05 Listrik Dinamik 2 PDF
05 Listrik Dinamik 2 PDF
85
1. PENDAHULUAN
Model Kapasitor pertama diciptakan di Belanda, tepatnya kota Leyden
pada abad ke-18 oleh para eksperimentalis fisika. Karenanya alat ini
dinamakan Leyden Jar. Leyden Jar adalah wadah yang dibuat untuk
menyimpan muatan listrik, yang pada prinsipnya berupa wadah seperti botol
namun berlapis logam/konduktor yang diisi bahan isolator (dielektrik)
misalnya air dan padanya dimasukkan sebuah batang logam yang bersifat
konduktor, sehingga diperoleh lapisan konduktor-dielektrik-konduktor.
Prinsip inilah yang dipakai untuk membuat kapasitor modern.
Batang logam
(konduktor)
Muatan
positif
Muatan
negatif
Kertas Logam
Tipis
kawat
+
+
+
+
+
+
+
Sebelum adanya
muatan pada kedua
pelat, bahan
dielektrik memiliki
dipole acak sehinga
bersifat isolator
+
+
+
+
+
+
+
Akibatnya terdapat
medan listrik baru
pada dielektrik yang
melawan medan listrik
semula yang saling
menghilangkan,
sehingga medan listrik
total menjadi nol, dan
arus berhenti mengalir
Gb. 5.2 Proses yang terjadi dalam kapasitor saat diberikan beda potensial
2. JENIS-JENIS KAPASITOR
2.1 Kapasitor Keping Sejajar
Kapasitor paling sederhana berbentuk pelat sejajar. Karena berbentuk pelat,
dari hukum Gauss yang telah kita turunkan pada bab elektrostatik, jumlah
medan listrik dua keping logam bermuatan adalah :
E=
Q
=
o A o
87
d
+
Vab = Va Vb = E d =
Qd
o A
adalah
seberapa
banyak
sebuah
kapasitor
dapat
C=
Q
A
= o
VAB
d
(1)
Contoh :
Sebuah kapasitor keping sejajar masing-masing keping memiliki luas penampang 4
cm2 dengan jarak antara keping 2 mm. Hitunglah :
a. Kapasitansi daari kapasitor
b. Muatan yang dapat ditampung di dalamnya jika dihubungkan dengan
tegangan 3 V
c. Medan listrik diantara kedua keping
d. Energi yang tersimpan dalam kapasitor
Jawab :
a. Melalui persamaan (1) :
4 x10 4
A
= ( 8,85x10 12 F/m )
2 x10 3
d
= 1,77 x10 12 F
C =o
E=
V
3
=
= 1 , 5 kV / m
d 2 x10 3
dW = Vdq
karena V = q/c maka :
88
dW =
q
dq
C
W=
1 q2
2 C
atau :
W=
1
CV 2
2
W=
1
(1,77 x10 12 )( 3) = 2 ,655x10 12 J
2
R2
V12 =
Q
4 o
1
1
R1 R2
C=
4 o
Q
=
V12 1
1
R1 R2
= 4 o
R1 R2
R2 R1
R2
R1
l
Gb 5.6 Kapasitor Silinder
89
(2)
V12 =
1
Q R2
ln
2 o l
R1
dengan demikian :
C=
2 o l
Q
=
R
V12
ln 2
R1
(3)
3. RANGKAIAN KAPASITOR
Sebagaimana hambatan, rangkaian kapasitor dapat kita klasifikasikan
menjadi dua jenis konfigurasi yakni, seri dan paralel, akan tetapi aturannya
berbeda dan bahkan kebalikan dari aturan hambatan (resistor).
