adalah kelainan kongenital yang terjadi akibat kegagalan umbilikus
mengalami obliterasi pada awal kehidupan. Hernia umbilikalis tidak pernah mengalami
strangulasi dan sebagian besar menutup secara spontan pada usia 3-6 tahun. Namun orang tua

sering kali mengkhawatirkan tampilam pusar anaknya yang aneh sehingga bedah penutupan
setelah usia 3 tahun dapat dibenarkan atas alasan ini.
Hernia para-umbilikalis adalah defek dapatan yang terletak tepat diatas umbilikus pada orang
dewasa yang gemuk. Hernia ini mudah membesar seiring dengan waktu dan tidak jarang
mengalami strangulasi. Walaupun pasien sering berusia lanjut dan tidak sehat, perbaikan efektif
tetap harus dilakukan kecuali kontraindikasi pembedahan terlalu kuat.
Hernia epigastrium dapat muncul pada masa kanak-kanak sebagai benjolan kecil yang nyeri di
garis tengah. Kadang hernia tidak teraba sama sekali dan anak hanya mengeluh nyeri epigastrium
yang sering diperparah oleh olahraga. Hernia ini adalah defek kongenital kecil di linea alba
sehingga lemak praperitonium menonjol. Perlu tidaknya bedah ditentukan oleh gejala yang ada.
Orang dewasa juga dapat mengalami hernia abdominalis garis-tengah, walaupun penonjolan
biasanya disebabkan oleh pemisahan otot rektus abdominis dan melemahnya linea alba
(divarication of the recti). Hernia garis tengah dengan cincin hernia nyata dari tepi fibrosa
harus diperbaiki karena cenderung membesar menjadi masif dan mengalami strangulasi. Namun,
divarication of the recti tidak berbahaya dan hasil terapi bedah sering buruk.
Hernia insisional paling sering dijumpai setelah insisi abdomen garis tengah yang panjang,
walaupun dapat juga terjadi ditempat lain. Infeksi luka pasca operasi dan kegemukan adalah
predisposisi utama (bersama dengan teknik bedah yang buruk). Herniasi terjadi akibat memisah
atau melemahnya lapisan muskulofasial. Hernia insisional cenderung membesar kadang menjadi
masif dan dapat mengalami srtangulasi, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan bedah sejak
dini.
Pemeriksaan dan Diagnosis HerniaAbdominalis eksterna
Anamnesis
Keluhan utama
Pasien hernia biasanya mengalami benjolan nyeri yang muncul atau membesar saat batuk. Dapat
timbul rasa tidak nyaman terutama saat mengejan. Walaupun jarang pada hernia ireponibilis
dapat terjadi gangguan fungsi usus. Pasien yang mengalami obstruksi usus kemungkinan datang
di ruangan unit gawat darurat dengan sebagian atau semua keluhan berikut; nyeri kolik abdomen,
distensi abdomen, muntah, dan konstipasi absolut (tidak flatus maupun buang air besar).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat pentakit yang pernah atau sedang diderita beserta pengobatannya harus ditanyakan
karena kemungkinan besar pasien memerlukan pembedahan dan riwayat tersebut mempengaruhi
resiko perioperasi dan teknik anestesik. Sebagian pasien mengalami hernia berulang dan pernah
menjalani perbaikan di bagian tubuh yang sama sehingga pembedahan menjadi lebih sulit dan
mungkin tidak dapat ditangani sebagai day-care surgery.
Pemeriksaan Hernia Lipat Paha
Sistem kardiovaskuler dan pernafasan harus diperiksa untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang
dapat mempengaruhi penerimaan anastesi.
Bila tampak selagi pasien berbaring, mula-mula periksalah hernia pada posisi tersebut.

Perhatikan letak dan ukuran hernia. Pada kasus akut, adanya peradangan kulit diatas
hernia menandakan strangulasi usus di dalamnya. Namun, inspeksi saja tidak dapat
membedakan hernia inguinalis dan hernia femoralis pada lipat paha.

