Anda di halaman 1dari 35

Seorang Anak Perempuan dengan Keluhan Keluar Cairan dari Telinganya

KELOMPOK 9

Putri Maulia

030.10.224

Putri Sarah

030.10.225

R. Ifan Arief Fahrurozi

030.10.226

Rachel S Aritonang

030.10.227

Rachma Tia Wasril

030.10.228

Radian Savani

030.10.229

Ramayani Batjun

030.10.231

Ratu Suci Anggraini

030.10.232

Raysa Angraini

030.10.233

Reynatta Audralia

030.10.234

Riana Rahmadhany

030.10.235

Ricky Julianto

030.10.236

Riza Ernaldy

030.10.237

Riza Tafson

030.10.238

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti


Tahun ajaran 2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN

Keluarnya cairan dari liang telinga atau otorrhea merupakan gejala klinis yang sering
ditemukan pada kasus penyakit telinga.Bisa ditemukan pada orang dewasa maupun
anak kecil.

Cairan yang keluar dari telinga harus diperhatikan sifat-sifatnya karena dapat
mendukung diagnosis, misal jernih atau purulen, mengandung darah atau tidak,
berbaukah, pulasatil atau non-pulsasi. Gejala penyerta yang lain juga harus di
perhatikan, seperti adanya ganguan pendengaran, tinitus dan otalgia (nyeri telinga).

Sekret yang keluar dapat purulen, mukoid atau mukopurulen, sekres seperti ini
menandai adanya infeksi pada telinga.sekret dapat pula jernih yang bisa disebabkan
oleh berbagai jenis dermatosis meatus akustikus externa atau mungkin sekret yang
jernih itu berasal dari cairan otak (serebrospinalis). semua tipe otore ini dapat
mengandung darah, bisa masif karena trauma dan berbagai neoplasma. sekret dapat
tidak berbau dan berbau sangat busuk (biasanya pada kolesteatoma). Biasanya sekret
ini non-pulsatil, tetapi bila berada di bawah tekanan hebat di celah ruang telinga
tengah, maka ia akan berpulsasi.

BAB II
LAPORAN KASUS
Kasus :
Lembar 1
Seorang anak perempuan umur 10 tahun diantar orangtuanya dengan
keluhan keluar cairan kental dari telinga kirinya.

Lembar 2
Lima hari sebelum masuk RS, anak tersebut menderita batuk pilek disertai
demam tinggi yang diikuti dengan keluar cairan kental dari telinga kirinya. Pada usia
6 tahun, ia pernah beberapa kali keluar cairan dari telinga kiri terutama jika batuk
pilek atau sehabis berenang.
Oleh orangtua pasien selama ini diberikan obat tetes telinga yang dibeli
bebas, namun tidak terdapat perubahan.
Menurut orangtuanya, akhir-akhir ini jika dipanggil atau diajak bicara sering kurang
dengar dan minta diulang perkataanya.

Lembar 3
Pada saat pemeriksaan didapatkan pasien demam 380C.pada pemeriksaanTHT telinga
kanan didapatkan liang telinga lapang dan membran timpani hiperemis. Pada liang
telinga kiri berisi lender mukourulen. Membran timpani belum dapat dinilai. Setelah
secret dibersihkan tampak perforasi subtotal membrane timpani. Retroaurikuler kanan
tenang dan retroaurikuler kiri didapatkan nyeri pada penekanan.

Pemeriksaan hidung cavum nasi sempit terisi lender mukopurulen konka inferior
edema dan hiperemis dan tidak terdapat deviasi septum.
Pemeriksaan rongga mulut tidak terdapat trismus.Arkus faring simetris tepi
hiperemis.Uvula terletak ditengah.Tonsil T3-T3 hiperemis, terdapat detritus dan kripta
melebar.Dinding posterior faring hiperemis namun tidak menonjol.Kelenjar getah
bening leher tidak membesar.