Rangkaian Seri :
C1
C3
C2
C4
Q1 = Q2 = Q3 = Q4
beda potensial total pada keempat kapasitor pada gambar 5.7 tidak lain
adalah jumlah beda potensial dari masing-masing kapasitor yaitu :
V = V1 + V2 + V3 + V4
karena hubungan :
V=
Q
C
Q Q1 Q2 Q3 Q4
=
+
+
+
C C1 C2 C3 C4
90
Karena muatan pada tiap kapasitor sama, maka diperoleh besarnya kapasitor
ekivalen/total untuk rangkaian seri :
1
1
1
1
1
=
+
+
+
+ ...
CS C1 C2 C3 C4
C4 =
(4)
C1 C2 C3 C4
C 2 C 3 C 4 + C 1C 3 C 4 + C 1C 2 C 4 + C 1C 2 C 3
Untuk rangkaian paralel seperti gambar 4.8 di bawah kita ketahui bahwa
beda potensial pada masing-masing kapasitor V1, V2, V3 dan V4 adalah sama
besar :
V1 = V2 = V3 = V4
C1
C2
C3
C4
Gb. 5.8 Rangkaian Paralel Kapasitor
Karena total arus (atau total muatan) adalah jumlah dari masing-masing
muatan yang mengalir pada kapasitor maka :
Q = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
karena :
Q = CV
maka total muata tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
CV = C 1 V1 + C 2 V2 + C 3 V3 + C 4 V4
dan karena tegangan pada masing-masing kapasitor adalah sama, maka :
CTOTAL=C1+C2+C3+C4
91
(5)
Vc
C
E
VC = I R E
-
Q(t)
= IR E
C
1 dQ
dI
= R 0
C dt
dt
1
dI
I=R
C
dt
dI
1
dt
=
I
RC
t
Ln I(t) = +B
RC
I( t ) = e
t
+B
RC
= eBe
t
RC
seperti yang akan kita lihat nanti, konstanta eB ini adalah arus awal atau arus
pada t=0, sehingga :
I(t) = I o e
t
RC
(6)
92
t
VC = 1.5(1 e RC )
R = 1 ohm
C = 0.1 F
R
Gb. 5.11 Rangkaian RC
93
Pada saat awal kapasitor kita anggap terisi muatan penuh maka ketika saklar
kita hubungkan akan terdapat arus awal sebesar pada rangkaian sebesar :
Io =
Vo
R
di mana Vo adalah tegangan (beda potensial) awal pada kapasitor yang bisa
dituliskan sebagai Q/C, sehingga :
Io =
Qo
RC
Vkapasitor = I R
karena V= Q/C, maka :
Q
dQ
=R
C
dt
dQ
1
=
dt
Q
RC
jika kedua ruas diintegrasi (ingat bahwa nilai R dan C adalah konstanta) :
dQ
1
=
dt
Q
RC
LnQ =
t
+A
RC
Q=e
t
+A
RC
= eAe
t
RC
Q = Ce
t
RC
konstanta C adalah muatan pada t=0 yakni pada saat saklar mulai
dihubungkan, sehingga :
Q = Qoe
t
RC
(7)
jika kita plot dalam grafik untuk hambatan R = 1 kilo ohm dan kapasitansi C
= 1 mF dan muatan awal sebesar 60 Coulomb, maka akan kita peroleh hasil
sebagai berikut :
94
dQ
d
= Q o e RC
dt
dt
t
dQ
Q RC
=
e
dt RC
I=
Vo RCt
e
R
I = Ioe
t
RC
persamaan terakhir ini disebut dengan arus transien yang secara grafik
digambarkan pada gambar 5.10 di atas.