Palpasi hernia dengan hati-hati untuk menilai nyeri tekan, dan coba mengurangi
ukurannya. Tentukan tuberkulum pubis dan pastikan hubungan hernia dengannya (214).
Hernia femoralis muncul dibawah ligamentum inguinal sehingga letaknya dibawah dan
lateral tuberkulum pubis. Hernia inguinalis berasal dari kanalis inguinalis yang terletak di
atas ligamentum inguinalis dan tuberkulum pubis, dan bila meluas sampai atau melebihi
pangkal skrotum, mula-mula hernia berjalan di atas dan kemudian, di medial tuberkulum.
Perhatikan bahwa ligamentum inguinal yang berjalan dari spina iliaka anterior superior
ke tuberkulum pubis, terletak + 3 cm diatas lipat paha. Oleh karena itu, hernia femoralis
terletak diatas lipat paha, walaupun di bawah ligamentum inguinal.

Walaupun beberapa buku teks berpendapat lain, kita tak dapat membedakan hernia inguinal direk
dan indirek dengan pemeriksaan fisik, kecuali bila hernianya meluas ke skrotum (yaitu hernia
indirek).
Kadang hernia tidak tampak saat pasien berbaring sehingga pasien harus diminta berdiri, dan bila
perlu, batuk agar hernianya keluar. Perasat ini juga digunakan untuk memastikan tidak ada hernia
kecil kontralateral yang mungkin tidak disadari oleh pasien (walaupun impuls batuk pada lipat
paha asimtomatik mungkin merupakan temuan normal dan oleh karena itu, bukan bukti yang
cukup memadai untuk mendiagnosis hernia). Tuberkulum pubis sulit diraba bila pasien berdiri
sehingga bila pada pemeriksaan berdiri ditemukan hernia, harus diperiksa sekali lagi dalam
keadaan berbaring untuk menentukan hubungan hernia dengan tuberkulum pubis. Pada pria,
pemeriksaan hernia lipat paha harus dilengkapi dengan pemeriksaan genitalia eksterna.
Kadang pada orang dewasa dan biasanya pada anak hernia tidak tampak di tempat praktik,
walaupun pasien sudah berupaya batuk atau mengejan sekuat mungkin. Namun riwayat benjolan
dilipat paha yang muncul saat berdiri dan mengejan, serta lenyap saat berbaring sudah cukup
untuk menegangkan diagnosis hernia dan dapat menjadi alasan pembedahan. Anatomi yang pasti
dapat ditentukan intraoperasi.
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pekerjaan harus ditanyakan kerena pasien seyogianya mampu melakukan kembali semua
pekerjaan, kecuali yang sangat berat, setelah hernia diperbaiki. Karena sebagian besar hernia
dapat diperbaiki sebagai day-care surgery, harus ada anggota keluarga atau teman yang
menemani pasien pulang dan akomodasi yang tidak membuat pasien naik turun tangga.
Kenyataan bahwa pasien sudah pensiun tidak mengurangi indikasi pembedahan karena
srtangulasi dapat terjadi pada semua usia dan sangat berbahaya pada usia lanjut.

Hernia abdomen lainnya (223)


Sistem kardiovaskular dan pernafasan juga harus diperiksa lagi. Pemeriksaan abdomen dimulai
dengan inspeksi :
Saat pasien terlentang perhatikan adakah hernia yang muncul dan jaringan parut yang menandai
hernia insisional. Bila hernia tidak tampak, minta pasien mengangkat kepala dan bahu dari bantal
untuk mengencangkan otot, meningkatkan tekanan intraabdomen dan biasanya menyebabkan
hernia menonjol. Bila gagal, minta pasien berdiri dan inspeksi abdomennya.

Palpasi hernia dengan hati-hati untuk mendeteksi nyeri tekan. Lalu coba kecilkan hernia yang
lembut. Raba tepi fibrosa defek yang hanya seujung jari pada hernia umbilikus infantile, tetapi
sangat lebar pada hernia insisional atau ventralis lain. Terakhir, lengkapi dengan pemeriksaan
abdomen umum.
Ilustrasi Tanda Fisik
Dua foto menggambarkan defek hernia: hernia inguinalis bilateral besar (224) dan hernia
insisional (225).

hernia inguinalis bilateral

hernia insisional

Perawatan Pasien Hernia

Pasien dewasa harus disarankan untuk menjalani perbaikan hernia,


kecuali hernia inguinalis direk dengan cincin hernia yang lebar.
Penopang dapat menghilangkan nyeri tapi tidak mencegah
strangulasi.
Sebagian besar hernia nonkomplikata dapat diperbaiki sebagai
kasus bedah sehari.
Keadaan ireponibilis tidak selalu mengisaratkan obstruksi.
Hernia yang mengalami obstruksi adalah suatu keadaan darurat.