Lembar 4
Pemeriksaan radiologi mastoid
Kesan : mastoid kanan diploik
mastoid kiri sklerotik

Pemeriksaan Audiometri

BAB III
PEMBAHASAN
MASALAH DAN HIPOTESIS
Masalah
1.
Keluar

Dasar Masalah
Hipotesis
cairan Keluarnya cairan kental dari telinga Otitis

kental dari telinga

pasien diduga adanya kelainan pada

kiri (otore)

telinga yang lebih mengarah pada


telingah tengah. Cairan tersebut dapat
mencapai

liang

cairan

supuratif
kronis
Otitis media non

supuratif
telingabisaakibat Otitis
media

rupture pada membrane timpani atau


efusi

media

dengan

membrane

timpani yang masih utuh. Bisa terjadi


juga karena terjadi oklusi dari tuba
euschtasius

yang

mengalirkan

sebagian

harusnya
cairan

stadium
perforasi
Ruptur
membrane
timpani

ke Kolesteatom

nasofaring, namun tidak terjadi karena


adanya oklusi sehingga cairan dapat
menumpuk
2.

Lima
sebelum
rumah
pasien
mengalami

ditelinga

dalam

yang

dapat merobek mambran timpani.


hari Demam tinggi menandakan infeksi, Rhinitis
Otitis
media
masuk sementara keluarnya secret hidung
stadium
sakit, bisa disebabkan karena infeksi hidung
perforasi
bila bilateral, secret jernih hingga
purulen. Bila secret kuning kehijauan

demam

tinggi, biasanya berasal dari sinusitis hidung.

pilek dan keluar Pada anak-anak bila secret hanya pada


cairan kental dari satu sisi dan berbau, kemungkinan
3.

telinga kiri.
Pada
usia
tahun,
beberapa

terdapat benda asing di hidung.


6 Cairan yang keluar dari telinga sakit Otitis

pernah

pernah terjadi 4 tahun yang lalu. Bila

supuratif

kali

telah terjadi rupture akibat otitis

kronis

keluar cairan dari

media, maka pada kasus ini membrane Otitis media non

telinga

kiri

timpani kemungkinan belum menutup

terutama

jika

kembali dengan sempurna sehingga Rupture

supuratif

batuk pilek atau

infeksi yang terulang kembali akan

membrane

habis berenang.

menyebabkan keluarnya cairan secret.

timpani

Berenang
resiko
infeksi
4.

media

juga

merupakan

untuk

kembali

akibat

air

telingaanya.
Oleh orang tua Obat
tetes
diberikan
tetes

factor

terjadinya
masuk

telinga

ke

dipasaran

obat sebenarnya tidak boleh dibeli secara


telinga bebas tanpa indikasi yang sesuai.

namun tidak ada Karena kebanyakan obat tetes telinga


perubahan.

merupakan

antibiotika

untuk

mengatasi kuman penyebab infeksi


telinga
golongan

bagian

luar.

aminoglikosida

Antibiotika
terutama

banyak digunakan sebagai obat tetes


telinga untuk mengatasi resistensi

Tuli

akibat

ototoksik

pseudomonas

aeroginosa

yang

merupakan kuman pathogen yang bisa


menginfeksi otitis eksterna maligna
membrane timpani sehingga dapat
5.

Menurut

terjadi rupture. (1)


orang Penurunan pendengaran pada pasien Otitis

tuanya,

akhir- ini bisa diakibatkan karena kerusakan

akhir

ini

jika pada

dipanggil

membrane

atau pendengaran,

timpani,

maupun

tulang

media

stadium
perforasi

saraf-syaraf Rupture

diajak

bicara pendengaran. Untuk mengetahui jenis

sering

kurang tuli dan derajatnya, bisa dilakukan

membrane
timpani

dengar dan minta pemeriksaan audiometri.


diulang
perkataannya.
Secret yang keluar dari liang telinga disebut otore. Secret yang sedikit biasanya
berasal dari infeksi telinga luar dan secret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya
berasal dari telinga tengah.Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom.Bila
bercampur dengan darah harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau
tumor.Bila cairan yang keluar seperti air jernih, harus waspada adanya cairan likuor
serebrospinal.

Anamnesis :
Riwayat penyakit sekarang :
1. Keluhan dirasakan sejak kapan?
2. Apakah ada keluhan lain seperi nyeri?

3. Nyeri yang dirasakan hebat ataukah ada pencetus baru merasakan nyeri?
4. Bagaimana sifat serta konsistensinya sekretnya?
5. Apakah secret keluar terusa menerus atau intermiten?
6. Selain nyeri apakah ada gejala lain seperti demam, gelisah,gangguan tidur,
sakit tenggorokan?
7. Apakah ada gangguan pendengaran?
8. Apakah ada kebiasaan sering mengkorek telinga?
Riwayat penyakit dahulu :
1. Apakah pernah mengalami infeksi saluran nafas atas?
2. Apakah pernah mengalami trauma?
3. Apakah ada riwayat alergi?
4. Bagaimana riwayat pengobatannya?