95
C
E
R
Gb. 5.13 Rangkaian pengisi kapasitor
Kapasitor pada saat awal (t = 0) kita anggap kosong dari muatan listrik,
maka arus listrik pada awalnya seperti pada gambar 5.13, maka menurut
hukum Kirchoff berlaku :
E IR VC = 0
dengan Vc merupakan beda potensial pada kapasitor, karena V = Q/C, maka :
E IR
karena I = dQ
Q
=0
C
dt
dQ
Q
R =0
dt
C
E=
dQ
Q
R+
dt
C
EC =
dQ
RC + Q
dt
dQ
dt
=
EC Q RC
jika kita integrasi kedua ruas :
dQ
dt
EC Q = RC
ln( EC Q ) =
t
+B
RC
EC Q = e B e
jika kita sebut saja e-B sebagai A maka :
96
t
RC
Q = CE Ae
t
RC
0 = CE A A = CE
maka :
Q = CE(1 e
t
RC
Nilai CE ini adalah tidak lain muatan maksimum (akhir) dari kapasitor, yang
kita sebut saja sebagai Qmax :
Q = Q max ( 1 e
t
RC
(8)
97
t
dQ Q max RC
=
e
dt
RC
t
I=
E RC
e
R
I = Ioe
t
RC
Dalam gambar 5.15 berikut terlihat bahwa setelah terisi muatan, kapasitor
memiliki arah polarisasi (positif-negatif) yang berlawanan dengan baterai
+C
E
R
Gb. 5.15 Polarisasi Kapasitor Setelah
Terisi Muatan
Q(t)
1
= I(t)dt
C
C
t
1 E RC
= e dt
C R t
E
=
e RC dt
RC t
VC =
= E e
RC
+B
VC = E(1 e
t
RC
(9)
Dari penurunan di atas bisa kita lihat bahwa pada t = 0 tegangan pada
kapasitor juga nol, akan tetapi makin lama makin membesar mendekati harga
maksimum E (sumber tegangan)
98
5. KONSTANTA WAKTU ()
Konstanta waktu merupakan indiktator waktu yang diperlukan untuk
sebuah kapasitor untuk mengosongkan muatan yang ada di dalamnya
sehingga berkurang sebesar 1/e-nya, sehingga :
= RC
(10)
I(t) = I o e
99
(11)
1
Io
e
Contoh :
Sebuah baterai 6 volt digunakan untuk mengisi kapasitor dalam suatu rangkaian RC,
dengan C = 4F dan R = 1 k, hitunglah :
a. Konstanta waktu
b. Arus mula-mula
c. Besarnya muatan akhir pada kapasitor
Jawab :
a. Konstanta waktu :
Io =
E
6
=
= 6mA
R 1000
Dalam contoh soal ini, nilai konstanta waktu 4x10-8 detik menunjukkan
bahwa, rangkaian RC tersebut membutuhkan waktu 4x10-8 detik untuk
mengurangi arusnya hingga Io/e nya yakni sekitar Io/2,718 atau 0,368Io =
2.208 mA
100
R2
E
Pada saat awal, kapasitor belum terisi muatan sehingga dapat dianggap
sebagai sebuah sirkuit tertutup (kawat terhubung) tanpa kapasitor seperti
gambar 5.19 di bawah :
R1
I
R2
Gb. 5.19 Pada saat awal arus lebih memilih melalui kapasitor dan
keberadaan kapasitor dapat dianggap sebagai kawat terutup
E IR 1 = 0
Namun setelah cukup lama dan kapasitor telah terisi, kapasitor menjadi
terpolarisasi secara berlawanan dengan arah baterai dan melawan arus.
Sehingga kapasitor dapat dianggap sebagai kawat terbuka seperti pada
gambar 5.20, dan arus I lebih memilih melalui R2 daripada melalui kapasitor
101
R1
R2
I
E IR 1 IR 2 = 0
Pada umumnya, jika kapasitor berada dalam rangkaian dc dalam waktu yang
cukup lama, maka kapasitor dapat dianggap sebagai kawat terbuka (takterhubung).
102
SOAL-SOAL
1. Pada gambar di bawah beda potensial antar pelat adalah 40 V.
a. Manakah yang memilki potensial lebih tinggi ?
b. Berapakah usaha yang diperlukan untuk membawa suatu muatan +3C
dari B ke A dan dari A ke B
c. Bila jarak antar pelat 5 mm, berapakah besarnnya medan antar pelat ?
+
+
+
+
+
+
+
5 mm
103
104