CHECK LIST KETERAMPILAN ANAMNESIS SISTEM UROGENITALIA PRIA


No.

Aspek yang dinilai

Nilai
0
1

Aspek keterampilan komunikasi


Aspek membina sambung rasa :
1

2
3
4
5

Memberikan salam dan meminta izin kepada


orang tua/pengasuh untuk memeriksa penderita
Memperkenalkan diri kepada orang tua/pengasuh
dan kepada anak
Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
Memperlihatkan sikap menerima
Menyebut nama pasien pada anamnesis

Keterampilan mengumpulkan informasi


4
5
6
7
8

Melakukan cross-check
Menggunakan bahasa verbal yang dipahami
Menggunakan bahasa non verbal
Menunjukkan empati
Mampu mencatat

Memahami perspektif pasien


9
10

Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan


pasien
Melakukan fasilitasi terhadap ungkapan emosi
pasien

Memberi penjelasan dan Informasi


11
12

Mempersiapkan
perasaan
pasien
untuk
menghindari rasa takut dan stres sebelum
pemeriksaan fisik
Memberitahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman
yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik

Keterampilan menjaga proses anamnesis


13
14

Penampilan sopan dan ramah


Menutup anamnesis

Jumlah
Keterangan :

0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan
2 : dilakukan dengan benar

Malang, ....................
Koordinator/Instruktur

Probandus

Mahasiswa Penilai

(
Nama Terang

ANAMNESIS IDENTITAS PASIEN


No.

Aspek yang dinilai

Nilai

IDENTITAS PASIEN
1.
Menanyakan nama pasien
2.
Menanyakan umur
3.
Menanyakan alamat
4.
Mengisi tanggal pemeriksaan
5.
Menanyakan agama
6.
Menanyakan suku
7.
Menanyakan status perkawinan
8.
Menanyakan riwayat kebiasaan

Keterangan :

0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan
2 : dilakukan dengan benar

Malang, ....................
Koordinator/Instruktur
(
Nama Terang

Probandus
)

Mahasiswa Penilai
)

ANAMNESIS DESKRIPSI KELUHAN


No.

Aspek yang dinilai

Nilai
0

ANAMNESIS UMUM
ANAMNESIS GENETALIA EKSTERNA
I.
Menanyakan Keluhan Utama

II.

III.
IV.
V.

Menanyakat Riwayat Penyakit Sekarang


1.
Vesika
a. Nyeri vesika urinaria
b. Benjolan pada vesica urinaria
2.
Prostat
a. Nyeri prostat
b. Benjolan yang tidak nyeri
3.
Testis/scrotum
a. Pembengkaan
b. Nyeri skrotum
4.
Penis
a. Lesi Prepusium
b. Lesi penis lainnya
c. Hypospadia
d. Penyakit Peyronie
5.
VOIDING (keluhan miksi)
5.1. Gejala Iritasi
a. Frekuensi/polakisuria
b. Nokturia
c. Urgensi
d. Disuria
5.2. Gejala Obstruksi
a. Hesitansi (obstruksi infravesika)
b. Intermitensi
c. Terminal dribbling
5.3. Inkontinensia Urin
a. Paradoksa
b. Stres
c. Urge
d. Continuous (true)
6.
Hematospermia
7.
URETRAL DISCHARGE (purulent,merah,jernih)
8.
Pnematuria (berbuih)
9.
Cloudy urine
Disfungsi
seksual
(libido
turun,
kekuatan
10.
menurun,disfungsi ereksi,ejakulasi retrograde,tdk
orgasmus, ejakulasi dini)
Menanyakat Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakat Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakat Riwayat Pengobatan

Keterangan :

0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan
2 : dilakukan dengan benar
Malang, ....................
Koordinator/Instruktur

Probandus

Mahasiswa Penilai

ereksi
pernah

(
Nama Terang

ANAMNESIS HERNIA
No.
I.
II.