PEMERIKSAAN FISIK
Pada saat pemeriksaan didapatkan:
Keadaan Umum
Suhu = 380C menandakan pasien febris (n=36,5-37,2 0C)
Status Lokalis
Telinga
Liang telinga

Telinga kanan
lapang

Telinga kiri
berisi lender

Keterangan
Lendir yang

mukopurulen

mukopurulen berasal
dari cairan telinga
tengah yang
mengalami efusi atau
keluar akibat rupture

Retroaurikuler

tenang

nyeri pada

membrane timpani
Nyeri menunjukan

penekanan

adanya peradangan
yaitu mastoiditis

Setelah secret

Membrane timpani

hiperemis

dibersihkan

Hiperemis

tampak

menandakan adanya

perforasi

pelebaran pembuluh

subtotal

dara setempat akibat

membrane

reaksi inflamasi.

timpani
Hidung dan Paranasal
Cavum nasi
Konka inferior
Deviasi septum

Cavum nasi dekstra


Cavum nasi sinistra
Sempit dan berisi lender mukopurulen
Edema dan hiperemis
(-)

Cavum nasi sempit dikarena reaksi radang yang menyebabkan udem.Secret hidung
yang bilateral dan bersifat mukopurulen biasanya disebabkan oleh infeksi
hidung.Konka inferior yang edema dan hiperemis juga disebabkan oleh radang yang
bisa disebabkan oleh alergi maupun bakteri.

Tengorokan
Rongga mulut

: tidak terdapat trismus (saraf tidak mengalami gangguan)

Arkus faring

: simetris tepi hiperemis (terdapat faringitis)

Uvula

: terletak ditengah (normal)

Tonsil

:T3-T3 hiperemis, terdapat detritus dan kripta melebar

T3 menunjukan pembesaran tonsil telah melebihi garis khayal (garis khayal


merupakan garis yang dibetuk dari setengah lebar molar ke-3 dengan uvula) dan
merupakan indikasi untuk tonsilektomi.Hiperemis adanya peradangan.Detritus adalah
kumpulan leukosit, bakteri yang mati, dan epitel yang terlepas. Kriptus yang melebar
adalah akibat proses radang berulang yang menyebabkan epitel mukosa juga jaringan
limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Hal ini
merupakan gejala dari tinsilitis kronik.
Dinding posterior faring : hiperemis namun tidak menonjol
Kelenjar getah bening leher : tidak membesar

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran diploik pada telinga kanan bila pneumatisasi mastoid terganggu oleh
proses infeksi, maka hanya beberapa kelompok sel-sel yang besar. sedangkan
gambaran sklerotik pada telinga kiri diduga akibat aktivitas osteoblas yang dirangsang
oleh infeksi kronik atau berulang. Derajat perkembangan mastoid dijelaskan secara
radiologik sebagai pneumatik, diploik, sklerotik dan tidak berkembang. Bila
pneumatisasi mastoid normal terjadi tanpa adanya hambatan akibat infeksi berulang di
masa kanak-kanak ataupun anomali perkembangan lainnya, maka rongga-rongga
udara mastoid yang terbentuk sempurna tersebut dikenal sebagai tipe pneumatik.(4)

10

Hasil audiometri menunjukkan bahwa


Telinga kanan

: BC normal atau kurang dari 25 dB


AC lebih dari 25 dB
(Tuli konduktif ringan)

Telinga kiri

: BC lebih dari 25 dB
AC lebih besar dari BC
(Tuli campuran berat)

Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.
Derajat ketulian
Nilai ambang pendengaran
Normal
: -10 dB sampai 26 dB
Tuli ringan
: 27 dB sampai 40 dB
Tuli sedang
: 41 dB sampai 55 dB
Tuli sedang berat
: 56 dB sampai 70 dB
Tuli berat
: 71 dB sampai 90 dB
Tuli total
: lebih dari 90 dB.

Tuli konduktif pada pasien adalah akibat kerusakan rangkaian tulang-tulang


pendengaran yang disertai perforasi serta kemungkinan ada diskontinuitas rangkaian
tulang pendengaran dibelakang membran, karena nilai AC > 50 dB.
Tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala
timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga menyebabkan penurunan
ambang hantaran tulang secara temporer/permanen yang pada fase awal terbatas pada
lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea.

Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai


berikut :
1. Darah lengkap

11

Untuk melihat hitung jenis (menentukan penyebab radang), melihat adanya


infeksi kronis atau akut, dan kemungkinan anemia sebagai factor predisposisi
infeksi berulang pada pasien.
2. Bakteriologi
Walapun perkembangan dari OMSK merupakan lanjutan dari mulainya
infeksi akut, bakteriologi yang ditemukan pada sekret yang kronis berbeda
dengan yang ditemukan pada otitis media supuratif akut.Namun bila
pengambilan secret dari liang telinga sulit dilakukan karena sakit yang dialami
pasien maka secret dari tonsil yang meradang dapat dikultur dan dilakukan uji
resistensi.

DIAGNOSIS
Otitis Media Supuratif Kronik sinistra dan Otitis Media Akut dekstra
stadium hiperemis dengan Tonsillitis Kronis.
Otitis media adalah salah satu infeksi tersering pada anak-anak.Suatu peneliatian oleh
Howie menunjukkan bahwa suatu episode infeksi S. pneumoniae dalam tahun
pertama kehidupan telah dihubungkan dengan berlanjutnya insidens episode otitis
akut berulang.Keadaan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

DIAGNOSIS BANDING
OTITIS MEDIA SEROSA / NON-SUPURATIF
Otitis media serosa disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah ke dalam
rongga telinga tengah yang terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatisk,
sementara otitis media mukoid merupakan akibat sekresi aktif kelenjar dan kista pada
lapisan epitel celah telinga tengah.

12

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa

Meningkatkan kebersihan daerah telinga dan mulut agar tidak terjadi infeksi

berulang
Tidak boleh berenang sampai kondisi membrane timpani sembuh total.

Medikamentosa

Pembersihan telinga dengan menggunakan H2O2 3% selama 3-5 hari, karena

peroksida dapat membunuh bakteri anaerob penyebab infeksi.


Antibiotika : ampisilin atau eritromisin (bila resisten ampisilin) oral dan

topical.
Meringoplasti jika dalam waktu 2 bulan tidak terjadi penutupan dari

membrane timpani yang mengalami rupture


Timpanoplasti
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih
berat atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa.Tujuan operasi ini adalah untuk menyembuhkan penyakit

serta memperbaiki pendengaran.


Tonsilektomi dengan indikasi pembesaran tonsil mencapai T3 karena
ditakutkan komplikasi berupa sumbatan saluran nafas.

KOMPLIKASI

Sinusitis
Abses parafaring
Bronchitis
Obstruksi saluran nafas

PROGNOSIS
1. Ad Vitam

: ad Bonam

2. Ad Functionam

: Dubia ad Bonam.

3. Ad Sanationam

: Dubia ad malam

13

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui
daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani
dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke
stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli
bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini merupakan rangsan mekanik yang menyebabkan terjadinya

14

defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan
ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.(2)

D
a
l
a
m
t
e
l
i
n
g
a

15

ANATOMI TELINGA

1. Telinga Luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis
auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti
cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga).Telinga terletak
pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata.Aurikulus melekat ke sisi
kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan
jaringan bawah kulit pada lobus telinga.Aurikulus membantu pengumpulan
gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.
Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular.
Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.Kanalis auditorius
eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial

16

tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.Kanalis auditorius eksternus


berakhir pada membrana timpani.Kulit dalam kanal mengandung kelenjar
khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen.Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua
dan serumen ke bagian luar tetinga.Serumen nampaknya mempunyai sifat
antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di
sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial, celah telinga tengah terletak
di antara keduanya. Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius
eksternus dan menandai batas lateral telinga, membran ini sekitar 1 cm dan
selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen. Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang
telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus,
stapes.Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval
dan dinding medial telinga tengah) yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara
dihantar telinga tengah.Jendela bulat memberikan jalan ke getaran
suara.Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin.Anulus
jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan.Bila ini terjadi,
cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini
dinamakan fistula perilimfe.

17

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar 35 mm,


menghubungkan telinga tengah ke nasofaring.Normalnya, tuba eustachii
tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan
manuver Valsalva atau menguap atau menelan.Tuba berfungsi sebagai
drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah
dengan tekanan atmosfer.
3. Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal.Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu
juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis),
semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.Koklea dan kanalis
semisirkularis bersama menyusun tulang labirin. Ketiga kanalis semisirkularis;
posterior, superior dan lateral, terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama
lain (saling tegak lurus) dan mengandung organ yang berhubungan dengan
keseimbangan.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm
dengan dua setengah lingkaran spiral, dan mengandung organ akhir untuk
pendengaran, dinamakan organ Corti.Labirin membranosa terendam dalam
cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.Labirin membranosa
tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,
dan organ Corti.Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan
endolimfe.Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam.Banyak kelainan pada telinga dalam yang
terjadi apabila keseimbangan ini terganggu.Percepatan angular menyebabkan
gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel

18

rambut labirin membranosa.Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan


sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak.Perubahan posisi
kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Hal ini
mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus
kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (yang
muncul dari koklea) bergabung dengan nervus vestibularis (yang muncul dari
kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus) menjadi nervus koklearis
(nervus kranialis VIII).Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis
auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis
auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang
otak..(4)

OTITIS MEDIA (5,6,7)


Definisi
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (= otitis media serosa , otitis
media skretoria ,otitis media musinosa ,otitis media efusi/OME ). Masing-masing
mempunyai bentuk akut dan kronis.Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya
otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama
kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah .
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada
telinga tengahdengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari
telinga terus menerusatau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau
berupa nanah.Otitis media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada

19

telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik
sehingga sedikit sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi
kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk.
Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau
mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan
vertigo .1

Epidemiologi

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi


sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek.
Kebanyakan melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang
mempunyai kolesteatom .

Etiologi dan Patogenesis


Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Moraxellacataralis
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa

20

Sumber penularan: droplet


respiratori
Port

: saluran pernafasan

Streptococcus sp. masuk ke


nasofaring
Melekat pada epitel mukosa nasofaring
dengan perantara Glc Nac1-3Gal
Invasi nasofaring dengan faktor virulensi
pneumolisin dan autolisin

Faktor pencetus
Anak-anak: Tuba eustachius pendek dan
lebar, higience, posisi supine, dikelilingi
banyak adenoid dan limfoid.

Riwayat ISPA
berulang

Sistem imun
gagal

Menyebar ke telinga tengah dari


nasofaring melalui tuba eustachius
Sistem imun non spesifik dan
spesifik
Sitokin proinflamasi: TNF- , IL-1,6,8,18, MIP-2,
molekul adhesi, TLRs, G-CSF, limfosit

Sitokin antiinflamasi: IL-4, IL-10

21

Tuba eustachius tersumbat


Udara tidak bisa masuk
Perforasi membran
timpani

Tekanan dalam tuba semakin negatif


Pasien merasa ada sumbatan
Gangguan pendengaran tuli konduktif

Pengurangan sebanyak 25-45 dB


Bila berlama-lama
Infeksi bakteri
Mengenai telinga dalam dan saraf
Tuli sensorineural

22

Tekanan tuba eustachius semakin


negatif
Tekanan positif dari luar
terus mendorong

Edema dan inflamasi


telinga tengah dan adenoid

Degenerasi lapisan fibrosa membran


timpani

Perforasi membran timpani

OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan
kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi )
dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius

.Organisme-organisme

dari

meatus

auditoris

eksternal

termasuk

staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.


Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A
hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus .
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani
menetap pada OMSK:

Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan

produksi sekret telinga purulen berlanjut.


Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan

pada perforasi.
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui
mekanisme migrasi epitel.

23

Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan


yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga
mencegah penutupan spontan dari perforasi.
Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini

merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) yang sudah terjadi lebih dari
2 bulan dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang
terus menerus .

Letak perforasi
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan
tipe/jenisOMSK. Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah
sentral, marginalatau atik .
1.Perforasi sentral
Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi
masihada sisa membrane timpani
2. P e r f o r a s i m a r g i n a l
Pada

perforasi

marginal

ini

maka

sebagian

p e r f o r a s i l a n g s u n g berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum .


3. P e r f o r a s i a t i k
Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida

Jenis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

OMSK dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu:


1.OMSK tipe aman = tipe tubotimpani (tipe mukosa/benign a)
24

tepi

Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja
danb i a s a n y a
terletak

di

tidak

mengenai

tulang

dan

perforasinya

s e n t r a l . Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan

komplikasi yang berbahaya.Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.


Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas :
1.1 Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan
infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman
masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen.
1.2. Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga
tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain
yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.