III.
IV.
V.

Aspek yang dinilai


Menanyakan keluhan utama
1.
Menyakan adanya benjolan nyeri yang muncul atau membesar saat batuk
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
2.
Menyakan adanya rasa tidak nyaman terutama saat mengejan
3.
Keadaan Kegawatan yang menyertai
4.
Nyeri kolik abdomen
5.
Menyakan adanya distensi abdomen
6.
Menyakan adanya muntah
7.
Menayakan adanya konstipasi absolut (tidak flatus maupun buang air besar).
Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakan Riwayat Pengobatan
Keterangan :

0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan
2 : dilakukan dengan benar

Malang, ....................
Koordinator/Instruktur
(
Nama Terang

Probandus
)

Mahasiswa Penilai
)

ANAMNESIS Skoring Sindroma Prostat menurut IPSS


No.

< nya

Kira-kira
nya

sering

Selama satu bulan yang lalu,berapa sering anda


harus mengejan untuk memulai kencing

Aspek yang dinilai

Tidak
pernah

<1
5x

setiap

Pengosongan tidak sempurna


1.

2.

Selama satu bulan yang lalu,berapa sering anda


merasa kencing tidak tuntas,artinya masih ada sisa
urin dalam kandung seni setelah selesai kencing

Sering kencing
Selama satu bulan yang lalu,berapa sering anda
harus kencing lagi sebelum 2 jam

Kencing terputus
3.

4.
5.
6.

Selama satu bulan yang lalu,berapa sering anda


mengalami pancaran urin berhenti kemudian keluar
lagi

Kesulitan menahan rasa ingin kencing


Selama satu bulan yang lalu,berapa sering anda
sulit menahan kencing

Pancaran lemah
Selama satu bulan yang lalu,berapa
pancaran kencing anda melemah

Mengejan
Kencing malam hari

7.

Selama satu bulan yang lalu,selama anda tidur


malam berapa kali anda harus bangun untuk
kencing

Jumlah Skor

PEMERIKSAAN HERNIA LIPAT PAHA


NILAI
0

NO ASPEK YANG DINILAI


1
2
3
4
5
6.
7
7

Mengucapkan

salam

dan

meminta

izin

untuk

memeriksa penderita
Menjelaskan maksud, tujuan dan cara pemeriksaan
Pemeriksa berdiri disamping kanan penderita dan
menyiapkan penderita posisi berbaring
Pemeriksa melakukan inspeksi melihat apakah
ada benjolan lipat paha
Pemeriksa melakukan inspeksi dan perhatikan letak
dan ukuran hernia
Pemeriksa melakukan palpasi hernia denga hati
hati untuk menilai nyeri tekan
Bila hernia tidak tampak pada saat berbaring
penderita diminta berdiri dan bila perlu disuruh batuk
Mengucapkan

terima

mengucapkan salam

kasih

kepada

pasien

dan

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN UROGENITAL


Nama
NIM
Kelompok
Tanggal
PENILAIAN
I
II

PALPASI GINJAL

PALPASI GINJAL
Menjelaskan kepada pasien tujuan
1
pemeriksaan yang akan dilakukan

dan

prosedur

Menjelaskan kepada pesien untuk mengikuti perintah


yang diberikan
Memberitahukan kepada pasien untuk mengosongkan
3
kandung kencing (meminta untuk miksi atau membuka
aliran kateter)
Meminta pasien berbaring supine dengan nyaman dan
4
melekat bantal dibawah kepala
Tangan pasien diletakan disisi badan atau diletakan di
5
atas kepala
6
Mencuci tangan
7
Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
PALPASI GINJAL KANAN
Letakan telapak tangan kiri dibelakang pinggang kanan
8
pasien, sejajar costa XII
2

Angkat tangan kiri, mencoba untuk mengangkat ginjal


kanan ke arah anterior

Letakan telapak tangan kanan secara lembut di atas


kuadran kanan atas, sejajar otot rectus
11 Pasien dipersilahkan untuk menarik nafas dalam
Mencoba memegang ginjal diantara kedua telapak
12
tangan
Pasien dipersilahkan menghembuskan nafas dan
13
berhenti benafas sementara
14 Perlahan-lahan lepaskan tekanan tangan kanan
Jika ginjal teraba, jelaskan ukurannya, kontur dan
15
adanya rasa nyeri
PALPASI GINJAL KIRI
16 Pemeriksa tetap berada disebelah kanan pasien
Pergunakan tangan kiri untuk mengangkat pinggang
kiri dan pergunakan tangan kanan untuk meraba
17
(palpasi dalam) pada kuadran kiri atas (kedua tangan
melintasi abdomen)
Melakukan prosedur seperti pada pemeriksaan ginjal
18
kanan
MENILAI NYERI KETOK GINJAL
19 Mempersilahkan pasien duduk
10