2.OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna)


Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna yaitu OMSK yang disertai dengan
kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak di marginal atau di atik,kadangkadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK dengan perforasisubtotal.
Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini

Table perbedaan Otitis media supuratif kronis tipe benigna dan maligna :
OMSK Benigna
Proses peradangan berbatas pada mukosa

OMSK Maligna
Proses peradangan tidak terbatas pada

Proses peradangan tidak mengenai tulang


Perforasi timpani tipe sentral

mukosa
Proses peradangan mengenai tulang
Perforasi timpani paling sering tipe
marginal dan atik .kadang tipe subtotal
(sentral) dengan kolesteatoma.
25

Jarang terjadi komplikasi berbahaya


Kolesteatoma tidak ada

Sering terjadi komplikasi berbahaya


Kolesteatoma ada

Gejala klinis :
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.Pada OMSK tipe
jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai
reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan
infeksi.Keluarnya sekret biasanya hilang timbul.Pada OMSK stadium inaktif tidak
dijumpai adannya sekret telinga.Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret
telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara
luas.Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu
sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna
biasanya didapat tuli konduktif berat.
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat
berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri

26

merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal


abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan
tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat
terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin
lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin
juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi
serebelum.
Pemeriksaan Klinis
Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai
berikut :
Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli
konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian
tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas
Pemeriksaan Radiologi.
1. Proyeksi Schuller

27

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto
ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan
tegmen.
2. Proyeksi Mayer atau Owen,
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah.Akan tampak gambaran tulangtulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur.
3. Proyeksi Stenver
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.
Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat
menunjukan adanya pembesaran akibat
4. Proyeksi Chause III
Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan
kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat
menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.2
Bakteriologi
1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari
1% menurut Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru
yang lanjut.Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa
28

dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak
dipateurisasi3.
2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa,
stafilokokus aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas
aeruginosa adalah ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin,
sefalosporin dan makrolid. Sedangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik
kecuali makrolid.Stafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim
dan sensitif untuk sefalosforin generasi I dan gentamisin.
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas :
1. Konservatif
2. Operasi
OMSK Benigna tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan
segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.Bila fasilitas memungkinkan
sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk
mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
OMSK Benigna aktif
29

Prinsip pengobatan OMSK adalah3 :


1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.
2.Pemberian antibiotika : topikal antibiotik ( antimikroba)
- sistemik.

Pemberian antibiotik topikal


Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa
dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi
diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. 4 Mengingat
pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak
dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari
1 minggu .
Bubuk telinga yang digunakan seperti:
a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodine
b. Terramycin.
c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang
dikombinasi dengan pembersihan telinga.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah3 :

30

1. Polimiksin B atau polimiksin E


Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.
Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B.
fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.
2. Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya :
Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas.
Toksik terhadap ginjal dan telinga.
3. Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
OMSK Maligna
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi.Pengobatan konservatif
dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan.Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki
membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. Pedoman umum
pengobatan penderita OMSK adalah Algoritma beriku
KOMPLIKASI

31

Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan


patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan
kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi
didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu
eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat
menyebabkan komplikasi1,2.
Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi
akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom
A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
32

1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis

BAB V
KESIMPULAN

Pada pasien ini telah terjadi kompikasi perforasi membrane timpani dari otitis
media akut yang di deritanya saat berumur 6 tahun. Diduga otitis media pada psaien
diawali oleh rhinitis dan tonsillitis. Dengan pengobatan dan terapi yang adekuat
diharapkan kondisi pasien dapat kembali baik dan tidak terulang lagi.

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran dan Kelainan


Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin, J, Restuti RD, Editors. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6 th ed. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2010. p. 13;55
2. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran dan Kelainan
Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin, J, Restuti RD, Editors. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6 th ed. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2010. p. 13;16
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2011. p. 184
4. Higler AB. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC; 1997. p. 30-5
5. Djaafar ZA. Kelainantelingatengah.Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku
ajarilmukesehatantelingahidungtenggorokkepalaleher.Edisikelima. Jakarta:
FKUI, 2001.
6. Helmi. Komplikasiotitismediasupuratifkronisdanmastoiditis. Dalam: Soepardi
EA, Iskandar N, Ed.Bukuajarilmukesehatantelingahidungtenggorokkepala
leher.Edisikelima. Jakarta: FKUI, 2001.
7. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., Setiowulan, W. Kapita
SelektaKedokteranJilid1. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius. 2000.

34

35

Anda mungkin juga menyukai