III

20

21
22

Pergunakan ujung jari, untuk menimbulkan rasa nyeri


dengan menekan sudut costoverterba XII
Jika tidak terasa nyeri, letakan kepalan tangan kiri
pada sudut costoverterba, pukul menggunakan
permukaan ulnar tangan kanan.Tenaga yang digunakan
secukupnya, hingga dapat dirasakan pasien namun
tidak menimbulkan nyeri pada pasien normal
Mencuci tangan

PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH


Menjelaskan kepada pasien tujuan
1
pemeriksaan yang akan dilakukan
2
3
4
5
6

dan

prosedur

Menjalaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah


yang diberikan
Pasien
dipersilahkan
untuk
kencing
atau
mengosongkan kendung kemih
Menempatkan pasien pada ruangan yang terpisah
dengan tirai/tabir
Mencuci tangan, mengenakan sarung tangan bersih
Pasien
dipersilahkan tidur terlentang di meja
pemeriksaan dan membuka celana/baju bawah

Inspeksi
7
Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan pasien
8

Perhatikan daerah suprapubik, keadaan dan warna


kulit, adanya jaringan parut, benjolan.Bila terdapat
benjolan dilajutkan dengan pemeriksaan benjolan

Perkusi
Lakukan perkusi menggunakan jari tengah tangan kiri
9
sebagai landasan dan jari telunjuk/jari tengah kanan
sebagai perkusor
10

Perkusi dilakukan secara sistemis mulai dari umbilicus


menuju simpisis pubis (cranial ke caudal). Menilai
apakah terdapat perubahan suara perkusi

11

Bila terdapat perubahan perkusi dari timpani ke redup,


tentukan batas-batasnya

Palpasi
Menggunakan ujung jari II,III dan IV tangan kanan.
12
Palpasi pada daerah supra pubik
13

14

Merasakan apakah teraba massa, kistik atau padat.


Bila teraba masa lakukan pemeriksaan benjolan
Bila
teraba
masa
keras
dilanjutkan
dengan
pemeriksaan
bimanual
bersamaan
dengan
pemeriksaan colok dubur (tangan kiri pada supra
simpisis, telunjuk tangan kanan melakukan colok dubur

PEMERIKSAAN ALAT GENETALIA PRIA


Menjelaskan kepada pasien tujuan
1
pemeriksaan yang akan dilakukan

dan

prosedur

Menjalaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah


yang diberikan
Menempatkan pasien pada ruangan yang terpisah
3
dengan tirai/tabir
4
Mencuci tangan
Pemeriksaan Penis
1
Inspeksi penis mencakup kulit dan prepusium
2

Perhatikan apakah sudah dilakukan sikumsisi atau


belum. Bila tidak sirkumsisu, retrasikan prepusium atau
minta pasien untuk meretrasikan preputium

Perhatikan glands penis, adakah ulkus, jaringan parut,


nodul atau tanda inflamasi

Palpasi kemungkinan adanya ketidaknormalan penis


(nodul, nyeri atau indurasi)

Palpasi korpus penis diantara diantara ibu jari dan jari II


dan jari III. Rasakan adanya indurasi

Palpasi korpus spongiosum adakah teraba penebalan,


fibrosis atau teraba tumor/batu
Jika pasien menyatakan terdapar discharge namun
tidak tampak pada inspeksi, mintalah pasien untuk
7
mengurut penis mulai dari pangkal ke ujung glans
penis
Pemeriksaan Scrotum
Melakukan inspeksi scrotum mencakup kulit. Angkat
1
scrotum sehaingga bagian posterior scrotum terlihat
6

Memperhatikan kontur scrotum, perhatikan adanya


edema, venektasi
Palpasi masing-masing testis dan epididimis di antara
ibu jari dan jari II-III. Catat ukuran,bentuk, konsistensi
dan adanya nyeri. Rasakan kemungkinan adanya
nodul/benjolan. Bila terdapat benjolan dilajutkan
sebagai pemeriksaan benjolan
Palpasi masing-masing funikulus spermatikus termasuk
vas deferens diantara ibu jari dengan jari II-III mulai
dari epididimis sampai anulus inguinalis externus.
Catat adanya pelebaran pleksus pampiniformis atau
benjolan. Bila terdapat benjolan dilajutkan sebagai
pemeriksaan benjolan
Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai